Page 1 (data 1 to 15 of 15) | Displayed ini 30 data/page
Corresponding Author
bambang achdiat achdiat
Institutions
Institut Teknologi Bandung
Abstract
Mesin panas gas ideal merupakan alat yang mampu mengkonversi energi panas menjadi usaha mekanik. Mesin ini bekerja dengan cara mengubah volume dan tekanan gas pada mesin akibat dari perubahan suhu. Jika perubahan suhu juga mampu mengubah besaran fisika pada sistem yang lain, maka memungkinkan adanya mesin panas dengan sistem selain gas ideal. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui kemungkinan dihasilkannya usaha mekanik dari mesin panas dengan sistem tegangan permukaan pada selaput tipis sabun. Emile Clapeyron menuliskan persaman umum gas ideal (PV = nRT) yang kemudian digunakan untuk membuat mesin panas gas ideal. Persamaan ini analogi dengan persamaan keadaan tegangan permukaan selaput tipis sabun, ((ɣ- ɣo)A = aT). Langkah-langkah yang dilakukan adalah menemukan kesamaan besaran intensif dan ekstensif dari gas ideal dan selaput tipis sabun dalam persamaan keadaannya, kemudian menurunkan fungsi energi dalamnya, kapasitas panasnya, menggambarkan proses isotermik dan adiabatiknya dalam siklus Carnot, kemudian menghitung usaha mekanik dan efisiensi dari masing-masing sistem. Besaran intensif pada gas ideal adalah tekanan (P) dan pada selaput tipis sabun adalah tegangan permukaan ( ). Besaran Ekstensif pada gas ideal adalah volume (V) dan pada selaput tipis sabun adalah luas permukaan (A). Besaran intensif dan ekstensif ini sama-sama terpengaruhi oleh suhu. Perbedaan sistem termodinamika gas ideal dan selaput tipis sabun terlihat jelas pada bentuk siklus Carnot yang dihasilkan, khususnya pada proses adiabatik. Hal ini dikarenakan perbedaan notasi kerja, dimana kerja pada gas ideal dW = -PdV, sedangkan pada selaput tipis sabun dW = dA. Sehingga pada gas ideal nilai CP > CV, sedangkan pada selaput tipis sabun Cγ < CA. Penurunan persamaan keadaan pada selaput tipis sabun menunjukan bahwa mesin panas juga bisa dibuat dengan menggunakan sifat tegangan permukaan pada selaput tipis sabun.
Keywords
Kata kunci : Mesin panas, Usaha Mekanik, Selaput tipis sabun
Topic
Energi (ENG)
Corresponding Author
Khulafaur Rosyidin
Institutions
Agricultural Engineering Department
Agricultural Technology Faculty
Brawijaya University
Abstract
Telah dilakukan pretreatment pada pohon (gedebog) pisang kepok terhadap kandungan selulosa menggunakan bantuan gelombang mikro (microwave) dan pelarut NaOH 0,5 M. Selulosa ini sangat penting dalam dalam proses hidrolisis dan fermentasi untuk biokonversi menjadi bioetanol sebagai sumber karbon (gula). Riset ini membahas potensi penggunaan gelombag microwave dalam proses pretreatment batang pisang yang didapat dari desa Sumberjo Jombang. Metode pretreatment menggunakan microwave-NaOH dinilai lebih baik, karena selain interaksi yang terjadi antara gelombang micro dengan bahan pada saat pretreatment akan menghasilkan efek panas (heating), penambahan NaOH juga membantu dalam reaksi pemecahan lignoselulosa bahan. Rancangan percobaan menggunakan Rangkaian Acak Kelompok (RAK) yang tersusun atas 2 faktor yaitu volume pelarut NaOH dan lama waktu pretreatment . Ukuran serbuk batang pisang yang digunakan yaitu 100 mesh bermassa 40 gram dan besar daya microwave yaitu 950 watt. Adapun hasil penelitian menunjukkan bahwa perlakuan terbaik didapatkan pada perlakuan 500 mL dan lama waktu 40 menit, yaitu menghasilkan selulosa sebesar 27,265%, hemiselulosa 17,86% dan lignin 3,26%. Uji SEM menunjukkan kenampakkan sel telah rusak setelah dikenai paparan gelombang mikro (microwave).
Keywords
microwave, NaOH, pohon pisang, pretreatment, selulosa
Topic
Energi (ENG)
Corresponding Author
Puji Siswanti
Institutions
a) Nano Center Indonesia
Kawasan Puspiptek, Tangerang Selatan, Indonesia 15313
*pujisiswanti[at]nano.or.id
b) Fakultas Sains dan Teknologi, Universitas Islam Negeri Sunan Kalijaga
Abstract
Biodiesel is a domestically produced renewable fuel that can be manufactured from vegetable oils, such as palm oil, for use in diesel vehicles.. In this research, the biodiesel was synthesized from palm oil mill effluent using co-solvent diethyl ether to observe its effect on decreasing the yield of biodiesel. In other hand, it was synthesized using calcium oxide (CaO) as a heterogeneous catalyst. Biodiesel has been made systematically by reacted oil, methanol, co-solvent diethyl ether, and sulfuric acid as catalyst in esterification process, calcium oxide on transesterification. Each reaction using various of co-solvent ratio : triglyceride (palm oil mill effluent) (CPO:DEE) 1:0,5., 1:1., dan 1:1,5 b/v, and catalyst ratio are CaO 3%, 6%, dan 8% b/b. The optimum transesterification conditions to obtain the 59,82% yield of biodiesel are as follows: CPO/DEE 1:0,5 b/v and 8 wt.% catalyst , with biodiesel yields of 59,82%. The highest yield of the effect ratio co-solvent diethyl ether on 1:1,5 b/v, 8 wt.% catalyst was 69,045%. The infrared spectra showed the absorption of ester functional groups. It was supported by GC-MS data that showed the formation of methyl ester: methyl palmitate (42,08%), methyl oleate (36,27%), methyl linoleate (12,78%), dan methyl stearate (6,04%). The physical characteristics of biodiesel are density, viscosity, Free Fatty Acid value, moisture content, iodine value, saponification number, and cetane number,: 0,825 g/cm3, 4,792 cSt, 0,8 mgNaOH/g biodiesel, 0,598% weight, 28,52 gI2/g biodiesel, 147,31 gKOH/g biodiesel, and 76,03 for cetane number, respectively.
Keywords
Keyword: Biodiesel, co-solvent method, heterogeneous catalyst, palm oil mill effluent
Topic
Energi (ENG)
Corresponding Author
Dwita Suastiyanti
Institutions
Institut Teknologi Indonesia
Abstract
Desa Margasari, Kelurahan Curug, Provinsi Banten memiliki potensi alam yang luar biasa yaitu sumber air tanah yang melimpah dan sinar matahari yang tidak habis-habisnya menyinari Desa Margasari terutama pada musim kemarau. Potensi alam yang dimiliki oleh Desa Margasari ini menjadi sumber kekuatan untuk penyediaan air yang dapat dimanfaatkan untuk pengairan sawah. Selama ini masyarakat Desa Margasari menggantungkan kebutuhan pangannya (terutama beras) dari lahan sawah yang hanya mengandalkan pengairannya pada air hujan saja (sawah tadah hujan). Teknologi solar water pump merupakan teknologi yang memanfaatkan potensi alam Desa Margasari, yang sumber airnya berasal dari air tanah. Solar water pump adalah pompa air yang digerakkan oleh tenaga listrik yang dibangkitkan oleh tenaga surya yang berasal dari panas matahari. Untuk penerapan teknologi tersebut telah dilakukan pengeboran tanah sedalam 18,5 m dan menghasilkan air tanah yang bersih dengan menggunakan pompa semi jet pump dengan spesifikasi : tegangan 220 volt, arus 1,6 A, frekuensi 50 Hz. Daya yang diperlukan untuk penyediaan panel surya adalah kurang lebih 1,6 A x 220 volt = 320 Watt peak (Wp). Daya sebesar 320 Wp tersebut dihasilkan dari 4 buah panel surya yang masing-masing berkapasitas 100 Wp. Untuk mengubah arus DC menjadi AC digunakan inverter dan digunakan battere untuk tarikan listrik pertama kali. Dengan teknologi solar water pump maka kegiatan pertanian di Desa Margasari dapat berlangsung sepanjang tahun sehingga kebutuhan pangan masyarakat Desa Margasari sepenuhnya disediakan oleh potensi alam mereka sendiri.
Keywords
solar water pump, inverter, battere, potensi alam
Topic
Energi (ENG)
Corresponding Author
Risa Rahmawati Sunarya
Institutions
Prodi Pendidikan Kimia Jurusan Pendidikan MIPA
Fakultas Tarbiyah dan Keguruan UIN Sunan Gunung Djati Bandung
Abstract
Telah dilakukan penelitian pembuatan biobaterai dari limbah kulit pisang. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui tegangan yang dihasilkan biobaterai dan daya tahan biobaterai dari berbagai varietas pisang. Pisang yang digunakan yaitu pisang raja sere, pisang raja bulu dan pisang ambon. dengan massa masing-masing sampel 5 gram. Pada penelitian ini dilakukan penambahan garam dan kanji pada kulit pisang sebagai pasta biobaterai. Garam yang digunakan yaitu: NaCl, MgCl2 dan KCl dengan massa 0,25, 0,50 dan 0,75 gram. Serta penambahan kanji sebanyak 0,3 gram. Hasil penelitian menunjukan bahwa varietas pisang raja bulu memiliki tegangan dan daya tahan terbaik. Tegangan yang dihasilkan sebesar 1,28 volt dan tegangan dengan penambahan garam yang paling optimum dihasilkan dari penambahan KCl dengan massa 0,75 gram sebesar 1.40 volt. Untuk penambahan kanji menghasilkan tegangan 1.42 volt pada pisang raja bulu. Listrik dapat bertahan mengalir dalam lampu selama 5880 menit.
Keywords
biobaterai, kulit pisang, tegangan, elektrolit.
Topic
Energi (ENG)
Corresponding Author
Fifi Rahmi Zulkifli
Institutions
Laboratorium Bioteknologi, Jurusan Kimia
Universitas Andalas
Abstract
Pembuatan Bioetanol dari Biji Durian Melalui Hidrolisis Enzimatik dan Fermentasi Menggunakan Sacharomyces Cerevisiae telah dilakukan dengan tujuan untuk mengamati pengaruh variasi volume enzim alfa-amilase, glukoamilase dan variasi lama waktu hidrolisis serta pengaruh lama waktu fermentasi terhadap konsentrasi etanol yang dihasilkan. Sebanyak 15 g biji durian yang telah dihaluskan, dihidrolisis menggunakan enzim alfa-amilase dan glukoamilase dengan variasi volume 4, 5, 6, 7, dan 8 mL dan variasi lama hidrolisis 1, 2, 3, 4, 5 jam. Glukosa yang dihasilkan dianalisis menggunakan metode Somogy-Nelson. Hidrolisis dengan penambahan 6 mL enzim alfa-amilase dan 7 mL glukoamilase selama 3 jam memberikan konsentrasi glukosa optimum sebesar 58,51 g/L. Hidrolisat yang dihasilkan dari proses hidrolisis dilanjutkan dengan proses fermentasi menggunakan Saccharomyces cerevisiae yang diisolasi dari fermipan. Etanol yang dihasilkan dari proses fermentasi, dilakukan analisis dengan menggunakan Kromatografi Gas (GC). Produksi etanol maksimum dicapai setelah fermentasi 4 hari dengan konsentrasi etanol yang diperoleh sebesar 3,54%.
Keywords
bioetanol, biji durian, hidrolisis, fermentasi
Topic
Energi (ENG)
Corresponding Author
Rizky Ulfa Permata
Institutions
Department of Chemistry Islamic University of Indonesia, Jalan Kaliurang KM 14.5, Yogyakarta 55584, Indonesia
(1) 15612165[at]students.uii.ac.id
(2) 15612153[at]students.uii.ac.id
(3) 15612154[at]students.uii.ac.id
(4) 15612176[at]students.uii.ac.id
(5) rudy.syahputra[at]uii.ac.id
Abstract
Konversi minyak jelantah menjadi biodiesel sebagai bahan bakar alternatif yang ramah lingkungan pada penelitian ini dilakukan dengan gabungan proses elektrolisis dan modifikasi katalis basa heterogen zeolit (OH-zeolit). Produksi biodiesel ini memiliki keunggulan, baik dalam hal metode serta katalis yang digunakan. Proses elektroilisis dilakukan pada suhu kamar (25oC) disamping metode elektrolisis juga tidak menghasilkan produk samping yaitu penyabunan. Peluang penggunaan katalis OH-zeolit dapat menghasilkan persen biodiesel yang tinggi, karena zeolit mempunyai pori yang besar untuk digunakan sebagai tempat inti aktif katalis basa. Variable yang dipelajari untuk meentukan kondisi optimum yaitu pengaruh konsentrasi katalis OH-zeolit terhadap berat minyak b/b(2%, 3%, dan 5%, ) dan pengaruh perlakuan katalis yaitu 5% tanpa dicuci dan 5% dicuci 10 kali. Waktu elektrolisis yang digunakan adalah 60 menit dengan voltage 18.2 V. Biodiesel dianalisis dengan Gas Chromatography-mass spectrometry (GC-MS) dengan penyusun utamanya berupa metil linoleat, palmitat dan stearate. Percobaan awal dilakukan dengan menggunakan soybean oil sehingga dihasilkan persen luas area kandungan biodiesel masing-masing berat persen katalis OH-zeolit (2% =0.22%, 5%=18.34%, dan pada 3% tidak didapatkan kandungan biodiesel, 5% tanpa dicuci = 43.99% , 5% dicuci 10kali = 13.12% ). Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan didapatkan kondisi optimum produksi biodiesel dengan penambahan katalis OH-zeolit 5% tanpa dicuci pada waktu elektrolisis 1 jam didapatkan persen area methyl ester sebesar 43.99%.
Keywords
Biodiesel, OH-zeolit, soybean oil, elektrokatalitik
Topic
Energi (ENG)
Corresponding Author
Dwi Irwanto
Institutions
Kelompok Keahlian Fisika Nuklir dan Biofisika, FMIPA, Institut Teknologi Bandung
Abstract
Pebble Bed Reactor (PBR) adalah sumber energi nuklir yang memiliki prospek sangat menjanjikan karena berbagai keunggulan dari sisi neutronik, ekonomi dan keselamatan. Selain dapat digunakan untuk menghasilkan listrik, PBR dapat digunakan untuk aplikasi ko-generasi seperti untuk pemurnian air laut, peningkatan kualitas batu bara, produksi hidrogen, dan proses industri lainnya. Indonesia saat ini tengah berupaya untuk membangun reaktor daya eksperimen bertipe PBR, sehingga penguasaan teknologi PBR dari berbagai aspek menjadi hal penting dan mendesak, diantaranya adalah diperlukannya kode komputer modern untuk dapat menganalisa tipe reaktor ini dari berbagai aspek. Program komputer untuk menganalisa aspek neutronik dan termalhidrolik harus dikembangkan secara terkopel untuk mendapatkan analisa yang lengkap dan menyeluruh. Kedua aspek ini tidak bisa dipisahkan satu sama lain karena keduanya akan saling erat mempengaruhi. Parameter output dari aspek neutronik akan mempengaruhi keadaan termalhidrolik sistem reaktor, demikian juga sebaliknya. Perkembangan pembuatan kode terkopel aspek neutronik dan termalhidraulik pada PBR akan dilaporkan pada penelitian ini.
Keywords
Pebble Bed Reactor, Kode komputer, Neutronik, Termalhidraulik,
Topic
Energi (ENG)
Corresponding Author
Wahyu Nur Achmadin
Institutions
Jurusan Fisika, Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam, Universitas Gadjah Mada
Sekip Utara BLS 21 Yogyakarta 55281, Indonesia
wahyu.achmadin[at]gmail.com
Abstract
Pada penelitian ini telah dilakukan eksperimen pengembangan kinerja mesin pendingin termoakustik. Pada penelitian ini, resonator pipa silinder PVC berdiameter 5,5 cm sepanjang 80 cm dirangkai menjadi sebuah mesin pendingin termoakustik dengan sumber pembangkit bunyi loudspeaker dan stack berpori acak yang terbuat dari kawat kasa baja antikarat (mesh stainless steel). Hasil yang diperoleh adalah pengaruh daya pendinginan pada penggunaan stack acak kawat kasa baja antikarat dalam tabung resonator, daya dari bunyi yang digunakan, dan hot heat exchanger yang digunakan sebagai penyerap kalor. Diharapkan dapat terujudnya sebuah sistem pendingin termoakustik yang menggunakan stack acak kawat kasa logam, hot heat exchanger dan daya yang digunakan secara optimal. dengan demikian, akan diperoleh informasi terkait pengaruh terhadap mesin pendingin termoakustik
Keywords
mesh, stainless steel, dan termoakustik
Topic
Energi (ENG)
Corresponding Author
ketut lasmi
Institutions
Prodi Fisika, FMIPA, Institut Teknologi Bandung
Abstract
Biogas merupakan salah satu sumber energi terbarukan yang dapat mengatasi kesulitan masyarakat akibat naik turunnya harga BBM karena pencabutan subsidi oleh pemerintah. Energi terbarukan ini bisa segera diaplikasikan ke masyarakat dalam rangka pemenuhan keperluan energi nasional. Biogas merupakan energi alternatif yang dibuat dengan memanfaatkan kotoran sapi melalui proses anaerobik digestion. Sehubungan dengan hal ini, maka salah satu terobosan yang dilakukan dengan membuat alat pencampur biogas dan udara melalui pipa venturi satu fase(mengganti bensin dengan biogas) dengan menggunakan teori dasar mekanika fluida .Agar menghasilkan energi listrik yang baik maka terlebih dahulu diselidiki laju aliran biogas dengan flow meter, saat mengalir menuju alat pencampur biogas dan udara untuk menuju ruang bakar. Saat biogas keluar dari alat pencampur menuju ruang bakar, laju alirannya dibuat tetap sehingga menghasilkan perbedaan tekanan antara biogas dan udara. Dengan adanya beda tekanan ini maka terjadi pembakaran biogas sehingga dapat memutar generator listrik(genset) untuk memperoleh konversi energi dari biogas menjadi energi listrik yang dapat diaplikasikan sebagai alat penerangan masa depan
Keywords
Biogas, alat pencampur,konversi energi
Topic
Energi (ENG)
Corresponding Author
Mohamad Amin
Institutions
Institut Teknologi Bandung
Abstract
Perubahan wujud zat adalah perubahan dari satu fase benda ke keadaan wujud zat yang lain. Perubahan wujud zat karena peristiwa pelepasan dan penyerapan kalor. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode eksperimen untuk merancang dan membuat sebuah bejana untuk proses perubahan wujud zat, mengetahui lama waktu yang diperlukan untuk meleburkan plastik didalam bejana dengan panas yang konstan, dan mengetahui temperatur maksimum yang diperlukan untuk meleburkan seluruh plastik dalam bejana. Eksperimen ini menggunakan gelas plastik yang dipanaskan didalam bejana proses perubahan wujud dimana untuk tekanan didalam bejana diukur dengan menggunakan manometer dan suhu didalam bejana diukur dengan menggunakan termokopel. Dalam eskperimen ini telah berhasil dibuat satu unit bejana proses perubahan wujud zat. Dengan menggunakan bejana perubahan wujud zat ini diperoleh lama waktu yang diperlukan untuk meleburkan 0,5 Kg plastik didalam bejana dengan panas yang konstan yaitu (pm ) 120 menit, dan temperatur maksimum yang diperlukan untuk meleburkan seluruh plastik dalam bejana (250^0 C ). Hasil dari peleburan ini berupa cairan yang mudah terbakar, sehingga dapat digunakan sebagai salah satu sumber energi alternatif.
Keywords
Alat Peraga Perubahan Wujud Zat, Energi Alternatif
Topic
Energi (ENG)
Corresponding Author
Ratna Dewi Syarifah
Institutions
Nuclear Physics and Biophysics Research Division, Physics Department,
Faculty of Mathematics and Natural Science, Bandung Institute of Technology
Jalan Ganesha 10, Bandung 40132, Indonesia
Abstract
HTGR (High Temperature Gas Cooled Reactor) adalah salah satu reaktor nuklir berpendingin gas yang menawarkan keuntungan dalam produksi hidrogen, ramah lingkungan karena tidak menghasilkan karbondioksida, sulfur, dan nitrogen oksida yang mencemari lingkungan. HTGR didesain dengan menggunakan bahan bakar keramik yang di suport oleh inherent safety dari HTGR. Bahan bakarnya berbentuk tristruktural-isotropic (TRISO). TRISO terdiri dari kernel bahan bakar terbentuk dari UOX, UC atau UCO di tengah-tengahnya. Pada penelitian ini dilakukan analisis perhitungan neutronik teras homogen HTGR dengan bahan bakar uranium nitride (UN). Bahan bakar yang digunakan dalam penelitian ini berbentuk block/prismatic TRISO. Desain reaktor yang diteliti berdaya 30MWt dengan menggunakan hexagonal cell untuk geometri pin bahan bakarnya. Perhitungan neutroniknya dihitung dengan menggunakan kode SRAC (Standard thermal reactor analysis code) yang dikembangkan oleh JAERI, Jepang dan JENDL 3.2 sebagai database nuklirnya. SRAC melakukan perhitungan dari pin sel bahan bakar, kemudian setelah data yang didapatkan sudah homogen, akan dilanjutkan perhitungan teras bahan bakar (CITATION). Burn-up dilakukan selama 660 hari pada variasi enrichment bahan bakar 2%, 3%, dan 4%, dengan dimensi teras R, θ, dan Z, dan menggunakan teras yang homogen. Dari hasil perhitungan, k-eff terbaik yang didapatkan pada enrichment 4% dengan nilai k-eff 1,0705 di beginning of life nya. Hasil perhitungan distribusi daya arah radial dan aksialnya untuk enrichment 3% dan 4% mendapatkan hasil yang tidak jauh berbeda.
Keywords
HTGR, uranium nitrida, k-eff, prismatic, triso, burn up
Topic
Energi (ENG)
Corresponding Author
Widya Arisya Putri
Institutions
Institut Teknologi Bandung
Abstract
Masyarakat Indonesia masih memiliki ketergantungan yang tinggi pada energi yang bersumber dari fosil, namun perkembangan energi baru dan terbarukan masih belum signifikan. Indonesia kaya akan sumber daya alam. Banyak dari sumber daya alam ini yang dapat dimanfaatkan sebagai sumber energi terbarukan. Salah satunya adalah minyak kelapa. Minyak kelapa dengan rumus kimia CH3(CH2)2n. COOH memiliki sifat-sifat fisis yang dapat digunakan sebagai bahan baku pengaplikasian penyimpan energi termal yang dalam skala besar dapat menggantikan fungsi kerja air conditioner sehingga dapat menurunkan konsumsi energi listrik di Indonesia. Untuk itu dilakukan penelitian yang bertujuan untuk menghitung persentase kalor yang dilepas selama proses solidifikasi. Perhitungan kalor dilakukan dengan menggunakan metode perhitungan luasan grafik dan dengan menggunakan persamaan kalor untuk fase sensibel cair (fase I), fase transisi cair-padat (fase II), dan fase sensibel padat (fase III) pada 3 buah termometer etanol. Dari penelitian yang dilakukan didapatkan persentase menggunakan perhitungan luasan grafik pada termometer I, termometer II, dan termometer III untuk masing-masing fase I, fase II, dan fase III berturut-turut adalah 19,86%, 63,64%, 16,50% ; 13,93%, 62,52%, 23,55% ; dan 15,89%, 67,86%, 16,25%. Sedangkan persentase menggunakan persamaan kalor pada termometer I, termometer II, dan termometer III untuk masing-masing fase I, fase II, dan fase III berturut-turut adalah 7,17%, 88,35%, 4,48% ; 3,55%, 87,57%, 8,88% ; dan 4,44%, 87,57%, 7,99%. Dari data tersebut tampak bahwa minyak kelapa memiliki potensi penyimpan kalor paling besar pada fase laten.
Keywords
sistem penyimpan energi termal, kalor sensibel, kalor laten, minyak kelapa
Topic
Energi (ENG)
Corresponding Author
Puji Siswanti
Institutions
Prodi Kimia Universitas Islam Negeri Sunan Kalijaga Yogyakarta
Abstract
Telah dilakukan studi pengaruh co-solvent dietil eter pada sintesis biodiesel dengan katalis heterogen CaO dari minyak limbah cair pabrik kelapa sawit. Metodologi penelitian meliputi; preparasi sampel, esterifikasi, transesterifikasi, pemurnian biodisel, dan karakterisasi biodisel. Proses esterifikasi dilakukan dengan mereaksikan minyak, metanol (1:9), co-solvent dietil eter, dan katalis H2SO4 1%. Reaksi dilakukan selama 120 menit pada temperatur 65 oC dengan variasi penambahan perbandingan co-solvent (CPO:DEE) 1:0,5., 1:1., dan 1:1,5, sedangkan proses transesterifikasi dilakukan dengan mereaksikan fase organik hasil esterifikasi dengan metanol (1:9), co-solvent (CPO:DEE) 1:0,5., 1:1, 1:1,5 dan katalis heterogen CaO dengan variasi 3%, 6%, dan 8% berat reaktan total. Yield biodisel yang diperoleh dibandingkan hasilnya dengan perlakuan tanpa penambahan co-solvent dietil eter. Metil ester hasil sintesis dikarakterisasi dengan spektrofotometer inframerah, GC-MS dan di uji sifat fisik kimianya. Hasil penelitian menunjukkan bahwa reaksi sintesis biodiesel dengan pengaruh co-solvent terhadap variasi katalis dihasilkan yield optimum pada katalis 8% sebesar 59,813%, sedangkan yield biodisel tanpa cosolvent pada konsentrasi yang sama sebesar 42,33%. Pengaruh perbandingan co-solvent dietil eter dihasilkan yield optimum pada perbandingan 1:1,5 dengan katalis 8% sebesar 69,045%. Hasil spektra inframerah menunjukkan adanya serapan gugus fungsi ester. Hal ini didukung dengan data hasil GC-MS yang menunjukkan terbentuknya metil ester. Metil ester tersebut adalah metil palmitat (42,08%), metil oleat (36,27%), metil linoleat (12,78%), dan metil stearat (6,04%). Adapun hasil uji sifat fisis dari biodisel meliputi densitas, viskositas, bilangan asam, kadar air, bilangan iod, angka penyabunan, dan angka setana secara berturut 0,825 g/cm3, 4,792 cSt, 0,8 mgNaOH/g biodisel, 0,598% berat, 28,52 gI2/g biodisel, 147,31 gKOH/g biodisel, dan angka setana sebesar 76,03.
Keywords
Kelapa Sawit, Limbah Cair, Esterifikasi, Transesterifikasi, Co-Solvent, Katalis Heterogen, CaO, Biodisel, GC-MS.
Topic
Energi (ENG)
Corresponding Author
Said Ali Akbar
Institutions
(a) Mahasiswa Magister FMIPA Kimia, Institut Teknologi Bandung, aligitudeh[at]gmail.com
(b) Staf Pengajar FMIPA Kimia, Institut Teknologi Bandung, vsuendo[at]chem.itb.ac.id
(c) Staf Pengajar FMIPA Kimia, Institut Teknologi Bandung, achmad[at]itb.ac.id
Abstract
Perkembangan teknologi membuat segala perangkat elektronik yang mudah dibawa (portable) bergantung pada baterai untuk dapat beroperasi. Penelitian yang dilakukan pada polianilina (PANI) sebagai katoda pada baterai sekunder (rechargeable) PANI/Zn telah banyak dilakukan. Hal ini disebabkan oleh kemudahan dalam preparasi PANI, harga material yang murah, serta kemudahan dalam fabrikasi. Selain itu, baterai PANI/Zn menunjukkan kinerja yang mirip dengan baterai Nickel-Metal Hydride (Ni-MH) yang banyak digunakan pada perangkat elektronik berkinerja menengah. Meskipun demikian, sejauh ini belum ditemukan kajian mengenai struktur kimia dari elektroda PANI sebelum dan sesudah penggunaan dalam baterai. Pada studi ini, disintesis PANI dengan metoda elektropolimerisasi pada permukaan graphite sheet (GS). Selanjutnya, hasil polimerisasi dalam bentuk film garam emeraldin dikarakterisasi menggunakan spektroskopi FT-IR dan serapan UV-Vis. Kinerja dari baterai PANI/Zn diuji melalui proses pengisian-pengosongan selama 60 siklus dengan menggunakan arus tetap sebesar 10 mA. Konfigurasi sistem baterai yang dibuat terdiri dari GS|PANI|ZnX(elektolit)|Zn. Berdasarkan hasil pengisian-pengosongan, baterai PANI/Zn menunjukkan kapasitas spesifik sebesar 59,49 mAh g-1 pada siklus pertama, dan 55,4 mAh g-1 pada siklus ke 60, dimana kehilangan kapasitas hingga siklus ke 60 adalah 6,87%. Hasil analisis Raman pada elektroda PANI sebelum dan sesudah digunakan dalam baterai, menunjukkan kenaikan intensitas pada pergeseran Raman 1491 cm-1. Nilai pergeseran ini merupakan mode stretching dari ikatan C=N. Hal ini mengindikasikan terbentuknya basa emeraldin yang disebabkan konsumsi proton oleh logam Zn selama proses pengisian. Regenerasi elektroda PANI menggunakan HCl, menunjukkan penurunan intensitas puncak hamburan Raman pada pergeseran 1491 cm-1. Hal ini membuktikan bahwa konsumsi proton terjadi pada proses pengisian, sehingga terjadi penurunan intensitas puncak pada pergeseran Raman 1491 cm-1 setelah regenerasi.
Keywords
PANI, elektropolimerisasi, spektroskopi Raman, baterai rechargeable, kapasitas spesifik, pengisian-pengosongan
Topic
Energi (ENG)
Page 1 (data 1 to 15 of 15) | Displayed ini 30 data/page
Featured Events
Embed Logo
If your conference is listed in our system, please put our logo somewhere in your website. Simply copy-paste the HTML code below to your website (ask your web admin):
<a target="_blank" href="https://ifory.id"><img src="https://ifory.id/ifory.png" title="Ifory - Indonesia Conference Directory" width="150" height="" border="0"></a>
Site Stats