Perbandingan Sebaran Posisi Hilal Haat Matahari Terbenam di Kota Jayapura, Pontianak, Pelabuhan Ratu, dan Banda Aceh
Novi Sopwan (a*), Moedji Raharto (b)
a) Program Studi Ilmu Falak, Fakultas Syariah dan Hukum, UIN Sunan Ampel Surabaya
*sopwan[at]uinsby.ac.id
b) Kelompok Keahlian Astronomi, Faklutas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam, Institut Teknologi Bandung
Abstract
Posisi hilal sebagai penentu awal bulan dalam sistem penanggalan Islam dapat dihitung dan digambarkan secara presisi sebagai panduan posisi dalam pengamatan dan prediksi awal hilal tersebut dapat diamati atau tidak. Dalam makalah ini, dibandingkan sebaran posisi hilal yang meimiliki tinggi positif dan berumur 0-24 jam pada saat Matahari terbenam untuk lokasi Jayapura, Pontianak, Pelabuhan Ratu dan Banda Aceh. Posisi hilal dihitung menggunakan algoritma Meuss. Posisi hilal digambarkan dalam plot tinggi dan elongasi saat Matahari terbenam. Hasil perbandingan didapat bahwa hilal di Kota Pontianak sebarannya lebih sempit jika dibandingkan dengan Jayapura. Sebaran hilal terlebar didapat di Kota Pelabuhan Ratu dan Banda Aceh. Sebaran posisi hilal ini dapat dijadikan acuan dalam penentuan kriteria visibilitas hilal untuk lokasi disekitar ekuator khususnya Indonesia.
Keywords: Hilal; Visibilitas; Penanggalan Islam
Topic: Lain-lain
Link: https://ifory.id/abstract-plain/y9UHF6PBQw8u