KLASIFIKASI SIDIK JARI EKSTRAK HERBA SAMBILOTO MENGGUNAKAN SPEKTROSKOPI UV-VIS-IR SECARA KEMOMETRIK
Syifa Muflihah, Mohamad Rafi, Zulhan Arif
Divisi Kimia Analitik, Departemen Kimia, Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam, Institut Pertanian Bogor, Kampus IPB Dramaga, Bogor
Abstract
Sambiloto (Andrographis paniculata) mengandung diterpena lakton, salah satunya andrografolida sebagai zat aktif utama dari tanaman ini. Kandungan senyawa dalam sambiloto dapat dipengaruhi oleh beberapa faktor, salah satunya umur tanaman. Pelarut pengekstraksi juga akan mempengaruhi jumlah senyawa yang terekstraksi dalam tanaman. Umur tanaman yang digunakan, yaitu 2, 3, dan 4 bulan dengan pelarut pengekstraksi air dan etanol (50%, 70%, dan PA). Analisis dilakukan dengan metabolomik sidik jari menggunakan teknik spektroskopi ultraviolet-tampak (UV-Vis) dan inframerah (FTIR). Ekstrak herba sambiloto dengan perbedaan umur tanaman dan tipe pelarut pengekstraksi menghasilkan spektrum yang mirip, perbedaan hanya terdapat pada nilai absorbans. Setiap ekstrak diklasifikasikan menggunakan kemometrika tipe principal component analysis (PCA). Hasil PCA dari FTIR, UV-Vis, dan fusi data menunjukkan sampel dapat terkelompok dalam kelasnya masing-masing. Data FTIR lebih mendominasi hasil fusi data, karena data FTIR memiliki nilai eigen yang lebih besar dibandingkan data UV-Vis. Bi-plot PCA juga menunjukkan variabel yang berpengaruh pada klasifikasi fusi data adalah nilai absorbans yang dihasilkan dari FTIR.
Keywords: Fusi data, metabolomik sidik jari, PCA, sambiloto
Topic: Teknologi Panen dan Kontrol Kualitas