Indonesia Conference Directory


<< Back

List of Abstracts

SEMINAR NASIONAL EKOWISATA BERBASIS KEARIFAN LOKAL SEBAGAI UPAYA PEMBERDAYAAN MASYARAKAT PERDESAAN (SemnasPKM 2019)

Event starts on 2019.11.26 for 1 days in Bali

http://semnaspkm2019.confworld.org | https://ifory.id/conf-abstract/P4nV9hUKe

Page 2 (data 31 to 55 of 55) | Displayed ini 30 data/page

PENDIDIKAN BAGI MASYARAKAT DALAM MENGHADAPI ORANG DENGAN GANGGUAN JIWA(ODGJ) DALAM KONTEKS KETENTRAMAN BERMASYARAKAT DI DESA ABIAN SEMAL, KABUPATEN BADUNG
Komang Ema Marsitadewi, Ni Made Anggriyani, I Wayan Sudemen

Show More

Corresponding Author
Ema Marsitadewi Komang

Institutions
UNIVERSITAS WARMADEWA

Abstract
Gangguan jiwa merupakan manifestasi dari bentuk penyimpangan perilaku akibat adanya distorsi emosi, sehingga ditemukan ketidakwajaran dalam bertingkah laku dan terjadi karena menurunnya semua fungsi kejiwaan . Adanya penyimpangan perlakuan tersebut menyebabkan ODGJ cenderung diperlakukan berbeda, bukan hanya berdasarkan penyebutan ODGJ yang masih kerap dipanggil orang gila. Salah satu bentuk ketimpangan perlakuan bahkan cenderung mengarah pada tindakan yang salah dalam menghadapi ODGJ yakni pemasungan terhadap ODGJ. Berdasarkan data Kementrian Kesehatan Republik Indonesia tahun 2013, diantara para 1.7 dari 1000 penduduk Indonesia yang mengalami skizofernia atau psikosis tersebut, kurang lebih 14,8% pernah dipasung dalam masa hidupnya . Padahal pemasungan bukan bentuk penangan atau tindakan tepat dalam memperlakukan ODGJ. Melihat cukup banyaknya jumlah penderita ODGJ di Provinsi Bali mengindikasikan bahwa harus ada tindakan penangan yang tepat baik dari pemerintah dan masyarakat. Memiliki keluarga dengan status ODGJ merupakan hal yang berat bagi keluarga. Beban yang ditanggung oleh keluarga yang hidup bersama penderita ODGJ meliputi beberapa faktor, baik secara ekonomi maupun sosial. Stigma di masyarakat terhadap penderita gangguan jiwa juga mempersulit penanganan penderita gangguan jiwa secara komprehensif. Goffman dalam Lestari menyatakan bahwa stigma terhadap penderita gangguan jiwa memiliki dua komponen utama, Berdasarkan permasalahan tersebutlah, disusun sebuah pengabdian kepada masyarakat untuk memberikan pendidikan kepada masyarakat terkait penanganan ODGJ. Hal ini secara otomatis membantu menghilangkan stigma di masyarakat dan membantu kelurga yang memiliki ODGJ dalam penangan ODGJ sendiri.

Keywords
Orang Dengan Gangguan Jiwa (ODGJ), Pendidikan dan Pelatihan Penanganan, Ketentraman Bermasyarakat.

Topic
Kearifan Lokal

Link: https://ifory.id/abstract/Y4JmDuMPpaB9


PENDIDIKAN PEMBATASAN TIMBULAN SAMPAH PLASTIK DAN PEMANFAATAN APLIKASI LAYANAN SAMPAH BAGI GENERASI MILENIAL DI KOTA DENPASAR
I Gusti Agung Ayu Yuliartika Dewi, Lilik Antarini, Ketut Sri Swatiningsih

Show More

Corresponding Author
agung yuli

Institutions
Universitas Warmadewa
Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik

Abstract
Abstrak Sampah merupakan salah satu permasalahan terbesar di Negara Indonesia. Hampir di semua sungai, jalan, tempat umum, bahkan di dalam rumah kitapun bisa kita temui sampah. Berbagai upaya penanganan sampah gencar dilakukan oleh pemerintah, salah satunya melalui pengelolaan sampah. Dapat dipahami bahwa lingkungan mempunyai batas kemampuan tertinggi. Kemampuan tertinggi tersebut jika terlampaui, maka terjadilah pelanggaran daya dukung lingkungan yang mengakibatkan ekosistem dalam lingkungan menjadi tidak seimbang. Upaya penanganan dinilai tidak cukup melalui regulasi maupun kebijakan atau program yang dikeluarkan oleh pemerintah, tetapi juga memberikan pemahaman kepada masyarakat agar mengurangi penggunaan produk plastik sedini mungkin. Generasi milenial merupakan generasi yang mempunyai kreatifitas sangat tinggi dalam mengoperasikan dan membuat teknologi komunikasi dan informasi. Akan tetapi generasi milenial masih banyak yang tidak peduli terhadap lingkungannya, mereka memiliki sifat yang apatis akan lingkungannya karena mereka sudah memiliki sifat yang individualis. Sifat individualis ini disebabkan karena mereka sudah memiliki gadget dan merasa tidak bisa hidup tanpa gadgetnya, sudah dipastikan mereka tidak peduli akan lingkungannya apalagi akan kelestarian lingkungan hidup karena mereka merasa itu bukanlah tanggung jawab mereka. Selain itu generasi milenial akan mencari eksistensinya di media sosial tanpa melihat lingkungan hidup disekelilingnya seperti bertambahnya pemakaian plastik yang berpengaruh terhadap menumpuknya sampah plastik. Generasi milenial harus memiliki kesadaran akan pentingnya menjaga kebersihan lingkungan dan membantu mengurangi penggunaan plastik. Karena peran generasi milenial sangatlah penting dalam mempengaruhi kelestarian lingkungan hidup di era perkembangan teknologi. Untuk mendukung pemerintah dalam upaya memerangi sampah plastik dengan membatasi timbulan dari sampah plastik serta menjaga kelestarian lingkungan, kami ingin memberikan Pendidikan Pembatasan Timbulan Sampah Plastik dan Pemanfaatan Aplikasi Layanan Sampah Bagi Generasi Milenial di Kota Denpasar. Kata Kunci : Pendidikan Sampah Plastik, Layanan Aplikasi Sampah, Generasi Milenial

Keywords
Pendidikan Sampah Plastik, Layanan Aplikasi Sampah, Generasi Milenial

Topic
Ekowisata

Link: https://ifory.id/abstract/YqzNjp7naJD6


PENGEMBANGAN PRODUK PINDANG DESA KUSAMBA MELALUI APLIKASI TEKNOLOGI TEPAT GUNA DAN PENGEMASAN VAKUM
Pande Ayu Naya Kasih Permatananda1, I Gde Suranaya Pandit2, I Ketut Irianto2

Show More

Corresponding Author
Pande Ayu Naya Kasih Permatananda

Institutions
1Fakultas Kedokteran dan Ilmu Kesehatan, Universitas Warmadewa
2Fakultas Pertanian, Universitas Warmadewa

Abstract
Tempat pemindangan ikan di Kusamba merupakan tempat pemindangan ikan yang bersifat tradisional dan masih menggunakan alat-alat yang sangat konvensional, para pemindang juga bukan merupakan tenaga yang terlatih dan terdidik dalam hal produksi makanan, sehingga pindang produksi desa Kusamba tidak memiliki kualitas yang baik, pengemasannya pun cenderung asal, serta keamanannya pun patut dipertanyakan. Untuk meningkatkan kualitas produk olahan ikan Desa Kusamba, kami mengadakan pelatihan dan simulasi yang dapat membantu para pemindang Desa Kusamba dan mengangkat derajat pindang Kusamba untuk menjadi produk berkelas internasional. Metode pengabdian yang dilakukan adalah meliputi penyuluhan mengenai pentingnya higienitas pengolahan makanan, senam cuci tangan, demonstrasi pemindangan, pelatihan pengemasan dengan metode vakum, serta simulasi pemasaran melalui media sosial. Evaluasi dan monitoring akan dilakukan melalui observasi selama kegiatan dan kuisioner pretest dan posttest. Hasil kegiatan pengabdian masyarakat ini berhasil meningkatkan pengetahuan dan keterampilan kelompok pemindang dalam menerapkan aplikasi teknologi tepat guna dari pengolahan hingga pengemasan pindang.

Keywords
Pindang, Kusamba, Tempat Pengolahan Ikan, Pengabdian Masyarakat

Topic
Kearifan Lokal

Link: https://ifory.id/abstract/XrjdRUDhmKQL


Pengenalan Bahasa Inggris Kepada Anak Usia Dini
A.A. Istri Manik Warmadewi, I Gusti Ayu Agung Dian Susanthi, A.A. Gede Suarjaya

Show More

Corresponding Author
Anak Agung Istri Manik Warmadewi

Institutions
Universitas Warmadewa

Abstract
Abstract English is a global language, the language used by almost all people in the world, including Indonesia. Apart from the worldwide use of English, Bali, which is one of the most well-known and favored places in Indonesia as a tourism destination, makes English one of the most important communication tools used in daily life by the people. Especially those who deal directly with the world of tourism. The importance of English in tourism in the island of the gods, in the world of English education has become one of the subjects required by schools. In the 1990s, English was taught, however it was only basic English, it means students begin to get English lessons starting in junior high school. Along with the development of technology, the progress of the era that requires people to be better able to communicate in English, considering that Bali is also one of the favorite tourist destinations, so now English lessons have begun to be introduced at an early age. Bearing in mind that not only in Bali, but everywhere English is very important to be mastered as one of the international languages, it is used to communicate. So, English has begun to be introduced at the kindergarten level (kindergarten) or play group. Some kindergartens provide English as supplementary lessons or as extra-curricular, and for kindergartens or international class play groups use English as the language of instruction in learning in their schools. Providing teaching or introducing English to early childhood is not easy. One method that can be used is TPR (Total Physical Response) method. TPR is an understanding approach in this case is a foreign language that will be given, using a foreign language approach which is by instruction and command (Larsen & Freeman, 1986). Keywords: learning, English, early childhood Abstrak Bahasa Inggris merupakan bahasa global, bahasa yang digunakan oleh hampir seluruh kalangan yang ada di dunia, tidak terkecuali di Indonesia. Terlepas dari penggunan bahasa Inggris yang mendunia, Bali yang merupakan salah satu tempat di Indonesia yang sangat terkenal dan difavoritkan di dunia sebagai salah satu tujuan pariwisata, menjadikan bahasa Inggris sebagai salah satu alat komunikasi penting yang digunakan dalam kehidupan sehari-hari oleh masyrakatnya. Khususnya yang bergelut langsung dengan dunia pariwisata tersebut. Mengingat pentingnya bahasa Inggris dalam menggerakkan kepariwisataan yang ada di pulau dewata, di dalam dunia pendidikan bahasa Inggris sudah menjadi salah satu mata pelajaran yang diwajibkan oleh sekolah. Pada tahun 1990-an, bahasa Inggris hanya terbatas diberikan. Dalam arti, siswa mulai memperoleh pelajaran bahasa Inggris mulai di bangku SMP. Seiring dengan perkembangan teknologi, kemajuan jaman yang menuntut masyrakat untuk lebih bisa berkomunikasi dalam bahasa Inggris, mengingat Bali juga sebagai salah satu tempat tujuan wisara favorit, maka saat ini pelajaran bahasa Inggris sudah mulai

Keywords
learning, English, early childhood

Topic
Ekowisata

Link: https://ifory.id/abstract/mZHey4zabBpY


PENGUATAN HUKUM ADAT BALI MELALUI PENYURATAN AWIG-AWIG DESA ADAT STUDI KASUS DI DESA ADAT PEKUTATAN NEGARA
I Made Suwitra, I Wayan Wesna Astara, I Ketut Kasta Arya Wijaya, I Wayan Arthanaya

Show More

Corresponding Author
made suwitra

Institutions
Universitas Warmadewa

Abstract
Tujuan dari penulisan ini adalah ingin memberikan hasil analisis aspek kepastian hukum terhadap Awig-Awig dalam upaya peguatan Desa Adat yang dilandasi falsafah Tri Hitakarana. Penyuratan Awig-Awig sebagai bentuk kodifikasi hukum adat Bali yang di dalamnya mengatur tentang Krama Desa Adat dengan berbagai aktivitasnya, Parhyangan sebagai wadah bagi krama desa untuk menghubungkan diri dengan Ida Sang Hyang Widi Wasa (Tuhan Yang Maha Esa) dan sekaligus sebagai sarana pelestarian kebudayaan Bali, Palemahan sebagai manisfestasi wilayah kekuasaan dan sekaligus sebagai wilayah yang menjadi fondasi sumber kehidupan dan tempat berpijak dalam menjalani kehidupan sampai meninggal dunia dalam hubungan harmonisasi. Dalam perkembangan kehidupan krama desa yang selalau berproses diperlukan penegasan pengaturan melalui penyuratan Awig-Awig baik dalam bidang keanggotaan krama desa dengan hak dan kewajibannya, perkawinan, waris dengan maksud dapat ditegakkan secara konsisten secara dinamis sesuai nilai kepatutan dalam masyarakat.

Keywords
Awig-awig, budaya Bali, desa adat, kepatutan

Topic
Kearifan Lokal

Link: https://ifory.id/abstract/V6W2KPxLkjvu


Peningkatan Kemampuan Tata Kelola dan Bahasa Inggris Pengelola Obyek Wisata Sangeh, Desa Sangeh, Kecamatan Abiansemal, badung
Ni Made Anggriyani, I Nyoman Muliana

Show More

Corresponding Author
Made Anggriyani

Institutions
Universitas Warmadewa

Abstract
PENINGKATAN KEMAMPUAN TATA KELOLA DAN BAHASA INGGRIS PENGELOLA OBYEK WISATA SANGEH, DESA SANGEH, KECAMATAN ABIANSEMAL, BADUNG oleh : Ni Made Anggriyani Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik I Nyoman Muliana Fakultas Sastra Abstract This article is written based on a social program conducted at Obyek Wisata Sangeh, Desa Sangeh, Kecamatan Abiansemal, Kabupaten Badung. The tourist object has a small forest that is inhabited by monkeys. The program is based the facts that the management of the object has limitations in governance and in English. The problems were then overcome in some methods. The problem of the governance was overcome by a method of socialization and discussion. Then, the problem of English was overcome by giving trainings with a method of pair work to improve their ability in using the functions of English. The result of the social program shows that now the management of Obyek Wisata Sangeh can practice better management and they can practice functions of English in serving their foreign guests. Keywords : Obyek Wisata Sangeh, governance, functions of English Abstrak Makalah ini didasarkan pada kegiatan Pengabdian kepada Masyarakat (PKM) yang mengambil tema pemberdayaan pengelola Obyek Wisata Sangeh, Desa Sangeh, Kecamatan Abiansemal, Kabupaten Badung. Obyek wisata ini memiliki sebuah hutan yang dihuni oleh binatang kera. Latar belakang kegiatan tersebut adalah keterbatasan para pengelola sebagai mitra PKM ini dalam melakukan pengelolaan Obyek Wisata Sangeh. Observasi awal kegiatan ini menunjukkan bahwa terdapat dua hal permasalahan mendasar yang dijumpai pada pengelolaan Obyek Wisata Sangeh, yakni tata kelola dan bahasa Inggris mereka. Tata kelola merupakan aspek penting karena Obyek Wisata Sangeh sudah dapat dikategorikan sebagai sebuah lembaga yang cukup besar dengan bidang kerja yang cukup beragam, seperti penjualan tiket masuk, penanganan kera, dan pemandu wisatawan. Permasalahan tata kelola di Obyek Wisata Sangeh dalam PKM ini diatasi dengan kegiatan ceramah dan diskusi tentang tata kelola organisasi untuk memantapkan tugas dan fungsi masing-masing bagian. Permasalahan bahasa Inggris para pengelola Obyek Wisata Sangeh tampak pada kemampuan mereka dalam menggunakan fungsi-fungsi bahasa Inggris ketika mereka melayani wisawatan asing. Permasalahan kemampuan bahasa Inggris ini diatasi dengan pelatihan bahasa Inggris komunikatif dengan metode pair work. Hasil kegiatan PKM ini menunjukkan bahwa para pengelola kini memiliki kemampuan dalam melaksanakan tugas sesuai dengan fungsi mereka dan berkomunikasi dengan wisatwan asing dengan menerapkan fungsi-fungsi bahasa Inggris dengan baik. Kata kunci : PKM, Obyek Wisata Sangeh, tata kelola, fungsi bahasa Inggris

Keywords
Obyek Wisata Sangeh, governance, functions of English

Topic
Ekowisata

Link: https://ifory.id/abstract/8yemZnLFhPg4


Peningkatan Kenyamanan Beraktivitas Seni melalui Perancangan Gedung Serba Guna Komunitas Seni Candi Ghana di Kelurahan Sesetan, Denpasar
I Wayan Wirya Sastrawan, S.T, M.Sc., I Gede Surya Darmawan, S.T., M.T.

Show More

Corresponding Author
i wayan wirya sastrawan

Institutions
Program Studi Arsitektur
Fakultas Teknik dan Perencanaan
Universitas Warmadewa

Abstract
Dalam menjaga dan mendidik anak-anak saat ini terkendala dampak negative dari perkembangan teknologi terutama gadget (handphone dan sejenisnya). Terlebih lagi keterbatasan waktu orang tua dengan kesibukan pekerjaan sehingga tidak maksimal memberikan perhatian dan pengawasan pemakaian gadget pada anak-anak. Kondisi serupa dialami orang tua dilingkungan Banjar Suwung Batan Kendal, sehingga munculah ide untuk mendirikan suatu komunitas seni “Candi Ghana”sebagai media pengalihan perhatian anak-anak ke aktivitas lebih positif. Dampak positif komunitas seni ini sudah mulai dirasakan warga, dimana anak-anak sudah mulai teralihkan ke aktivitas positif di dalam komunitas seni ini. Sejak pendiriannya 2 Juni 2018 komunitas seni ini berkembang pesat dengan jumlah anggota sudah mencapai 268 orang. Sementara itu Komunitas Seni Candi Ghana masih memanfaatkan fasilitas baik alat maupun tempat yang ada di Bale Banjar Suwung Batan Kendal. Dengan pemanfaatan fasilitas yang ada di bale banjar, tentu memiliki batasan baik dari segi waktu dan kebutuhan ruangan. Seperti kegiatan rutin di komunitas sering terganggu bahkan harus dibatalkan akibat dimanfaatkannya bale banjar oleh kegiatan adat. Selain itu aktivitas dan kebutuhan besaran ruang komunitas cenderung lebih besar dari fasilitas yang tersedia di bale banjar. Belum lagi adanya event rutin kenaikan tingkat bagi anggota kursus tari dan tabuh/kerawitan/kerawitan, yang membutuhkan stage dengan kapasitas cukup besar sehinga dapat menampilkan seluruh gambelan yang diujikan. Untuk itu Warga/Krama Banjar Suwung Batan Kendal, Yayasan Batan Kendal, beserta pengurus komunitas seni sepakat untuk memindahkan kegiatan komunitas ini ke tempat yang lebih representative. Maka dimohonkanlah pendamping dari Universitas Warmadewa untuk mengatasi permasalahan terutama kebutuhan ruang aktivitas di dalam komunitas melalui sebuah perencanaan dan perancangan arsitektur. Dari permasalahan kondisi Komunitas Seni dan permohonan pendampingan mitra tersebut memerlukan penyelesaian berupa Perencanaan dan Perancangan Gedung Serba Guna Komunitas Seni Candi Ghana. Nantinya dokumen ini dapat dijadikan sebagai dasar pembuatan RAB dalam proposal pengalian dana, panduan pelaksanaan pembangunan, dan proses pemeliharaan/perawatan gedung. Tentunya keterlibat semua pihak dari warga Banjar Suwung Batan Kendal (pemilik dan pengguna), Yayasan (badan pengengelola), Pengurus dan anggota komunitas (pengguna), dan Universitas Warmadewa (ahli pendamping / desainer) sangat dibutuhkan untuk saling memberikan masukan dan informasi untuk mendukung Perencanaan dan Perancangan Gedung Serba Guna Komunitas Seni Candi Ghana.

Keywords
perencanaan, perancangan, gedung serba guna, komunitas seni

Topic
Kearifan Lokal

Link: https://ifory.id/abstract/NftkVrvTG9EK


Perencanaan Masterplan Kawasan DAS Tukad Oos, sebagai Zona Pendukung Desa Wisata Celuk, Kecamatan Sukawati Gianyar Bali
Ni Putu Ratih Pradnyaswari Anasta Putri, Ni Wayan Meidayanti Mustika, Ida Bagus Gede Parama Putra

Show More

Corresponding Author
Ni Putu Ratih Pradnyaswari Anasta Putri

Institutions
Universitas Warmadewa

Abstract
Desa Celuk merupakan salah satu tujuan wisata di Bali yang memiliki ciri khas sebagai tempat cinderamata kerajinan perak. Perkembangan kerajinan perak di Desa Celuk sendiri sudah dikenal sejak tahun 1930-an. Namun, kerajinan perak di desa ini perkembangannya tergolong fluktuatif dari tahun ke tahun yang dipengaruhi oleh berbagai faktor. Sehingga, dampak yang signifikan dirasakan oleh masyarakat yakni adanya “alih profesi” dan alih fungsi lahan. Selain daripada potensi kerajinan perak, Desa Celuk memiliki banyak potensi alam dan budaya. Salah satunya, objek kawasan DAS Tukad Oos ini menjadi sebuah alternatif pengembangan wisata desa yang ingin dilakukan dan dikembangkan oleh masyarakat Desa Celuk karena dianggap memiiki potensi yang cukup banyak, hanya saja pengembangan ini memiliki masalah yang cukup krusial selama beberapa tahun terakhir. Kurangnya sinergi dan manajemen dalam mengatur potensi-potensi wisata tersebut menjadi permasalahan utama yang dihadapi di lapangan. Program kemitraan masyarakat ini di tahun pertama bekerja sama dengan satu kelompok mitra yang menaungi dua kelompok wisata di Desa Celuk, yaitu wisata utama (kerajinan perak Celuk) dan wisata madaya (pengembangan Kawasan Das Tukad Oos). Secara umum mitra ini belum bisa bersinergi dengan baik karena beberapa faktor, seperti kurangnya perencanaan matang pengembangan Desa Wisata Celuk, sosialisasi kepada masyarakat yang masih sulit, manajemen untuk wisata utama dan madya serta kurangnya pakar-pakar ahli yang terlibat di dalamnya. Solusi yang ditawarkan salah satunya adalah perencanaan masterplan Kawasan DAS Tukad Oos yang nantinya diharapkan mampu mendukung pengembangan dan keberlangsungan usaha utama yang telah ada sejak 1930-an di Desa Celuk. Penataan ulang Kawasan Das Tukad Oos serta solusi berupa sistem maupun manajemen satu pintu yang akan diterapkan di objek wisata ini.

Keywords
Desa Wisata, DAS, Tukad Oos

Topic
Ekowisata

Link: https://ifory.id/abstract/HpJ2DvQdYMt7


Perencanaan Masterplan Kawasan Pantai Matahari Terbit Sebagai Upaya Pengembangan Pariwisata Berkelanjutan di Sanur, Kecamatan Denpasar Selatan, Denpasar-Bali
Ida Bagus Gede Parama Putra (a*), Ida Bagus Udayana Putra (b), Ni Putu Ratih Pradnyaswari Anasta Putri (b)

Show More

Corresponding Author
Ida Bagus Gede Parama Putra

Institutions
Universitas Warmadewa

Abstract
Desa Sanur Kaja merupakan wilayah Denpasar Selatan yang memiliki banyak potensi pantai pesisir yang menawarkan panorama matahari terbit yang indah. Jika ditinjau dalam proses zonasi dan kategorisasi pantai di Sanur saat ini, Matahari terbit merupakan pantai yang memiliki potensi yang besar namun perlu mendapatkan perhatian dan pengembangan potensi sekitar Pantai. Pantai Matahari Terbit saat ini merupakan daerah yang dikenal sebagai akses penyeberangan perahu menuju Nusa Penida dan juga jalur ngaben atau upacara keagamaan bagi masyarakat Hindu lokal. Hal ini menyebabkan perubahan citra kawasan pantai ini menurun karena persinggungan dua fungsi yang saling bertolak belakang. Ditinjau dari perspektif pengembangan wisata, Pantai Matahari Terbit memiliki banyak potensi seperti, kuliner khas Nusantara, suasana Pantai pasir Hitam yang menjadi salah satu potensi alam, dan area kawasan hutan Bakau yang memiliki potensi untuk dikembangkan lebih lanjut. Terkait pengembangan wisata Sanur yang didalamnya termasuk pengembangan pantai Matahari Terbit, Kementrian Pariwisata telah berkerjasama dengan UNWTO atau World Tourism Organisation dalam program Sustainable Tourism Observatory (STO) bertujuan untuk mendukung peningkatan keberlanjutan dan ketahanan di sektor pariwisata melalui pemantauan sistematis untuk memahami penggunaan sumber daya alam dan manusia yang bertanggung jawab. Program kemitraan masyarakat ini bekerja sama dengan Badan Usaha Milik Desa Adat dan didukung oleh Yayasan Pembangunan Sanur yang merupakan kelompok yang ditunjuk oleh Desa Sanur untuk melaksanakan pengembangan penataan kawasan kesisir Pantai Matahari Terbit. Pelaksanaan pengabdian akan dimulai dengan tahap kajian dan wawancara tokoh-tokoh setempat demi meperoleh permasalahan konkrit. Metode yang digunakan dalam pelaksanaan pengabdian ini yaitu dengan wawancara masyarakat dan stake holder, kajian literature dan studi kasus proyek sejenis. Metode tersebut akan mampu merumuskan dan menggali potensi wilayah untuk mendukung pembuatan Masterplan Pantai Matahari Terbit. Kurangnya studi kelayakan dan pakar ahli yang bisa merumuskan pengembangan Kawasan pesisir Matahari Terbit Sanur menjadi salah satu kendala dalam pengambilan keputusan.

Keywords
Pantai Matahari Terbit, Ekowisata, Wisata Pesisir Pantai, Pembangunan Berkelanjutan.

Topic
Ekowisata

Link: https://ifory.id/abstract/ctEr3GC9dg7U


PKM "Processed Banana" in KWT Kusuma Dewi Banjar Segah Asahduren Village, Pekutatan Jembrana
Ni Made Yudiastari1) , Ni Ketut Etty Suwitari1), dan Luh Suariani1)

Show More

Corresponding Author
Ni Made Yudiastari

Institutions
Agriculture Faculty Warmadewa University

Abstract
Processing processes that are increasingly developing in the food sector, produce increasingly diverse processed products which are circulating in the market. Banana is a fruit that does not know the season, always there every time. Especially in Bali which is very close to religious activities, where bananas are one of the fruits that are always used in making ceremonies. This causes the presence of bananas is very abundant and easily obtained. In empowering village communities by increasing knowledge, attitudes, skills, and behavior, it is necessary to have an activity program and assistance in accordance with community needs. One of the Banjars in the village of Asahduren is the Banjar Segah, where one of the temples is Tri Karya Utama, whose mothers are members of the Kusuma Dewi Women Farmers Group. The location of the hamlet is located directly adjacent to the State Forest and Regional Corporation (Perusda) making the village far from the crowds. This resulted in KWT activities only revolving around the village and helping the husband as a farmer. The method used is a method of active community participation and exploratory. The activity was carried out in July 2019, beginning with field assessments, program socialization, training and mentoring. The main products produced are banana dodol, banana brownies, banana sponge and banana steamed buns. The byproducts are banana pancakes, banana pudding and banana aromas. Monitoring and assistance is carried out on July 21, 2019. All activities run smoothly, KWT members are able to practice all preparations and are able to package their products properly. This will certainly provide increased nutritional value, selling value and shelf life.

Keywords
empowerment, processed, banana

Topic
Kearifan Lokal

Link: https://ifory.id/abstract/KeURyWzNDMF6


PKM ANEKA OLAHAN TALAS DI DESA WANAGIRI
Luh Suriati,I Gede Pasek Mangku, Luh Kartini

Show More

Corresponding Author
Luh Suriati

Institutions
Program Studi Ilmu dan Teknologi Pangan, Fakultas Pertanian, Universitas Warmadewa

Abstract
Pembangunan industri yang berbasis pertanian saat ini berkembang dengan pesat. Pengembangan teknologi pengolahan melalui kegiatan yang saling menguntungkan antara petani produsen dengan industri pengolahan serta pembangunan ekonomi pedesaan. Salah satu desa yang berpotensi untuk itu adalah desa Wanagiri Kecamatan Sukasada Kabupaten Buleleng. Sebagian besar mata pencaharian masyarakatnya sebagai petani dan merupakan daerah penghasil talas dan sekarang ini dikenal sebagai pusat wisata selfie twin lake view sehingga berpeluang sebagai pasar produk pangan. Tujuan dari kegiatan ini adalah: a) Memberikan pemahaman dan pengetahuan tentang pengolahan produk hasil pertanian untuk membuka lapangan kerja mandiri, b) Meningkatkan pemahaman tentang pengetahuan kewirausahaan produk hasil pertanian. c) Membantu mengurangi pengangguran dan mempercepat keseimbangan sosial ekonomi masyarakat, d) Mendorong tumbuhnya pola-pola kemitraan dalam mengembangkan industri rumah tangga, e) Memberikan ketrampilan dalam pengolahan produk hasil pertanian berupa pembuatan olahan talas berupa bakwan talas, nugget talas, balado talas, dan berbagai jenis kripik talas, f) Memberikan ketrampilan mengemas produk olahan talas. Hasil dari pengabdian ini sangat baik dan efektif. Adapun luaran dari yang pada pengabdian masyarakat ini adalah: 1) Teknologi tepat guna pengolahan talas dengan berbagai macam olahan (mie, kripik, nugget, balado dan bakwan), 2) Produk yang berupa olahan talas yaitu mie, kripik, nugget, balado dan bakwan, 3) Metode pengkemasaan dan labelling. 4) Kiat pemasaran produk. 5) Budidaya tanaman talas di perumahan. 6) Publikasi di media masa Bali Post tentang aneka Olahan Talas

Keywords
Keladi, Olahan, Wanagiri

Topic
Ekowisata

Link: https://ifory.id/abstract/LqZ2N3YfTvd4


PKM EKSISTENSI LEMBAGA PERKREDITAN DESA (LPD) DESA SANGEH DALAM MENDUKUNG PEREKONOMIAN MASYARAKAT DESA
Prof.Dr. I Nyoman Putu Budiartha. SH.,M.H; Dr. I Putu Suwantara, SH., M.Kn, A.A Sagung Laksmi Dewi, SH.,MH, Ni Made Puspasutari Ujianti, SH., MH.

Show More

Corresponding Author
putu suwantara

Institutions
Fakultas Hukum Universitas Warmadewa

Abstract
Desa Sangeh merupakan salah satu desa yang berada di Kecamatan Abiansemal, Kabupaten Badung, Provinsi Bali. Keberadaa Desa Sangeh di salah satu kabupatn yang terkenal akan daerah tujuan wisata, membuat Desa Sangeh menjadi salah satu tempat yang banyak dikunjungi oleh wisatawan domestic maupun mancangara. Untuk dapat tetap eksis sebagai daerah tujuan wisata, tentu banyak pembangunan dan bidang usaha pendukung pariwisata yang harus didirikan di Desa Sangeh, dan tentu hal tersebut memerlukan biaya yang tidak sedikit. Untuk mengatisipasi hal tersebut Desa Sangeh mendirikan Lembaga Perkreditan Desa (LPD) sebagai salah satu Lembaga Keuangan Mikro yang eksistensinya tidak perlu lagi diragukan. Selain LPD, Desa Samgeh juga mendirikan Bank Perkreditan Rakyat (BPR). Pendirian BPR memang diharapkan sangat membantu pemberian modal selain modal kredit yang diberikan oleh LPD. Tetapi secara normative, pendirian dan kepemilikan BPR di Desa Adat bertentangan dengan ketentuan Pasal 4 Peraturan OJK Nomor 20/POJK.3/2014.

Keywords
lembaga Keuangan Desa

Topic
Politik Hukum Desa Wisata

Link: https://ifory.id/abstract/eZFWcqnQzy6g


PKM Kelompok Pembudidaya Ikan di Desa Pakisan, Kecamatan Kubutambahan Kabupaten Buleleng
I Made Kawan1; Dewa Sadguna2; Ni Made Darmadi3

Show More

Corresponding Author
I Made Kawan

Institutions
Fakultas Pertanian Universitas Warmadewa

Abstract
Teknologi Tepat Guna penggunaan “Grider Jaring” untuk memisahkan ukuran (sortasi) benih ikan nila diterapkan pada Kelompok Pembudidaya Ikan (Pokdakan) “Mina Sakti”sebagai Mitra Pengabdian kepada Masyarakat (PkM) yang berlokasi di Desa Pakisan, Kecamatan Kubutambahan, Kabupaten Buleleng . Kendala kelompok mitra adalah sering mendapat komplain dari pembeli benih karena adanya kematian ikan pada saat melakukan sortasi benih, belum memahami pentingnya tahap pasca panen benih, belum mengetahui alat pemisah benih (Grider Jaring) dan belum mengetahui cara-cara menggunakan alat “Grider Jaring” dengan baik. Tujuan PkM adalah diharapkan 100 % anggota kelompok mitra memahami pentingnya pasca panen benih, 95 % terampil menggunakan “Grider Jaring” dan omset penjualan benih meningkat menpapai 80%. Metode pelaksanaan PkM dilakukan melalui penyuluhan dan pelatihan tentang penerapan teknologi sortasi atau seleksi ukuran benih ikan pada tahap pasca panen benih dalam usaha pembenihan ikan nila dengan menggunakan alat “Grider Jaring” dengan baik dan benar. PkM yang telah dilaksanakan, semua peserta(100%) anggota kelompok mitra yang hadir dalam penyuluhan dan diskusi dapat memahami pentingnya pasca panen dan penggunaan alat “Grider Jaring”. Melalui praktek penggunaan alat “Grider Jaring” yang dilaksanakan oleh peserta kelompok mitra menghasilkan 100% benih ikan nila dapat hidup sehat dan dapat meningkatkan omset penjualannya tanpa adanya komplain dari para pembeli benih.

Keywords
Cara Sortasi, Grider Jaring, Benih Ikan Nila.

Topic
Kearifan Lokal

Link: https://ifory.id/abstract/GbMP7Kpnh9TF


PKM OF INCREASING THE ADDED VALUE OF WASTE IN RABBIT FARMER GROUP IN PANCASARI BULELENG
ANAK AGUNG NGURAH MAYUN WIRAJAYA; MADE SRI YULIARTINI; I GUSTI BAGUS UDAYANA

Show More

Corresponding Author
Mayun Wirajaya

Institutions
WARMADEWA UNIVERSITY

Abstract
The PKM (community service) activity was carried out at the "Wana Sari Merta" Livestock Farmer Group in Pancasari Village, Sukasada Sub-District, Buleleng Regency, Bali with the title "PKM of Increasing the Added Value of Waste in Rabbit Farmers Group in Pancasari-Buleleng". Pancasari Village is a producer of horticultural products, in which organic fertilizer is mostly utilized and made by chicken feces. This opportunity could actually be used by rabbit farmers to supply organic fertilizer made from rabbits- waste, namely rabbits- feces and urine. Problems which were faced by the Wana Sari Merta Group were 1).the rabbits- waste has not been processed optimaly and intensively into fertilizer, 2).the group has not have building to collect and process the solid and liquid waste for fermentation and storing process, 3).the product has not been packaged well, 4).high disease rate that leaded to rabbits- death, 5).the lack of feed during dry season. The solutions for those problems were 1).technical training and guidance in making both of solid and liquid organic fertilizers, 2). technical counseling and guidance to build certain place to process both of solid and liquid waste into fertilizers, 3).technical counseling and guidance to package both of solid and liquid organic fertilizers, 4).technical counseling and guiding of disease prevention, and 5).technical counseling and guiding in finding alternative feed. The aims of this activity were to encourage the knowledge and skill of the farmers in cultivating rabbit and using the rabbits- waste as organic fertilizer to subtitute inorganic fertilizer. Besides, both of the solid and liquid rabbits- waste could be used as organic fertilizer for plants just like the chickens- waste. The use of technology in rabbits- waste processing would give high added value for rabbit farmers. The target outputs of this activity were the villagers could be independent in processing the waste of rabbit. From this activity, the output target to be achieved is that the partner group can independently utilize the solid and liquid rabbit waste to become "Solid Organic Fertilizer" (SOF) and "Liquid Organic Fertilizer" (LOF) so as to increase partner group income.

Keywords
livestock farmer groups, rabbits, rabbits waste, solid organic fertilizer, and liquid organic fertilizer

Topic
Ekowisata

Link: https://ifory.id/abstract/EDzNatg78PFb


PKM PADA KOPERASI SIMPAN PINJAM KOPWAN MERTASARI DI KELURAHAN KARANGASEM, KECAMATAN KARANGASEM,KABUPATEN KARANGASEM
N.L.M. Mahendrawati . I Nyoman Putu Budiartha , I Wayan Wesna Antara , Dessy Lina Oktaviani Suendra , Kade Richa Mulyawati , I Made Aditya Mantara Putra

Show More

Corresponding Author
Dessy Lina Oktaviani Suendra

Institutions
Unwar

Abstract
Sebagai salah satu penggerak perekonomian menengah, Koperasi sangat berkembang pesat di Indonesia beberapat tahun belakangan ini. Provinsi Bali merupakan salah satu kompetisi terbaik untuk Koperasi di Indonesia. Hal ini dapat dilihat dari penghargaan yang telah diberikan oleh Kementrian Koperasi dan Usaha Kecil dan Menengah Republik Indonesia kepada koperasi-koperasi di Bali. Pemerintah pun optimis untuk terus mengembangkan koperasi dan UMKM di Bali secara baik dan benar agar kedepannya dapat memenuhi pasar baik dalam negeri maupun luar negeri. Salah satu koperasi yang ada di Bali adalah Koperasi Simpan Pinjam KOPWAN Mertasari di Kota Amlapura, Kabupaten Karangasem. Koperasi ini timbul dari adanya keinginan untuk mengembangkan kelompok Dharma Wanita di lingkungan Pemda Karangasem agar dapat membantu perekonomian para anggota bahkan masyarakat karangasem. Hasil dari wawancara dengan Ketua Pengurus KSP KOPWAN Mertasari dan Kepala Dinas Koperasi dan UMKM Karangasem di lapanan menunjukkan beberapa isu permasalahan yang perlu mendapatkan perhatian yaitu: (1) sistem manajemen dari KOPWAN Mertasari yang memiliki permasalahan;(2) ada permasalahan kredit macet yang ditenggarai masih lemahnya perjanjian simpan pinjam serta keinginan dari pihak anggota untuk melaksanakan hak dan kewajibannya. Berdasarkan permasalahan-permasalahan tersebut, maka diperlukan suatu penataan yang baik melalui pendekatan pembinaan dengan hasil akhir berupa sistem manajemen KSP yang baru serta adanya bentuk perjanjian simpan pinjam yang lebih baku agar tidak ada lagi permasalahan kredit macet.

Keywords
Koperasi, Kredit Macet, Karangasem

Topic
Ekowisata

Link: https://ifory.id/abstract/QzbHTKe9pRWh


PKM Pelestarian Dua Lembar Prasasti di Desa Gelgel, Klungkung, Bali
I Made Mardika Anak Agung Rai Sita Laksmi I Wayan Runa

Show More

Corresponding Author
I Made Mardika

Institutions
Universitas Warmadewa

Abstract
Desa Gelgel pernah menjadi pusat kerajaan Bali abad XIV-XVI masehi memiliki potensi warisan budaya yang cukup beragam. Satu diantaranya, adalah dua lembar prasasti yang tersimpan di Pura Ibu Kawitan Pasek Gelgel Bendesa Tangkas Kori Agung. Dua lembar prasasti ini dipercaya sebagai anugerah raja sehingga dijadikan sarana pemujaan, dan dipersembahkan upacara secara berkala. Permasalahan yang dihadapi penyungsung pura yang dijadikan mitra PKM adalah tidak diketahuinya cara pelestarian warisan budaya, dan belum dipahaminya isi yang tersurat dalam dua lembar prasasti tersebut. PKM ini berupaya mengadakan pendampingan teknik konservasi arkeologi dan pembacaan, penerjemahan, serta penafsiran isi prasasti dalam konteks sejarah. Tiga tahapan yang dilakukan meliputi: (1) melakukan teknik konservasi /perawatan arkeologi, (2) melakukan pembacaan isi prasasti, dan (3) membuat duplikat prasasti yang ditulis pada daun lontar. Hasil dari pelaksanaan PKM sebagai upaya pemberdayaan masyarakat dalam pelestarian warisan budaya adalah terkonservasinya dua lembar prasasti, terungkapnya isi prasasti, dan tersedianya duplikat prasasti. Luaran kegiatan PKM ini adalah: (1) publikasi di media massa pada koran Pajar Bali telah terbit, (2) dokumentasi audiovisual dalam bentuk vedio di WarmadewaTV, (3) makalah seminar nasional (oral presentation), dan (4) Publikasi yang diterbitkan dalam jurnal CSJ.

Keywords
pelestarian, warisan budaya, prasasti.

Topic
Kearifan Lokal

Link: https://ifory.id/abstract/DC68Yh9eucgM


PKM Pembuatan Kompos dan Biochar Berbasis Kotoran Sapi di Desa Buduk Badung Bali
Yohanes Parlindungan Situmeang dan Made Suarta

Show More

Corresponding Author
Yohanes Parlindungan Situmeang

Institutions
Program Studi Agroteknologi, Fakultas Pertanian, Universitas Warmadewa

Abstract
Permasalahan yang ditemukan di mitra adalah masalah limbah ternak yang belum tertangani dengan baik, dan masalah transfer teknologi pembuatan pupuk organik kompos dan biochar yang belum pernah dilakukan di mitra, serta masalah manajemen yang terkait dengan penguatan kelompok. Kegiatan pengabdian bertujuan untuk meningkatkan pemahaman dan ketrampilan mitra untuk berinovasi mengubah limbah ternak menjadi pupuk organik kompos dan biochar yang bermanfaat untuk memperbaiki kesuburan tanah dan hasil tanaman. Integrasi usaha ternak sebagai penghasil daging dan hasil samping limbah kotoran ternak yang diolah menjadi pupuk yang siap dipasarkan diharapkan dapat meningkatkan nilai tambah dan pendapatan peternak. Metode yang akan dipakai untuk mencapai tujuan tersebut melalui penyuluhan, pelatihan, pendampingan, dan transfer teknologi dengan praktek langsung di lapang. Hasil yang telah dicapai yaitu kelompok tani mitra telah mampu menerima dan menerapkan pengelolaan limbah kotoran sapi yang segera diolah menjadi pupuk organik yang ramah lingkungan. Kelompok tani mitra juga telah mampu menerima dan menerapkan teknologi pembuatan pupuk organik kompos dan biochar dan memproduksinya hingga siap dipasarkan. Hasil PKM pembuatan pupuk organik kompos dan biochar ini dapat digunakan pemerintah daerah untuk integrasi pengelolaan limbah ternak dengan produksi pupuk organik yang siap dipasarkan untuk memperbaiki lahan pertanian yang kurang subur dan meningkatkan hasil tanaman pertanian.

Keywords
Peternak, limbah kotoran sapi, kompos, biochar

Topic
Ekowisata

Link: https://ifory.id/abstract/RdDXpG8hFAqf


PKM PENGRAJIN GERABAH DI BANJAR BASANGTAMIANG DESA KAPAL KECAMATAN MENGWI KABUPATEN BADUNG
Dra. Ni Putu Sri Mariyatni,M.M ,Ni Made Rai Juniariani,S,E.,M.Si. ,Dr. Agus Darma Yoga Pratama, SS.,M.Hum.

Show More

Corresponding Author
Sri Mariyatni

Institutions
Universitas Warmadewa

Abstract
Bali memiliki warisan budaya kuno dan masih bertahan lestari sampai saat ini, salah satunya adalah pengrajin gerabah yang ada di banjar Basangtamiang, desa Kapal, Mengwi, Badung. Pengrajin gerabah yang ada di banjar Basangtamiang, desa Kapal ini merupakan warisan budaya dari para leluhur yang sampai saat ini masih tetap dilestarikan oleh beberapa pengrajin yang ada banjar Basangtamiang. Gerabah tetap masih diproduksi oleh masyarakat ini, umumnya untuk kebutuhan upacara keagamaan khususnya agama Hindu seperti carat, coblong, cobek, kumba, dulang, pengasepan, jempere, dan lain-lain, disamping untuk kebutuhan yang lain seperti :produk kebutuhan rumah tangga dan benda-benda hias lainnya. Seiring laju berkembangnya pariwisata di Bali, maka permintaan terhadap produk gerabah semakin bervariasi, sehingga jenis produk yang dihasilkan semakin beragam. Khalayak sasaran program kemitraan bagi masyarakat ini adalah Ni Luh Surati sebagai pengrajin gerabah dan Ni Ketut Ratna yang memasarkan produk kebeberapa tempat seperti pasar tradisional, toko dan warung yang menjual alat-alat kebutuhan upacara keagamaan terutama agama Hindu. Kedua mitra ini berlokasi di banjar Basangtamiang, desa Kapal, kecamatan Mengwi, kabupaten Badung . Kontribusi mendasar dari program ini adalah untuk dapat meningkatkan pemasaran melalui beberapa sistem pemasaran baik media cetak seperti kartu nama, katalog produk maupun media elektronik, pengelolaan manajemen keuangan dan laporan keuangan terkait pengeluaran maupun pendapatan, meningkatkan dan memperlancar proses produksi, pengadaan bahan baku yang dibutuhkan dalam berproduksi, melestarikan warisan budaya dan kearifan lokal. Permasalahan yang dihadapi kedua mitra meliputi : Ni Luh Surati sebagai pengrajin : (a) Belum memiliki pembukuan terkait pendapatan, pengeluaran, biaya produksi dan laba ruginya, (b) Sarana dan prasarana yang dimiliki pengrajin masih terbatas, (c) Kesulitan dalam penyediaan bahan baku, karena terbatasnya pemasok bahan baku berupa tanah liat. (d) Sulitnya melakukan pengeringan terutama di musim hujan sehingga proses produksi terganggu, sedangkan Ni Ketut Ratna yang melakukan pemasaran: (a) Belum memiliki sistem pemasaran yang baik seperti media cetak maupun media elektronik, (b) Belum memiliki pembukuan terkait pembelian produk, penjualan produk maupun rugi labanya 3) Kedua mitra kurang memahami makna warisan budaya dan kearifan lokal. Solusi yang ditawarkan atas permasalahan tersebut adalah : (1) Pendampingan dan membantu dalam pembuatan pembukuan dan laporan keuangan sederhana, (2) Membantu dalam proses pengadaan bahan baku berupa tanah liat untuk memperlancar proses produksi, (3) Membantu memberi pendampingan dalam sistem pemasaran produk agar mampu berkiprah di pasar global, (4) Pendampingan dalam memberikan pemahaman makna warisan budaya dan kearifan lokal. Rencana target luaran capaian: (1) Publikasi pada media cetak ( sudah terbit ), (2) Publikasi jurnal ilmiah (prosiding ), (3) Peningkatan omset

Keywords
Gerabah, Warisan Budaya, Kearifan Lokal

Topic
Kearifan Lokal

Link: https://ifory.id/abstract/RuMLYGw4v9rN


PKMS PEMBERDAYAAN TEMPAT PENITIPAN ANAK (TPA) DALAM PENGELOLAAN PENYAKIT MENULAR SERTA SKRINING TUMBUH KEMBANG ANAK DI TPA PURI RARE KOTA DENPASAR
Ni Putu Diah Witari*1, Anny Eka Pratiwi1, Ni Komang Trisna Sumadewi1

Show More

Corresponding Author
Diah Witari

Institutions
1 Fakultas kedokteran dan Ilmu Kesehatan, Universitas Warmaewa

Abstract
Tempat Penitipan Anak pada saat ini mengalami perkembangan yang signifikan dengan banyaknya kebutuhan masyarakat dan tuntutan orang tua untuk bekerja. Sehingga banyak orang btua menitipkan anaknya di tempat penitipan anak (TPA). Puri Rare Day Care merupakan salah satu TPA yang ada di kota Denpasar. Beberapa balita dan anak dititipkan di sana. Balita dan anak-anak rentan untuk terkena infeksi di TPA, sehingga tujuan Pengabdian ini adalah memberikan pengetahuan mengenai penyakit menular serta pencegahannya dan pelatihan untuk menggunakan alat perlindungan diri dan skrining tumbung kembang anak. Partisipasi mita mencapai 100% dan terjadi peningkatan pengetahuan mitra mengenai penyakit infeksi anak dan cara pencegahannya serta tumbuh kembang anak peningkatan dari 53.33 menjadi 86.67%. serta dilakukan monitoring evaluasi setiap setiap 2 minggu untuk melihat kemampuan mitra dalam melakukan skreaning tumbuh kembang dan pencegahan infeksi. Setelah melakukan kegiatan PKM dapat disimpulkan bahwa terjadi peningkatan pengetahuan mitra mengenai penyakit infeksi dan pencegahannya serta cara skrining tumbuh kembang anak.

Keywords
TPA, Puri Rare, Penyakit Infeksi, Tumbuh kembang

Topic
Kearifan Lokal

Link: https://ifory.id/abstract/zKJFHBTRrEXc


STRATEGI PEMBANGUNAN EKOWISATA BERBASIS KEARIFAN LOKAL INTANGABLE HERITAGES
Dr I Gusti Agung Ayu Gita Pritayanti Dinar SH MH dan Prof Dr I Nyoman Putu Budiartha SH MH

Show More

Corresponding Author
I GUSTI AGUNG AYU GITA PRITAYANTI DINAR

Institutions
Universitas Warmadewa

Abstract
Ekowisata berimplikasi positif dalam meningkatkan perekonomian masyarakat setempat, untuk memahami fenomena alam, budaya dan memberikan dukungan terhadap pelestarian alam dan budaya itu sendiri sehingga format pariwisata Bali yang kental dengan pariwisata budaya tidak akan pernah pudar. Karakter kebudayaan dan warisan budaya Bali yang mencakup simbol, tanda, bentuk ekspresi seni tulisan, bahasa, gaya hidup, sistem ritual, pengetahuan tradisional dan mitologi yang diwariskan oleh pendahulu masyarakat Bali menjadikan daya tarik tersendiri bagi dunia pariwisata. Perubahan dan pergeseran cara hidup, budaya, sistem ritual dalam masyarakat tidak dapat terhindarkan, hal ini merupakan cerminan budaya yang fleksibel dan ramah terhadap masuknya budaya lain dan perkembangan teknologi global. Pergeseran ini bukanlah sebuah problema jika karakter dan identitas budaya Bali idealnya selalu mencerminkan warisan budaya pendahulunya. Ketika warisan budaya berwujud (tangible heritages) dapat dipugar kembali pada saat terjadi kerusakan karena seleksi alam, bagaimanakah dengan tata kelola pelestarian warisan budaya tidak berwujud yang telah bercampur dan mengalami perubahan bahkan terlupakan akibat percampuran berbagai budaya di dunia yang sedikit demi sedikit dikhawatirkan dapat menggantikan warisan budaya intangable Bali? Rumusan masalah dalam penelitian ini: (i) Bagaimanakah kajian filosofis mengenai hakikat pelestarian warisan budaya intangible? (ii) Bagaimanakah konsep tata kelola warisan budaya intangable Bali sehingga dapat dilestarikan dengan dinamika perkembangan budaya global? Penelitian ini menggunakan metode penelitian kualitatif, dengan mengembangkan validasi data melalui dialog, wawancara khusus dengan memperhatikan fenomena sosial di masyarakat, dengan peneliti sebagai instrumen pokok. Teknik pengumpulan data yang relevan dalam penelitian ini yaitu dengan cara: (i) pengamatan (observasi lapangan) dan (ii) studi dokumen. Teori yang digunakan dalam mengkaji permasalahan dalam penelitian ini yaitu teori korelasi ruang, manusia dan kebudayaan. Melalui penelitian ini dapat ditentukan hakikat dari pelestarian warisan budaya intangable Bali dan konsep tata kelola warisan budaya intangable Bali dengan adanya dinamika perkembangan budaya global dengan mengkaji secara komprehensif melalui obyeknya, proses terbentuknya dan kemanfaatan untuk masyarakat setempat, nasional dan internasional. Diperlukan konsep tata kelola yang saling mendukung dan saling menentukan sehingga tercapai pelestarian sistem budaya yang ideal dan berkelanjutan di Bali. Tolak ukur pelestarian warisan budaya tidak hanya terfokus pada wujud warisan budaya itu sendiri namun dengan memperhatikan berbagai faktor disekitar warisan budaya secara mendalam, terstruktur dan sistematis.

Keywords
tata kelola, pelestarian, intangable heritages

Topic
Kearifan Lokal

Link: https://ifory.id/abstract/Mj2e7BCbuvhm


THE APPLICATION OF -ESA- METHOD IN TEACHING ENGLISH FOR 1st GRADE OF ELEMENTARY STUDENTS
I Wayan Budiarta, Ni Wayan Kasni

Show More

Corresponding Author
I Wayan Budiarta

Institutions
Master of Linguistics Program Warmadewa University

Abstract
This paper is aimed to explore the application of ESA method in teaching English for Grade1 of Elementary Students. The method of ESA is applied to discover how effective it can assist the student in the process of learning English especially for the first grade of elementary students. The method is applied for the first grade of Elementary Student of SDN2 and SDN 3 Serangan Denpasar. The teaching process was designed for eight meeting which last for two month or half of semester. The Method applied in the teaching process is ESA which include Engage, Study and Activate, Engage is the beginning of teaching activities in which the teacher or instructor to attract students interests through fun activities in the form of games. This game is designed to attract and to get student attention. While in the Study the teacher deliver the teaching material which has been introduce in the Engage through game. While in activate, the teacher tries to give some exercises which related to the topic so the students can use the language. The exercises which is given in activate is also given through game as it the most effective way in teaching process for the beginner. The result showed that the student is really active in the class as all the process of teaching is undertaken in fun way. The improvement as the result of applying the method is shown as the students are dare to rise their hand to answer the game or quiz given by the teacher. The student has the courage to speak though it only one or two words that has been introduced. This indicates that the method is effective in the teaching of first grade of elementary students

Keywords
engage, study, activate, game

Topic
Ekowisata

Link: https://ifory.id/abstract/VfmHRxpWAva8


TRAINING OF VIRGIN COCONUT OIL PROCESSING IN BANJAR BEDAUH VILLAGE CARANGSARI BADUNG
A.A. Made Semariyani and I Wayan Sudiarta

Show More

Corresponding Author
A.A.Made Semariyani

Institutions
Universitas Warmadewa

Abstract
Training on Virgin Coconut Oil Processing was held in Banjar Bedauh, Carangsari village, Badung Regency. Training was given to the Sari Nadhi Group (KBU). The goal to be achieved is to provide technology to process coconut into Virgin Coconut Oil (VCO). The trainees were given knowledge about entrepreneurship, business management, sanitation and hygiene in the production, packaging and marketing processes, so that the trainees were able to manage the businesses they made well. The methods carried out in the implementation of this training are the methods of interviews, face-to-face, counseling and hands-on practice. Activities are carried out in stages, namely: First, there will be counseling about appropriate technology for processing sweet corn products, production processes and sanitation and hygiene processing, counseling Entrepreneurship, business management and marketing. Secondly, there was a direct training / practice on making VCOs, several evaluations were conducted until the trainees truly mastered the technology and the trainees were able to make products independently. Third, it is facilitated to obtain a P-IRT permit from products produced from the Badung District Health Office so that the range of product marketing can be wider and guaranteed safety. Fourth, in the final part of this programs, monitoring and motivating groups and group members who are just starting to start a VCO processing business. The output target to be achieved is that the trainees can independently make VCO, understand entrepreneurial knowledge, marketing management, so they can become economically independent. To be a proof of the activity, the activity is documented in the form of photos and videos and an article is written to be published in the Scientific Magazine.

Keywords
VCO, Entrepreneurship, Appropriate Technology

Topic
Ekowisata

Link: https://ifory.id/abstract/ZuFhPHLYvNXU


Upaya Pengembangan Media Penghubung Penyandang Disabilitas Dengan Pekerjaan di Kota Denpasar
A.A. Gd. Oka Wisnumurti, Komang Ema Marsitadewi, dan Indah Permatasari

Show More

Corresponding Author
Ema Marsitadewi Komang

Institutions
Universitas Warmadewa

Abstract
Penyandang disabilitas masih mengalami kesulitan untuk memperoleh pekerjaan. Rendahnya tingkat partisipasi kerja penyandang disabilitas ke dalam pekerjaan sektor formal tentu saja diakibatkan oleh berbagai faktor, salah satunya diakibatkan oleh belum adanya sarana atau media untuk menghubungkan penyadang disabilitas dengan pekerjaan. Mitra dalam program ini adalah Dinas Tenaga Kerja dan Energi Sumber Daya Mineral Provinsi Bali. Persoalan yang dialami oleh mitra adalah belum maksimalnya peran mitra dalam memfasilitasi penyandang disabilitas dengan penyedia pekerjaan. Tujuan dari program ini adalah untuk melindungi hak penyandang disabiltas khususnya hak dalam memperoleh pekerjaan. Hasil pengabdian ini ialah adanya website yang bernama lokerbilitas dan media sosial lainnya yang dapat menghubungkan penyandang disabilitas dengan penyedia lapangan pekerjaan sebagai solusi untuk memecahkan permasalahan yang dialami oleh mitra. Lokerbilitas ini akan menghubungkan penyedia lapangan pekerjaan yang membutuhkan pekerja penyandang disabilitas langsung dengan penyandang disabilitas itu sendiri. Hal ini akan mempermudah penyandang disabilitas di Bali untuk menemukan pekerjaan dengan khususnya di Kota Denpasar.

Keywords
penyandang disabilitas, pekerjaan, lokerbilitas

Topic
Kearifan Lokal

Link: https://ifory.id/abstract/DX9RN3UWm7rA


Utilization Of The Yard To Increase Additional Food Value Dharma Santi Village In The Denpasar City
I Gusti Bagus Udayana ;I Gede Pasek Mangku; Ketut Irianto

Show More

Corresponding Author
I Gusti Bagus Udayana

Institutions
Universitas Warmadewa

Abstract
The Community Service Program is related to the work programs of Bali Province women groups points II and III, namely, managing the Family Economic Empowerment program through the Family Income Improvement Business Program (work group II program) and managing land use through the Beautiful and Comfortable Regular Asri Page Program ( working group III). Yard land area throughout Indonesia reaches 10.3 million hectares. This huge potential can be used as a source of food suppliers that are nutritionally valuable and have high economic value. (Agricultural Research and Development Agency, 2011) Of these areas, most have not been utilized as a planting area for various agricultural commodities, especially food commodities. According to the Ministry of Agriculture, if this treaty is utilized optimally, it can become one of the pillars to realize family welfare. Likewise, the plots of land in the Dharma Santi sub-village vary greatly, some are large, but some are narrow, but even the use of narrow plots can be used so that it is beneficial in increasing the nutrition and additional income of the family by growing plants in pots and filling empty spaces. in various corners of the yard. Yard land use is one of the Ministry of Agricultures National programs in order to maintain and maintain the independence of the communitys food security and availability through optimizing the use of the yard with the aim of: 1. Increasing the skills of family and community Particularly the PKK in the use of the plot of land; 2. Meet the familys food and nutrition needs; 3. Developing seed / seed sources to maintain the sustainability of the use of the yard; 4. Developing productive family economic activities and creating a clean and healthy green environment independently. The objectives of the activity to be achieved in this activity are: 1. Technological understanding of vegetable and empon-empon cultivation in the yard 2. Increasing the knowledge of partners in processing crop yields such as being able to make ginger powder and fresh drinks from the ginger products 3. Partner groups have the ability in better business management. 4. Helps create an entrepreneurial spirit for partners so that they have added value and get additional income for the family.

Keywords
Womens Group, Use of the yard, Making ginger powder

Topic
Ekowisata

Link: https://ifory.id/abstract/7KJrjYRU9BVb


UTILIZATION OF WASTE FOR IMPROVEMENT LAND ADDED VALUE IN DHARMA SANTI VILLAGE
Luh Kartini; Anak Agung Ngurah Mayun Wirajaya; Made Sri Yuliartini

Show More

Corresponding Author
Luh Kartini

Institutions
Universitas Warmadewa

Abstract
This program is related to the Pokja PKK Provinsi Bali program points II and III namely, managing the Family Economic Empowerment program through UP2K PKK (Usaha Peningkatan Pendapatan Keluarga) (Pokja II Program) and managing land use through the Halaman Asri Teratur Indah dan Nyaman (HATINYA) Program PKK (Pokja III). At present the plots of land in the Dharma Santi sub-village of Ubung Kaja are very varied, some are large but some are narrow. Each plot of land and household activities can generate different amounts of waste that can actually be used as a source of organic material to support the creation of food security in each household and to be useful in increasing nutrition and additional family income by growing plants in pots and filling spaces empty in various corners of the yard. Currently the problems faced by partners are 1). Leaves and household waste have not been treated optimally, 2). not yet have a waste disposal facility, 3). The product has not been packaged properly, 4). Nutrient organic fertilizer, 5). the absence of additional ingredients to improve the quality of organic fertilizer. Solution 1). Counseling, training and assistance and technology transfer. , 2). Building a shelter, fermentation process and adequate storage of organic materials and puouk, 3). Extension, training and packaging assistance, 4). counseling to increase the nutrient content of organic fertilizer, 5). find more material organic. The objectives to be achieved in this activity are: understanding plant cultivation technology in home yards, increasing partner knowledge in making organic fertilizer, partner groups have the ability in good business management, helping to create an entrepreneurial spirit for partners so that they have added value and get additional income for family. From this activity the output target to be achieved is the partner group can utilize household waste as organic fertilizer in the cultivation of plants in the yard of the house or vacant land around the partner group area.

Keywords
PKK group, utilization of yard and organic fertilizer.

Topic
Ekowisata

Link: https://ifory.id/abstract/FxVbGkXtRynW


Page 2 (data 31 to 55 of 55) | Displayed ini 30 data/page

Featured Events

<< Swipe >>
<< Swipe >>

Embed Logo

If your conference is listed in our system, please put our logo somewhere in your website. Simply copy-paste the HTML code below to your website (ask your web admin):

<a target="_blank" href="https://ifory.id"><img src="https://ifory.id/ifory.png" title="Ifory - Indonesia Conference Directory" width="150" height="" border="0"></a>

Site Stats