Event starts on 2016.07.21 for 2 days in Bandung
http://portal.fi.itb.ac.id/snips2016 | https://ifory.id/conf-abstract/4chQ7E9Cp
Page 9 (data 241 to 270 of 325) | Displayed ini 30 data/page
Corresponding Author
Taufan Wiguna
Institutions
Balai Teknologi Survei Kelautan, Badan Pengkajian dan Penerapan Teknologi
Jl. M.H. Thamrin No.8, Jakarta 10340, Indonesia
*taufan.wiguna[at]bppt.go.id
Abstract
Dalam riset geologi kelautan, pengukuran karakter fisik (suhu dan salinitas) kolom air dibutuhkan untuk mendukung sebuah interpretasi dan analisis. Pengukuran tersebut dapat dilakukan dengan mudah, cepat, dan akurat dengan menggunakan teknologi gelombang akustik atau yang lebih dikenal sebagai instrumen CTD (Conductivity-Temperature-Depth). CTD dimasukkan ke air hingga kedalaman tertentu untuk mengambil data suhu, konduktivitas, dan tekanan secara realtime di tiap kedalaman. Nilai salinitas diperoleh dari konversi nilai konduktivitas sedangkan nilai kedalaman dikonversi dari nilai tekanan. Salah satu penerapan CTD yang pernah dilakukan oleh Badan Pengkajian dan Penerapan Teknologi (BPPT) untuk riset geologi kelautan adalah penyelidikan gunung bawah laut (seamount) di sebelah barat Bengkulu. Data CTD menunjukkan tidak terjadi perubahan suhu pada kolom air. Data CTD mendukung analisis geologi dalam menyimpulkan kondisi gunung bawah laut tersebut.
Keywords
Conductivity Temperature Depth (CTD), geologi kelautan, Bengkulu Seamount
Topic
Kebumian
Corresponding Author
Abd. Haji Amahoru
Institutions
Institut Teknologi Bandung
Abstract
Pengukuran merupakan kegiatan yang sangat penting dilakukan untuk mengamati dan mempelajari fenomena fisis. Kegiatan tersebut dapat dilakukan menggunakan perangkat yang sesuai dan mudah dijangkau sekaligus juga canggih. Dalam penelitian ini dikembangkan suatu perangkat pengamatan gerak lurus pada tabung viskometer dan pengukuran viskositas zat cair metode bola jatuh (falling ball) dengan menggunakan fitur Long Exposure. Viskositas suatu fluida merupakan daya hambat yang disebabkan oleh gesekan antara molekul-molekul, yang mampu menahan aliran fluida. Sedangkan Long Exposure merupakan teknik pengambilan gambar pada kamera yang mampu merekam seluruh jejak benda yang bergerak pada suatu waktu tertentu yang tidak bisa ditangkap dengan kasat mata. Untuk metode bola jatuh (falling ball) yang menjadi bagian utama adalah cara menentukan nilai kecepatan maksimum saat bola bergerak dalam fluida. Pada proses eksperimen yang dilakukan, sebuah lightmeter berupa bola pejal yang dilapisi dengan cat fosfor dilepaskan dari permukaan zat cair (gliserin) pada tabung akan bergerak sepanjang tabung tersebut. Perangkat kamera yang telah dilengkapi fitur long exposure diletakan di depan sebuah piringan berlubang yang berfungsi sebagai pencacah (chopper) yaitu celah bagi kamera untuk menangkap lintasan dari lightmeter tersebut dan mengubahnya menjadi jejak-jejak diskrit. Jumlah cacahan yang digunakan bervariasi yaitu 1, 2, 3, dan 4. Dengan teknik pengolahan dan analisis citra digital sederhana, didapatkan jejak dari lightmeter yang menunjukan nilai posisi di tiap selang waktu, sehingga kecepatan dari objek yang bergerak di dalam tabung yang berisi gliserin dapat diamati dan didentifikasi pada saat masih bergerak dipercepat atau telah bergerak dengan kecepatan konstan. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa perangkat yang dikembangkan dapat digunakan untuk mengamati secara teliti gerak lurus beraturan (GLB) dan gerak lurus berubah beraturan (GLBB) pada tabung viskometer sehingga bisa digunakan untuk mengukur nilai viskositas.
Keywords
viskositas, metode bola jatuh, long exposure, gerak lurus.
Topic
Inovasi
Corresponding Author
Rakhmawati Muliana Putri
Institutions
Universitas Pendidikan Indonesia
Abstract
Literasi Saintifik (LS) merupakan pengetahuan dan kompetensi sains yang digunakan untuk memecahkan persoalan dan pengambilan keputusan (OECD, 2013). LS dipandang penting untuk mempersiapkan warga negaranya dalam menghadapai tantangan era globalisasi bagi negara maju dan berkembang. Namun, beberapa riset menunjukkan bahwa LS siswa Indonesia masih berada di bawah rata-rata negara lain, dan ada dugaan bahwa LS belum terlatihkan secara optimal dalam pembelajaran di sekolah. Penelitian pre-eksperimental dengan desain one group pretest-posttest dan menggunakan sampel 31 siswa kelas VII yang diperoleh secara random di salah satu SMP Negeri di Kota Bandung, bertujuan untuk meningkatkan domain kompetensi LS pada topik pemuaian dengan menggunakan pendekatan saintifik. Pengukuran kompetensi LS menggunakan soal essay berjumlah 9 butir soal, dengan reliabilitas 0,84 dan validitas pada rentang 0,43 � 0,75. Peningkatan domain kompetensi LS melalui gain ternormalisasi diperoleh 0,49 untuk kompetensi menjelaskan fenomena ilmiah, 0,70 untuk kompetensi mengevaluasi dan merancang penelitian ilmiah, dan 0,67 untuk kompetensi menginterpretasikan data dan bukti ilmiah. Ketiganya berada pada kategori peningkatan yang sedang. Pendekatan saintifik yang dipergunakan masih perlu dioptimalkan, terutama pada langkah yang berkaitan dengan kompetensi menjelaskan fenomena ilmiah.
Keywords
Literasi Sains, Domain Kompetensi, Pendekatan Saintifik
Topic
Pembelajaran
Corresponding Author
Evi Rohyani
Institutions
SMA Negeri 2 OKU
Abstract
Hasil belajar siswa dikelas XI IPA 3 di SMA Negeri 2 OKU selalu rendah, hasil ulangan dari 35 siswa kelas XI IPA3 ,rata-rata adalah 70,59 sebanyak 15 siswa telah memenuhi KKM sedang 20 siswa di bawah KKM. Hal ini yang menjadi hambatan dalam pembelajaran fisika, berdasarkan hasil survei ini disebabkan kurang dikemasnya pembelajaran fisika dengan metode pembelajaran yang menarik, menantang, dan menyenangkan. Supaya pembelajaran fisika menjadi pembelajaran yang aktif, inovatif, kreatif, efektif dan menyenangkan (PAIKEM) salah satu caranya yaitu melalui penerapan model pembelajaran kooperatif dengan tipe Jigsaw. Model pembelajaran kooperatif tipe jigsaw menggunakan kelompok kecil siswa yang bekerja sama dalam memaksimalkan kondisi belajar untuk mencapai tujuan pembelajaran dan mendapatkan pengalaman belajar yang maksimal, baik pengalaman individu maupun pengalaman kelompok. Model kooperatif tipe Jigsaw ini diimplementasikan untuk meningkatkan hasil belajar siswa, melalui penelitian tindakan kelas (PTK). Setelah melalui berbagai siklus, ditemukan metode Jigsaw dapat meningkatkan aktivitas siswa kelas XI IPA3 semester pertama SMA Negeri 2 OKU Tahun Ajaran 2015�2016 pada pokok bahasan Kinematika gerak. Peningkatan persentase aktivitas siswa dari siklus I, II dan III adalah dari 53,85 menjadi 60,5 dan meningkat menjadi 65,5. Peningkatan nilai rata-rata dari siklus I, II dan III adalah dari 58,25 menjadi 72,5 dan meningkat menjadi 80. Berdasarkan dari hasil peneletian tersebut, maka dapat disimpulkan bahwa pembelajaran fisika dengan model kooperatif tipe jigsaw dapat meningkatkan kemamapuan literasi saintifik siswa SMA.
Keywords
Model Kooperatif, Jigsaw, Pembelajaran Fisika, Hasil Belajar
Topic
Pembelajaran
Corresponding Author
ADE SUPRIATNA
Institutions
Prodi Pendidikan IPA Sekolah Pasca Sarcana Universitas Pendidikan Indonesia
Abstract
ABSTRAK Penelitian ini bertujuan untuk mengkaji bagaimana peningkatan kemampuan berpikir kritis siswa pada konsep pemanasan global. Sampel penelitian adalah siswa SMP kelas IX (Sembilan) sebanyak 220 siswa (kelompok kontrol sebanyak 70 siswa dan kelompok eksperimen sebanyak 150 siswa), metode penelitian yang digunakan adalah quasi eksperimen dengan desain penelitian pre test � post test control group design. Data kuantitatif berupa nilai pre test, post test dan N-gain, dianalisis secara statistik menggunakan uji Mann-Whitney. Data kualitatif berupa kuesioner tanggapan siswa dan dianalisis secara deskriptif. Hasil penelitian menunjukkan peningkatan kemampuan berpikir kritis siwa pada kelas eksperimen dengan rata-rata N-gain (0,41) berbeda signifikan dengan kelas kontrol (0,23). 78,44 % siswa menyatakan PBL dapat meningkatkan kemampuan berpikir kritis dan 79,88% siswa menyatakan PBL efektif untuk pembelajaran materi pemanasan global. Dengan demikian model pembelajaran PBL dapat meningkatkan kemampuan berpikir kritis siswa dan efektif untuk pembelajaran materi pemanasan global.
Keywords
Kata kunci : Problem Based Learning (PBL), kemampuan berpikir kritis, pemanasan global.
Topic
Pembelajaran
Corresponding Author
Muhammad Rizal Hardiansyah
Institutions
* Pendidikan IPA Sekolah Pascasarjana Universitas Pendidikan Indonesia
** Departemen Pendidikan Biologi Universitas Pendidikan Indonesia
Abstract
Studi ini dilakukan untuk mempelajari peningkatan kemampuan inkuiri yang dimiliki siswa setelah melaksanakan model pembelajaran berbasis inkuiri yang dilakukan di SMPN 30 Makassar. Penelitian ini menggunakan metode Mix-Method dengan desain The Static-Group Pretest-Posttest Design. Sejumlah siswa kelas VII (n = 74) terlibat sebagai subjek penelitian yang diambil dengan teknik cluster random sampling. Teknik pengumpulan data menggunakan tes kemampuan inkuiri (pretest dan posttest) dan lembar observasi aktifitas kemampuan inkuiri. Teknik pengolahan data menggunakan uji N-gain dan uji-t. Hasil analisis data uji-t diperoleh nilai Sig. 0,000 < 0,05 yang berarti H0 ditolak, H1 diterima yang menunjukkan bahwa terdapat perbedaan peningkatan kemampuan inkuiri yang signifikan antara siswa yang belajar melalui model pembelajaran inkuiri dan pembelajaran konvesional. Hasil perhitungan N-gain menunjukkan bahwa siswa yang belajar melalui model pembelajaran inkuiri memiliki rata-rata N-gain 0,70 (kategori tinggi) yang lebih tinggi dibandingkan siswa yang belajar melalui model pembelajaran konvesional yang memiliki rata-rata N-gain 0,48 (kategori sedang). Hasil penelitian menunjukkan bahwa penerapan model pembelajaran inkuiri dapat membantu siswa meningkatkan kemampuan inkuiri yang lebih baik daripada penggunaan model pembelajaran konvensional.
Keywords
Model Pembelajaran Inkuiri, Pembelajaran Konvensional, Kemampuan Inkuiri
Topic
Pembelajaran
Corresponding Author
Teti Trinayanti
Institutions
Universitas Pendidikan Indonesia
Abstract
Penelitian ini bertujuan untuk mendapatkan gambaran mengenai peningkatan kemampuan literasi sains siswa sebagai dampak penerapan levels of inquiry pada materi gerak tumbuhan kelas VIII. Pentingnya literasi sains berhubungan dengan bagaimana siswa mampu menggunakan kemampuan berpikir secara ilmiah dan menggunakan pengetahuan serta proses sains dalam memahami suatu fenomena sehingga mampu mengambil keputusan untuk memecahkan masalah. Literasi sains merupakan hasil belajar kunci bagi semua siswa. Literasi sains dapat dilatihkan melalui penerapan levels of inquiry pada pembelajaran IPA. Metode penelitian yang digunakan adalah weak experiment dengan desain penelitian pretest-postest control non equevalen design. Subyek penelitian yaitu 68 orang siswa kelas VIII yang dibagi menjadi kelas eksperimen dan kelas kontrol di salah satu SMP berbasis Adiwiyata di Kota Bandung. Instrumen penelitian yang digunakan adalah lembar keterlaksanaan pembelajaran levels of inquiry dan tes kemampuan literasi sains berbentuk tes tertulis jenis pilihan ganda terkait konsep gerak tumbuhan. Adapun kompetensi literasi sains yang diukur adalah menjelaskan fenomena secara ilmiah , mengevaluasi dan mendesain penyelidikan ilmiah, dan menginterpretasikan data dan fakta secara ilmiah. Berdasarkan hasil penelitian secara keseluruhan diperoleh bahwa setelah pembelajaran levels of inquiry kemampuan literasi sains meningkat secara signifikan dibandingkan dengan kelas yang belajar dengan pembelajaran konvensional pada materi gerak tumbuhan kelas VIII.
Keywords
levels of inquiry, literasi sains, inkuiri.
Topic
Pembelajaran
Corresponding Author
Nadia Amida
Institutions
a) Departemen Pendidikan Kimia, Sekolah Pasca Sarjana, Universitas Pendidikan Indonesia
Jalan Dr. Setiabudhi No. 229, Bandung 40154, Jawa Barat
*nadia.amida[at]gmail.com
Abstract
Praktikum biokimia merupakan matakuliah wajib pada program studi kimia jenjang pendidikan S1 di universitas. Inkuiri yang dilakukan pada eksperimen dapat meningkatkan kemampuan kognitif, kemampuan berargumen, pemahaman konsep, keterampilan berpikir dan pembelajaran yang aktif. Penelitian ini bertujuan untuk meningkatkan keterampilan berpikir kreatif mahasiswa melalui eksperimen kinetika enzim berbasis material lokal dengan penerapan inkuiri terbimbing. Keterampilan berpikir kreatif yang dikembangkan dalam penelitian ini yaitu kelancaran (fluency), keluwesan (flexibility), dan kejelasan (elaboration). Metode yang digunakan adalah metode eksperimen semu (quasi eksperiment) dengan menggunakan desain penelitian randomized control group pretest-posttest design. Berdasarkan hasil uji statistik keterampilan berpikir kreatif mahasiswa pada kelas eksperimen dan kelas kontrol berbeda secara signifikan. Hal ini dilihat dari nilai signifikansi yang diperoleh pada masing-masing indikator. Untuk kelancaran (fluency) nilai signifikansi pada uji-t yang diperoleh yaitu 0,000 dengan nilai thitung 4,848 dan ttabel 2,030 ; nilai signifikansi keluwesan (flexibility) pada uji Mann Whitney 0,042; dan nilai signifikansi kejelasan (elaboration) pada uji Mann Whitney 0,019 dengan taraf signifikansi yang digunakan 5%. Berdasarkan hasil penelitian terlihat bahwa eksperimen kinetika enzim menggunakan model inkuiri terbimbing lebih meningkatkan keterampilan berpikir kreatif mahasiswa dibandingkan dengan eksperimen kinetika enzim yang tidak menggunakan model inkuiri terbimbing.
Keywords
Keterampilan Berpikir Kreatif; Inkuiri Terbimbing; Kinetika Enzim
Topic
Pembelajaran
Corresponding Author
Amalia Zia Salma
Institutions
Universitas Islam Negeri Sunan Gunung Djati Bandung
Abstract
Fasilitas teknologi yang dapat menunjang peningkatan keterampilan berpikir kritis sudah dimiliki mahasiswa namun tidak digunakan secara maksimal dalam pembelajaraan kimia. Keterampilan berpikir kritis mahasiswa sulit ditingkatkan salah satunya pada pembahasan materi koloid karena materi ini sering dianggap materi yang bersifat hafalan saja. Materi koloid merupakan salah satu materi kimia yang sangat berkaitan dengan kehidupan sehari-hari dan memerlukan keterampilan berpikir kritis untuk mempelajarinya. Berdasarkan beberapa permasalahan tersebut maka model pembelajaran flipped classroom dapat menjadi salah satu alternatif pembelajaran yang mampu meningkatkan keterampilan kritis mahasiswa pada materi koloid sekaligus memanfaatkan fasilitas teknologi yang ada pada mahasiswa. Penelitian dilakukan terhadap mahasiswa semester II kelas A Program Studi Pendidikan Kimia yang mengontrak mata kuliah kimia dasar II sebanyak 37 orang. Metode penelitian yang digunakan adalah pre-experiment dengan desain one group pretest-posttest design. Data peningkatan keterampilan berpikir kritis mahasiswa diperoleh melalui tes soal uraian. Hasil penelitian menunjukkan adanya peningkatan keterampilan berpikir kritis mahasiswa setelah diterapkan model flipped classroom yang dilihat dari hasil uji hipotesis dengan thitung=31.03 lebih besar dari ttabel=2.021 dan kategori peningkatan sedang dengan n-gain 0.69.
Keywords
Flipped classroom, keterampilan berpikir kritis, koloid
Topic
Pembelajaran
Corresponding Author
Muhammad Aqmal Nurcahyo
Institutions
Universitas Pendidikan Indonesia
Abstract
Penelitian ini menggunakan model pembelajaran Technology-Embedded Scientific Inquiry (TESI) untuk meningkatkan keterampilan pemecahan masalah siswa SMP pada materi struktur bumi dan bencana. Penelitian ini terdiri dari 4 pertemuan diawali dengan pretest, dua pertemuan pembelajaran menggunakan model pembelajaran TESI, dan diakhiri dengan posttest. Model pembelajaran TESI dipilih sebagai sebuah penerapan model pembelajaran baru yang dapat diterapkan di Indonesia, karena didalam penggunaannya menggunakan teknologi inovatif berbasis multimedia interaktif yang akan dipelajari oleh siswa. Adapun tahapan dari model pembelajaran TESI yaitu: konseptualisasi ilmiah, investigasi ilmiah, dan komunikasi ilmiah. Metode penelitian yang digunakan adalah quasi experiment dengan one-group pretest-posttest design sebagai desain penelitian. Sampel penelitian adalah siswa kelas VIII di salah satu SMP Negeri di Kota Bandung sebanyak 30 siswa. Hasil penelitian menunjukan bahwa pembelajaran IPA pada materi struktur bumi dan bencana dengan menggunakan model pembelajaran TESI dapat meningkatkan keterampilan pemecahan masalah siswa SMP dengan perolehan gain yang dinormalisasi sebesar 0,35 dengan kategori sedang. Dengan demikian, dapat disimpulkan bahwa dengan menggunakan model pembelajaran TESI dapat meningkatkan keterampilan pemecahan masalah siswa SMP pada materi struktur bumi dan bencana.
Keywords
pemecahan masalah, model pembelajaran TESI
Topic
Pembelajaran
Corresponding Author
Hairil Anwar
Institutions
a) Sekolah Teknik Elektro dan Informatika, Institut Teknologi Bandung
b) Fisika Bumi dan Sistem Kompleks, Institut Teknologi Bandung
Email: 23514034[at]std.stei.itb.ac.id
Abstract
Pemodelan resistivitas DC 3D dilakukan dengan menggunakan metode elemen hingga Galerkin untuk formulasi potensial sekunder. Secara garis besar, komputasi yang terlibat pada metode elemen hingga meliputi: diskritisasi domain pemodelan, penyusunan matriks global, penerapan syarat batas, dan penyelesaian sistem persamaan linier. Domain pemodelan didiskritisasi dengan menggunakan elemen tetrahedral. Matriks global diperoleh menggunakan formulasi metode elemen hingga Galerkin untuk elemen tetrahedral dan disimpan dengan sparse format CSR. Untuk menyelesaikan sistem persamaan linier digunakan metode conjugate gradient (CG). Berdasarkan komputasi yang terlibat, penyelesaian sistem persamaan linier mendominasi sebagian besar waktu komputasi pada pemodelan resistivitas DC 3D. Peningkatan kinerja pemodelan dilakukan dengan memindahkan komputasi penyelesaian sistem persamaan linier pada GPU berkemampuan CUDA dengan memanfaatkan library CUBLAS dan CUSPARSE. Pengukuran kinerja dilakukan pada sistem dengan CPU Intel Core i5-4460, GPU GTX 750Ti dan sistem operasi linux 64-bit. Peningkatan kinerja terhadap serial CPU yang diperoleh dengan menggunakan GPU adalah sebesar 3.86 dan 3.84 untuk single precision dan double precision. Dengan melakukan padding pada format CSR (PCSR) dapat diperoleh peningkatan kinerja 4.81 dan 4.26 untuk single precision dan double precision.
Keywords
CUDA, GPU, metode elemen hingga, metode Galerkin, resistivitas DC 3D
Topic
Komputasi dan Pemodelan
Corresponding Author
Ahmad Dinu Haq
Institutions
Universitas Padjadjaran
Abstract
Defisit air di berbagai wilayah telah menjadi permasalahan yang serius terkait keberlangsungan hidup makhluk hidup. Perubahan iklim menjadi salah satu faktor permasalahan ini terjadi. Namun, secara matematis, masalah ini telah diselesaikan oleh Murray et al (2012) melalui rancangan Model Optimisasi Spasial untuk Masalah Alokasi Persediaan Air (MOSMAPA) berbentuk Pemrograman Linear dan telah menyelesaikan masalah defisit air di wilayah Phoenix Amerika Serikat. Model ini menjelaskan bahwa permasalahan mengenai defisit air di suatu wilayah dapat diselesaikan dengan mengalokasikan persediaan air dari wilayah yang mengalami surplus air ke wilayah yang mengalami defisit air. Tujuan utama dari model optimisasi ini adalah meminimumkan defisit air yang terjadi di suatu wilayah pada periode tertentu. Paper ini menjelaskan penggunaan MOSMAPA dalam menyelesaikan pengalokasian pemenuhan kebutuhan air di daerah irigasi Waduk Jatiluhur untuk Wilayah Tarum Barat, Tarum Utara, dan Tarum Timur. Perangkat lunak General Algebraic Modeling System (GAMS) digunakan dalam menyelesaikan MOSMAPA pada studi kasus yang dipilih. GAMS merupakan perangkat lunak yang dirancang khusus untuk menyelesaikan masalah optimisasi linear, nonlinear, dan optimisasi mixed integer. Hasil yang diperoleh adalah GAMS menghasilkan solusi optimal alokasi persediaan air untuk setiap eksperimen numerik yang dibahas. Solusi optimal yang diperoleh dapat dijadikan dasar kebijakan alokasi persediaan air di daerah irigasi Waduk Jatiluhur.
Keywords
defisit air, MOSMAPA, Pemrograman Linear, dan GAMS.
Topic
Komputasi dan Pemodelan
Corresponding Author
Eni Yulianti
Institutions
Kimia ITB
Abstract
Salah satu bentuk media yang sesuai dengan materi elektrolisis adalah modul praktikum. Elektrolisis adalah proses penguraian senyawa kimia yang memerlukan energi listrik. Pada penelitian ini, penulis menyusun suatu modul praktikum elektrolisis menggunaka constant current power supplay AR.500 sebagai alat penghasil arus listrik. Sebelum digunakan untuk menyusun modul praktikum, terlebih dahulu diukur efisiensi alat. Elektrolisis dilakukan pada larutan CuSO4.5H2O dalam asam, campuran Na2S2O3.5H2O dan KI, dan larutan NaCl. Elektroda yang digunakan adalah elektroda C-Cu. C sebagai elektroda positif dan Cu sebagai elektroda negatif. Pada elektrolisis larutan CuSO4.5H2O dalam asam diperoleh endapan Cu di katoda dan gas O2 di anoda, pada elektrolisis campuran Na2S2O3.5H2O dan KI dihasilkan I2 di anoda dan gas H2 di katoda, dan pada elektrolisis larutan NaCl dihasilkan OH- di katoda. Efisiensi percobaan menggunakan constant current power supplay AR.500 cukup tinggi. Efisiensi tertinggi pada elektrolisis CuSO4.5H2O dalam asam adalah 99,22%, pada campuran Na2S2O3.5H2O dan KI adalah 94,78 %. Hasil elektrolisis secara umum sudah dapat menggambarkan hukum Faraday 1. Setelah percobaan elektrolisis menggunakan constant current power supplay AR.500, selanjutnya disusun modul praktikum elektrolsis untuk siswa SMA. Modul praktikum diuji cobakan kepada 5 orang siswa SMA. Hasil penilaian siswa dirangkum dalam suatu kuisioner. Dari hasil kuisioner tersebut dapat disimpulkan bahwa tampilan alat menarik, pengoperasian alat cukup mudah dan prosedur percobaan mudah serta layak digunakan untuk praktikum di SMA.
Keywords
Modul praktikum, elektrolisis, efisiensi.
Topic
Lain-lain
Corresponding Author
Helfidayati helfidayati
Institutions
a) SMP N 1 Bangkinang, Kampar, Riau
* sun_helfidayati[at]yahoo.com
b) Universitas Pendidikan Indonesia, Bandung, Indonesia
Abstract
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui peningkatan penguasaan konsep siswa melalui peranan bahan ajar IPA terpadu tipe connected pada tema pemanasan global yang disusun dengan teknik pengemasan kembali informasi (information repackaging). Penelitian ini dilakukan di SMP Negeri 3 Ngamprah, Bandung Barat pada tahun akademik 2015/2016. Metode yang digunakan adalah mix methods embedded experimental design research dengan menggabungkan metode kualitatif dan metode kuantitatif. Untuk tahapan kualitatif dengan cara deskriptif dan tahapan kuantitatif menggunakan rancangan kuasi eksperimen, yaitu pretest-postest nonequivalent control group design. Penelitian ini menggunakan dua kelas, kelas eksperimen dimana siswa menggunakan bahan ajar IPA terpadu tipe connected ,sedangkan kelas kontrol menggunakan buku yang ada di sekolah. Hasil tes diperoleh kenaikan rata-rata (N-gain) penguasaan konsep siswa sebesar 0,69 kelas eksperimen sedangkan 0,52 untuk kelas kontrol. Hal ini menunjukkan bahwa bahan ajar IPA terpadu tipe connected dapat meningkatkan hasil belajar pada penguasaan konsep siswa secara lebih baik dibandingkan buku yang ada di sekolah. Dengan demikian bahan ajar IPA terpadu tipe connected dapat dijadikan bahan ajar IPA alternatif dalam meningkatkan penguasaan konsep siswa. Selain itu bahan ajar IPA terpadu tipe connected juga memberikan dampak positif terhadap kemandirian siswa, motivasi dan aktivitas belajar siswa.
Keywords
Bahan ajar, IPA terpadu tipe connected, Penguasaan konsep siswa
Topic
Pembelajaran
Corresponding Author
Aprilla Paskarika Kuswara
Institutions
(a) Program Studi Informatika, Fakultas MIPA
Universitas Sebelas Maret
Jl. Ir. Sutami 36A Kentingan Surakarta 57126
*rini.anggrainingsih[at]staff.uns.ac.id
(b) Teknologi Pendidikan Pascasarjana
Universitas Sebelas Maret
Jl. Ir. Sutami 36A Kentingan Surakarta 57126
Abstract
Pada pengembangan perangkat lunak, kualitas menjadi hal penting untuk diperhatikan. Adapun salah satu faktor kualitas adalah Flexibility. Flexibility menunjukkan mudah atau tidak perangkat lunak beradaptasi dengan perangkat lunak lain dan mudah atau tidak untuk dimodifikasi. Flexibility juga menjadi faktor penting Testability. Learning Management System adalah software yang mendukung implementasi e-learning. Makalah ini membandingkan faktor Flexibility open source LMS. Perbandingan ini bertujuan untuk mengetahui LMS yang memiliki nilai fleksibilitas lebih baik. Open source LMS yang dibandingkan adalah Moodle dan ILIAS. Perbandingan dilakukan dengan mengukur Modularity dan Simplicity menggunakan tools phpmetrics. Modulairty dan Simplicity merupakan sub faktor Flexibility. Dengan mengetahui nilai Modularity dan Simplicity, dapat diketahui Flexibility. Hasil pengukuran menunjukkan bahwa Moodle memiliki Flexiblity yang lebih baik dibandingkan dengan ILIAS. Dimana pada sub faktor Modularity Moodle memiliki Afferent Coupling sebesar 0.54, Efferent Coupling sebesar 1.81, Cohesion sebesar 2.18, dan pada sub faktor Simplicity Moodle memiliki nilai Complexity sebesar 17.26. Sehingga source code pada Moodle lebih mudah untuk dimodifikasi sesuai dengan kebutuhan.
Keywords
Flexibility, ILIAS, LMS, Moodle, Perbandingan LMS
Topic
Lain-lain
Corresponding Author
Dwima Rindy Atika
Institutions
Program Studi Statistika, Universitas Islam Indonesia
*dwimarindy[at]gmail.com
Abstract
Erupsi gunung berapi merupakan bencana alam yang sangat berbahaya. Letusan gunung berapi merupakan salah satu bencana alam yang banyak menimbulkan berbagai kerusakan dengan total kerugian yang besar karena dapat menghancurkan areal pemukiman dan pertanian penduduk, dampak lainnya seperti pencemaran udara oleh gas beracun serta memicu penyebab banjir lahar dingin yang dapat merusak infrastruktur umum. Banyaknya gunung berapi yang masih aktif di Indonesia sampai saat ini adalah sebanyak 129 gunung berapi. Penelitian ini mencoba meneliti keterkaitan antara kejadian gunung berapi dengan posisi bulan, mengingat banyak kejadian erupsi pada saat bulan purnama. Pada penelitian ini, dilakukan pendekatan statistika untuk melihat perbedaan pada fase bulan dan jarak bulan ke bumi pada kejadian erupsi gunung berapi. Pendekatan statistika yang digunakan adalah uji Kruskal Wallis. Dari hasil pengujian, diperoleh bahwa terdapat perbedaan pada setiap fase bulan dengan kejadian erupsi gunung berapi di Indonesia.
Keywords
Erupsi Gunung Berapi, Fase Bulan, Jarak Bulan ke Bumi, Uji Kruskal Wallis
Topic
Kebumian
Corresponding Author
Nailis Saadah
Institutions
*Magister Sains Komputasi, FMIPA ITB
Fisika Bumi dan Sistem Kompleks, FMIPA ITB
Abstract
Deteksi tepi merupakan salah satu metode pengolahan citra yang dapat digunakan untuk mendeteksi kanker. Deteksi tepi citra kanker menjadi bagian penting dalam bioimaging karena proses ini merupakan langkah awal pemisahan jaringan sehat dan jaringan sakit (kanker), sehingga dapat dilakukan analisis dan diagnosa lebih lanjut kondisi penyakit pasien tanpa harus melakukan pembedahan. Pada studi ini dilakukan pemrosesan citra dengan Metode Tepi Canny dan Ant Colony Optimization. Metode Canny merupakan salah satu algoritma deteksi tepi modern yang memiliki kriteria unggul dengan pendeteksi tepian paling optimum yang dapat mendeteksi dengan baik (kriteria deteksi), melokalisasi dengan baik (kriteria lokalisasi), dan respon yang jelas (kriteria respon). Pemilihan parameter deteksi tepi Canny sangat mempengaruhi hasil dari tepian yang dihasilkan. Dalam hal pendeteksiannya, diberikan angka yang menunjukkan intensitas, dimana nilai dari setiap lokasi menunjukkan efek dari sinar X yang mendasari jaringan. Metode Canny berjalan dengan 5 proses, yaitu, smoothing, finding gradient, non-maksimum-suppresion, double thresholding, dan Edge Tracking by hysteresis. Metode ini akan menunjukkan tepi yang terdeteksi gambar yang disoroti di mana ada perubahan signifikan pada nilai intensitasnya. Metode Ant Colony Optimization (ACO) merupakan Metode Optimasi yang diadopsi dari perilaku koloni semut . ACO menggunakan pendekatan probabilistik untuk masalah graf yang dapat digunakan untuk mendeteksi tepi citra, yaitu untuk mengekstrak informasi tepi dari gambar. Informasi ini digunakan untuk membangun sebuah matriks feromon, yang memberikan informasi tepi gambar. Adapun data yang digunakan adalah data citra kanker payudara Mammogam dan data MRI. Dari hasil deteksi tepi terlihat, deteksi tepi dengan Metode Canny mampu mendeteksi lebih baik bila dibandingkan dengan Metode ACO. Pada Metode Canny, tepi terlihat dengan jelas. Selain itu, bentuk dan lokasi kanker dapat terlihat dengan menambahkan proses binerasasi
Keywords
Deteksi tepi, Metode Canny, Metode Ant Colony Optimization
Topic
Komputasi dan Pemodelan
Corresponding Author
Bara Okta Pratista Johannanda
Institutions
a) Program Studi Informatika, Universitas Sebelas Maret
Jalan Ir. Sutami 36A, Surakarta 57126, Indonesia
rini.anggrainingsih[at]staff.uns.ac.id
b) Program Studi Informatika, Universitas Sebelas Maret
Jalan Ir. Sutami 36A, Surakarta 57126, Indonesia
c) Program Studi Teknologi Pendidikan Pascasarjana Kependidikan, Universitas Sebelas Maret
Jalan Ir. Sutami 36A, Surakarta 57126, Indonesia
Abstract
Paper ini membandingkan Maintainability software open source Learning Management System (LMS) untuk ATutor, Ilias dan Moodle. Perbandingan dilakukan dengan tujuan mengetahui nilai Maintainability serta membandingkan kemudahan maintenance dari masing-masing LMS berdasarkan nilai Maintainability Index. Hasil perbandingan ini dapat digunakan oleh instansi untuk mempertimbangkan implementasi LMS dan digunakan oleh pengembang software untuk memberikan gambaran potensi maintenance source code yang dimiliki oleh LMS tersebut. Pengukuran dilakukan berdasarkan nilai yang didapatkan pada Maintainability Index menggunakan tool PhpMetrics. Hasil pengukuran menunjukkan bahwa Moodle memiliki nilai Maintainability Index yang lebih baik dibandingkan ATutor dan Ilias. Dari hasil pengukuran diketahui nilai Maintainability Index ATutor adalah 72.95, Ilias adalah 87.29 sedangkan Moodle adalah 89.95. Nilai Maintainability Index yang lebih baik ini membuat Moodle memiliki kecenderungan lebih mudah dimaintain dan dikembangkan dibanding ATutor maupun Ilias.
Keywords
Maintainability; Open Source LMS; Perbandingan
Topic
Pembelajaran
Corresponding Author
Raditya Rusmiputro
Institutions
Fisika Bumi dan Sistem Kompleks FMIPA ITB
Abstract
Hedging adalah salah satu upaya untuk mengendalikan resiko eksternal dari suatu usaha, yang bisa juga disebut sebagai metode penyelamatan investasi yang dapat digunakan pada produk-produk finansial seperti saham, mata uang, surat berharga dan turunannya. Gerak Brownian akan membantu untuk membentuk model pergerakan semua aktifitas finansial yang disimulasikan dengan menggunakan metoda Monte-Carlo. Hasil ini akan digunakan untuk menentukan hedging pada periode berikutnya dengan batas waktu yang sesuai dengan kesepakatan antara penjual dan pembeli. VaR (Value at Risk) akan digunakan sebagai parameter batas transaksi yang akan digunakan dan juga sebagai persamaan yang membantu untuk mendapatakan nilai hedging yang diinginkan. Ada 4 jenis kontrak hedging yang akan dibahas, yaitu: forward, swap, future and option. Model Black�Scholes akan membantu untuk menghitung nilai opsi put dan call, sehingga dapat disimulasikan hedging dinamis untuk kontrak opsi. Data yang dihasilkan dapat digunakan untuk menjadi referensi transaksi dalam forex. Model tersebut sudah dapat memprediksi dan memberikan perkiraan harga hedge yang cukup baik.
Keywords
Black-Scholes, Forex, Gerak Brownian, Hedging, Monte Carlo, Value at Risk
Topic
Komputasi dan Pemodelan
Corresponding Author
Raka Firman Baskara
Institutions
Prodi Fisika ITB
Abstract
Model struktur pita energi pada bahan semikonduktor menunjukkan adanya kehadiran celah energi yang memisahkan pita valensi dan pita konduksinya. Model awal yang dapat menjelaskan kehadiran celah energi itu misalnya adalah model Kronig-Penney. Daerah celah tersebut tidak dapat ditempati oleh elektron. Kurva dispersi, yang menjelaskan hubungan E vs. k, dalam model Kronig-Penney diselesaikan dengan menggunakan fungsi gelombang yang dibangun dari hasil kali antara gelombang bidang dengan periodisitas kisi kristalnya. Untuk mendapatkan bentuk kurva dispersi itu biasanya diterapkan beberapa aproksimasi agar bisa diselesaikan secara analitik. Dalam tulisan ini akan dipaparkan perhitungan komputasi dengan Matlab untuk menghitung kurva dispersi dan celah energi itu tanpa menggunakan aproksimasi. Untuk menguji program komputasi yang telah dibuat, dilakukan variasi terhadap konstanta a, b, dan U0.
Keywords
celah energi, kurva dispersi, model Kronig-Penney, pita energi, vektor gelombang
Topic
Pembelajaran
Corresponding Author
Muhammad Y.H Widianto
Institutions
(1)Sains Komputasi, Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam, Institut Teknologi Bandung, Jl Ganesha 10 Bandung 40132, Indonesia
* Email : yusuf.blogs[at]gmail.com
(2)Fisika Bumi dan Sistem Komplek, Institut Teknologi Bandung, Jl Ganesha 10 Bandung 40132, Indonesia
Abstract
Telah dilakukan perhitungan elektronik Logam Tanah Jarang (LTJ)(Eu, Tm) pada pendopingan w-GaN (wurtzite). GGA pseudopotensial digunakan sebagai fungsi exchange correlation. Parameter yang ditinjau adalah keadaan bulk, termasuk konstanta kisi dan panjang ikatan antar atom. Pita energy dan density of state (DOS) pada GaN murni, Eu:GaN dan Tm:GaN menunjukkan perubahan signifikan. Parameter kisi dan panjang ikatan memiliki perbedaan 2% dan 2,5% dari eksperiment. Celah pita energi GaN murni adalah 2.58eV sedangkan penambahan LTJ, dengan konfigurasi Ga(1−x)RENx, (x = 0.125), mengakibatkan penurunan celah energinya. Sub kulit 4f LTJ mengakibatkan penyempitan celah pita energi tersebut. Sehingga dapat diaplikasikan sebagai peralatan optis.
Keywords
GaN, Logam Tanah Jarang, DFT
Topic
Komputasi dan Pemodelan
Corresponding Author
R. HENNY MULYANI
Institutions
University of Jenderal Achmad Yani Bandung
Abstract
Perilaku mekanik tembaga fosfor C1220T-OL dipelajari dengan memvariasikan temperatur dan waktu annealing dan normalizing.Dalam penelitian ini temperatur divariasikan 300�C, 350�C, 400�C dengan waktu penahanan 5, 10, 15 menit.hasil pengujian pada kondisi optimal yaitu temperatur 350�C dan waktu 10 menit, kekuatan tarik 21,92 kgf/mm2 dengan kekerasan 71,64 VHN.
Keywords
Perilaku mekanik Annealing, Normalizing
Topic
Material
Corresponding Author
Sparisoma Viridi
Institutions
Prodi Fisika, FMIPA, Institut Teknologi Bandung
Prodi Astronomi, FMIPA, Institut Teknologi Bandung
Abstract
Simulasi pembentukan asteroid dilakukan dengan menggunakan partikel-partikel butiran berbentuk lingkaran dengan berbagai ukuran. Dua jenis gaya interaksi digunakan, gaya atraktif dan repulsif antar partikel. Gaya atraktif yang diperankan oleh gaya gravitasi bersifat rentang jauh, sementara gaya repulsif yang diperankan oleh gaya normal bersifat rentang pendek, hanya sejauh ukuran partikel butiran. Pada gaya kedua ini terdapat suku didipasi yang dapat mengakomodasi kehilangan energi akibat tumbukan, bahkan sampai bila terdapat deformasi permanen. Nilai (G sim 10^{-11}), (k_N sim 10^4), dan (gamma_N sim 0.5) digunakan secara umum. Kontaktopi atau jumlah titik kontak (C) dan porositas (phi) dari asteroid yang terbentuk dilaporkan. Teramati bahwa (C) bertambah dan (phi) berkurang dengan bertambahnya waktu (t). Pada suatu saat tercapai nilai saturasi (C_{
m sat}) dan (phi_{
m sat}). Pengaruh dari konstanta-konstanta gaya normal seperti (k_N) dan (gamma_N) saat divariasikan juga disampaikan.
Keywords
asteroid, granular particle, gravitational force, normal force
Topic
Kebumian
Corresponding Author
Nana Mardiana
Institutions
(a) Program Studi Pendidikan Fisika, Pascasarjana Universitas Negeri Yogyakarta
Jl. Colombo 1, Yogyakarta, Indonesia
mdna.nana1[at]gmail.com
(b) Dosen Program Studi Pendidikan Fisika, Pascasarjana Universitas Negeri Yogyakarta
Jl. Colombo 1, Yogyakarta, Indonesia
herukus61[at]gmail.com
Abstract
Pergeseran paradigma pembelajaran abad 21 yang awalnya memberi tahu atau ready to use menjadi kemampuan mencari tahu atau digital literacy menuntut peserta didik untuk mampu memanfaatkan perkembangan teknologi di dalam kehidupan termasuk dalam kegiatan pembelajaran. Physics Mobile Learning "PML" bertujuan memadukan pembelajaran fisika melalui teknologi, khususnya pemanfaatan teknologi Smartphone berbantuan Andriod sebagai media pembelajaran inovatif yang sedang berkembang pesat dan dianggap dapat mengikuti perkembangan zaman. Penelitian ini bertujuan untuk (1) mengetahui karakteristik Physics Mobile Learning berbantuan android untuk meningkatkan kemampuan berpikir tingkat tinggi fisika (Physics HOTS) peserta didik SMA; (2) mengetahui kelayakan Physics Mobile Learning berbantuan android yang dikembangkan; serta (3) mengetahui pengaruh penggunaan Physics Mobile Learning berbantuan Android untuk meningkatkan kemampuan berpikir tingkat tinggi fisika (Physics HOTS) peserta didik SMA. Penelitian ini merupakan Research and Development (R&D). Pengembangan media pembelajaran dilakukan dengan mengadaptasi pada model Borg & Gall. Pengembangan dilakukan melalui enam tahapan yaitu; pengumpulan informasi, perencanaan produk, pengembangan produk, validasi produk, evaluasi produk, dan diseminasi. Validasi produk dilakukan oleh satu ahli materi fisika, satu ahli media pembelajaran, lima guru fisika, dan lima peer reviewer. Uji coba produk dilakukan pada peserta didik kelas X IPA SMAN 3 Yogyakarta. Pengumpulan data dilakukan dengan menggunakan angket penilaian kualitas media, tes kemampuan berpikir tingkat tinggi fisika (Physics HOTS).Hasil penelitian adalah: (1) software Android package(apk) Physics Mobile Learning berbantuan Android pada materi elastisitas dengan karakteristik dapat dioperasikan menggunakan perangkat Android, mendukung pembelajaran fisika SMA yang dapat digunakan di dalam maupun di luar pembelajaran fisika di sekolah, serta menyajikan penjelasan materi, contoh soal, dan latihan soal dalam bentuk permainan yang bervariasi, menarik, dan interaktif; 2) bahwa media pembelajaran yang dikembangkan dinilai layak digunakan dalam kegiatan pembelajaran ditinjau dari penilaian aspek materi, media dan hasil uji coba peserta didik. Memiliki kriteria kualitas sangat baik berdasarkan penilaian ahli materi, peer reviewer, dan guru fisika dan memiliki kriteria kualitas baik berdasarkan penilaian ahli media pembelajaran dan peserta didik; serta 3) terdapat pengaruh peningkatan terhadap kemampuan berpikir tingkat tinggi fisika (Physics HOTS) peserta didik yang menggunakan media pembelajaran Physics Mobile Learning berbantuan Android.
Keywords
Physics Mobile Learning, Inovasi, Android, Physics HOTS.
Topic
Pembelajaran
Corresponding Author
Muthia Khaerunnisa
Institutions
a) Mahasiswa Program Studi Statistika, Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam, Universitas Islam Indonesia, Yogyakarta.
*muthiakhaerunnisa67[at]gmail.com
b) Dosen Statistika, Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam, Universitas Islam Indonesia, Yogyakarta.
Abstract
Kasus pembegalan di Kabupaten Lombok Tengah semakin meningkat dari tahun ke tahun. Menurut data Kepolisian Resort Lombok Tengah tahun 2015 terjadi sebanyak 42 kasus pembegalan, angka ini meningkat dibanding dengan tahun 2014 terjadi sebanyak 12 kasus. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui bagaimana decision rule yang tersembunyi dalam data yang sudah ada. Metode analisis yang digunakan adalah metode if-then rule dari rough set theory. Data yang digunakan adalah data sekunder dari laporan Unit Reskrim Polres Lombok Tengah dan Polsek-Polsek di Lombok Tengah dari Januari 2011 sampai bulan Januari 2016. Berdasarkan metode if-then rule dari rough set theory hasil penelitian dapat di ambil kesimpulan berupa beberapa aturan keputusan diantaranya, untuk modus pembegalan dengan dipepet terjadi jika seseorang berkendara sendiri berjenis kelamin perempuan di TKP 2 pada waktu pukul 12.01-18.00, untuk modus pembegalan dengan dicegat terjadi jika seseorang berkendara sendiri berjenis kelamin laki-laki di TKP 2 pada pukul 18.01-00.00, dan untuk modus pembegalan ditodong terjadi jika seseorang berkendara sendiri berjenis kelamin laki-laki di TKP 3 pada pukul 12.01-18.00.
Keywords
Decision Rule, If-Then Rule, Lombok Tengah, Pembegalan, Rough Set.
Topic
Komputasi dan Pemodelan
Corresponding Author
Vivien Ayuningtyas
Institutions
Universitas Islam Indonesia
Abstract
Demam Berdarah Dengeu (DBD) masih menjadi ancaman di Kabupaten Sleman dan merupakan penyakit endemis di Kabupaten Sleman dan endemis nasional. Munurut Dinas Kesahatan Kabupaten Sleman jumlah kasus DBD sampai bulan Desember 2014 tercatat 538 dan menjadi kabupaten yang paling tinggi jumlah kematian akibat kasus DBD di Provinsi Daerah Istimewa Yogyakarta. Demam Berdarah Dengeu (DBD) merupakan penyakit menular yang disebabkan oleh virus dangue dan ditularkan oleh nyamuk Aedes aegypti dengan kemampuan terbang nyamuk Aedes aegypti rata-rata 40m dan maksimal 100m. Sehingga dapat disimpulkan bahwa tingkat penularan penyakit DBD di suatu wilayah dipengaruhi oleh penyakit DBD di wilayah lain yang saling berdekatan karena wilayah yang berdekatan lebih berhubungan dibandingan dengan wilayah yang berjauhan. Dan pola seperti ini dikenal dengan hubungan spasial, untuk mengidentifikasi hubungan spasial digunakan besaran autokorelasi spasial meggunakan metode indeks moran�s I dan Geary�s C. Dari kedua metode tersebut menunjukkan adanya autokorelasi spasial positif dan adanya pola penyebaran penyakit Demam Berdarah Dengeu (DBD) di Kabupaten Sleman.
Keywords
Demam Berdarah Dengue (DBD), Kabupaten Sleman, Kasus DBD, Morans I, Gearys C
Topic
Komputasi dan Pemodelan
Corresponding Author
Yeti Kurniawati
Institutions
Program Studi Pendidikan Fisika Sekolah Pascasarjana Program Magister UPI Bandung
Abstract
Kemampuan memahami konsep fisika diperlukan siswa untuk dapat memahami arti/makna dari sebuah konsep, situasi serta fakta yang diketahui, serta dapat menjelaskan dengan menggunakan kata-kata sendiri sesuai dengan pengetahuan yang dimilikinya dengan tidak mengubah artinya. Kemampuan ini dapat dimiliki apabila didalam pembelajaran fisika, siswa difasilitasi untuk menemukan konsep tersebut. Model Just in Time Teaching (JiTT) merupakan model pembelajaran berbasis inkuiri yang memanfaatkan penggunaan internet dan umpan balik siswa dan guru, baik di dalam kelas maupun di luar kelas. Model ini terdiri dari tiga tahapan yaitu warm up, adjusting concept, dan applying concept. Indonesia merupakan negara dengan jumlah pengguna Facebook terbanyak keempat di dunia, dimana sebagian besar (94 persen) dari 82 juta pengguna Facebook di Indonesia mengakses jejaring sosial tersebut dari perangkat mobile. Hasil analisis berbagai literatur mengungkapkan penerapan model JiTT menggunakan media facebook, dapat menumbuhkan minat siswa terhadap fisika, siswa juga difasilitasi untuk menemukan konsep melalui pembelajaran bermakna, sehingga siswa mampu memamahami sebuah konsep secara utuh dan maksimal.
Keywords
Just In Time Teaching, Facebook, Kemampuan memahami
Topic
Pembelajaran
Corresponding Author
ANDRI NOVI LESTARI
Institutions
pendidikan kimia- SPS Universitas Pendidikan Indonesia
Abstract
Berpijak dari pentingnya membangun literasi sains siswa SMA dengan cara menghubungkan konteks teknologi dan konsep kimia dalam kehidupan sehari-hari yang dapat menarik minat belajar siswa, maka dilakukan praktikum pendahuluan mengenai susunan (sandwich) Dye-sensitized Solar Cells (DSSC) untuk mengetahui prinsip kerja dan hal apa saja yang dapat digali guna membangun literasi sains jika praktikum ini diberikan pada siswa SMA. DSSC merupakan suatu sandwich yang mampu mengkonversi energi foton sinar matahari menjadi energi listrik. Sandwich DSSC terdiri dari tiga bagian penting yaitu kaca elektroda kerja, kaca elektroda pembanding dan larutan elektrolit. Kaca elektroda kerja terdiri dari kaca konduktif dengan lapisan titanium dioksida dan dye organik, kaca elektroda pembanding terdiri dari kaca konduktif dengan lapisan karbon, sedangkan larutan elektrolit merupakan pasangan redoks. Praktikum tersebut merupakan praktikum inkuiri terbimbing dengan konteks teknologi DSSC yang erat kaitannya dengan kehidupan sehari-hari yaitu penyediaan energi listrik. Konteks ini kemudian dihubungkan dengan beberapa konsep kimia SMA antara lain semikonduktor, ikatan kimia, reaksi redoks dan elektrokimia. Dengan menggunakan pertanyaan-pertanyaan dan tugas yang mengarahkan hubungan antara konteks DSSC dan konsep kimia dalam kehidupan sehari-hari maka praktikum DSSC akan dapat membangun literasi sains siswa SMA.
Keywords
Dye-sensitized Solar Cells (DSSC); Praktikum Inkuiri; literasi sains
Topic
Pembelajaran
Corresponding Author
Aswin Hindami Zaradini
Institutions
a) Laboratorium Biokonversi, Pusat Penelitian Biosains dan Bioteknologi ITB, Jalan Ganesha 10 Bandung, 40132
*erestiawaty[at]sith.itb.ac.id
b) Program studi Rekayasa Hayati, Sekolah Ilmu dan Teknologi Hayati, Institut Teknologi Bandung
Laboratorium Instruksional II, Jalan Let. Jend. Purn. Dr. (HC) Mashudi, Nomor 1, Sumedang-Jawa Barat
aswin.hindami[at]students.itb.ac.id
Abstract
Sistem fermentasi yang dilengkapi dengan pelucut gas digunakan pada penelitian ini. Pelucut gas tersebut diyakini dapat memulihkan perolehan produk fermentasi yang bersifat volatil. Adapun sistem fermentasi yang digunakan pada penelitian ini adalah sistem fermentasi dengan substrat tetes tebu menggunakan agen hayati Clostridium acetobutylicum B530 untuk produksi senyawa aseton, butanol, dan etanol. Fermentor batch dengan sistem gas-stripping menggunakan botol Erlenmeyer berukuran 1000 mL sebagai reaktor berisi medium Reinforce Clostridia Medium yang dimodifikasi dan dihubungkan pada kondensor dan sistem sirkulasi gas dilengkapi pompa peristaltik dua putaran. Rancangan fermentor dilakukan pada siklus fermentasi pada suhu inkubasi 35oC selama 95 jam dengan empat jenis perlakuan yaitu medium RCM dengan konsentrasi gula total 5 g/L, 62 g/L, dan tetes tebu 6% (w/v) dan penambahan FeSO4.7H2O 30 ppm dengan konsentrasi inokulum 0,23 g/L (OD600 0,58), serta tetes tebu 6% (w/v) dengan penambahan FeSO4.7H2O 30 ppm dan asam butirat 2% (v/v) dan konsentrasi inokulum 1,375 g/L (OD600 3,5). Analisis kurva pertumbuhan C. acetobutylicum B530 pada empat variasi medium berdasarkan laju pertumbuhan spesifik dan waktu pengandaan bakteri. Fenomena acid crash terjadi pada variasi medium RCM modifikasi dengan tetes tebu 6 % (w/v) dengan penambahan larutan FeSO4.7H2O sebesar 30 ppm dan asam butirat sebesar 2% (v/v).
Keywords
Tetes tebu, butanol, acid crash, C. acetobutylicum B530, Sistem pelucut gas
Topic
Energi
Corresponding Author
Nurcahya Meisadewi
Institutions
1) Mahasiswa Departemen Pendidikan Biologi Sekolah Pascasarjana Universitas Pendidikan Indonesia
*nurcahyameisadewi[at]gmail.com
2) Dosen Departemen Pendidikan Biologi Sekolah Pascasarjana Universitas Pendidikan Indonesia
Abstract
Graphing skill merupakan keterampilan membuat dan menginterpretasi grafik, yang termasuk bagian dari keterampilan kuantitatif. Keterampilan ini perlu dimiliki oleh siswa guna menghadapi tantangan di abad 21 yang lebih kuantitatif, khususnya menunjang keberhasilan biologi di abad 21. Guna membekali siswa dengan keterampilan tersebut, pengembangan graphing skill siswa perlu didasarkan pada profil atau gambaran awal graphing skill siswa di lapangan. Penelitian deskriptif ini dilakukan di sebuah sekolah di Jawa Barat dengan tujuan untuk mendapatkan profil (gambaran) awal graphing skill siswa kelas X pada materi perubahan lingkungan. Data diambil dari salah satu kelas X di sekolah tersebut (34 orang). Instrumen graphing skill yang digunakan dikembangkan berdasarkan indikator tingkatan menginterpretasi dari Bertin�s (1983), sedangkan untuk instrumen membuat grafik menggunakan data tabel terkait materi perubahan lingkungan. Instrumen tes berupa tes tertulis, sebelumnya telah melalui tahapan validasi (judgement expert) dan ujicoba. Secara umum hasil analisis data menunjukan bahwa skor tertinggi siswa berada pada kemampuan menginterpretasi grafik tingkat dasar, sedangkan untuk keterampilan membuat grafik diperoleh bahwa siswa masih kesulitan dalam: (1) menentukan tipe grafik, (2) menuliskan judul grafik yang tepat, (3) menentukan sumbu koordinat untuk variabel bebas atau variabel terikat, beserta label sumbu dan satuannya, (4) membuat legend, dan (5) menentukan skala.
Keywords
Graphing Skill, perubahan lingkungan, keterampilan kuantitatif
Topic
Pembelajaran
Page 9 (data 241 to 270 of 325) | Displayed ini 30 data/page
Featured Events
Embed Logo
If your conference is listed in our system, please put our logo somewhere in your website. Simply copy-paste the HTML code below to your website (ask your web admin):
<a target="_blank" href="https://ifory.id"><img src="https://ifory.id/ifory.png" title="Ifory - Indonesia Conference Directory" width="150" height="" border="0"></a>
Site Stats