Model Penguatan Psikososioekonomi Masyarakat Adat (Kajian Fenomenologi Tentang Pemberdayaan Masyarakat Adat Mentawai) Margaretha Ardhanari; Gratianus Edwi Nugrohadi
Universitas Katolik Widya Mandala Surabaya
Abstract
Pembangunan daerah, yang merupakan bagian integral dari pembangunan nasional, lebih ditujukan pada urusan peningkatan kualitas masyarakat, pertumbuhan ekonomi yang optimal, perluasan tenaga kerja, dan peningkatan taraf hidup masyarakat, demi terwujudnya kemandirian yang bermuara pada kesejahteraan. Salah satu strategi yang dapat ditempuh adalah dengan menggunakan model pemberdayaan. Artikulasi konsep tersebut dalam konteks masyarakat adat, yang masih banyak dijumpai di Indonesia, mengasumsikan adanya sebuah model yang efektif dan siap untuk diimplementasikan. Kajian ini mencoba menjawab pertanyaan tersebut (model pemberdayaan masyarakat adat yang efektif) yang semua hasilnya dirumuskan berdasar pada pengalaman keterlibatan peneliti dengan menggunakan pendekatan kualitatif model fenomenologi. Partisipan penelitian ditentukan dengan menetapkan kriteria-kriteria tertentu (purposive) di mana mereka adalah perangkat desa, pemimpin uma (sikebukat), kepala suku serta masyarakat adat. Data diperoleh melalui proses wawancara mendalam (depth interview) dan observasi terstruktur yang kemudian diolah dengan menggunakan analisis tematik (thematic analysis), model induktif setelah melalui proses validasi komunikatif dan argumentatif. Hasil dari penelitian ini menyatakan bahwa upaya untuk memberdayakan masyarakat adat (khususnya masyarakat Mentawai) diwujudkan melalui sistem kekerabatan lokal (muntoghat) yang disebut juga dengan “uma”. Karena banyaknya muntoghat yang ada, upaya pemberdayaan tersebut kemudian ditindaklanjuti dengan menggunakan sistem kekerabatan lokal yang lebih luas yang disebut dengan istilah “antar-uma”. Di dalam “uma” dan “antar-uma” ini, para pastisipan diberdayakan baik secara psikologis, social, maupun ekonomis (psikososioekonomis). Proses tersebut kemudian ditindaklanjuti dengan pelembagaan sosial (terutama secara yuridis) dan pembangunan jejaring yang melibatkan pelaku bisnis, pemerintah, akademisi dan juga lembaga independen lain, di mana melalui pihak-pihak tersebut peningkatan kapasitas/kompetensi beserta dengan ketersediaan modal dapat diakses.
Keywords: model penguatan psikososioekonomi, pemberdayaan, masyarakat adat, fenomenologi
If your conference is listed in our system, please put our logo somewhere in your website.
Simply copy-paste the HTML code below to your website (ask your web admin):