SNIPS 2015 Conference

Relokasi Hiposenter Gempa Mikro Menggunakan Metode SED (Single Event Determination) dari Data MEQ Area Geothermal Kamojang, Jawa Barat
Alamsyah Rizki Isroi (a*), Alamta Singarimbun (a), Tommy Herdiansyah (b)

a) Kelompok Keahlian Fisika Bumi dan Sistem Kompleks, Program Studi Fisika, Institut Teknologi Bandung, Jl. Ganesha 10, Bandung 40132, Indonesia
*rizkiisroi[at]live.com

b) Pertamina Geothermal Energy, Menara Cakrawala lt 11, Jl. MH. Thamrin No.9, Jakarta 10340


Abstract

Indonesia merupakan negara dengan potensi panas bumi terbesar dengan jumlah sekitar 25.875 MW atau � 40% dari cadangan dunia. Indonesia terletak pada area Ring of Fire yang mencakup wilayah sepanjang 40.000 km membentang mengelilingi samudera Pasifik, akibatnya Indonesia memiliki 127 gunungapi. Di samping itu, secara geografis Indonesia berada pertemuan antara tiga lempeng besar, yaitu lempeng Eurasia, lempeng pasifik, dan lempeng Indo-Australia yang berperan aktif dalam pembentukan zona subduksi dan gunungapi Indonesia. Kondisi geologi ini memberikan kontribusi ketersediaan energi panas bumi Indonesia. Energi geothermal adalah energi yang tersimpan di dalam kerak bumi. Sumber panas bumi didefenisikan sebagai suatu reservoir di mana energi panas bumi dapat diekstraksi secara ekonomis dan dimanfaatkan untuk keperluan industri, pertanian atau keperluan-keperluan lain yang sesuai. Eksplorasi panas bumi dapat dilakukan dengan metode geofisika, salah satunya yaitu metode microseismic dengan penentuan hiposenter gempa menggunakan metode single event determination (SED) yang digunakan untuk mengidentifikasi gempa-gempa kecil berkekuatan ≤ 3 SR yang umumnya disebabkan oleh simulasi hidrolik, kegiatan produksi atau injeksi dan pengeboran. Metode ini menunjukkan sebaran zona-zona kejadian gempa melalui letak hiposenter dan episenter. Hiposenter adalah lokasi fisik dari sumber gempa, biasanya diberikan dalam longitude (x0), latitude (y0), kedalaman di bawah permukaan (z0), dan juga waktu terjadinya gempa (t0). Saat hiposenter dan waktu asal ditentukan oleh waktu kedatangan fase seismik dimulai oleh gempa pertama, lokasi akan dihitung sesuai dengan titik di mana gempa dimulai. Dimulai dari t adalah waktu tiba pertama (first arrival time) gelombang seismik di setiap stasiun pengamatan (seismometer) ke-i (x i , y i , z i ) dari hiposenter (x 0 , y 0 , z 0 ), t Cal adalah waktu tempuh kalkulasi berdasarkan model kecepatan satu dimensi bawah permukaan dan t 0 adalah waktu asal (origin time).

Keywords: geothermal, hiposenter, micro seismik, SED

Topic: Kebumian (EPS)

Link: https://ifory.id/abstract-plain/pXtzm4FnGWJr

Web Format | Corresponding Author (Alamsyah Rizki Isroi)

PDF (791 kB)