Event starts on 2016.07.21 for 2 days in Bandung
http://portal.fi.itb.ac.id/snips2016 | https://ifory.id/conf-abstract/4chQ7E9Cp
Page 3 (data 61 to 90 of 325) | Displayed ini 30 data/page
Corresponding Author
Nia Nurhayati
Institutions
a) Universitas Pendidikan Indonesia
Abstract
Pengetahuan mengenai lokasi terjadinya gerakan tanah sangat dibutuhkan dalam kajian mitigasi bencana pergerakan tanah, khususnya pada daerah rawan yang berpotensi terjadinya longsor seperti di daerah Desa Cihideung Kecamatan Parongpong Kab. Bandung Barat yang dapat mengakibatkan jalur transportasi terhambat dikarenakan tertutupi oleh longsoran. Penelitian ini menerapkan metode geofisika Geolistrik Resistivitas konfigurasi Wenner untuk mengidentifikasi penampang bawah permukaan. Pengukuran resistivitas batuan dilakukan dengan tiga lintasan menggunakan alat Naniura NRD 22 S. Berdasarkan kondisi geologis serta hasil pengukuran geolistrik resistivitas yang telah dilakukan, lapisan tanah di wilayah desa Cihideung diinterpretasi sebagai pasir tufaan dan lempung dengan resistivitas berturut turut yaitu 253Ωm - 2776Ωm dan 23,1Ωm-1250Ωm Interpretasi 2D resistivitas pada lintasan 2 menunjukkan adanya bidang gelincir berbentuk cekung dengan kemungkinan bergerak secara rotasi dengan kemiringan bidang 14�. Sesuai dengan penampang 3D yang diperoleh, bidang gelincir berbentuk cekung juga terdapat pada bagian tengah lintasan yang mengarah ke timur. Dengan kondisi tanah, kemiringan serta letak lokasi penelitian yang berada �5m diatas pemukiman dan jalan raya Parongpong, menjadikan wilayah desa Cihideung wilayah yang berpotensi longsor.
Keywords
longsor; bidang gelincir; resistivitas; konfigurasi wenner
Topic
Kebumian
Corresponding Author
Teen November Manalu
Institutions
a) Program Studi Pendidikan Matematika
FKIP Universitas Advent Indonesia
Jl.Kolonel Masturi 288 Parongpong, Bandung Barat
b) Program Studi Pendidikan Matematika
FKIP Universitas Advent Indonesia
Jl.Kolonel Masturi 288 Parongpong, Bandung Barat
Abstract
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui apakah terdapat perbedaan peningkatan kemampuan koneksi matematis antara siswa yang memperoleh Brain Based Learning dengan siswa yang memperoleh Contextual Teaching and Learning. Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh siswa kelas VII se- Kabupaten Bandung Barat. Sedangkan untuk sampel dalam penelitian ini adalah siswa kelas VII-D dan siswa kelas VII-E di SMP Negeri 1 Parongpong. Dari dua kelas tersebut, yang memperoleh Brain Based Learning adalah siswa kelas VII-D dan siswa kelas VII-E memperoleh Contextual Teaching and Learning. Desain dalam penelitian ini menggunakan studi komparatif untuk mengetahui perbedaan peningkatan kemampuan koneksi matematis antara siswa yang memperoleh Brain Based Learning dengan siswa yang memperoleh Contextual Teaching and Learning. Uji statistik yang digunakan adalah Uji beda dua rata-rata yaitu uji t pada taraf signifikansi 0,05. Hasil penelitian yang diperoleh adalah terdapat perbedaan peningkatan kemampuan koneksi matematis antara siswa yang memperoleh Brain Based Learning dengan siswa yang memperoleh Contextual Teaching and Learning. Respon siswa terhadap Brain Based Learning adalah suka dan respon siswa terhadap Contextual Teaching and Learning adalah sangat suka.
Keywords
: Brain Based Learning, Contextual Teaching and Learning dan Kemampuan Koneksi Matematis.
Topic
Pembelajaran
Corresponding Author
Ria Amora
Institutions
Universitas Islam Indonesia
Abstract
Pada awal tahun 2016 wabah Demam Berdarah Dengue (DBD) di Indonesia memang tengah memuncak, penyakit tersebut disebabkan oleh virus dengue dan menyebar ke manusia melalui gigitan nyamuk Aedes Aegypti. Berdasarkan data tahun 2015 di RSUD R. Syamsudin SH, didapatkan bahwa DBD memasuki 10 besar penyakit yang banyak terjadi selama tahun 2015 dan menjadi urutan ketiga setelah penyakit Gastro Enteritis dan Congestive Heart Failure. Seiring dengan banyaknya pasien kasus DBD akan memungkinkan data dengan jumlah skala yang sangat besar dapat terakumulasi, dengan memanfaatkan data tersebut penulis ingin menerapkan salah satu teknik data mining dengan perhitungan statistika dalam melakukan diagnosis penyakit Demam Dengue dan Demam Berdarah Dengue. Metode yang digunakan adalah Na�ve Bayes dengan menggunakan sebanyak 73 data pasien kasus DBD dan suspect DBD yang di rawat inap di RSUD R. Syamsudin, SH periode 01 Januari - 06 Februari 2016. Hasil analisis menunjukan bahwa gejala demam, sakit kepala, mialga, artalgia, ruam, leukopenia, manifestasi perdarahan, trombosit dan hematokrit menunjukan adanya perbedaan antara pasien kasus DD dan DBD, sehingga atribut-atribut tersebut bisa menjadi indikator untuk mendiagnosis penyakit DD dan DBD. Sedangkan gejala nyeri retro-orbital tidak menunjukan perbedaan antara pasien kasus DD dan DBD, maka gejala nyeri retro-orbital tidak bisa dijadikan sebagai indikator untuk mendiagnosis penyakit kasus DD dan DBD. Hasil analisis juga menunjukan bahwa ketepatan klasifikasi pasien kasus DD dan DBD menggunakan model Na�ve Bayes pada penelitian ini adalah sebesar 93% atau memiliki nilai error sebesar 7%.
Keywords
Demam Dengue, Demam Berdarah Dengue, Data Mining, Na�ve Bayes
Topic
Komputasi dan Pemodelan
Corresponding Author
Ea Cahya Septia Mahen
Institutions
Program Studi Pendidikan Fisika, Fakultas tarbiyah dan Keguruan, UIN Sunan Gunung Djati Bandung
Abstract
Makalah ini berisikan pemaparan hasil penelitian yang bertujuan untuk meningkatkan profesionalisme calon guru fisika berupa penguasaan konsep pada materi kelistrikan dan sikap ilmiah mahasiswa calon guru Fisika di Prodi Pendidikan Fisika Fakultas Tarbiyah dan Keguruan UIN Sunan Gunung Djati Bandung melalui model siklus belajar. Penelitian dilakukan di dua kelas yaitu kelas yang menggunakan model siklus belajar dibandingkan dengan model nonsiklus belajar (kelompok kontrol). Metode penelitian yang digunakan adalah kuasi eksperimen. Hasil penelitian menunjukkan terdapat perbedaan yang signifikan antara penguasaan konsep dan sikap ilmiah antara kelompok yang menggunakan model siklus belajar dibanding kelompok kontrol. Jika dilihat dari rata-rata penguasaan konsep kelistrikan dan rata-rata sikap ilmiah setelah diterapkan model siklus belajar, kelas yang menggunakan model siklus belajar lebih tinggi dibandingkan dengan kelas kontrol.
Keywords
siklus belajar, pemahaman konsep, sikap ilmiah
Topic
Pembelajaran
Corresponding Author
Haryanti Putri Rizal
Institutions
Pendidikan IPA, Universitas Pendidikan Indonesia
Jalan Dr Setiabudi 229, Bandung 40154, Indonesia
*Haryantiputrirz[at]gmail.com
Abstract
Peneltian ini dilakukan untuk mengetahui bagaimana implementasi pembelajaran IPA terpadu berbasis Socioscientific Issues (SSI) dalam meningkatkan kemampuan pengambilan keputusan siswa. Subjek penelitian adalah siswa SMP kelas VII di Kabupaten Sidenreng Rappang yang dipisahkan menjadi dua kelompok berdasarkan gender. Penelitian ini menggunakan metode pre eksperimen dengan desain one group pretest-postest. Data dikumpulkan dengan menggunakan soal tes kemampuan pengambilan keputusan mengenai isu pencemaran lingkungan, angket untuk menjaring respon siswa terhadap implementasi pembelajaran IPA berbasis SSI, lembar observasi keterlaksanaan pembelajaran serta pedoman wawancara guru. Hasil penelitian menunjukkan bahwa keterlaksanaan pembelajaran IPA terpadu berbasis SSI telah sesuai dengan pembelajaran yang direncanakan. Secara umum, kemampuan pengambilan keputusan siswa sebelum dan setelah implementasi pembelajaran IPA berbasis SSI meningkat dengan rata-rata N-gain sebesar 0,47 dengan kategori sedang dan tidak terdapat perbedaan peningkatan kemampuan pengambilan keputusan antara siswa laki-laki dan siswa perempuan. Guru dan siswa memberikan tanggapan positif terhadap implementasi pembelajaran IPA terpadu berbasis SSI. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa pembelajaran IPA terpadu berbasis SSI dapat digunakan untuk meningkatkan kemampuan pengambilan keputusan siswa.
Keywords
Pembelajaran IPA terpadu, socioscientific issues, pengambilan keputusan
Topic
Pembelajaran
Corresponding Author
carni carni
Institutions
Universitas Pendidikan Indonesia (UPI)
Abstract
Penelitian ini bertujuan untuk mendapatkan gambaran tentang peningkatan keterampilan berpikir kreatif pada siswa SMA kelas X sebagai dampak implementasi pendekatan ICARE pada materi listrik dinamis. Metode penelitian yang digunakan adalah pre-experimental. Desain penelitian one-group-pretest-posttest. Sampel penelitian ini adalah siswa kelas X di salah satu SMA Negeri di Jawa Barat yang dipilih dengan menggunakan teknik random sampling. Pengumpulan data dilakukan dengan pretest dan posttest untuk mengukur peningkatan keterampilan berpikir kreatif. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa impelementasi pendekatan ICARE secara umum meningkat dengan kategori sedang. Hasil ini diindikasikan oleh rata-rata skor gain yang dinormalisasi keterampilan berpikir kreatif meningkat sebesar 0.52 dengan kategori sedang. Peningkatan keterampilan berpikir kreatif ini dikarenakan dilatihkan pada pendekatan ICARE pada tahap application.
Keywords
Pendekatan ICARE, Keterampilan Berpikir Kreatif, Listrik Dinamis
Topic
Pembelajaran
Corresponding Author
JEANDHIKA WIDI MAMARIMBING
Institutions
ADVENTIST UNIVERSITY OF INDONESIA
Abstract
This study aims to analyze (1) the difference in the improvement of mathematical problem solving ability among students who obtain MURDER (Mood, Understand, Recall, Detect, Elaborate, Review) cooperative learning model with students who obtain Open-Ended learning approach (2) The students response to the MURDER (Mood, Understand, Recall, Detect, Elaborate, Review) cooperative learning model and the Open-Ended learning approach. The samples of this study are the high school students of class X Perguruan Advent 1 Jakarta, majoring in social studies and science. The results showed that (1) the students� mathematical problem solving were improved, both in the students who are taught using MURDER (Mood, Understand, Recall, Detect, Elaborate, Review) cooperative learning model and those who are taught using Open-Ended learning approach, but the improvement difference was not significant (2) students who obtain MURDER (Mood, Understand, Recall, Detect, Elaborate, Review) cooperative learning model and students who obtain Open-Ended learning approach ended demonstrated an excellent response to the learning strategy they obtained.
Keywords
Mathematical Problem Solving Ability, the MURDER Cooperative Learning Model , The Open-Ended Learning Approach, and Student Response
Topic
Pembelajaran
Corresponding Author
SIFA ALFIYAH
Institutions
Universitas Negeri Jakarta
Abstract
Penelitian ini bertujuan untuk mengembangkan set praktikum fluida dinamis sebagai media pembelajaran fisika SMA kelas XI yang mengintegrasikan kegiatan kelas dan laboratorium dalam pencapaian meningkatkan pemahaman materi ajar fluida dinamis kepada siswa. Penelitian dilakukan di SMA N 81 Jakarta, SMA N 89 Jakarta, dan SMA N 115 Jakarta. Metode penelitian yang digunakan, metode penelitian dan pengembangan (Research and Development) yang mengacu pada proses penelitian pengembangan Dick and Carey. Penelitian ini dilakukan melalui beberapa tahapan, yaitu (1) mengkaji tuntutan standar kurikulum 2013, (2) perancangan media dan pembuatan, uji keterbacaan atau uji skala kecil, pengembangan, dan uji tenaga ahli (3) tahap implementasi, diuji cobakan terhadap guru Fisika dan siswa SMA kelas XI kedalam kegiatan belajar mengajar. Instrumen penilaian menggunakan skala Likert. Hasil pengembangan set praktikum fluida dinamis menghasilkan alat yang terdiri dari tangki besar lubang kecil (TBLK) diameter lingkar dalam 0,8 cm dan 1,6 cm sebanyak lima lubang dengan variasi ketinggian, TBLK diameter lingkar dalam 0,8 cm dengan variasi sudut 20,5o dan 30o sebanyak lima lubang dengan variasi ketinggian, venturimeter dengan manometer yang berisikan fluida minyak, venturimeter tanpa manometer, bak tampung fluida besar, manual book dan Lembar Kegiatan Siswa (LKS). Hasil uji set praktikum fluida dinamis terhadap tenaga ahli, guru, dan siswa memperoleh tingkat penilaian yang sangat baik yaitu berada pada rentang interpretasi skor 81-100%. Hasil uji pelaksanaan inkorporasi kegiatan kelas dan laboratorium di dalam pembelajaran menunjukan pengaruh positif terhadap pemahaman siswa.
Keywords
Set Praktikum Fluida Dinamis, Penelitian dan Pengembangan, Pembelajaran Fisika SMA Kelas XI.
Topic
Pembelajaran
Corresponding Author
Dimas Frananta Simatupang
Institutions
a) Jurusan Kimia, FMIPA, Institut Teknologi Bandung
Jalan Ganesha 10, Bandung 40132, Indonesia
*dimahozeo[at]gmail.com
b) Jurusan Kimia, FMIPA, Universitas Negeri Medan
Jalan Willem Iskandar Pasar V Medan Estate, Medan 20221, Indonesia
Abstract
Penelitian bertujuan untuk mengetahui pengaruh model perlakuan dengan pengembangan inovasi modul pembelajaran kimia dan metode demonstrasi dengan bantuan media macromedia flash animation untuk meningkatkan hasil belajar siswa pada pengajaran hidrolisis garam. Sampel yang digunakan adalah buku kimia kelas XI, para guru dan dosen FMIPA UNIMED dan siswa/i kelas XI SMAN 1, Methodist 1 dan Santo Thomas 1 Medan yang dipilih dengan metode purposive sampling. Penelitian diawali dari analisis empat buku kimia bilingual kemudian dikembangkan menjadi inovasi modul pembelajaran yang telah distandarisasi oleh dosen, guru dan siswa kelas internasional SMAN 1 Medan lalu diujicobakan. Instrumen terdiri dari kuesioner dan 20 soal pilihan ganda yang valid dan layak uji. Uji normalitas menunjukkan pada kelas eksperimen X2hitung < X2tabel, 8,53 < 11,07 dan kelas kontrol 6,63 < 11,07 kemudian untuk uji homogenitas Fhitung < Ftabel (1,27 < 1,47) dan disimpulkan bahwa data terdistribusi normal dan homogen. Hasil menunjukkan bahwa model perlakuan ini dapat meningkatkan hasil belajar siswa dengan mengamati rataan tes pada kelompok atas dan bawah kelas eksperimen (84,33 dan 78,83) lebih tinggi dari kelas kontrol (70,67 dan 70,67). Hasil uji hipotesis menunjukkan bahwa pada kelompok atas thitung > ttabel, 5,36 > 1,32 dan kelompok bawah 4,32 > 1,32. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa model perlakuan efektif untuk meningkatkan hasil belajar siswa.
Keywords
inovasi modul pembelajaran, metode demonstrasi, hasil belajar, hidrolisis garam
Topic
Pembelajaran
Corresponding Author
Umar Komarudin
Institutions
a) Universitas Pendidikan Indonesia
Jl. Dr Setiabudi No. 229, Bandung, Jawa Barat
Abstract
Penelitian ini dilatabelakangi oleh pentingnya instrumen yang dapat mengukur kemampuan STEM (Science, Tecnology, Engineering ,dan Math). Tujuan penelitian ini untuk mendapatkan instrumen TEL (Tecnology Engineering Literacy) yang dapat digunakan untuk mengukur kemampuan STEM siswa untuk jenjang SMP pada tema tuas dalam tubuh manusia. Instrumen TEL dalam bentuk tes pilihan ganda yang mengukur kemampuan tecnology literacy dan Engineering literacy. Penelitian ini menggunakan metode kuantitatif. Kualitas pengumpulan data sangat ditentukan oleh kualitas instrumen dan karakteristik subjek penelitian. Subjek penelitian sebanyak 85 siswa kelas VII yang terdiri dari dua kelas yang dipilih secara cluster random sampling. Kelas VII A (n=45) merupakan kelas unggulan yang memiliki karakteristik kemampuan siswa homogen dan kelas VII B (n=40) merupakan kelas bakat yang meiliki karakteristik kemampuan siswa yang heterogen. Teknik pengumpulan data menggunakan tes pilihan ganda sebanyak 12 butir soal. Teknik pengolahan data menggunakan uji validitas soal. Data hasil uji coba kelas VII A dengan rata-rata 6,71 dan simpangan baku 1,08 sebanyak 2 soal yang memiliki korelasi signifikan. Data hasil uji coba pada kelas VII B dengan rata-rata 5,45 dan simpangan baku 2,95 sebanyak 11 soal yang memiliki korelasi signifikan. Berdasarkan hasil penelitian ini didapatkan sebanyak 11 soal TEL yang valid sehingga dapat digunakan dalam mengukur kemampuan tecnology literacy dan Engineering literacy dan karakteristik kelas yang heterogen sesuai sebagai subjek uji coba soal.
Keywords
Instrumen; STEM; TEL
Topic
Instrumentasi
Corresponding Author
silka abyadati
Institutions
Universitas Pendidikan Indonesia
Abstract
Kesan menghafal rumus masih tersirat pada pembelajaran Fisika SMA yang menyebabkan siswa merasa sulit untuk mempelajari konsep Fisika. Timbulnya kesan yang kurang mendukung ini dapat diatasi dengan melakukan pembelajaran Fisika dengan menghadirkan fenomena kehidupan sehari-hari maupun memanfaatkan teknologi komputer yang efektif dan efisien. Proses menunjukkan contoh fenomena sehari-hari akan membantu siswa dalam membangun konsep (konstruksi) materi Fisika yang dipelajari. Penggunaan media Integrated Real-life Video and Animation (IRVA) dalam pembelajaran Fisika berbasis konstruktivis dilakukan untuk membantu siswa dalam meningkatkan hasil belajar penguasaan konsep materi Dinamika Rotasi. Subjek penelitian terdiri dari 32 siswa kelas eksperimen dan 32 siswa kelas kontrol, dimana media IRVA akan diterapkan di dalam kelas eksperimen. Namun, keduanya belajar dengan tahapan model belajar konstruktivis yang sama yaitu Interpretation Construction (ICON). Dari hasil pretest dan posttest menunjukkan terdapat peningkatan (N-gain) sebesar 0,47 pada kelas eksperimen dan 0,21 pada kelas kontrol. Hal ini sejalan dengan penelitian terdahulu tentang media berbantuan komputer yang dapat meningkatkan hasil belajar siswa pada mata pelajaran Fisika. Integrasi media IRVA dengan model ICON dapat membantu konstruksi konsep materi Dinamika Rotasi sehingga siswa dapat menguasai konsep Fisika dengan lebih baik.
Keywords
integrated real-life video and animation, konstruktivis, penguasaan konsep
Topic
Pembelajaran
Corresponding Author
IIP SUPARNA
Institutions
Prodi Pendidikan Fisika, Sekolah Pascasarjana Universitas Pendidikan Indonesia.
Jl. Dr. Setiabudhi No. 229 Bandung 40154 Jawa Barat - Indonesia
iipsuparna90[at]gmail.com
Abstract
Pembelajaran sains seperti fisika harus menjadikan pebelajar memiliki kemampuan memahami materi ajar fisika yang sangat diperlukan dalam kemajuan sains di Indonesia. Untuk itu diperlukan inovasi model pembelajaran yang dapat memenuhi tuntunan tersebut, salah satunya adalah model pembelajaran lerning cycle 7E yang diintegrasikan dengan strategi peer instruction. Penelitian ini bertujuan untuk mendapatkan gambaran tentang peningkatan kemampuan memahami materi ajar pada siswa SMA kelas XI sebagai dampak implementasi learning cycle 7E integrasi peer instruction pada materi fluida statis. Metode penelitian yang digunakan adalah pre-experimental dengan desain penelitian control-group-pretest-postest. Sampel penelitian ini adalah siswa kelas XI di salah satu SMA Negeri di Kabupaten Majalengka provinsi Jawa Barat yang dipilih secara acak kelas melalui pengundian. Analisis data dilakukan dengan uji-t, yang didahului dengan uji normalitas dan homogenitas. Hasil penelitian menunjukkan bahwa kemampuan pemahaman materi ajar siswa yang menggunakan pembelajaran learning cycle 7E integrasi peer instruction lebih tinggi dibandingkan siswa yang belajar dengan menggunakan pembelajaran learning cycle 7E. Hasil ini diindikasikan oleh rata-rata skor gain yang dinormalisasi kemampuan memahami materi ajar meningkat sebesar 0,43 dengan kategori sedang.
Keywords
peer instruction, learning cycle 7E, pemahaman materi ajar, fluida statis
Topic
Pembelajaran
Corresponding Author
Endang Sulastri
Institutions
sekolah pasca sarjana Universitas Pendidikan Indonesia,
jurusan Pendidikan Fisika
Abstract
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui bagaimana dampak pengintegrasian Student Generated Representations (SGRs) dalam meningkatkan keterampilan proses siswa SMA serta melihat konsistensi strategi yang digunakan pada sampel yang berbeda. Sehingga digunakan suatu desain penelitian yang disebut counter balanced. Pada pembelajaran pertemuan 1 dan pertemuan 2, kelas eksperimen (kelas A) memperoleh skor rata-rata n-gain yang lebih besar dibandingkan kelas kontrol (kelas B). Pada pertemuan selanjutnya yaitu pertemuan 3 dan pertamuan 4, dilakukan pertukaran pembelajaran yang diterapkan. Hasilnya diperoleh bahwa rata-rata n-gain pada kelas eksperimen (kelas B) lebih besar dibandingkan dengan skor rata-rata n-gain pada kelas kontrol (kelas A). Sehingga pengintegrasian strategi SGRs konsiten dalam meningkatkan keterampilan proses sains siswa. Sedangkan untuk setiap aspek keterampilan proses sains yang diukur secara umum meningkat dengan kategori peningkatan yang berbeda-beda setiap aspek. Rata-rata peningkatan aspek pemahaman konsep adalah 20,6 yang termasuk dalam kategori rendah. Dengan demikian pengintegrasian SGRs dalam Learning Cycle 5E memberikan dampak positif terhadap keterampilan proses sains siswa khususnya pada materi suhu dan kalor meskipun peningkatannya hanya dalam kategori rendah.
Keywords
keterampilan proses sains, SGRs, Learning Cycle 5E
Topic
Pembelajaran
Corresponding Author
Taufan Wiguna
Institutions
a) Balai Teknologi Survei Kelautan, Badan Pengkajian dan Penerapan Teknologi
Jl. M.H. Thamrin No.8, Jakarta 10340, Indonesia
*taufan.wiguna[at]bppt.go.id
b) Program Studi Fisika, Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah
Jl. Ir. H. Djuanda No. 95, Ciputat, Tangerang Selatan 15412, Indonesia
Abstract
Interpretasi fasies seismik refleksi merupakan bagian dari analisis seismik stratigrafi. Interpretasi ini bertujuan untuk menentukan unit pengendapan (sikuen stratigrafi), jenis batuan dan hubungan fasies internalnya, menentukan lingkungan pengendapan dan paleobatimetri dari sikuen, menentukan tatanan struktur dan evolusi tektonik daerah penelitian, serta memprediksi jebakan stratigrafi dan struktur. Pengambilan data seismik refleksi dilakukan di Cekungan Jawa Timur menggunakan K.R. Baruna Jaya II pada tahun 2009, selanjutnya dilakukan pengolahan data seismik hingga post stack time migration (PSTM), interpretasi dilakukan pada profil seismik PSTM berdasarkan parameter seismik fasies (koefisien refleksi, kemenerusan refleksi, amplitudo refleksi, bentuk eksternal dan asosiasi daerah). Reflektor pada profil seismik di daerah penelitian menunjukkan batas lapisan berupa onlap, parallel, sub-parallel, dan wavy. Kemenerusan reflektor bervariasi dengan amplitudo kuat dan lemah. Pengendapan sedimen terjadi di area slope pada tepi cekungan. Struktur geologi di daerah penelitian di dominasi oleh sesar normal dan antiklin yang dapat menjadi jalur migrasi dan jebakan migas.
Keywords
seismik refleksi, fasies seismik, Cekungan Jawa Timur, Baruna Jaya II
Topic
Kebumian
Corresponding Author
Himmatus Syarifah
Institutions
Institut Teknologi Sepuluh Nopember Surabaya
Abstract
PLTU Paiton merupakan kawasan pembangkit listrik yang memiliki 8 unit pembangkit yang terletak di kecamatan Paiton, Kabupaten Probolinggo. PLTU Paiton memanfaatkan bahan bakar fosil batubara sebagai bahan bakar utamanya serta PLTU yang menggunakan batubara terbesar kedua. Total batubara yang dibutuhkan untuk memproduksi listrik yang dapat melayani Jawa, Madura dan Bali adalah sebesar 12,144 juta ton per tahun. Oleh karena itu, emisi yang dihasilkan juga sangat besar. Aktivitas produksi listrik dari PLTU tersebut juga menghasilkan hasil samping berupa limbah padat, cair dan gas yang berpotensi menghasilkan emisi gas rumah kaca. Gas rumah kaca yang dihasilkan antara lain CO2 dan CH4. Inventarisasi emisi gas rumah kaca merupakan salah satu cara untuk mendapatkan informasi mengenai tingkat emisi maupun status emisi GRK pada periode tertentu. Penelitian ini bertujuan untuk menginventarisasi emisi yang dihasilkan dari aktivitas produksi PLTU Paiton Probolinggo. Sumber emisi yang diinventarisasi yaitu sektor energi meliputi konsumsi pemakaian batubara dan konsumsi energi transportasi serta sektor limbah. Jenis-jenis polutan yang diinventarisir adalah CO2 dan CH4. Metode yang digunakan dalam penelitian ini yaitu melalui survei data dan observasi lapangan. Penelitian ini mengacu pada IPCC Guideline tahun 2006 dengan metode Tier 1 dan Tier 2. Estimasi nilai beban emisi yang dihasilkan diperoleh dari pendekatan persamaan data aktivitas dikalikan dengan faktor emisi. Berdasarkan hasil pengolahan data, diperoleh bahwa emisi CO2 terbesar dihasilkan dari sektor energi. Pada penggunaan bahan bakar batubara sumber stasioner mengeluarkan emisi sebesar 4.949,63 kTonCO2/tahun unit 1&2. Sedangkan unit 5&6 mengeluarkan emisi sebesar 7.423,73 kTonCO2/tahun. Begitupula emisi CH4 terbesar dihasilkan dari sektor penggunaan bahan bakar batubara sumber stasioner unit 1&2 yaitu 0,05 kTonCH4/tahun. Serta 0,07 kTonCH4/tahun untuk unit 5&6.
Keywords
energi, inventarisasi emisi GRK, IPCC 2006, limbah, PLTU
Topic
Energi
Corresponding Author
Juwita Maharani
Institutions
Kelompok Keilmuan Fisika Bumi dan Sistem Kompleks, Departemen Fisika, Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam, Institut Teknologi Bandung
Abstract
Seiring bertambah banyaknya jumlah penduduk di Indonesia, kebutuhan sumber energi listrik meningkat pula. Oleh karena itu dibutuhkan sumber energi alternatif yang terbarukan, salah satunya yaitu energi panas bumi. Dalam makalah ini dibahas metode geolistrik yang digunakan untuk menentukan daerah prospek panas bumi. Prinsip metode ini yaitu menginjeksikan arus listrik ke dalam permukaan bumi melalui elektroda arus. Data yang diperoleh dari hasil pengukuran geolistrik ini berupa resistivitas semu. Agar diperoleh data resistivitas sebenarnya, maka digunakan metode inversi. Dalam makalah ini digunakan skema inversi 2-D dengan menggunakan metode ABIC. Dari hasil inversi 2-D diperoleh nilai resistivitas sebenarnya dan kedalaman. Hasilnya berupa penampang lintang 2-D. Dari hasil interpretasi data tersebut, diperoleh resistivitas rendah sekitar 1 Ωm-10 Ωm. Zona tersebut dapat dijadikan sebagai kemungkinan zona prospek panas bumi.
Keywords
Geolistrik; Panasbumi; Resistivitas
Topic
Komputasi dan Pemodelan
Corresponding Author
Andi Suhandi
Institutions
Departemen Pendidikan Fisika FPMIPA UPI, Jl. Dr. Setiabudhi 229 Bandung
Abstract
Telah dilakukan penelitian investigatif untuk mendapatkan gambaran tentang pemahaman makna fisis mahasiswa Pendidikan Fisika terhadap beberapa besaran, konstanta dan koefisien fisika. Metode penelitian yang digunakan adalah metode survey yang dilakukan terhadap para mahasiswa pendidikan fisika baik program strata satu maupun strata dua. Jumlah responden penelitian adalah sebanyak 20 orang mahasiswa S1 dan 15 orang mahasiswa S2 Pendidikan Fisika pada salah satu LPTK di Jawa Barat. Pengumpulan data dilakukan dengan teknik interviu dengan bantuan pedoman interviu. Hasil investigasi menunjukkan bahwa pada umumnya (85%) mahasiswa strata satu dan sebagian besar (67%) mahasiswa strata dua belum memiliki pemahaman makna fisis yang baik terhadap beberapa besaran, konstanta dan koefisien fisika, yang mereka tampilkan masih sebatas ungkapan verbal dari pernyataan matematis terkait besaran, konstanta dan koefisien fisika yang ditinjau. sebagian contoh ketika mereka ditanya makna fisis dari konstanta kalor jenis, kebanyakan diantara responden menyatakan jumlah kalor yang diperlukan untuk meningkatkan suhu zat yang bermassa satu kilogram sebesar satu derajat celcius, dan hanya segelintir mahasiswa yang menyatakan tingkat kesukaran suatu zat untuk meningkat suhunya ketika dipanaskan. Rekomendasi dari hasil penelitian ini adalah perlu dilakukan pembenahan dalam proses perkuliahan yang lebih diorientasikan pada penanaman pemahaman konten yang mendalam, karena mereka merupakan calon guru fisika.
Keywords
Investigasi, Pemahaman makna fisis, Besaran fisika, Konstanta fisika, Koefisien fisika
Topic
Pembelajaran
Corresponding Author
Matheus Souisa
Institutions
Earth Physics and Complex System Research Division
Faculty of Mathematics and Natural Sciences,
Bandung Institute of Technology
Abstract
Investigasi longsoran dari tahun ke tahun berkembang pesat dengan menerapkan berbagai metode kajian seiring dengan intensitas kejadian longsoran. Perpaduan data geofisika, geoteknik dan geokimia untuk mengkaji longsoran sehingga dapat menentukan potensi dan mengurangi risiko longsor. Hasil penelitian memberikan lokasi bidang gelincir longsor dicirikan oleh anomali resistivitas dari struktur lapisan bawah permukaan yang rendah hingga sedang dan anomali ini memberikan citra resistivitas jenis batuan lempung dan lanau pasiran, sedangkan anomali geoteknik batuan berdasarkan indeks properti yang sedang memprediksi adanya tanah lempung dan lanau pasiran, kemudian sesuai nilai faktor aman maka lereng dalam keadaan kritis. Dari anomali geokimia pada proses pelapukan menyebabkan terjadinya penghalusan mineral sehingga persentase fraksi ukuran butir lempung menjadi lebih besar dibandingkan di bagian atas dan bawahnya sehingga dengan akumulasi fraksi lempung yang ada di bagian bawah menjadi bidang gelincir yang memicu kejadian longsor. Berdasarkan kompilasi ini, anomali-anomali saling berkorelasi dan tersebar di sekitar sebaran lokasi longsoran, sehingga lokasi potensi longsor Erie masih tetap berada di sekitar sebaran longsoran dan sedikit bergeser ke arah timur dengan jangkauan yang cukup luas.
Keywords
longsoran, geolistrik, geoteknik, geokimia
Topic
Kebumian
Corresponding Author
Nur Amalia Afiyanti
Institutions
Institut Teknologi Bandung
Abstract
Calkon merupakan salah satu produk alam yang berlimpah yang terdapat dalam berbagai bahan alam seperti buah-buahan, sayuran, rempah-rempah, teh dan bahan makanan lainnya. Salah satu jenis senyawa calkon yang ditemukan terdapat di kulit batang tumbuhan Cryptocarya costata. Senyawa isolat yang berhasil diperoleh dari tanaman ini adalah senyawa 2,4-dihidroksi-3,5,6-trimetoksi calkon. Struktur senyawa 2,4-dihidroksi 3,5,6-trimetoksi calkon memiliki isomer geometri cis dan trans. Energi dari masing masing struktur isomer senyawa tersebut belum diketahui dan diteliti, sehingga menarik untuk dikaji. Maka dari itu penelitian ini bertujuan untuk mengkaji isometri geometri dari senyawa tersebut dari segi termodinamikanya. Metode untuk mengkaji isomer geometri dapat dilakukan dengan menggunakan metode kimia komputasi. Metode komputasi yang digunakan adalah teori kerapatan fungsional. Perhitungan energi setiap isomer geometri dilakukan dengan menggunakan software Gaussian 09. Metode yang digunakan adalah metode B3LYP (Becke-style 3-Lee Yang Parr), sedangkan basic set yang diujikan adalah 6-311G. Dari struktur senyawa tersebut, dapat dikaji tiga torsi perputaran sudut. Dari ketiga torsi perputaran struktur senyawa tersebut dikaji pula struktur dalam keadaan singlet dan triplet. Dari hasil perhitungan dengan metode komputasi DFT/B3LYP/6-311G dengan keadaan struktur singlet, torsi 1 memiliki energi barrier adalah 9,537 kcal/mol. Torsi 2 dan 3 berturut turut energi barriernya adalah 3,150 kcal/mol dan 7,8777 kcal/mol. Dari hasil tersebut maka dapat disimpulkan bahwa senyawa 2,4-dihidroksi-3,5,6-trimetoksi calkon membutuhkan energi yang lebih tinggi untuk berisomerisasi dengan torsi perputaran yang pertama dibandingkan dengn torsi perputaran kedua dan ketiga. Selanjutnya akan diteliti dan dikaji struktur senyawa dalam keaadaan triplet.
Keywords
Calkon, Isomer geometri, Cryptocarya costata, Gaussian, Kimia komputasi, DFT
Topic
Komputasi dan Pemodelan
Corresponding Author
Titin Riyanti
Institutions
(*) Program Pascasarjana Pendidikan Matematika
Universitas Sriwijaya
Palembang
Jalan Srijaya Negara Bukit Besar Palembang 30139
titinriyanti1[at]gmail.com
Abstract
Untuk menghadapi tantangan masa depan dalam persaingan global yang selalu berubah dan tidak pasti seseorang dituntut untuk menggunakan kemampuan berpikir tingkat tingginya (Higher Order Thinking Skills atau HOTS). HOTS tersebut seharusnya ada dan berkembang pada diri siswa di Indonesia sebagai bekal mereka dalam menyonsong era global, kemajuan teknologi dan bangkitnya industri kreatif di masa depan (Kemendikbud, 2013). Menurut Susanti (2014) Pendidikan dan pembelajaran adalah salah satu alternatif yang dapat mengembangkan HOTS siswa, melalui pemberian materi pelajaran berupa bahan ajar. Namun, bahan ajar yang beredar saat ini kurang mengembangkan HOTS siswa. Maka dari itu, makalah ini bertujuan untuk mengkaji literatur yang digunakan dalam pengembangan bahan ajar pertidaksamaan linear satu variabel berbasis PMRI level HOTS. Hasil kajian tersebut antara lain (1) Buku yang berisikan materi pertidaksamaan linear satu variabel level HOTS, seharusnya pada tujuan pembelajaran siswa diarahkan memberikan alasan dari jawaban (menganalisis), siswa diarahkan menjelaskan ketepatan jawaban melalui pengecekan ulang (mengevaluasi) dan siswa diarahkan merancang permasalahan dan pertanyaan baru (menciptakan); (2)Selain itu, buku tersebut juga memuat karakteristik dan prinsip PMRI yang meliputi berisikan masalah konstektual, memunculkan interaktivitas, melibatkan model, melibatkan konstribusi siswa, teritegrasi dengan topik pembelajaran lain, siswa diberi kesempatan mengungkapkan gagasan, pengenalan topik matematika dan siswa aktif membangun sendiri model matematika.
Keywords
Bahan Ajar, HOTS, PMRI
Topic
Pembelajaran
Corresponding Author
Sutarno Hartosuwarno
Institutions
Jurusan Teknik Metalurgi Universitas Jenderal Ahmad Yani (UNJANI) Bandung Jl. Jenderal Gatot SubrotoPO BOX 807 (PINDAD) Bandungg 40285, Tlp. (022) 7320920
Abstract
Penelitian ini mengevaluasi kekuatan tekan busa aluminium berbasis morfologi rongga pori dengan pendekatan konsep geometri fractal. Busa aluminium ini disintesa menggunakan kalsium karbonat (CaCO3) sebagai agen pembusa dan SiO2 sebagai stabilizer. Morfologi rongga pori busa aluminium bersifat acak, tidak teratur dan stokastik sehingga persoalan dimensi tidak dapat dideskripsikan dengan geometri Euclidean melainkan dengan konsep geometri fraktal. Simulasi kekuatan tekan terhadap porositas berbasis fraktal dengan iterasi menunjukkan bahwa porositas berbanding terbalik dengan dimensi fraktal. Nilai kelengkungan suatu kurva berbanding lurus dengan nilai k pada model Balshin. Dari plot data hasil percobaan diperoleh distribusi kekuatan tekan berbasis porositas fraktal diperoleh Y = 14.80e-3.019X.
Keywords
Rongga pori, stokastik, kekuatan tekan, fraktal
Topic
Material
Corresponding Author
Arka Yanitama
Institutions
a) Program Studi Sains Komputasi, FMIPA, ITB
Jalan Ganesha no. 10, 40132, Bandung
*) email : yanitama.arka[at]gmail.com
b) Fisika Nuklir dan Biofisika, FMIPA, ITB
Abstract
Gerak satu dimensi dari sistem partikel granular telah disimulasikan dengan memvariasikan nilai frekuensi dan amplitudo. Simulasi dilakukan untuk nilai frekuensi 1.0 sampai 2.6 dengan Δf = 0.1 Hertz dan nilai amplitudo 0.001 sampai 0.15 dengan ΔA = 0.001 meter. N Partikel bebas bergerak hanya pada arah y dengan partikel dasar yang di induksi gerak vibrasi sinusoidal. Interaksi antar partikel melibatkan kontak mekanik, gaya normal, dan gravitasi. Metode yang digunakan adalah metode soft-sphere molecular dynamics dengan melibatkan overlap sebagai definisi dari deformasi partikel. Hasil dari simulasi didapatkan diagram ruang parameter dan ditentukan empat kondisi untuk gerak partikel paling atas. empat kondisi tersebut adalah steady, unsteady, one two peak, dan failed. Tiga kondisi yang digunakan menunjukkan bahwa pada kondisi steady memiliki nilai rata-rata tertinggi yaitu di atas 0.8 meter, kondisi unsteady memiliki distribusi yang merata pada seluruh rentang amplitudo dan frekuensi, dan kondisi one two peak hanya muncul pada nilai frekuensi rendah. Rata-rata posisi partikel satu sampai lima pada sistem menunjukkan kompaksi dimana menunjukkan sistem dalam fase solid-liquid.
Keywords
material butiran, simulasi gerak, molecular dynamics
Topic
Komputasi dan Pemodelan
Corresponding Author
Dede Trie Kurniawan
Institutions
* Mahasiswa S-3 Program Studi Pendidikan IPA Universitas Pendidikan Indonesia (UPI) Bandung
dhe3kurniawan[at]gmail.com atau dedetriekurniawan[at]fkip-unswagati.ac.id
Abstract
Pada makalah ini dipaparkan bagaimana seharusnya perkuliahan fisika dasar diberikan untuk calon guru matematika dalam upaya pemenuhan kompetensi literasi matematikanya. Menurut NCTM (National Council Of Teacher Of Mathematics) tahun 2014 Kompetensi calon guru matematika harus memiliki kemampuan pemecahan masalah, komunikasi, penalaran inferensi logika, koneksi dan representasi. Matakuliah Fisika dasar bisa menjadi penyedia untuk pengasahan kompetensi penalaran inferensi logika dan representasi. Sayangnya perkuliahan fisika untuk calon guru matematika selama ini lebih banyak dipandang sebagai bentuk pengetahuan daripada sebagai bentuk cara berpikir atau cara menyelidiki dalam pengasahan literasi matematika. Hal inilah yang menyebabkan hasil perkuliahan fisika belum menunjukan kebermanfatan yang signifikan terhadap kompetensi calon guru matematika. Hal ini terlihat pada hasil penelitian pendahuluan yang dilakukan pada tahun 2013 terungkap bahwa kemampuan interpretasi data mahasiswa calon guru matematika di perguruan tinggi swasta �x� cirebon berada dalam kategori rendah yaitu sebesar 47.1 Persen. Dari Seluruh mahasiswa tingkat I, Hanya 34.8 Persen mahasiswa yang sudah dapat menyelesaikan soal tingkat C4 untuk keterampilan berpikir Analisis disalah satu konsep fisika yang diujiankan. Untuk itu Perlu suatu pemikiran dan pengembangan mata kuliah fisika yang khusus diberikan kepada mahasiswa calon guru matematika dalam upaya memenuhi literasi matematiknya. Penulisan makalah ini bertujuan untuk mamaparkan upaya mengembangkan dan menganalisis model perkuliahan fisika dasar dalam meningkatkan kemampuan inferensi logika dan representasi matematik calon guru matematika. Hingga saat ini belum adanya pengkajian dan penelitian yang mendalam mengenai perkuliahan fisika dasar untuk calon guru matematika yang terpublikasi luas baik di indonesia maupun internasional. Oleh karena itu, peneliti berminat untuk mengembangkan struktur perkuliahan, bahan ajar digital dan metode perkuliahan yang tepat untuk membekali kemampuan inferensi logika dan representasi matematik mahasiswa calon guru matematika. Hasil Pengembangan ini diharpakan dapat dipakai dan menjadi rujukan bagi LPTK lain yang mempersiapkan calon guru matematika melalui perkuliahan fisika dasar. Makalah ini merupakan hasil studi pendahuluan dan telaah pustaka akan program pengembangan yang akan peneliti lakukan mengenai perkuliahan fisika dasar untuk calon guru matematika di salah satu Lembaga pendidik tenaga kependidikan (LPTK) kota cirebon.
Keywords
Fisika dasar, Calon guru matematika, LPTK
Topic
Pembelajaran
Corresponding Author
Rizki amelia Nasution
Institutions
a. Sekolah ilmu dan tekhnologi hayati, institut teknologi bandung
Jalan Ganesha 10, Bandung 40132, Indonesia
*rizkiamelianasution[at]yahoo.com
b) Magister Biologi
Abstract
Ubi jalar varietas cilembu merupakan salah satu ubi jalar unggulan yang memiliki cita rasa yang berbeda dibandingkan dengan ubi jalar lainnya, selain itu ubi cilembu tidak sama rasanya dengan ubi cilembu yang di tanam di wilayah lain sementara cara budidayanya sama secara umum. Pertumbuhan dan produksi tanaman salah satunya dipengaruhi oleh kolonisasi bakteri pada permukaan akar atau yang disebut Plant growt promoting rhizobacteria (PGPR). Sampai sekarang belum adayang meneliti tentang diversitas bakteri PGPR selama pertumbuhan ubi jalar di Indonesia utamanya di Cilembu. Maka dilakukan isolasi dan identifikasi bakteri rizosfer ubi jalar cilembu. Pada rizosfer ubi jalar varietas cilembu diperoleh 19 bakteri yang memiliki kemampuan PGPR selama pertumbuhan. Terdapat 12 isolat bakteri dengan kemampuan pelarut fosfat, 15 isolat memiliki kemampuan fiksasi nitrogen dan penghasil hormon IAA. Sedangkan pada bakteri dengan kemampuan penghasil enzim selulase ada 9 isolat. Selama fase pertumbuhan bakteri terjadi peningkatan diversitas dan diikuti dengan peningatan kemampuan fiksasi nitrogen, pelarut fosfat, dan penghasil hormon IAA , penghasil enzim selulase dan amilase.
Keywords
ubi cilembu; PGPR
Topic
Inovasi
Corresponding Author
Wahyudin Arif
Institutions
Prodi S3 Pendidikan IPA Sekolah Pascasarjana UPI, Jl. Dr. Setiabudhi 229 Bandung
Abstract
Telah dilakukan penelitian deskriptif untuk mendapatkan gambaran tentang kemampuan guru-guru fisika SMA dalam mengkonstruksi instrumen evaluasi hasil pembelajaran fisika khususnya pada hasil pembelajaran ranah kognitif serta faktor-faktor yang mempengaruhinya. Metode penelitian yang digunakan adalah metode survey yang dilakukan terhadap para guru fisika SMA di salah satu kabupaten di Jawa Barat. Jumlah sampel penelitian sebanyak 32 orang guru dengan latar belakang pendidikan dan pengalaman mengajar serta gender yang berbeda. Instrumen pengumpul data yang digunakan adalah berupa tes kemampuan mengkonstruksi instrumen tes hasil pembelajaran fisika pada domain kognitif serta angket pengetahuan dan pemahaman guru terhadap berbagai aspek dan indikator domain kognitif serta pembekalan keterampilan mengkonstruksi butir-butir instrumen tes hasil pembelajaran fisika. Hasil penelitian menunjukkan bahwa tidak satupun guru yang menjadi sampel penelitian ini (0%) yang berda pada level kemampuan tinggi dalam mengkonstruksi butir instrumen tes hasil pembelajaran, hanya sebagian kecil (18,75%) berada dalam level kemampuan sedang, dan sebagian besar guru (81,25%) berada pada level kemampuan rendah. Rendahnya kemampuan guru dalam mengkonstruksi instrumen tes terkait dengan berbagai faktor. Berdasarkan data angket diperoleh gambaran bahwa sebagian besar responden tidak mengetahui secara utuh aspek dan indikator hasil pembelajaran ranah kognitif, sebagian dari responden tidak memiliki pemahaman yang baik terhadap aspek dan indikator domain kognitif yang diketahuinya. Keadaan ini sangat erat kaitannya dengan kurangnya pembekalan kemampuan mengkonstruksi instrumen tes yang mereka terima baik pada saat mereka menempuh pendidikan formal calon guru maupun pada saat mereka sudah bertugas menjadi guru.
Keywords
Konstruksi Instrumen Tes, domain kognitif, Guru Fisika
Topic
Pembelajaran
Corresponding Author
Asep Sutiadi
Institutions
Universitas Pendidikan Indonesia
Abstract
Teknik pembelajaran take away dimaksudkan untuk menumbuhkan rasa tanggung jawab siswa dalam melakukan pembelajaran mandiri, baik sebelum maupun setelah pembelajaran di kelas. Teknik take away bukan metode atau model pembelajaran, sehingga pelaksanaannya ditempelkan pada metode atau model pembelajaran yang digunakan dalam proses pembelajaran. Dalam penelitian ini, teknik take away dipadukan dengan metode eksperimen. Tujuan penelitian yang hendak dicapai adalah memperoleh informasi tentang siswa SMA berkemampuan kognitif tinggi (higher) dan siswa berkemampuan kognitif rendah (lower) setelah dikenai perlakuan pembelajaran fisika menggunakan metode eksperimen yang dipadukan dengan teknik take away. Partisipan adalah siswa SMA dari cluster pertama sebanyak 38 orang dan siswa SMA dari cluster ketiga sebanyak 33 orang. Jenis metode penelitian yang digunakan adalah pre-eksperimental dengan desain one-group pretest-postest. Data dikumpulkan menggunakan tes uraian, angket, dan observasi. Data diolah menggunakan n-gain dan persentase. Hasil penelitian menginformasikan bahwa (i) peningkatan kemampuan kognitif siswa kelompok higher berada pada katagori sedang dengan n-gain sebesar 0,62; (ii) peningkatan kemampuan kognitif siswa kelompok lower berada pada katagori tinggi dengan n-gain sebesar 0,71; (iii) respon siswa terkait pembelajaran cenderung positif. Kesimpulannya adalah teknik take away lebih bermakna dan bermanfaat digunakan pada kelompok siswa berkemampuan kognitif rendah (lower) seperti saran teori.
Keywords
kemampuan kognitif, teknik take away
Topic
Pembelajaran
Corresponding Author
desmauli pariangan
Institutions
UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA
Abstract
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui bagaimana kemampuan penalaran dan aktivitas siswa pada pembelajaran fisika dengan teknik pembelajaran Think-Talk-Write di kelas XI IPA 1 SMA N 1 Inderalaya. Penelitian dilaksanakan dengan enam kali pertemuan dengan subjek penelitian adalah siswa kelas XI IPA 2 SMA Negeri 1 Inderalaya. Metode yang digunakan adalah metode deskriptif. Pengumpulan data dilakukan dengan tes dan observasi. Tes digunakan untuk melihat hasil belajar belajar siswa setelah proses pembelajaran sedangkan observasi untuk mengetahui aktivitas belajar siswa selama proses pembelajaran berlangsung. Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan terjadi peningkatan nilai pre-test dan post-test siswa dengan rata-rata nilai pre-test 20,9 dan 78,03 untuk post-test. Perbedaan skor pre-test dan post-test tersebut dikonversikan dalam kategori keefektifan bedasarkan interpretasi nilai gain ternormalisasi dan diperoleh rata-rata nilai gain ternormalisasi dalam kategori tinggi yaitu 0,9. Berdasarkan hasil analisis jawaban siswa 15,625% siswa berada pada tingkat penalaran Near Functional, 81,25% siswa pada tingkat penalaran functional dan 3,125% pada pada tingkat penalaran Expert. Dari hasil observasi aktivitas pada saat kegiatan pembelajaran berlangsung minat siswa sudah muncul untuk belajar dan menunjukkan bahwa sebagian besar siswa sangat aktif selama proses pembelajaran dengan rata-rata persentase aktivitas siswa yaitu 80,5% dan 19,5% kategori aktif. Kesimpulan yang didapat dari penelitian ini bahwa pembelajaran Fisika menggunakan teknik pembelajaran Think-Talk-Write memberikan peningkatan hasil belajar dan aktivitas siswa selama proses pembelajaran dan disimpulkan rata-rata tingkat penalaran siswa di kelas XI IPA 2 SMA N 1 Inderalaya berada pada tingkat penalaran Functional.
Keywords
Penalaran, Think-Talk-Write
Topic
Pembelajaran
Corresponding Author
Regina Seran
Institutions
a) Bandung Institute of Technology
Jalan Ganesha 10, Bandung 40132, Indonesia
*reginaseran[at]gmail.com
b) Bandung Institute of Technology
Jalan Ganesha 10, Bandung 40132, Indonesia
Abstract
Mineral mangan merupakan bahan galian tambang yang sangat besar potensinya di Indonesia. Mangan banyak digunakan dalam industri besi dan baja serta baterai. Pengolahan mangan diproses dengan beberapa cara, salah satunya metalurgi ekstraksi. Dalam metalurgi ekstraksi terbagi atas tiga cara yaitu secara pirometalurgi, hidrometalurgi dan elektrometalurgi. Dalam proses metalurgi ini ada aspek-aspek termodinamika yang mempengaruhi. Termodinamika kesetimbangan dari suatu reaksi kimia (potensial gibbs) diperlukan untuk melihat variabel termodinamika apa saja yang perlu dikendalikan dalam proses tersebut. Energi bebas gibbs (ΔG) bergantung temperatur (T). Data termodinamika di plot dalam bentuk diagram yaitu diagram perubahan Energi Bebas Gibbs (ΔG) terhadap temperatur. ΔG yang bernilai negatif menunjukkan bahwa reaksi dapat terjadi secara spontan tanpa energi dari luar. Sementara itu reaksi yang memiliki ΔG positif menunjukkan reaksi tidak akan terjadi secara spontan.
Keywords
mangan, metalurgi ekstraktif, termodinamika
Topic
Kebumian
Corresponding Author
I Gede Beni Manuaba
Institutions
Universitas Negeri Malang
Abstract
Penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan kesalahan penalaran analogi siswa dalam memecahkan masalah nilai maksimum. Subjek penelitian ini yaitu siswa kelas XI SMA pada semester genap tahun pelajaran 2015/2016. Data dikumpulkan melalui tes pemecahan masalah dan wawancara. Tes terdiri dari dua soal penentuan nilai maksimum yaitu masalah sumber dan masalah target yang saling analog. Data dianalisis sesuai dengan tahapan proses penalaran analogi dalam memecahkan masalah. Hasil analisis data menunjukan bahwa kesalahan penalaran analogi siswa terjadi pada proses pemahaman struktur masalah sumber, pada proses identifikasi kesesuaian antara masalah target dengan masalah sumber, dan pada proses adaptasi struktur masalah sumber untuk memecahkan masalah target.
Keywords
kesalahan penalaran analogi, pemecahan masalah, masalah sumber, masalah target
Topic
Pembelajaran
Corresponding Author
Riska Prihatin
Institutions
UIN Sunan Gunung Djati Bandung
Abstract
Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis profil keterampilan berpikir kreatif siswa melalui eksperimen berbasis predict observe explain pada pembuatan gel pembersih tangan. Desain penelitian yang digunakan pada penelitian ini yaitu studi kasus. Subjek penelitian ini adalah siswa kelas XI IPA 2 SMAN 10 Bandung yang berjumlah 37 siswa dan dibagi ke dalam 7 kelompok. Instrumen penelitian yang digunakan berupa lembar observasi siswa, lembar observasi guru, lembar observasi presentasi dan lembar kerja siswa. Penelitian ini menggunakan teknik analisis data kuantitatif dan kualitatif. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa pada indikator lancar mengungkapkan gagasan-gagasannya, rata-rata keterampilan berpikir kreatif siswa berada pada level 1 dengan kategori kurang kreatif. Sedangkan pada indikator mempunyai banyak gagasan mengenai suatu masalah, memiliki cara berpikir lain daripada yang lain, merancang suatu rencana kerja dari gagasan yang tercetus, mempunyai alasan yang dapat dipertanggungjawabkan untuk mencapai suatu keputusan, menentukan pendapat sendiri mengenai suatu hal serta pada indikator menyelesaikan suatu masalah biasanya dengan memikirkan macam-macam cara yang berbeda untuk menyelesaikannya, rata-rata keterampilan berpikir kreatif siswa berada pada level 2 dengan kategori cukup kreatif. Dan pada indikator dapat dengan cepat melihat kesalahan atau kekurangan pada suatu objek atau situasi, rata-rata keterampilan berpikir kreatif siswa berada pada level 3 dengan kategori kreatif.
Keywords
eksperimen, keterampilan berpikir kreatif, predict observe explain
Topic
Pembelajaran
Page 3 (data 61 to 90 of 325) | Displayed ini 30 data/page
Featured Events
Embed Logo
If your conference is listed in our system, please put our logo somewhere in your website. Simply copy-paste the HTML code below to your website (ask your web admin):
<a target="_blank" href="https://ifory.id"><img src="https://ifory.id/ifory.png" title="Ifory - Indonesia Conference Directory" width="150" height="" border="0"></a>
Site Stats