Event starts on 2015.06.08 for 2 days in Bandung
http://portal.fi.itb.ac.id/snips2015 | https://ifory.id/conf-abstract/z4pZjcJkq
Page 3 (data 61 to 90 of 256) | Displayed ini 30 data/page
Corresponding Author
Taufan Wiguna
Institutions
Technology Center for Marine Survey
Badan Pengkajian dan Penerapan Teknologi
Abstract
Geologi dikenal sebagai sains kebumian yang mempelajari batuan serta tahapan yang terjadi sebelum, saat, dan setelah terbentuknya batuan yang mana tahapan tersebut diikuti oleh proses fisika, kimia, dan biologi. Penelitian geologi mencakup seluruh wilayah di bumi dengan berbagai keanekaragaman topik, dari wilayah ekuator hingga kutub dan dari daratan tertinggi hingga laut terdalam. Melalui serangkaian penelitian geologi yang telah dilakukan di berbagai belahan bumi, makalah ini akan mendiskusikan geologi sebagai (i) holistik sains, (ii) sains dengan perspektif 4 dimensi, (iii) sains yang menghasilkan knowledge-based produk. Geologi merupakan sains lanjutan dari sains lainnya yang kemudian diaplikasikan pada bumi. Oleh sebab itu dikenal beberapa cabang ilmu di geologi berdasarkan keterkaitannya dengan bidang sains lainnya seperti geofisika, geokimia, paleontologi, geomatika, dll. Penerapan sains tersebut dilakukan pada suatu spasial kemudian diinversi melalui pemodelan sehingga penelitian geologi menghasilkan sejarah bumi dalam suatu spasial. Hasil tersebut berupa pencampuran antara informasi yang absolut dan interpretatatif. Di lingkungan industri, hasil penelitian geologi berujung pada rekomendasi untuk pengambilan keputusan atau kebijakan. Geologi telah menjawab tantangan-tantangan atas kebutuhan material sumber daya alam (mineral, batubara, minyak dan gas bumi), mitigasi dan penanggulangan bencana, kajian lingkungan, perencanaan wilayah, pembangunan infrastruktur (jalan, jembatan, gedung).
Keywords
geologi, sains, dimensi
Topic
Kebumian (EPS)
Corresponding Author
neneng maryam jamaliah nurul janah
Institutions
Sekolah Pascasarjana Universitas Pendidikan Indonesia
Abstract
Penelitian ini berjudul pengaruh implementasi model inkuiri berbasis laboratorium terhadap perubahan konseptual siswa SMA pada konsep fotosintesis. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis pengaruh implementasi model inkuiri berbasis laboratorium terhadap perubahan konseptual siswa SMA pada konsep fotosintesis. Metode penelitian yang digunakan adalah Weak Experimental dengan desain The One Group Pretest-postest Design dengan perluasan. Prosedur penelitian yang dilakukan secara garis besar adalah: (1) studi pendahuluan penjaringan konsepsi siswa pada konsep fotosintesis; (2) pelaksanaan pembelajaran penelitian dan penjaringan data; (3) analisis dan pembahasan. Hasil analisis perubahan konseptual menunjukkan terjadi perubahan konseptual yang signifikan, dengan berbagai tipe perubahan konseptual. Kesimpulan yang dapat diambil adalah model inkuiri berbasis laboratorium berpengaruh terhadap perubahan konseptual siswa SMA pada konsep fotosintesis.
Keywords
model inkuiri berbasis laboratorium, perubahan konseptual, fotosintesis
Topic
Pembelajaran (EDU)
Corresponding Author
Asep Simbolon
Institutions
Program Studi Pendidikan Matematika, Universitas Advent Indonesia
Abstract
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui perbedaan peningkatan kemampuan pemecahan masalah matematis siswa antara siswa yang memperoleh model pembelajaran Aptitude Treatment Interaction (ATI) dengan soal umum dan siswa yang memperoleh model pembelajaran Aptitude Treatment Interaction (ATI) dengan domain soal. Penelitian ini dilakukan di SMP N 1 Cisarua Bandung Barat dengan disain penelitian adalah studi komparatif. Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh kelas VIII SMP N 1 Cisarua Bandung Barat. Sampel dalam penelitian ini adalah kelas VIII-A yang memperoleh model pembelajaran ATI dengan soal umum dan kelas VIII-B yang memperoleh model pembelajaran ATI dengan domain soal. Hipotesis penelitian akan diuji dengan uji-t dengan taraf signifikansi 0.05. Hasil penelitian yang diperoleh adalah terdapat perbedaan yang signifikan pada peningkatan kemampuan pemecahan masalah matematis siswa antara siswa yang memperoleh model pembelajaran ATI dengan soal umum dan siswa yang memperoleh model pembelajaran ATI dengan domain soal. Dan peningkatan kemampuan pemecahan masalah matematis siswa yang memperoleh model pembelajaran ATI dengan domain soal lebih baik dari pada peningkatan kemampuan pemecahan masalah matematis siswa yang memperoleh model pembelajaran ATI dengan soal umum. Model pembelajaran ATI dapat digunakan sebagai alternatif pembelajaran di sekolah untuk meningkatkan kemampuan pemecahan masalah matematis siswa.
Keywords
Model Pembelajaran ATI, Kemampuan Pemecahan Masalah Matematis, Domain Soal
Topic
Pembelajaran (EDU)
Corresponding Author
Mirnawati Lamanimpa
Institutions
Universitas Pendidikan Indonesia
Abstract
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui perbedaan peningkatan kemampuan berpikir kritis pada siswa di kelas yang mendapat model pembelajaran Discovery dibandingkan dengan kelas konvensional. Penelitian ini menggunakan metode Quasi Eksperiment dengan desain penelitian The Non Equivalen, Pretest-Postest Design. Sampel penelitian terdiri dari 58 orang siswa kelas VIII dari salah satu SMP N di Kota Palu. Teknik pengambilan sampel yang digunakan adalah Simple Random Sampling. Teknik pengumpulan data yaitu menggunakan tes kemampuan berpikir kritis. Teknik analisis data menggunakan uji Normalitas, uji Homogenitas, uji N-Gain, uji t, dan uji Mann Withney dengan menggunakan program IBM SPSS Statistics 22 dan Microsoft Excel. Hasil penelitian menunjukkan nilai signifikansi Sig (2-Tailed) adalah 0,00 < 0,05 yang berarti H0 ditolak dan H1 diterima. Diperoleh dari data peningkatan kemampuan berpikir kritis untuk siswa yang menggunakan model pembelajaran Konvensional sebesar 0,44 dengan kategori sedang dan untuk siswa yang menggunakan model pembelajaran Discovery Learning sebesar 0,71 dengan kategori tinggi. Dapat disimpulkan bahwa terdapat perbedaan peningkatan yang signifikan kemampuan berpikir kritis siswa yang menggunakan model pembelajaran konvensional dengan siswa yang menggunakan model pembelajaran Discocery Learning pada materi indera penglihatan dan alat optik.
Keywords
Discovery Learning, Berpikir Kritis, Optik
Topic
Pembelajaran (EDU)
Corresponding Author
Garnis Nurida
Institutions
Departemen Pendidikan Fisika,
Fakultas Pendidikan Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam,
Universitas Pendidikan Indonesia
Email : nurida.garnis[at]gmail.com
Abstract
Garnis Nurida 1000435. Implementasi Model Pembelajaran Kontekstual yang Disesuaikan dengan Karakteristik Siswa Berkebutuhan Khusus untuk Meningkatkan Pemahaman Konsep Fisika Besaran dan Satuan (2015). Tujuan dari penelitian ini ialah untuk mengembangkan model pembelajaran kontekstual yang disesuaikan dengan karakteristik siswa berkebutuhan khusus. Siswa berkebutuhan khusus yang dipilih dalam penelitian ini adalah siswa berkebutuhan khusus bagian tunarungu. Penelitian kuantitatif ini menggunakan One Group Pretest-Posttest Design. Subjek penelitian adalah lima siswa SMALB B di salah satu SMALB di Bandung. Perangkat pembelajaran berupa RPP, instrument pretest-posttest, dan lembar observasi keterlaksanaan pembelajaran serta kinerja siswa. Data yang diperoleh dianalisis dan menunjukkan bahwa perlu adanya perbaikan pada rancangan pelaksanaan pembelajaran yang dibuat berdasarkan pengalaman pembelajaran yang dilakukan. Berdasarkan perhitungan N-Gain rata-rata siswa mengalami peningkatan pemahaman konsep sebesar 0,36 yang termasuk ke dalam kategori sedang.
Keywords
siswa berkebutuhan khusus, model pembelajaran kontekstual.
Topic
Pembelajaran (EDU)
Corresponding Author
Siti Nurdianti Muhajir
Institutions
Universitas Islam Negeri Sunan Gunung Djati
Jl. A.H. Nasution No. 105 Cibiru Bandung
Abstract
Salah satu kemampuan yang harus dimiliki oleh mahasiswa untuk menghadapi era industrialisasi dan globalisasi adalah kemampuan literasi sains. Untuk meningkatkan kemampuan literasi sains mahasiswa maka dalam penelitian ini kami menggunakan model problem solving laboratory (PSL) dalam proses pembelajaran Fisika Dasar II. Problem solving laboratory adalah model pembelajaran yang menyajikan permasalahan di dalam kelas sedang penyelasainnya dilakukan dengan kegiatan di laboratorium. Metode penelitian yang digunakan adalah pre-experimental, dengan desain One Group Pretest-Posttest Design. Sampel penelitian ini adalah 15 mahasiswa semester II Prodi Pendidikan Fisika UIN Sunan Gunung Djati Bandung dengan menggunakan teknik random sampling. Data peningkatan kemampuan literasi sains mahasiswa didapatkan melalui tes soal uraian. Berdasarkan uji hipotesis statistik menggunakan uji t menyatakan bahwa terdapat peningkatan kemampuan literasi sains mahasiswa yang signifikan dengan menerapkan model problem solving laboratory dengan nilai N-Gain rata-rata 0,55 yang termasuk kategori sedang. Dengan demikian model problem solving laboratory dapat diterapkan sebagai salah satu upaya untuk meningkatkan kemampuan literasi sains mahasiswa
Keywords
Problem solving laboratory, kemampuan literasi sains
Topic
Pembelajaran (EDU)
Corresponding Author
Ruswanto Ruswanto
Institutions
Sekolah Indonesia Singapura
20A Siglap Road
Singapore
Abstract
Tujuan pembelajaran metode �Jaga Warung-Komedi Putar� pada materi biologi dilakukan dengan cara membagi kelompok, dan membagi tugas siswa yang menjadi 2 sebagai penjaga warung dan 2 sebagai pembeli. Diskusi kelompok dengan cara berputar (mirip komidi putar). Guru menghadirkan komedi putar. Seluruh modalitas belajar siswa (visual, audio, dan kinestetik) tercakup di dalam metode �Jaga Warung-Komedi Putar�. Keterlibatan berbagai indera di dalam proses ini pun cukup tinggi, artinya melalui metode ini siswa akan menguasai hasil belajar dengan optimal. Berdasarkan data, dari 17 siswa yang memiliki nilai ≤ 75 maka dinyatakan bahwa 100% siswa berhasil dalam pembelajaran konsep Mendeskripsikan Vertebrata. Keuntungan dan keunggulan pembelajaran Biologi dengan menggunakan metode �Komedi Putar-Jaga Warung, Konsep PAIKEM terciptakan. Nilai-nilai Karakter dapat terimplementasi melalui metode ini. Konfigurasi karakter dalam konteks totalitas proses psikologis dan sosial-kultural tersebut dapat tergali melalui: Olah Hati (Spiritual and emotional development) , Olah Pikir (intellectual development), Olah Raga dan Kinestetik (Physical and kinestetic development), dan Olah Rasa dan Karsa ( Affective and Creativity development).
Keywords
�Jaga Warung-Komedi Putar �, Jiwa Entreprenaur, Hasil Belajar Biologi
Topic
Pembelajaran (EDU)
Corresponding Author
Pramita Sylvia Dewi
Institutions
(1) Mahasiswa Program Studi Pendidikan IPA, Sekolah Pascasarjana Universitas Pendidikan Indonesia (UPI), Bandung Indonesia
(2) Dosen Program Studi Pendidikan IPA, Sekolah Pascasarjana Universitas Pendidikan Indonesia (UPI), Bandung Indonesia
Abstract
Tujuan penelitian ini adalah mengimplementasikan pendekatan saintifik terhadap proses aktivitas guru dan siswa pada pembelajaran IPA Terpadu. Sampel penelitian ini adalah siswa kelas VII di salah satu SMP Negeri Kota Bandar Lampung. Penelitian dilakukan menggunakan metode deskriptif. Pengumpulan data dilakukan menggunakan lembar observasi, angket, dan format wawancara. Berdasarkan hasil penelitian menunjukkan bahwa keterlaksanaan pembelajaran IPA Terpadu dengan pendekatan saintifik pada aktivitas guru dan siswa sudah terlaksana dengan cukup baik, dimana keterlaksanaan kegiatan pendekatan saintifik memiliki rata-rata skor sebesar 3,18. Karakteristik pembelajaran IPA Terpadu yang di implementasikan meliputi: 1). mengamati, dimana siswa menjadikan suatu objek menjadi nyata, dan tentunya siswa menjadi senang dan tertantang. 2). menanya dimana guru mengajukan pertanyaan kepada siswa yang mengarahkan siswa pada materi yang akan disampaikan. Guru juga menyampaikan suatu permasalahan dalam fenomena sains kepada siswa. 3). mengumpulkan informasi, untuk memperoleh hasil belajar yang nyata atau otentik, siswa harus melakukan kegiatan eksperimen pada substansi materi yang sesuai dengan pembelajaran IPA Terpadu yang dibelajarkan. 4). mengolah informasi, proses pemaknaan informasi yang melibatkan penggunaan pengetahuan dari beberapa sumber harus dikaji untuk menambah keluasan dan kedalaman suatu infomasi yang diteliti. 5). mengkomunikasikan, memiliki peran dalam andil memberikan pengetahuan yang didapat siswa melaui presentasi baik kepada siswa-siswa lainnya, dimana kemampuan ini dapat secara lisan maupun tulisan dalam penyajiannya. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa proses aktivitas guru dan siswa pada pembelajaran IPA Terpadu dapat di implementasikan melalui pendekatan saintifik.
Keywords
pendekatan saintifik, pembelajaran IPA Terpadu, aktivitas guru dan siswa
Topic
Pembelajaran (EDU)
Corresponding Author
Herman Santoso Pakpahan
Institutions
Magister Pengajaran Fisika, Fakultas MIPA, Institut Teknologi Bandung
Jalan Ganesha No. 10, Bandung 40132, Indonesia
*pakpahan.herman891[at]gmail.com
Abstract
Mengetahui karakterisasi konduktor besi (Fe), baja (Zn-C), timbal (Pb), dan semikonduktor tungsten dapat dilakukan melalui percobaan Efek Hall. Melalui percobaan ini, diperoleh Konstanta Hall (RH) untuk masing-masing bahan tersebut. Konstanta Hall sendiri menunjukkan banyaknya pembawa arus dalam sebuah plat konduktor saat dialiri arus listrik. Pembawa arus dalam mekanisme konduksi bahan konduktor dapat berupa muatan positif (hole) atau muatan negatif (elektron). Hasil percobaan memberikan nilai RH untuk tungsten pada arus bahan (Ib) tetap sebesar 1.21x 10-10 m^3/C dan B tetap sebesar 2.5 x 10 -9 m^3/C; besi untuk (Ib) tetap sebesar 1,26 x 10 -10 m^3/C dan B tetap sebesar 5,22 x 10-10 m^3/C; baja untuk Ib tetap sebesar 3,60 x 10-7 m^3/C dan B tetap sebesar 3,58 x 10-7 m^3/C; dan timbal untuk Ib tetap sebesar 1,78 x 10-9 m^3/C dan B tetap sebesar 3,03 x 10-9 m^3/C. Berdasarkan nilai tegangan hall (VH) yang diperoleh dapat dinyatakan bahwa pembawa arus pada konduktor besi, baja, dan semikonduktor tungsten adalah muatan positif, sedangkan pada konduktor timbal pembawa arusnya adalah elektron.
Keywords
pembawa arus, konstanta-tegangan Hall
Topic
Material (MAT)
Corresponding Author
Rustan Rustan
Institutions
Institut Teknologi Bandung
Abstract
Tanah longsor merupakan salah satu bencana alam yang menyebabkan kerugian moril dan materiil. Ada 2 faktor esensial penyebab terjadinya tanah longsor yaitu litologi dan curah hujan. Faktor litologi berupa parameter tanah khususnya sifat fisis tanah bisa mempengaruhi kestabilan lereng. Dari studi literaturi beberapa penelitian diperoleh bahwa terjadinya tanah longsor bisa dikaitkan dengan sifat fisis tanah. Sifat fisis tanah yang dianalisis antara lain: ukuran butiran, porositas, dan permeabilitas. Ketiga parameter ini pada umumnya dikarakterisasi menggunakan metode eksperimen di laboratorium. Pada penelitian ini, sifat fisis tanah tersebut akan dianalisis menggunakan analisis citra digital (Digital Image Analysis) hasil pemindaian dengan perangkat mikro-CT. Hasil perhitungan ukuran butir, porositas dan permeabilitas kemudian digunakan untuk menentukan apakah sampel tanah tersebut termasuk sampel tanah yang memiliki resiko rentan terhadap longsor atau tidak.
Keywords
ukuran butiran, porositas, permeabilitas, tanah longsor, analisis citra digital.
Topic
Kebumian (EPS)
Corresponding Author
Uzi Fauziah
Institutions
Sekolah Pascasarjana Universitas Pendidikan Indonesia
Abstract
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui karakteristik materi cahaya pada pembelajaran IPA SMP. Metode penelitian yang digunakan adalah survey. Sampel penelitian adalah siswa kelas VII pada salah satu SMP Negeri di Kabupaten Sumedang yang berjumlah 150 orang. Penentuan sampel tersebut dilakukan secara acak (randomize sampling). Instrumen penelitian yang digunakan berupa soal pilihan ganda dan angket.
Keywords
Materi, Cahaya, IPA
Topic
Pembelajaran (EDU)
Corresponding Author
Agus Kartono
Institutions
Departemen Fisika, Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam
Institut Pertanian Bogor, Kampus IPB Dramaga, Bogor 16680, Indonesia
Abstract
Model matematika merupakan alat yang menarik untuk mengetahui proses kerja suatu penyakit. Pada kasus diabetes tipe 2, banyak model matematika telah dikembangkan untuk lebih memahami mekanisme sistem pengaturan glukosa-insulin. Model yang paling terkenal adalah minimal model Bergman (MMB) yang berisi jumlah parameter sedikit tetapi mempunyai keakurasian yang baik dibandingkan model yang lainnya. Model MMB banyak digunakan dalam penelitian fisiologis untuk memperkirakan efektivitas glukosa (SG) dan sensitivitas insulin (SI) dari data tes toleransi glukosa intravena (IVGTT) selama periode tertentu. Namun tes IVGTT tidak mencerminkan kondisi tubuh dalam keadaan sehari-hari. Oleh karena itu, data tes toleransi glukosa oral (OGTT) digunakan untuk menggantikan data tes IVGTT. Pada penelitian ini, kami akan memodifikasi model MBB dengan oral Minimal Model (OMM) model untuk menjelaskan dinamika glukosa dan insulin pada tubuh manusia.
Keywords
minimal model Bergman, efektivitas glukosa, sensitivitas insulin, oral Minimal Model
Topic
Komputasi dan Pemodelan (COM)
Corresponding Author
Sparisoma Viridi
Institutions
Prodi Fisika, Institut Teknologi Bandung, Jalan Ganesha 10, Bandung 40132, Indonesia
Abstract
Sejumlah butiran dua dimensi dalam pengaruh dua gaya sentral yang perlahan ditarik menjauh menunjukkan fenomena yang menarik. Untuk selang penarikan yang cukup lambat sehingga semua butiran memiliki waktu untuk menata ulang konfigurasinya, diamati bahwa konfigurasi HCP-2d (two-dimension hexagonal closed-packed)selalu terpenuhi. Untuk itu selang waktu penarikan dipilih 100 kali waktu relaksasi sistem. Bentuk sistem yang dispesifikasi oleh butiran-butiran terluar sistem dilaporkan sebagai fungsi dari posisi awal gaya sentral sebelum terpisah.
Keywords
butiran dua-dimensi, pakcing, gaya sentral
Topic
Komputasi dan Pemodelan (COM)
Corresponding Author
AHMAT RIFAN MAULANA
Institutions
Department of Mathematics
Faculty of Mathematics and Natural Sciences
Sepuluh Nopember Institute of Technology
Surabaya
Abstract
Kurva bentuk-telur H�gelschaffer adalah kurva bentuk-telur yang dikonstruksi dari dua buah lingkaran tak-sepusat menggunakan transformasi Newton yang diketahui sebagai hyperbolism. Penelitian ini bertujuan untuk mengonstruksi persamaan permukaan bentuk-telur yang diperoleh dari kurva bentuk-telur H�gelschaffer yang diputar pada sumbu-x, sumbu-y dan sumbu-z, dan untuk mendapatkan rumus volume dan luas permukaan bentuk-telur, serta memvisualisasikan persamaan permukaan bentuk-telur menggunakan software GeoGebra. Kurva bentuk-telur H�gelschaffer dipilih karena persamaannya sederhana dan kurva tersebut dapat berlaku untuk empat jenis bentuk-telur, yaitu oval, pyriform, circular dan elliptical. Proses pengonstruksian persamaan permukaan bentuk-telur dilakukan dengan cara membuat sketsa kurva pada bidang-xy dan bidang-xz, kemudian kurva diputar pada sumbu-sumbu koordinat. Sedangkan, untuk mendapatkan rumus volume bangun ruang bentuk-telur digunakan integral-volume metode cakram. Luas permukaan bentuk-telur dicari menggunakan integral-luas permukaan. Visualisasi persamaan permukaan bentuk-telur dilakukan dengan memilih berbagai nilai parameter persamaan dengan tujuan untuk mengetahui pengaruh nilai parameter tersebut terhadap bentuk bangun ruang yang dihasilkan. Berdasarkan pembahasan, diperoleh hasil, yaitu: (i) persamaan permukaan bentuk-telur pada masing-masing sumbu putar dimana titik tengah sumbu mayor terletak di titik O(0,0,0) dan Q(p,q,r); (ii) rumus untuk menghitung volume bangun ruang bentuk-telur; (iii) luas permukaan bentuk-telur dihitung menggunakan integral luas permukaan yang diselesaikan secara numerik menggunakan integrasi numerik metode adaptive quadrature; (iv) pengaruh pemilihan nilai parameter persamaan terhadap hasil visualisasi persamaan permukaan bentuk-telur dapat menghasilkan bangun ruang bentuk bola, ellipsoid, permukaan bentuk-telur oval dan permukaan bentuk telur pyriform.
Keywords
persamaan kurva bentuk-telur H�gelschaffer, persamaan permukaan bentuk-telur
Topic
Teoretik (THE)
Corresponding Author
ASEP SUTIADI
Institutions
Departemen Pendidikan Fisika FPMIPA UPI
Abstract
Penelitian ini bertujuan untuk mengeksplorasi rancangan self-assessment yang dapat digunakan untuk mengungkap pemahaman konsep siswa yang berorientasi pada Teori Marzano. Subjek penelitian adalah siswa kelas XI di salah satu Madrasah Aliyah Negeri di Kota Bandung. Konstruksi self-assessment didasari pada Teori Falchikov. Metode penelitian yang digunakan adalah deskriptif eksploratif. Data dikumpulkan melalui lembar self-assessment yang berorientasi pada tes pemahaman konsep bentuk pilihan ganda, wawancara, dan observasi. Hasil penelitian menginformasikan bahwa: (1) Rancangan self-assessment memiliki empat fase yaitu persiapan, implementasi, evaluasi dan follow up serta replikasi yang harus dilakukan secara berkesinambungan dan disesuaikan dengan kebutuhan siswa dan indikator tes pemahaman konsep yang telah disusun. (2) Kelebihan rancangan self-assessment adalah memberikan dampak positif dalam meningkatkan kebermaknaan proses penilaian, mengembangkan sikap-sikap positif siswa dalam kegiatan penilaian, dan menghasilkan profil self-assessment yang dapat diamati setiap bagian sesuai dengan indikator tes pemahaman konsep. (3) Kekurangan rancangan self-assessment adalah membutuhkan persiapan yang panjang. (4) Tingkat akurasi lembar self-assessment yang berorientasi pemahaman konsep teori Marzano cenderung meningkat.
Keywords
Self Assessment berorientasi Pemahaman Konsep Teori Marzano
Topic
Pembelajaran (EDU)
Corresponding Author
Oo Harsono
Institutions
Perguruan Islam Al Izhar Pondok Labu
Abstract
Globalisasi melahirkan paradigma baru dalam pendidikan yaitu fokus pada pengembangan kapasitas peserta didik terutama pada kemampuan berpikir kritis dan belajar sepanjang hayat. Perubahan paradigma pendidikan tersebut direspon pemerintah pada perubahan konseptual kurikulum yang ditunjukkan dengan adanya Kurikulum 2013 yang lebih mengarah pada orientasi pengembangan keterampilan berpikir kritis peserta didik melalui scientific method-nya [1]. Dengan adanya perkembangan konseptual kurikulum tersebut, maka proses pembelajaran harus dapat dikaitkan dengan fakta kehidupan dan alam serta kondisi perkembangan yang terjadi secara global berbasis pengetahuan, sehingga pembelajaran dirasakan bermakna. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui apakah kegiatan ekstrakurikuler penelitian memberikan kontribusi yang signifikan pada peningkatan keterampilan proses IPA atau tidak. Kegiatan pembelajaran berbasis penelitian diunggulkan tidak hanya karena mampu mengkaitkan antara materi pelajaran dengan fakta kehidupan atau alam tetapi model pembelajaran ini mampu mengembangkan keterampilan proses IPA serta mengintegrasikan penanaman nilai-nilai, moral, serta etika. Kegiatan ekstrakurikuler penelitian menggunakan model pembelajaran kontekstual tipe inkuiri. Model ini dipilih karena melibatkan siswa secara penuh dalam proses pembelajarannya dan menghubungkannya dan menerapkannya dengan kehidupan nyata sehari-hari. Bruner dalam teorinya Free Discovery Learning, mengatakan bahwa proses belajar akan berjalan dengan baik dan kreatif apabila guru memberikan kesempatan kepada siswa untuk menemukan suatu konsep, teori, aturan, atau pemahaman melalui contoh-contoh yang ada dalam kehidupan sehari-hari [2]. Hasil penelitian menunjukkan bahwa kegiatan ekstrakurikuler penelitian memberikan kontribusi yang signifikan pada peningkatan keterampilan proses IPA.
Keywords
kegiatan ekstrakurikuler, pembelajaran berbasis penelitian, keterampilan proses IPA.
Topic
Pembelajaran (EDU)
Corresponding Author
Septia Eka Marsha Putra
Institutions
Program Studi Fisika, Institut Teknologi Bandung, Bandung, Indonesia
Abstract
Dalam struktur kristal, fonon dapat memiliki pengaruh besar terhadap sifat kapasitas panas dan sifat elektroniknya. Vibrasi fonon berbeda dengan vibrasi dalam suatu molekul, yang biasanya merupakan vibrasi individual dari suatu pasangan atom yang berikatan secara langsung. Fonon adalah vibrasi atom-atom yang terjadi secara kolektif, yang terjadi pada suatu frekuensi karakteristik dan arah perjalaran tertentu bergantung pada struktur kristalnya. Karakteristik vibrasi fonon tersebut dapat diperoleh dengan menyelesaikan persamaan geraknya, yang diturunkan dari Hukum Newton dan Hukum Hooke. Solusi persamaan gerak tersebut menghasilkan suatu kurva dispersi, yang merepresentasikan antara karakteristik vektor penjalaran fonon dan energinya di dalam kristal itu. Sementara solusi analitik untuk kristal berstruktur sederhana dapat diperoleh dengan mudah, tetapi tidak halnya untuk kristal yang kompleks. Dalam makalah ini kami menunjukkan bahwa jika persamaan gerak tersebut dapat diubah ke dalam bentuk persoalan nilai eigen, maka solusi numeriknya dapat diperoleh dengan beberapa fungsi yang tersedia dalam perangkat lunak saintifik, seperti Matlab. Hasil perhitungan dari program yang dibuat menunjukkan bahwa kurva dispersi yang mirip seperti dalam literatur atau buku teks Zat Padat. Kurva dispersi vibrasi fonon monoatomik satu dimensi hanya terdiri dari bagian akustik sedangkan kurva dispersi vibrasi fonon diatomik satu dimensi terdiri dari bagian akustik dan optik.
Keywords
kristal, fonon, persoalan eigen, zat padat
Topic
Material (MAT)
Corresponding Author
Lilik Hendrajaya
Institutions
Department of Physics, FMIPA, ITB
Abstract
Pembelajaran fisika berbasis buku teks di negara maju masih menitikberatkan pada teori yang hanya memberikan sedikit contoh - contoh mengenai fenomena yang tersedia di alam. Banyak sekali fenomena alam yang sangat jelas karakteristik fisikanya seperti pemanfaatan dan pengolahan sumberdaya alam yang seringkali terabaikan dari perhatian pengajar fisika untuk dibahas sebagai contoh penerapan fisika secara nyata. Membangun Laboratorium Fisika Alam tidak membutuhkan biaya yang mahal dan dapat diaplikasikan pada beberapa bidang praktikum. Dengan demikian, program studi fisika dan pendidikan atau pengajaran fisika dapat didirikan di banyak perguruan tinggi. Modul-modul praktikum berikut dapat menjadi modul dasar diantaranya, volume dan luas permukaan benda dengan bentuk geometri tertentu, penentuan tinggi suatu tempat dari dua tempat yang diketahui secara ilmu ukur segitiga, kinematika dan mekanika jalan raya, pengukuran dinamika aliran sungai, fisika longsoran dengan peninjauan bidang miring, menggeser, runtuh, menggelinding dan mengalir, percepatan gravitasi: bandul matematika, pengukuran potensial dari muka bumi (deteksi benda terpendam), gaya lorentz sebagai dasar kereta super cepat, angin dan umbul-umbul magnet (generasi listrik), dan fisika batumulia/akik. Laboratorium Fisika Alam dapat digunakan untuk mengelola sumber daya alam dan juga menghasilkan pembelajaran fisika kontekstual sumberdaya alam yang akan membuat fisika mudah dipahami. Dalam fisika generik, bukunya yang pinter dan dalam fisika kontekstual, pengajarnya yang pinter. Marilah kita awali sejarah baru untuk hasilkan bangsa yang lebih pandai.
Keywords
pembelajaran, modul, kontekstual
Topic
Pembelajaran (EDU)
Corresponding Author
Anita Marina Maryati
Institutions
Universitas Pendidikan Indonesia
Abstract
Penelitian ini bertujuan untuk mengembangkan lembar kerja siswa (LKS) eksperimen dan non-eksperimen berbasis inkuiri terstruktur pada subpokok materi Pergeseran Kesetimbangan Kimia. LKS yang dikembangkan sebanyak tiga LKS; (1) LKS eksperimen pada materi pokok Pengaruh Pengubahan Konsentrasi terhadap Sistem Kesetimbangan, (2) LKS non-eksperimen pada materi pokok Pengaruh Pengubahan Suhu terhadap Sistem Kesetimbangan, dan (3) LKS non-eksperimen pada materi pokok Pengaruh Pengubahan Tekanan terhadap Sistem Kesetimbangan. Metode penelitian yang digunakan adalah penelitian dan pengembangan pendidikan (Education Reasearch and Development) dengan model 4 D (define, design, develop, disseminate). Penelitian ini hanya dilaksanakan hingga tahap develop. Instrumen penelitian berupa pedoman wawancara, lembar observasi praktikum, lembar observasi pembelajaran, dan angket. Dari tahap design, diperoleh hasil optimasi prosedur praktikum yaitu konsentrasi minimum masing-masing reaktan (larutan FeCl3 dan larutan KSCN) adalah 0,01 M, dan larutan yang dipakai sebagai zat penggeser kesetimbangan ke arah reaktan adalah larutan NaOH 1 M. Dari tahap develop, diperoleh hasil yaitu keterlaksanaan praktikum tergolong sangat baik dengan persentase 89,6%, tanggapan siswa terhadap LKS eksperimen tergolong baik dengan persentase 77,7% dan tanggapan siswa terhadap praktikum tergolong sangat baik dengan persentase 80,8%. Keterlaksanaan pembelajaran tergolong sangat baik dengan persentase 95,7%, sedangkan tanggapan siswa untuk LKS non-eksperimen tergolong baik dengan persentase 79,6%. Penilaian guru terhadap LKS eksperimen hasil pengembangan adalah LKS tersebut mudah dipahami dan dapat digunakan oleh siswa dengan prestasi tinggi maupun prestasi rendah, kalimat yang digunakan cukup baik, serta desain LKS menarik.
Keywords
pengembangan lembar kerja siswa; LKS eksperimen; LKS non-eksperimen; optimasi prosedur praktikum; inkuiri terstruktur
Topic
Pembelajaran (EDU)
Corresponding Author
Sari Sami Novita
Institutions
Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam, Institut Teknologi Bandung
Jalan Ganesha 10, Bandung 40132, Indonesia
*sarisaminovita[at]gmail.com
Abstract
Cermin merupakan salah satu perlengkapan yang banyak digunakan dalam kehidupan sehari-hari. Terdapat tiga jenis cermin yang biasa digunakan, yaitu cermin datar, cermin cekung dan cermin cembung. Cermin datar biasanya digunakan untuk melihat bayangan saat berhias. Hal ini disebabkan bayangan yang dihasilkan oleh cermin datar memiliki ukuran dan bentuk yang sama dengan benda aslinya. Senter biasanya juga dilengkapi dengan cermin sebagai pemantul cahaya. Jenis cermin yang digunakan pada senter adalah cermin cekung karena cermin cekung bersifat mengumpulkan cahaya. Sementara itu spion kendaraan menggunakan cermin cembung untuk menghasilkan bayangan yang diperkecil dari ukuran benda aslinya sehingga daerah observasi yang dapat dilihat pada cermin cembung menjadi lebih luas jika dibandingkan dengan cermin jenis lain. Untuk dapat melukiskan bayangan pada cermin, biasanya kita menggunakan sinar-sinar istimewa dimana diperlukan minimal dua sinar istimewa. Namun proses jalannya sinar istimewa ini kurang terlihat pada eksperimen pembentukan bayangan cermin yang biasa dilakukan di sekolah. Oleh karena itu penelitian ini bertujuan untuk membuat simulasi pembentukan bayangan pada cermin serta aplikasinya yang disajikan dalam bentuk media pembelajaran interaktif menggunakan Visual Basic for Application Microsoft Powerpoint melalui penggambaran sinar-sinar istimewa pada cermin. Penelitian ini diawali dengan penyusunan materi tentang pembentukan bayangan pada cermin dan aplikasinya. Kedua, membuat tampilan program pada slide Powerpoint yang terdiri dari CommandButton, Textbox, OptionButton, Shape dan lain-lain kemudian menuliskan program pada jendela prosedur Macro Visual Basic untuk mengaktifkan perintah yang ingin dilakukan. Melalui media pembelajaran interaktif ini, pengguna dapat memberikan masukan berupa jarak benda, jarak titik fokus (untuk cermin cekung dan cermin cembung), dan tinggi benda yang kemudian diproses oleh media untuk menghasilkan keluaran berupa jarak bayangan, tinggi bayangan, perbesaran bayangan serta sifat-sifat bayangan. Media pembelajaran ini juga dapat memberikan simulasi jalannya sinar-sinar istimewa pada proses pembentukan bayangan.
Keywords
Cermin; Visual Basic for Application; Microsoft Powerpoint
Topic
Komputasi dan Pemodelan (COM)
Corresponding Author
Dona Mustika
Institutions
Institut Teknologi Bandung
Abstract
Daerah Aceh terbentuk dari hasil subduksi tumbukan antara lempeng Eurasia (di atas) dan lempeng Samudra Hindia ( di bawah ). Dengan adanya bukaan (spreading) di Andaman , daerah Aceh terbelah membujur oleh Patahan Sumatra. Daerah ini cukup panas tertandai adanya kegempaan tinggi, Patahan Sumatra yang aktif, beberapa gunungapi dan kaldera besar Toba dan di selat antara P. Weh dan pulau Sumatra. Mineralisasi cukup kuat baik dengan terdapatnya urat-urat mineral di pegunungan, batuan metamorf dan mineral hasil pelapukan yang terendapkan dicekungan-cekungan termasuk cebakan hidrokarbon. Permukaan bumi bermorfologi tebing dan jurang tertitupi hutan (masih lebat ). Pengelolaan sumberdaya alam akan menghasilkan rekayasa, penerapan teknklogi produksi dan seharusnya juga pemeliharaan lingkungan hidup. Dari fenomena alam dan kegiatan tersebut dapat dimanfaatkan untuk memahami fisika secara kontekstual. Struktur belajar fisika : fisika matematika, kinematika, mekanika, listrik-magnet, optika, gelombang , panas dan termodinamika, fenomena kuantum dapat dicarikan kontekstualnya. Demikian juga termasuk membuat modul-modul praktikum fisika alamnya
Keywords
tektonik daerah Aceh, sumberdaya alam, fisika kontekstual, praktikum fisika alam
Topic
Pembelajaran (EDU)
Corresponding Author
Silviana Hendri
Institutions
Universitas Pendidikan Indonesia
Abstract
Berdasarkan deklarasi UNESCO pada tahun 2010, pendidikan masa kini harus diarahkan pada : 1) pembelajaran holistik dan lintas disiplin ilmu daripada pembelajaran berbasis mata pelajaran; 2) pembelajaran berbasis nilai-nilai dan berpikir kritis daripada menghafal; dan 3) pembelajaran yang melibatkan pembuatan keputusan (Christenson, Rundgren, dan Zeidler, 2014). Sejalan dengan hal tersebut, pembelajaran sains harus dapat menghubungkan konsep sains (ilmiah) dengan isu sosial yang berkembang di masyarakat. Isu semacam ini dikenal dengan isu sosial-ilmiah (socioscientific Issue). Dengan memperkenalkan dan membahas isu sosial-ilmiah dalam pembelajaran sains, yakni menjadikan isu sosial-ilmiah sebagai konten utama materi pembelajaran, siswa mampu mengembangkan keterampilan berargumentasi. Keterampilan berargumentasi diperlukan untuk membuat keputusan secara bijak berdasarkan pengetahuan sains yang diperoleh siswa dalam menyikapi berbagai isu sosial-ilmiah. Makalah ini mendiskusikan tentang pentingnya keterampilan berargumentasi, isu sosial-ilmiah yang yang dapat dikembangkan menjadi tema dalam pembelajaran sains, dan kualitas argumentasi berdasarkan Toulmin�s Argumentat Pattern (TAP).
Keywords
keterampilan argumentasi, isu sosial ilmiah,TAP, pembelajaran sains
Topic
Pembelajaran (EDU)
Corresponding Author
Yohanes Engge
Institutions
Institut Teknologi Bandung
Abstract
Alat ukur geolistrik mudah dibuat sendiri secara ijin (lisensi Gunawan Handayani), sehingga dapat diperbanyak untuk kepentingan akademik. Teori pengukuran dan penafsiran ditetapkan melalui pemodelan bumi, kemudian penyelesaian syarat batas perubahan potensial dan arus listrik sehingga mendapatkan perlapisan yang tepat beserta sifatnya. Hasil penafsiran data hasil, pengukuran bermanfaat sebagai hasil penelitian, pengabdian kepada masyarakat dan jasa profesi yang dibutuhkan masyarakat. Berbagai modul praktikum dapat dikembangkan dengan mempergunakan alat ini.
Keywords
Alat geolistrik, Model perlapisan, Medan listrik, Syarat batas, Model penafsiran, Pengembangan modul praktikum.
Topic
Inovasi (INV)
Corresponding Author
Aloysius Rusli
Institutions
Jurusan Fisika, FTIS
Universitas Katolik Parahyangan
Abstract
Literasi sains (Science Literacy) merupakan salah satu kelengkapan peradaban mutakhir, yang makin diwarnai dan dipengaruhi oleh perkembangan ilmu dan teknologi. Dalam rangka meningkatkan kesadaran akan keterkaitan dua satuan dasar pertama Sistem Internasional, yaitu detik dan meter, diajukan hasil studi kecil ini. Sebagai picu perhatian, dipilih judul yang menonjolkan "keanehan" bahwa nilai percepatan gravitasi di permukaan Bumi praktis sama dengan nilai kuadrat bilangan yang menunjukkan perbandingan keliling suatu lingkaran dengan garis tengahnya; dua besaran yang sepintas tidak tampak ada hubungan apapun. sehingga bagaimana mungkin nilainya dapat mirip satu dengan lainnya. Ternyata ini terjadi akibat pengaitan satuan detik yang sudah dikenal sejak jaman Sumeria 30 abad yang lalu, dengan satuan meter yang dirintis menjelang Revolusi Perancis akhir abad ke 18, melalui apa yang disebut sebagai "bandul detik". Akhirnya, ternyata satuan meter bukannya dikaitkan dengan satuan detik, melainkan dikaitkan dengan ukuran Bumi, akibat pertimbangan yang dapat disebut pertimbangan politik. Dengan demikian dapat ditunjukkan betapa berbagai pertimbangan dalam komunitas manusia, dapat saling berpengaruh, sehingga literasi sains kiranya perlu disertai pula oleh literasi tentang pergaulan manusia sedunia.
Keywords
Sistem Internasional, meter, detik
Topic
Pembelajaran (EDU)
Corresponding Author
RISA HARTATI
Institutions
Pendidikan IPA, Sekolah Pascasarjana Universitas Pendidikan Indonesia
Abstract
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh dari implementasi model Problem Based Learning (PBL) pada pembelajaran IPA Terpadu untuk meningkatkan kemampuan berpikir kritis siswa SMP. Penelitian ini merupakan penelitian kuasi eksperimen dengan desain the static group pretest-posttest design. Sampel penelitian ini terdiri dari 50 siswa kelas VII di salah satu SMP Negeri di Kabupaten Lampung Utara pada tahun ajaran 2014/2015 yang dipilih dengan menggunakan teknik cluster random sampling. Instrumen penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah tes berpikir kritis materi pencemaran lingkungan yang digunakan untuk mengukur penguasaan kemampuan berpikir kritis siswa dan angket tanggapan siswa terhadap implementasi pelaksanaan PBL. Teknik analisis data menggunakan uji normalitas, uji homogenitas, dan uji t (independent sample t-test) terhadap nilai gain yang dinormalisasi (N-gain) dari nilai pretes dan postes siswa dengan menggunakan program IBM SPSS Statistics 22 dan Microsoft Excel. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa terdapat perbedaan yang signifikan peningkatan kemampuan berpikir kritis siswa antara kelas yang menerapkan model PBL dengan kelas kontrol. Hasil penelitian ini dibuktikan dari nilai sig (2-tailed) uji t sebesar 0,022 yang berarti bahwa H0 ditolak dan H1 diterima. Kemampuan berpikir kritis siswa kelas eksperimen mengalami peningkatan sebesar 47% sedangkan peningkatan kemampuan berpikir kritis siswa kelas kontrol sebesar 32%. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa penerapan model PBL pada pembelajaran IPA terpadu memiliki dampak yang positif terhadap penguasaan kemampuan berpikir kritis siswa.
Keywords
Model Problem Based Learning (PBL), Berpikir Kritis
Topic
Pembelajaran (EDU)
Corresponding Author
Lamtiur Pasaribu
Institutions
Universitas Advent Indonesia.
Abstract
Penelitian yang dilakukan pada skripsi ini adalah penelitian studi komparatif. Populasinya adalah siswa kelas VII SMP Bandung Barat dengan sampel penelitian yang diambil adalah dua kelompok dari kelas VII SMPN 1 Cisarua. Pada kelompok satu memperoleh perlakuan dengan model pembelajaran kooperatif tipe Learning Together dan kelompok dua memperoleh tipe Tutor Sebaya. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui peningkatan kemampuan koneksi matematis siswa melalui model pembelajaran kooperatif tipe Learning Together dan tipe Tutor Sebaya dan mengetahui respon siswa terhadap model pembelajaran yang diperoleh. Instrumen yang digunakan adalah soal-soal kemampuan koneksi matematis berbentuk soal uraian dan non tes yaitu angket respon siswa. Hasil penelitian menunjukkan bahwa ada peningkatan kemampuan koneksi matematis pada siswa yang memperoleh model pembelajaran kooperatif tipe Learning Together dan pada siswa yang memperoleh tipe Tutor Sebaya, peningkatannya tergolong dalam kategori sedang. Terdapat perbedaan yang signifikan pada peningkatan kemampuan koneksi matematis antara siswa yang memperoleh model pembelajaran kooperatif tipe Learning Together dan siswa yang memperoleh tipe Tutor Sebaya. Respon siswa terhadap model pembelajaran kooperatif tipe Learning Together dan tipe Tutor Sebaya adalah sangat suka.
Keywords
Kemampuan Koneksi Matematis, Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Learning Together dan Tipe Tutor Sebaya.
Topic
Pembelajaran (EDU)
Corresponding Author
parlindungan sinaga
Institutions
Departemen Pendidikan Fisika FPMIPA UPI
Abstract
Mahasiswa yang masuk perguruan tinggi negri memiliki kualitas yang baik sebab mereka telah berhasil melewati tes saringan masuk yang cukup ketat. Namun setelah mereka menjadi mahasiswa perguruan tinggi banyak yang tidak sukses dalam mengikuti program perkuliahan. Masalah yang teridentifikasi ialah mahasiswa belum memiliki strategi dan self regulated untuk belajar di perguruan tinggi. Permasalahan yang diteliti dalam penelitian ini ialah bagaimanakah meningkatkan pemahaman konseptual mahasiswa melalui pendekatan pembelajaran yang membantu menumbuhkan strategi dan self-regulated mahasiswa. Metode penelitian yang digunakan ialah quasi eksperimen dengan pre-test post-test control group design. Subjek penelitian ialah mahasiswa program pendidikan fisika dan mahasiswa program fisika yang menjadi peserta perkuliahan fisika modern pada tahun 2014. Instrumen yang digunakan ialah tes pemahaman konsep, four rating scale questionner learning strategy dan pedoman interview semi-structure Data penelitian diolah secara kuantitatif dan kualiatif. Kesimpulan yang diperoleh ialah pendekatan pembelajaran untuk membantu menumbuhkan strategi dan self-regulated mahasiswa yang disisipkan pada perkuliahan fisika modern dapat meningkatkan pemahaman konseptual pada pokok bahasan dualisme gelombang partikel dengan persentase rata-rata gain yang dinormalisasin pada kriteria sedang dan efect size dengan kriteria tinggi. Pendekatan pembelajaran yang dirancang juga dapat meningkatkan strategi dan self-regulated mahasiswa dengan persentase rata-rata gain yang dinormalisasi termasuk pada kriteria sedang.
Keywords
self regulated, strategi pembelajaran, peningkatan pemahaman konseptual
Topic
Pembelajaran (EDU)
Corresponding Author
Syam Hadinugraha
Institutions
Universitas Pendidikan Indonesia
Abstract
Pembelajaran yang menarik bagi siswa diperlukan untuk memastikan keterlibatan siswa dalam memperoleh pengetahuan dan meningkatkan literasi sains yang dimilikinya. Diterapkan hybridized writing dan mind mapping dalam pembelajaran IPA terpadu materi Ekosistem dan Lingkungan untuk meningkatkan literasi sains dan ketertarikan siswa terhadap belajaran IPA di kelas 7 (n=64). Metode kuasi-eksperimen yang melibatkan dua kelas digunakan dalam penelitian. Sekelompok siswa di kelas pertama membuat sebuah cerita yang menggabungkan genre naratif dengan genre ilmiah. Kelompok siswa di kelas kedua membuat sebuah peta pikiran yang menggambarkan pemahaman ilmiah yang dimilikinya. Capaian pembelajaran dinilai menggunakan butir tes literasi sains yang dilengkapi dengan kuesioner sikap serta matriks penilaian keterlaksanaan pembelajaran. Hasil penelitian diduga menunjukkan bahwa kegiatan membuat peta pikiran dan hybridized writing dapat meningkatkan literasi sains siswa kelas 7 pada beberapa aspeknya. Satu metode mungkin relatif unggul dibanding metode lainnya dalam meningkatkan literasi sains.
Keywords
literasi sains, peta pikiran, hybridized writing
Topic
Pembelajaran (EDU)
Corresponding Author
Dinar Maftukh Fajar
Institutions
ITB
Abstract
Secara teori, sebuah mesin panas yang bekerja mengaplikasikan siklus Carnot dapat diciptakan dengan memanfaatkan perubahan koordinat termodinamika yang analog dengan sistem hidrostatik. Salah satunya adalah sistem bahan paramagnetik. Hal ini telah dilakukan percobaan pengujian memagnetisasi logam alumunium (Al) di dalam suatu solenoida berarus searah dan dipanaskan (dibakar) mencapai suhu sekitar 300oC. Namun hasil yang diperoleh adalah tidak teramatinya perubahan medan magnet total pada alumunium. Dengan demikian, mesin panas dengan bahan alumunium tidak dapat diciptakan. Hal ini diprediksi karena alumunium merupakan bahan paramagnetik Pauli yang magnetisasinya tidak berubah terhadap suhu seperti bahan paramagnetik yang mematuhi hukum Curie. Percobaan yang sama dilakukan dengan bahan nikrom (NiCr) dan besi (Fe). Hasil yang diperoleh adalah teramatinya perubahan magnetisasi nikrom pada suhu sekitar 300oC dan besi pada suhu sekitar 800oC, atau yang disebut suhu Curie dimana sifat feromagnetiknya berubah menjadi paramagnetik. Pada bagian akhir, berhasil didemonstrasikan secara sederhana mesin panas magnetik menggunakan bahan nikrom dan besi.
Keywords
mesin Carnot, bahan magnetik, suhu Curie
Topic
Pembelajaran (EDU)
Corresponding Author
Claudia Mariska Mardikawati Maing
Institutions
Institut Teknologi Bandung
Abstract
Metode magnetik adalah salah satu dalam bidang geofisika yang sering digunakan sebagai survey awal geofisika dalam hal ini eksplalam metode magnetik ini akan diperoleh nilai medan anomali magnetik yang diakibatkan adanya penyebaran benda magnetik di bawah permukaan tanah pada lokasi eksplorasi. Dari data medan anomali magnet yang diperoleh di lapangan, maka akan diolah untuk membuat pemodelan 2D benda anomali yang menyebabkan adanya anomali magnet.Daam penelitian ini digunakan metode poligon Talwani, serta digunakan software untuk pembuatan peta kontur dan Matlab untuk membuat pemodelan 2D benda anomali.
Keywords
Anomali magnet, Poligon Talwani, Benda Anomali
Topic
Kebumian (EPS)
Page 3 (data 61 to 90 of 256) | Displayed ini 30 data/page
Featured Events
Embed Logo
If your conference is listed in our system, please put our logo somewhere in your website. Simply copy-paste the HTML code below to your website (ask your web admin):
<a target="_blank" href="https://ifory.id"><img src="https://ifory.id/ifory.png" title="Ifory - Indonesia Conference Directory" width="150" height="" border="0"></a>
Site Stats