Indonesia Conference Directory


<< Back

Manajemen Zakat dengan Metode Ziqat Miskin
Burhanuddin

Jurusan Manajemen, Fakultas Ekonomi, Universitas Mulawarman


Abstract

Seperti dipahami, kajian tentang pembangunan (ekonomi) selama ini didominasi oleh pandangan yang sangat materialistik sehingga proses dan tujuan pembangunan amat reduksionis (Yustika dan Andrianto, 2008:6). Sistem ekonomi yang cenderung materialistik tersebut menimbulkan ketimpangan pendapatan dan ketidakmerataan kesejahteraan. Kasus ketimpangan pendapatan juga masih terus terjadi di Indonesia, data BPS mencatat terjadinya peningkatan angka koefisien gini di seluruh provinsi pada tahun 2009 dan tahun 2010. Angka koefisien gini Indonesia sendiri menurut BPS memburuk dari 0,37 pada 2009 menjadi 0,38 pada 2010. Islam sebagai rahmatan lil alamin sebenarnya telah menyediakan instrumen dalam menangani masalah ekonomi manusia. Zakat sebagai salah satu kewajiban umat Islam dapat berperan dalam penangan masalah kesejahteraan dan ketimpangan pendapatan. PIRAC (Public Interest Research and Advocacy Center) dalam rilis hasil surveinya mengatakan potensi dana zakat di Indonesia, yang populasinya sekitar 87 persen muslim, sangat besar hingga mencapai 9,09 triliun rupiah pada 2007. Namun pada kenyataannya Indonesia belum mampu mengoptimalkan potensi zakat bagi kesejahteraan umat. Pengelolaan zakat yang menempatkan kejujuran dan amanah sebagai asas utama pelaksanaanya menimbulkan kekhawatiran di kalangan para muzakki. Kepercayaan muzakki kepada lembaga amil zakat masih rendah yang mana terdapat indikasi kekhawatiran dari masyarakat bahwa zakat yang diserahkan tidak sampai kepada yang berhak menerimanya (Mustahik) (Herdianto, 2011:114). Selain masalah kepercayaan, jumlah cabang yang terbatas dari (LAZ) baik pemerintah dan non pemerintah membuat pengumulan dan penyaluran zakat belum maksimal. Penduduk miskin yang umumnya terdapat di pedesaan kurang mendapatkan akses untuk menerima zakat, infaq, dan shadaqah (ZIS) dari LAZ Dalam tulisan ini penulis bermaksud menggabungkan potensi zakat, infak dan shadaqah (ZIS) dengan potensi pengelolaan berbasis masjid. Potensi ZIS yang sangat besar meningat Indonesia dengan jumlah umat muslim terbesar di dunia akan teroptimalisasi dengan menjadikan masjid sebagai center of excellence bagi pengembangan pendidikan, ekonomi, dan kesehatan. Pengelolaan dana ZIS oleh pengurus dan remaja masjid diyakini dapat lebih mudah diakses oleh masyarakat miskin (mustahik) yang terdapat dipelosk-pelosok desa. Bagi muzakki sendiri, dana zakat yang mereka setorkan akan dapat langsung dilihat dan dirasakan manfaatnya. Selain pengelolaan yang melibatkan secara aktif pemuda dan remaja masjid dengan tujuan edukasi bagi generasi muda. Alur dana dari muzakki sampai kepada mustahik dapat diperoleh melalui pengumuman di masjid dan dapat dilihat rinciannya di papan pengumuman masjid.

Keywords: manajemen zakat kesejahteraan

Topic: Kewirausahaan Dan Inovasi Bisnis

Link: https://ifory.id/abstract/Lkbwd9qGv2Z3

Conference: Forum Manajemen Indonesia 11 Samarinda (FMI 2019)

Plain Format | Corresponding Author (Burhanuddin -)

Featured Events

<< Swipe >>
<< Swipe >>

Embed Logo

If your conference is listed in our system, please put our logo somewhere in your website. Simply copy-paste the HTML code below to your website (ask your web admin):

<a target="_blank" href="https://ifory.id"><img src="https://ifory.id/ifory.png" title="Ifory - Indonesia Conference Directory" width="150" height="" border="0"></a>

Site Stats