IMPLEMENTASI PROGRAM TEMPAT OLAH SAMPAH SETEMPAT (TOSS) DI KABUPATEN KLUNGKUNG DALAM MENDUKUNG PELESTARIAN LINGKUNGAN
Lilik Antarini, Komang Ema Marsitadewi, I Wayan Sudemen
Universitas Warmadewa
Abstract
ABSTRAK Data Dinas Lingkungan Hidup Provinsi Bali, jumlah timbulan atau dengan kata lain volume sampah atau berat sampah yang dihasilkan di Bali terus meningkat setiap tahunnya.. Pada tahun 2015 timbulan sampah di Bali mencapai 10.266,40 meter kubik setiap harinya. Untuk tahun 2016 terjadi peningkatan sebanyak kurang lebih 2000 meter kubik sampah setiap harinya. Tepatnya pada tahun 2016 jumlah sampah menjadi 12.892 meter kubik. Tahun 2017 timbulan sampah menjadi 13.351,13 meter kubik per hari. Dari data timbulan sampah yang semakin meningkat setiap tahunnya Kota Denpasar menjadi penyumbang terbesar timbulan sampah di Bali. Dengan jumlah penduduk mencapai 880.600 jiwa, timbulan sampah yang dihasilkan Denpasar mencapai 3.719 meter kubik per hari. Klungkung menempati posisi kedua dengan timbunan sampah mencapai 2.893 meter kubik per hari. Menyusul Buleleng, Gianyar, Jembrana, Tabanan, Badung, Bangli dan terakhir Karangasem dengan 162 meter kubik per hari. Overload kapasitas sampah yang terjadi diberbagai daerah di Bali termasuk diantaranya Kabupaten Klungkung ini dijadikan peluang bagi Bupati Klungkung dalam menghasilkan sebuah inovasi pengelolaan sampah di Kabupaten Klungkung. Inovasi tersebut dinamakan sebagai Program Tempat Olah Sampah Setempat. Inovasi yang diinisiasi oleh Bupati Klungkung ini menjadi satu-satunya inovasi pengelolaan sampah pemerintah daerah di Provinsi Bali. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode kualitatif. Data diperoleh dari data primer dan data sekunder. Data primer diperoleh dengan langsung melakukan observasi dan wawancara di lapangan terhadap informan. Sedangkan data sekunder diperoleh dari laporan-laporan, artikel ilmiah atau penelitian sejenis yang berhubungan dengan Program Tempat Olah Sampah Setempat (TOSS). Dari data tersebut diperoleh hasil penelitian bahwa TOSS yang merupakan program inovasi dalam pengelolaan sampah di Kabupaten Klungkung telah dilaksanakan di 15 desa dari 53 desa yang ada. Dalam pelaksanaannya, program TOSS ini mengalami banyak hambatan seperti kemampuan pengelolaan desa masing-masing, dana hingga keterbatasan pengadaan alat pengelolaan sampah. Namun secara umum, dapat dikatakan program ini merupakan berjalan dengan baik di beberapa desa khususnya di TOSS milik kota. TOSS ini juga telah menginisiasi sebuah pengetahuan sampah kepada anak-anak SD di Kabupaten Klungkung melalui kurikulum di pengajaran sekolah dasar di Kabupaten Klungkung.
Keywords: Pengelolaan Sampah, Tempat Olah Sampah Setempat (TOSS), Kabupaten Klungkung
Topic: Budaya dan Kearifan Lokal