Indonesia Conference Directory


<< Back

Conference Proceedings

Simposium Nasional Inovasi dan Pembelajaran Sains (SNIPS 2015)

Event starts on 2015.06.08 for 2 days in Bandung

http://portal.fi.itb.ac.id/snips2015 | https://ifory.id/proceedings/z4pZjcJkq

Front PDF (2,836 kB) Back PDF (166 kB)

Page 2 (data 31 to 60 of 168) | Displayed ini 30 data/page

Diagnostik Miskonsepsi Melalui Listrik Dinamis Three Tier Test
Ismiara Indah Ismail*, Achmad Samsudin, Endi Suhendi, dan Ida Kaniawati

PDF (339 kB) Show More

Corresponding Author
ISMIARA INDAH ISMAIL

Institutions
Departemen Pendidikan Fisika, FPMIPA, Universitas Pendidikan Indonesia
Jl. Dr. Setiabudhi No. 229 , Bandung 40154, Indonesia
*mia_ismiara[at]yahoo.com

Abstract
Penelitian ini bertujuan untuk mengidentifikasi siswa yang mengalami miskonsepsi pada materi listrik dinamis melalui tes diagnostik tiga tahap. Konsep listrik dinamis terdiri dari konsep: arus, beda potensial, dan rangkaian listrik tertutup. Three Tier Test merupakan alat penilaian untuk menentukan konsepsi siswa, apakah siswa memberikan respon yang benar untuk pertanyaan dengan memahami alasannya. Three Tier Test memiliki karakteristik tiga tingkatan, yaitu tingkat pertama adalah pertanyaan pilihan ganda, tingkat kedua adalah penyajian alasan jawaban pada tingkat pertama, kemudian tingkat ketiga adalah pertanyaan tentang keyakinan atau Confidence Rating atas jawaban pada tingkat pertama dan kedua. Penelitian ini menggunakan metode penelitian kuantitatif deskriptif. Pengembangkan tes yang berupa pertanyaaan dan alasan terbuka diberikan kepada siswa tingkat SMA dengan jumlah sekitar 25-30 siswa di salah satu SMA Negeri di kota Cimahi. Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan, didapat temuan bahwa tes tersebut dapat menganalisis dan menggolongkan siswa ke dalam memahami konsep, yang mengalami miskonsepsi, dan siswa yang tidak memahami konsep.

Keywords
Diagnostik; Miskonsepsi; Listrik dinamis; Three tier test

Topic
Pembelajaran (EDU)

Link: https://ifory.id/abstract/YvXQ7tJ3wCF9


EFEKTIVITAS PENERAPAN MODEL KOOPERATIF STAD BERBASIS MULTIMEDIA UNTUK MENINGKATKAN PENGUASAAN SISWA SMA TERHADAP KEMAMPUAN YANG DIUJINASIONALKAN MATA PELAJARAN FISIKA DI MALUKU UTARA
Saprudin

PDF (381 kB) Show More

Corresponding Author
Saprudin M.Pd

Institutions
Prodi Pendidikan Fisika, FKIP, Universitas Khairun

Abstract
Penelitian ini bertujuan untuk menyelidiki efektifitas penerapam model kooperatif berbasis multimedia untuk meningkatkan penguasaan siswa SMA terhadap kemampuan yang diujinasionalkan pada mata pelajaran fisika di provinsi Maluku Utara. Metode penelitian yang digunakan adalah metode eksperimen dengan desain randomized control group pretest-posttest design. Sampel dalam penelitian ini adalah siswa kelas X semester genap tahun ajaran 2014/2015 pada salah satu SMA di Kabupaten Halmahera Timur Provinsi Maluku Utara. Berdasarkan hasil analisis statistik disimpulkan bahwa pembelajaran dengan menerapkan model kooperatif STAD berbasis multimedia lebih efektif dalam meningkatkan kompetensi siswa pada kemampuan yang diujinasionalkan dibandingkan dengan pembelajaran kooperatif STAD tanpa penggunaan multimedia dan pembelajaran konvensional.

Keywords
Model kooperatif STAD, multimedia, ujian nasional

Topic
Pembelajaran (EDU)

Link: https://ifory.id/abstract/3eLvY2yFXNfd


Eksperimen Vibrasi Horisontal Silinder Tunggal untuk Observasi Rolling Friction Material Butiran Dua-Dimensi
Yopy Mardiansyah*, Yulia, Mairizwan, Siti Nurul Khotimah, Suprijadi, Sparisoma Viridi

PDF (491 kB) Show More

Corresponding Author
Yopy Mardiansyah

Institutions
Jurusan Fisika
Institut Teknologi Bandung

Abstract
Dinamika material butiran dua-dimensi dalam bentuk silinder di atas alas mendatar yang digetarkan secara horisontal dilaporkan dalam tulisan ini. Sumber vibrasi adalah motor DC yang dapat diatur kecepatannya sehingga frekuensi vibrasi f dan amplitudo vibrasi A dapat ditentukan dengan bantuan sensor optocoupler yang diakuisisi menggunakan perangkat keras komputer papan tunggal Arduino Uno. Percepatan tak-berdimensi (Γ = 4π2f2A/g), yang telah umum dalam bidang material butiran, digunakan untuk mengamati transisi dari keadaan silinder stabil, berotasi tanpa slip, dan berotasi dengan slip. Kekasaran permukaan, baik silinder ataupun alas yang bervibrasi horizontal, serta kelunakan permukaan keduanya, menentukan transisi dalam ruang Γ dan f.

Keywords
vibrasi horisontal, butiran dua-dimensi, rolling friction, parameter vibrasi

Topic
Lain-lain (ETC)

Link: https://ifory.id/abstract/BQNWAr2ejTkK


Ekstraksi Fitur EMG menggunakan metode MPF sebagai alat uji ke ergonomis desain tas punggung
Hendra Ari Winarno (1), Triwiyanto (2)

PDF (615 kB) Show More

Corresponding Author
Hendra Ari Winarno

Institutions
1. Universitas Muhammadiyah Gresik
2. Politeknik Kesehatan Kemenkes Surabaya

Abstract
Tas punggung dengan muatan yang terlampau banyak secara otomatis akan menambah beban tas menjadi semakin berat dan jika dipakai dalam posisi yang tidak tepat akan menyebabkan otot-otot punggung tegang sehingga punggung mengalami rasa sakit dan nyeri. Selain menyebabkan sakit punggung, hal lain yang tampak mata adalah postur tubuh anak pun menjadi tidak bagus karena posisi punggung harus melengkung untuk mengimbangi beban tas punggung yang disandang. Dengan adanya permasalahan tersebut dibuatlah alat uji keergonomisan tas sebagai solusi dari masalah tersebut. Tingkat keergonomisan tas dapat diketahui dengan metode MPF. Mean Power Frekuency (MPF) merupakan metode untuk mengetahui tingkat kelelahan otot. Semakin lelah otot tersebut nilai MPF semakin turun. Baik tidaknya ergonomi tas dapat dilihat dari hasil MPF penguna tas yang diuji. Penurunan nilai MPF sebelum dan sesudah menggunakan tas mempengaruhi nilai ergonomi dari tas itu sendiri. Semakin nilai ergonomi tas bagus akan mengurangi tingkat kelelahan dari pengguna tas dan diharapkan dapat menghilangkan nyeri punggung dan kelainan tulang punggung.

Keywords
EMG, MPF

Topic
Instrumentasi (INS)

Link: https://ifory.id/abstract/zjJP82LrFNYy


Fisika dan Rekayasa Pengelolaan Aspal Buton (Persiapan Materi Fisika Mineral-Pertambangan Dosen Program Studi Pendidikan Fisika, Universitas Halu Oleo)
Arisat (a*), Naim (b), Lilik Hendrajaya (c)

PDF (340 kB) Show More

Corresponding Author
Arisat Arisat

Institutions
a)Program Studi Pengajaran Fisika, Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam, Institut Teknologi Bandung, Jalan Ganesha 10, Bandung 40132, Indonesia
*a_risat86[at]yahoo.com

b) Program Studi Pengajaran Fisika, Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam, Institut Teknologi Bandung, Jalan Ganesha 10, Bandung 40132, Indonesia

c) Program Studi Fisika, Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam, Institut Teknologi Bandung, Jalan Ganesha 10, Bandung 40132, Indonesia

Abstract
Aspal adalah hidrokarbon rantai panjang yang banyak ikatan rangkap selain merupakan residu penguapan komponen ringan juga dapat berasal dari karbon. Buton secara tektonik berasal dari busur kepulauan subduksi tumbukan Eurasia dan Australia pada bagian timur yang tertekuk menjadi terbalik terdorong oleh gerakan lempeng Pasifik ke barat menempel dengan lengan timur Sulawesi. Oleh karena itu, Buton mengandung endapan aspal yang bertekanan, padahal berdekatan dengan Sulawesi Tenggara yang kaya dengan logam berat yang merupakan lempeng Pasifik. Agar dapat digunakan sebagai pelapis jalan secara baik, aspal terlebih dahulu diolah melalui proses pemanasan dan pelelehan. Fisika kontekstual aspal perlu dipelajari jangkauannya.

Keywords
Tektonik Buton; Sifat cadangan aspal; Fisika Kontekstual

Topic
Pembelajaran (EDU)

Link: https://ifory.id/abstract/tZQp4BU78WMV


FISIKA GUNUNG API : MENGAPA GUNUNG RAUNG MERAUNG ?
Kendid Mahmudi, Enjang J. Mustopha

PDF (458 kB) Show More

Corresponding Author
Kendid Mahmudi

Institutions
Institut Teknologi Bandung

Abstract
Deretan gunungapi di Busur kepulauan Sumatra-Jawa-Nusatenggara dihasilkan oleh zone subduksi di mana Lempeng Eurasia diselusupi dan terangkat oleh Lempeng Indo-Australia. Gesekan antar kedua lempeng pada kedalaman sekitar 135 km menghasilkan lelehan ( magma) yang naik keatas ke daerah ekstensi cari dan hasilkan retakan ke atas dan muncul permukaan menjadi gunungapi. Jalan magma keatas suatu waktu tertentu tertutup/terekat oleh magma, sehingga magma mencari jalan lain sehingga terbentuk gunungapi baru lebih muda. Gunung Raung termasuk gunungapi yang telah mempunyai kaldera, sehingga kantung magmanya agak dangkal dari dasar kalderanya. Perjalanan magma ke puncak bisa terdeteksi getarannya oleh seismograf di permukaan. Dengan mempelajari karakter aliran , getaran dan rekaman seismogramnya, status kegiatan gunung dapat diketahui. Adanya danau dan air tanah di sekitar kawah, maka Raung akan secara berkala akan mengembuskan uap air ( erupsi freatik). Pemelajaran lanjut akan dilakukan untuk menentukan tingkat kebahayaan Raung.

Keywords
gunungapi subduksi, episod erupsi, tingkat kebahayaan

Topic
Inovasi (INV)

Link: https://ifory.id/abstract/VAgZzBurNDfn


Fotofisika-kimia Biosel Surya Cordyline Fruticosa berpigment Kuersetin-3-O-Glukosida terkombinasi Klorofil a
Romi Nugraha 1), Andhy Setiawan 1), Brian Yuliarto 2), Eka Cahya Prima *,2,3)

PDF (787 kB) Show More

Corresponding Author
Eka Cahya Prima

Institutions
1) Program Studi Fisika, Fakultas Pendidikan Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam, Universitas Pendidikan Indonesia
2) Laboratorium Fungsionalisasi Material Lanjut, Fakultas Teknologi Industri, Institut Teknologi Bandung
3) International Program on Science Education, Fakultas Pendidikan Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam, Universitas Pendidikan Indonesia
* ekacahyaprima[at]upi.edu

Abstract
Hanjuang (Cordyline fruticosa) merupakan sejenis tanaman monokotil dengan daun berpigmen ungu dan hijau. Tanaman ini memiliki potensi besar untuk dimanfaatkan sebagai fotokatalis utama dalam biosel surya titanium dioksida (TiO2) karena absorpsivitas spektrumnya yang baik pada cahaya tampak dan ketersediaannya yang melimpah. Pigmen tersebut berhasil diekstrak tanpa pemurnian dengan metode maserasi selama 3 minggu dalam pelarut etanol pada temperatur 25oC kondisi gelap. Hasil analisis spektroskopi UV-Vis dan FTIR menunjukkan bahwa serapan absorpsi gelombang pada daerah 503 nm, 532 nm, dan 664 nm menunjukkan adanya kandungan kuersetin-3-glukosida dan klorofil a berturut-turut sebesar 70,87 mM (32,91 g/l) dan 28,95 mM (25,87 g/l). Hasil pengukuran level pita energi LUMO -3,394 eV dan HOMO -5,506 eV dengan voltametri siklik menunjukkan bahwa fotokatalis memiliki level energi yang cukup untuk menginjeksikan elektron dengan baik ke permukaan TiO2 maupun proses regenerasi molekul pada keadaan teroksidasi oleh elektrolit redoks I-/I3-. Hasil pengujian performansi biosel-surya di bawah intensitas standar 100 mW/cm2 AM 1.5, sel menghasilkan rapat arus Jsc 1,602 mA.cm-2, tegangan open sirkuit Voc 0,700 V, fill factor 0.71, dan efisiensi 0,81 %. Selain itu, pengujian spektroskopi impedansi elektrokimia menunjukkan bahwa kemampuan injeksi elektron dari level LUMO ke pita konduksi TiO2 terjadi selama 28.23 �s lebih cepat dibandingkan proses regenerasinya oleh elektrolit selama 4.47 ms. Hal ini disebabkan karena resistansi antarmuka pigmen-TiO2 Rpigmen/TiO2 18.99 Ω lebih kecil daripada resistansi antarmuka pigmen-elektrolit redoks I-/I3- Rpigmen/elektrolit 235.40 Ω.

Keywords
Cordyline Fruticosa, Biosel surya, Kuersetin-3-O-Glukosida, dan Klorofil a

Topic
Material (MAT)

Link: https://ifory.id/abstract/RDnUcLhG4QyV


Geologi: Holistik Sains Dalam Perspektif 4 Dimensi dan Knowledge-Based sebagai Produk Sains
Taufan Wiguna

PDF (515 kB) Show More

Corresponding Author
Taufan Wiguna

Institutions
Technology Center for Marine Survey
Badan Pengkajian dan Penerapan Teknologi

Abstract
Geologi dikenal sebagai sains kebumian yang mempelajari batuan serta tahapan yang terjadi sebelum, saat, dan setelah terbentuknya batuan yang mana tahapan tersebut diikuti oleh proses fisika, kimia, dan biologi. Penelitian geologi mencakup seluruh wilayah di bumi dengan berbagai keanekaragaman topik, dari wilayah ekuator hingga kutub dan dari daratan tertinggi hingga laut terdalam. Melalui serangkaian penelitian geologi yang telah dilakukan di berbagai belahan bumi, makalah ini akan mendiskusikan geologi sebagai (i) holistik sains, (ii) sains dengan perspektif 4 dimensi, (iii) sains yang menghasilkan knowledge-based produk. Geologi merupakan sains lanjutan dari sains lainnya yang kemudian diaplikasikan pada bumi. Oleh sebab itu dikenal beberapa cabang ilmu di geologi berdasarkan keterkaitannya dengan bidang sains lainnya seperti geofisika, geokimia, paleontologi, geomatika, dll. Penerapan sains tersebut dilakukan pada suatu spasial kemudian diinversi melalui pemodelan sehingga penelitian geologi menghasilkan sejarah bumi dalam suatu spasial. Hasil tersebut berupa pencampuran antara informasi yang absolut dan interpretatatif. Di lingkungan industri, hasil penelitian geologi berujung pada rekomendasi untuk pengambilan keputusan atau kebijakan. Geologi telah menjawab tantangan-tantangan atas kebutuhan material sumber daya alam (mineral, batubara, minyak dan gas bumi), mitigasi dan penanggulangan bencana, kajian lingkungan, perencanaan wilayah, pembangunan infrastruktur (jalan, jembatan, gedung).

Keywords
geologi, sains, dimensi

Topic
Kebumian (EPS)

Link: https://ifory.id/abstract/nka4dNZVCq3w


IMPLEMENTASI MODEL PEMBELAJARAN APTITUDE TREATMENT INTERACTION (ATI) UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN PEMECAHAN MASALAH MATEMATIS SISWA SMP DENGAN MEMPERHATIKAN DOMAIN SOAL
Asep Simbolon(*) Louise M. Saija

PDF (320 kB) Show More

Corresponding Author
Asep Simbolon

Institutions
Program Studi Pendidikan Matematika, Universitas Advent Indonesia

Abstract
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui perbedaan peningkatan kemampuan pemecahan masalah matematis siswa antara siswa yang memperoleh model pembelajaran Aptitude Treatment Interaction (ATI) dengan soal umum dan siswa yang memperoleh model pembelajaran Aptitude Treatment Interaction (ATI) dengan domain soal. Penelitian ini dilakukan di SMP N 1 Cisarua Bandung Barat dengan disain penelitian adalah studi komparatif. Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh kelas VIII SMP N 1 Cisarua Bandung Barat. Sampel dalam penelitian ini adalah kelas VIII-A yang memperoleh model pembelajaran ATI dengan soal umum dan kelas VIII-B yang memperoleh model pembelajaran ATI dengan domain soal. Hipotesis penelitian akan diuji dengan uji-t dengan taraf signifikansi 0.05. Hasil penelitian yang diperoleh adalah terdapat perbedaan yang signifikan pada peningkatan kemampuan pemecahan masalah matematis siswa antara siswa yang memperoleh model pembelajaran ATI dengan soal umum dan siswa yang memperoleh model pembelajaran ATI dengan domain soal. Dan peningkatan kemampuan pemecahan masalah matematis siswa yang memperoleh model pembelajaran ATI dengan domain soal lebih baik dari pada peningkatan kemampuan pemecahan masalah matematis siswa yang memperoleh model pembelajaran ATI dengan soal umum. Model pembelajaran ATI dapat digunakan sebagai alternatif pembelajaran di sekolah untuk meningkatkan kemampuan pemecahan masalah matematis siswa.

Keywords
Model Pembelajaran ATI, Kemampuan Pemecahan Masalah Matematis, Domain Soal

Topic
Pembelajaran (EDU)

Link: https://ifory.id/abstract/ZQnvpHwUd6Lq


IMPLEMENTASI MODEL PEMBELAJARAN DISCOVERY UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN BERPIKIR KRITIS PADA MATERI INDERA PENGLIHATAN DAN ALAT OPTIK
Mirnawati, Dadi Rusdiana

PDF (339 kB) Show More

Corresponding Author
Mirnawati Lamanimpa

Institutions
Universitas Pendidikan Indonesia

Abstract
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui perbedaan peningkatan kemampuan berpikir kritis pada siswa di kelas yang mendapat model pembelajaran Discovery dibandingkan dengan kelas konvensional. Penelitian ini menggunakan metode Quasi Eksperiment dengan desain penelitian The Non Equivalen, Pretest-Postest Design. Sampel penelitian terdiri dari 58 orang siswa kelas VIII dari salah satu SMP N di Kota Palu. Teknik pengambilan sampel yang digunakan adalah Simple Random Sampling. Teknik pengumpulan data yaitu menggunakan tes kemampuan berpikir kritis. Teknik analisis data menggunakan uji Normalitas, uji Homogenitas, uji N-Gain, uji t, dan uji Mann Withney dengan menggunakan program IBM SPSS Statistics 22 dan Microsoft Excel. Hasil penelitian menunjukkan nilai signifikansi Sig (2-Tailed) adalah 0,00 < 0,05 yang berarti H0 ditolak dan H1 diterima. Diperoleh dari data peningkatan kemampuan berpikir kritis untuk siswa yang menggunakan model pembelajaran Konvensional sebesar 0,44 dengan kategori sedang dan untuk siswa yang menggunakan model pembelajaran Discovery Learning sebesar 0,71 dengan kategori tinggi. Dapat disimpulkan bahwa terdapat perbedaan peningkatan yang signifikan kemampuan berpikir kritis siswa yang menggunakan model pembelajaran konvensional dengan siswa yang menggunakan model pembelajaran Discocery Learning pada materi indera penglihatan dan alat optik.

Keywords
Discovery Learning, Berpikir Kritis, Optik

Topic
Pembelajaran (EDU)

Link: https://ifory.id/abstract/yNd2r3UA8MFx


IMPLEMENTASI MODEL PEMBELAJARAN KONTEKSTUAL YANG DISESUAIKAN DENGAN KARAKTERISTIK SISWA BERKEBUTUHAN KHUSUS UNTUK MENINGKATKAN PEMAHAMAN KONSEP FISIKA BESARAN DAN SATUAN
Garnis Nurida, Saeful Karim, Agus Danawan

PDF (331 kB) Show More

Corresponding Author
Garnis Nurida

Institutions
Departemen Pendidikan Fisika,
Fakultas Pendidikan Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam,
Universitas Pendidikan Indonesia
Email : nurida.garnis[at]gmail.com

Abstract
Garnis Nurida 1000435. Implementasi Model Pembelajaran Kontekstual yang Disesuaikan dengan Karakteristik Siswa Berkebutuhan Khusus untuk Meningkatkan Pemahaman Konsep Fisika Besaran dan Satuan (2015). Tujuan dari penelitian ini ialah untuk mengembangkan model pembelajaran kontekstual yang disesuaikan dengan karakteristik siswa berkebutuhan khusus. Siswa berkebutuhan khusus yang dipilih dalam penelitian ini adalah siswa berkebutuhan khusus bagian tunarungu. Penelitian kuantitatif ini menggunakan One Group Pretest-Posttest Design. Subjek penelitian adalah lima siswa SMALB B di salah satu SMALB di Bandung. Perangkat pembelajaran berupa RPP, instrument pretest-posttest, dan lembar observasi keterlaksanaan pembelajaran serta kinerja siswa. Data yang diperoleh dianalisis dan menunjukkan bahwa perlu adanya perbaikan pada rancangan pelaksanaan pembelajaran yang dibuat berdasarkan pengalaman pembelajaran yang dilakukan. Berdasarkan perhitungan N-Gain rata-rata siswa mengalami peningkatan pemahaman konsep sebesar 0,36 yang termasuk ke dalam kategori sedang.

Keywords
siswa berkebutuhan khusus, model pembelajaran kontekstual.

Topic
Pembelajaran (EDU)

Link: https://ifory.id/abstract/fwX2ny6YJK8j


Implementasi Model Problem Solving Laboratory untuk Meningkatkan Kemampuan Literasi Sains Mahasiswa pada Mata Kuliah Fisika Dasar II
Siti Nurdianti Muhajir*, Ea Cahya Septia Mahen, Endah Kurnia Yuningsih dan Chaerul Rochman

PDF (417 kB) Show More

Corresponding Author
Siti Nurdianti Muhajir

Institutions
Universitas Islam Negeri Sunan Gunung Djati
Jl. A.H. Nasution No. 105 Cibiru Bandung

Abstract
Salah satu kemampuan yang harus dimiliki oleh mahasiswa untuk menghadapi era industrialisasi dan globalisasi adalah kemampuan literasi sains. Untuk meningkatkan kemampuan literasi sains mahasiswa maka dalam penelitian ini kami menggunakan model problem solving laboratory (PSL) dalam proses pembelajaran Fisika Dasar II. Problem solving laboratory adalah model pembelajaran yang menyajikan permasalahan di dalam kelas sedang penyelasainnya dilakukan dengan kegiatan di laboratorium. Metode penelitian yang digunakan adalah pre-experimental, dengan desain One Group Pretest-Posttest Design. Sampel penelitian ini adalah 15 mahasiswa semester II Prodi Pendidikan Fisika UIN Sunan Gunung Djati Bandung dengan menggunakan teknik random sampling. Data peningkatan kemampuan literasi sains mahasiswa didapatkan melalui tes soal uraian. Berdasarkan uji hipotesis statistik menggunakan uji t menyatakan bahwa terdapat peningkatan kemampuan literasi sains mahasiswa yang signifikan dengan menerapkan model problem solving laboratory dengan nilai N-Gain rata-rata 0,55 yang termasuk kategori sedang. Dengan demikian model problem solving laboratory dapat diterapkan sebagai salah satu upaya untuk meningkatkan kemampuan literasi sains mahasiswa

Keywords
Problem solving laboratory, kemampuan literasi sains

Topic
Pembelajaran (EDU)

Link: https://ifory.id/abstract/bWJuRqQpazf3


IMPLEMENTASI PENDEKATAN SAINTIFIK TERHADAP PROSES AKTIVITAS GURU DAN SISWA PADA PEMBELAJARAN IPA TERPADU
Pramita Sylvia Dewi*(1) Diana Rochintaniawati(2)

PDF (282 kB) Show More

Corresponding Author
Pramita Sylvia Dewi

Institutions
(1) Mahasiswa Program Studi Pendidikan IPA, Sekolah Pascasarjana Universitas Pendidikan Indonesia (UPI), Bandung Indonesia
(2) Dosen Program Studi Pendidikan IPA, Sekolah Pascasarjana Universitas Pendidikan Indonesia (UPI), Bandung Indonesia

Abstract
Tujuan penelitian ini adalah mengimplementasikan pendekatan saintifik terhadap proses aktivitas guru dan siswa pada pembelajaran IPA Terpadu. Sampel penelitian ini adalah siswa kelas VII di salah satu SMP Negeri Kota Bandar Lampung. Penelitian dilakukan menggunakan metode deskriptif. Pengumpulan data dilakukan menggunakan lembar observasi, angket, dan format wawancara. Berdasarkan hasil penelitian menunjukkan bahwa keterlaksanaan pembelajaran IPA Terpadu dengan pendekatan saintifik pada aktivitas guru dan siswa sudah terlaksana dengan cukup baik, dimana keterlaksanaan kegiatan pendekatan saintifik memiliki rata-rata skor sebesar 3,18. Karakteristik pembelajaran IPA Terpadu yang di implementasikan meliputi: 1). mengamati, dimana siswa menjadikan suatu objek menjadi nyata, dan tentunya siswa menjadi senang dan tertantang. 2). menanya dimana guru mengajukan pertanyaan kepada siswa yang mengarahkan siswa pada materi yang akan disampaikan. Guru juga menyampaikan suatu permasalahan dalam fenomena sains kepada siswa. 3). mengumpulkan informasi, untuk memperoleh hasil belajar yang nyata atau otentik, siswa harus melakukan kegiatan eksperimen pada substansi materi yang sesuai dengan pembelajaran IPA Terpadu yang dibelajarkan. 4). mengolah informasi, proses pemaknaan informasi yang melibatkan penggunaan pengetahuan dari beberapa sumber harus dikaji untuk menambah keluasan dan kedalaman suatu infomasi yang diteliti. 5). mengkomunikasikan, memiliki peran dalam andil memberikan pengetahuan yang didapat siswa melaui presentasi baik kepada siswa-siswa lainnya, dimana kemampuan ini dapat secara lisan maupun tulisan dalam penyajiannya. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa proses aktivitas guru dan siswa pada pembelajaran IPA Terpadu dapat di implementasikan melalui pendekatan saintifik.

Keywords
pendekatan saintifik, pembelajaran IPA Terpadu, aktivitas guru dan siswa

Topic
Pembelajaran (EDU)

Link: https://ifory.id/abstract/7k94TrqNa2h8


Karakterisasi Bahan Konduktor (Besi, Baja, dan Timbal) dan Semikonduktor (Tungsten) Berdasarkan Percobaan Efek Hall
Herman S. Pakpahan*, Afni K. Wardani, Rifa�atul Maulidah, dan Enjang J. Mustopa

PDF (446 kB) Show More

Corresponding Author
Herman Santoso Pakpahan

Institutions
Magister Pengajaran Fisika, Fakultas MIPA, Institut Teknologi Bandung
Jalan Ganesha No. 10, Bandung 40132, Indonesia
*pakpahan.herman891[at]gmail.com

Abstract
Mengetahui karakterisasi konduktor besi (Fe), baja (Zn-C), timbal (Pb), dan semikonduktor tungsten dapat dilakukan melalui percobaan Efek Hall. Melalui percobaan ini, diperoleh Konstanta Hall (RH) untuk masing-masing bahan tersebut. Konstanta Hall sendiri menunjukkan banyaknya pembawa arus dalam sebuah plat konduktor saat dialiri arus listrik. Pembawa arus dalam mekanisme konduksi bahan konduktor dapat berupa muatan positif (hole) atau muatan negatif (elektron). Hasil percobaan memberikan nilai RH untuk tungsten pada arus bahan (Ib) tetap sebesar 1.21x 10-10 m^3/C dan B tetap sebesar 2.5 x 10 -9 m^3/C; besi untuk (Ib) tetap sebesar 1,26 x 10 -10 m^3/C dan B tetap sebesar 5,22 x 10-10 m^3/C; baja untuk Ib tetap sebesar 3,60 x 10-7 m^3/C dan B tetap sebesar 3,58 x 10-7 m^3/C; dan timbal untuk Ib tetap sebesar 1,78 x 10-9 m^3/C dan B tetap sebesar 3,03 x 10-9 m^3/C. Berdasarkan nilai tegangan hall (VH) yang diperoleh dapat dinyatakan bahwa pembawa arus pada konduktor besi, baja, dan semikonduktor tungsten adalah muatan positif, sedangkan pada konduktor timbal pembawa arusnya adalah elektron.

Keywords
pembawa arus, konstanta-tegangan Hall

Topic
Material (MAT)

Link: https://ifory.id/abstract/MyuVDPE2rnzg


Karakterisasi Parameter Fisis Tanah pada Daerah Rawan Longsor menggunakan Analisis Citra Digital (Digital Image Analysis)
Rustan*, Linda Handayani, Fourier Dzar Eljabbar Latief

PDF (597 kB) Show More

Corresponding Author
Rustan Rustan

Institutions
Institut Teknologi Bandung

Abstract
Tanah longsor merupakan salah satu bencana alam yang menyebabkan kerugian moril dan materiil. Ada 2 faktor esensial penyebab terjadinya tanah longsor yaitu litologi dan curah hujan. Faktor litologi berupa parameter tanah khususnya sifat fisis tanah bisa mempengaruhi kestabilan lereng. Dari studi literaturi beberapa penelitian diperoleh bahwa terjadinya tanah longsor bisa dikaitkan dengan sifat fisis tanah. Sifat fisis tanah yang dianalisis antara lain: ukuran butiran, porositas, dan permeabilitas. Ketiga parameter ini pada umumnya dikarakterisasi menggunakan metode eksperimen di laboratorium. Pada penelitian ini, sifat fisis tanah tersebut akan dianalisis menggunakan analisis citra digital (Digital Image Analysis) hasil pemindaian dengan perangkat mikro-CT. Hasil perhitungan ukuran butir, porositas dan permeabilitas kemudian digunakan untuk menentukan apakah sampel tanah tersebut termasuk sampel tanah yang memiliki resiko rentan terhadap longsor atau tidak.

Keywords
ukuran butiran, porositas, permeabilitas, tanah longsor, analisis citra digital.

Topic
Kebumian (EPS)

Link: https://ifory.id/abstract/PqJYhz3xfN7b


Konfigurasi Packing Butiran Dua-Dimensi dalam Pengaruh Dua Gaya Sentral
Sparisoma Viridi, Rizal Kurniadi, Abdul Waris

PDF (845 kB) Show More

Corresponding Author
Sparisoma Viridi

Institutions
Prodi Fisika, Institut Teknologi Bandung, Jalan Ganesha 10, Bandung 40132, Indonesia

Abstract
Sejumlah butiran dua dimensi dalam pengaruh dua gaya sentral yang perlahan ditarik menjauh menunjukkan fenomena yang menarik. Untuk selang penarikan yang cukup lambat sehingga semua butiran memiliki waktu untuk menata ulang konfigurasinya, diamati bahwa konfigurasi HCP-2d (two-dimension hexagonal closed-packed)selalu terpenuhi. Untuk itu selang waktu penarikan dipilih 100 kali waktu relaksasi sistem. Bentuk sistem yang dispesifikasi oleh butiran-butiran terluar sistem dilaporkan sebagai fungsi dari posisi awal gaya sentral sebelum terpisah.

Keywords
butiran dua-dimensi, pakcing, gaya sentral

Topic
Komputasi dan Pemodelan (COM)

Link: https://ifory.id/abstract/2neGNDMU6B9E


Konstruksi Self-Assessment yang Berorientasi Pemahaman Konsep Teori Marzano dalam Pembelajaran Fisika
Asep Sutiadi dan Mabrudi

PDF (695 kB) Show More

Corresponding Author
ASEP SUTIADI

Institutions
Departemen Pendidikan Fisika FPMIPA UPI

Abstract
Penelitian ini bertujuan untuk mengeksplorasi rancangan self-assessment yang dapat digunakan untuk mengungkap pemahaman konsep siswa yang berorientasi pada Teori Marzano. Subjek penelitian adalah siswa kelas XI di salah satu Madrasah Aliyah Negeri di Kota Bandung. Konstruksi self-assessment didasari pada Teori Falchikov. Metode penelitian yang digunakan adalah deskriptif eksploratif. Data dikumpulkan melalui lembar self-assessment yang berorientasi pada tes pemahaman konsep bentuk pilihan ganda, wawancara, dan observasi. Hasil penelitian menginformasikan bahwa: (1) Rancangan self-assessment memiliki empat fase yaitu persiapan, implementasi, evaluasi dan follow up serta replikasi yang harus dilakukan secara berkesinambungan dan disesuaikan dengan kebutuhan siswa dan indikator tes pemahaman konsep yang telah disusun. (2) Kelebihan rancangan self-assessment adalah memberikan dampak positif dalam meningkatkan kebermaknaan proses penilaian, mengembangkan sikap-sikap positif siswa dalam kegiatan penilaian, dan menghasilkan profil self-assessment yang dapat diamati setiap bagian sesuai dengan indikator tes pemahaman konsep. (3) Kekurangan rancangan self-assessment adalah membutuhkan persiapan yang panjang. (4) Tingkat akurasi lembar self-assessment yang berorientasi pemahaman konsep teori Marzano cenderung meningkat.

Keywords
Self Assessment berorientasi Pemahaman Konsep Teori Marzano

Topic
Pembelajaran (EDU)

Link: https://ifory.id/abstract/pTzdXMH9WPuB


Kontribusi Kegiatan Ekstrakurikuler Penelitian dalam Meningkatkan Keterampilan Proses IPA
Oo Harsono

PDF (290 kB) Show More

Corresponding Author
Oo Harsono

Institutions
Perguruan Islam Al Izhar Pondok Labu

Abstract
Globalisasi melahirkan paradigma baru dalam pendidikan yaitu fokus pada pengembangan kapasitas peserta didik terutama pada kemampuan berpikir kritis dan belajar sepanjang hayat. Perubahan paradigma pendidikan tersebut direspon pemerintah pada perubahan konseptual kurikulum yang ditunjukkan dengan adanya Kurikulum 2013 yang lebih mengarah pada orientasi pengembangan keterampilan berpikir kritis peserta didik melalui scientific method-nya [1]. Dengan adanya perkembangan konseptual kurikulum tersebut, maka proses pembelajaran harus dapat dikaitkan dengan fakta kehidupan dan alam serta kondisi perkembangan yang terjadi secara global berbasis pengetahuan, sehingga pembelajaran dirasakan bermakna. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui apakah kegiatan ekstrakurikuler penelitian memberikan kontribusi yang signifikan pada peningkatan keterampilan proses IPA atau tidak. Kegiatan pembelajaran berbasis penelitian diunggulkan tidak hanya karena mampu mengkaitkan antara materi pelajaran dengan fakta kehidupan atau alam tetapi model pembelajaran ini mampu mengembangkan keterampilan proses IPA serta mengintegrasikan penanaman nilai-nilai, moral, serta etika. Kegiatan ekstrakurikuler penelitian menggunakan model pembelajaran kontekstual tipe inkuiri. Model ini dipilih karena melibatkan siswa secara penuh dalam proses pembelajarannya dan menghubungkannya dan menerapkannya dengan kehidupan nyata sehari-hari. Bruner dalam teorinya Free Discovery Learning, mengatakan bahwa proses belajar akan berjalan dengan baik dan kreatif apabila guru memberikan kesempatan kepada siswa untuk menemukan suatu konsep, teori, aturan, atau pemahaman melalui contoh-contoh yang ada dalam kehidupan sehari-hari [2]. Hasil penelitian menunjukkan bahwa kegiatan ekstrakurikuler penelitian memberikan kontribusi yang signifikan pada peningkatan keterampilan proses IPA.

Keywords
kegiatan ekstrakurikuler, pembelajaran berbasis penelitian, keterampilan proses IPA.

Topic
Pembelajaran (EDU)

Link: https://ifory.id/abstract/NFCb9Yx4Vc78


Kurva Dispersi dari Vibrasi Fonon untuk Kisi Satu dan Dua Dimensi lewat Solusi Persoalan Nilai Eigen secara Numerik
Septia Eka Marsha Putra, Vessabhu Wijaya Kusumah, Frans Willy, Fransiska Ratih Widiasari, Rahmat Hidayat

PDF (469 kB) Show More

Corresponding Author
Septia Eka Marsha Putra

Institutions
Program Studi Fisika, Institut Teknologi Bandung, Bandung, Indonesia

Abstract
Dalam struktur kristal, fonon dapat memiliki pengaruh besar terhadap sifat kapasitas panas dan sifat elektroniknya. Vibrasi fonon berbeda dengan vibrasi dalam suatu molekul, yang biasanya merupakan vibrasi individual dari suatu pasangan atom yang berikatan secara langsung. Fonon adalah vibrasi atom-atom yang terjadi secara kolektif, yang terjadi pada suatu frekuensi karakteristik dan arah perjalaran tertentu bergantung pada struktur kristalnya. Karakteristik vibrasi fonon tersebut dapat diperoleh dengan menyelesaikan persamaan geraknya, yang diturunkan dari Hukum Newton dan Hukum Hooke. Solusi persamaan gerak tersebut menghasilkan suatu kurva dispersi, yang merepresentasikan antara karakteristik vektor penjalaran fonon dan energinya di dalam kristal itu. Sementara solusi analitik untuk kristal berstruktur sederhana dapat diperoleh dengan mudah, tetapi tidak halnya untuk kristal yang kompleks. Dalam makalah ini kami menunjukkan bahwa jika persamaan gerak tersebut dapat diubah ke dalam bentuk persoalan nilai eigen, maka solusi numeriknya dapat diperoleh dengan beberapa fungsi yang tersedia dalam perangkat lunak saintifik, seperti Matlab. Hasil perhitungan dari program yang dibuat menunjukkan bahwa kurva dispersi yang mirip seperti dalam literatur atau buku teks Zat Padat. Kurva dispersi vibrasi fonon monoatomik satu dimensi hanya terdiri dari bagian akustik sedangkan kurva dispersi vibrasi fonon diatomik satu dimensi terdiri dari bagian akustik dan optik.

Keywords
kristal, fonon, persoalan eigen, zat padat

Topic
Material (MAT)

Link: https://ifory.id/abstract/VznypTkGCDeN


Lembar Kerja Siswa (LKS) Eksperimen dan Non-Eksperimen Berbasis Inkuiri Terstruktur yang Dikembangkan pada Subpokok Materi Pergeseran Kesetimbangan Kimia
Anita Marina Maryati*, Yayan Sunarya, Kurnia

PDF (381 kB) Show More

Corresponding Author
Anita Marina Maryati

Institutions
Universitas Pendidikan Indonesia

Abstract
Penelitian ini bertujuan untuk mengembangkan lembar kerja siswa (LKS) eksperimen dan non-eksperimen berbasis inkuiri terstruktur pada subpokok materi Pergeseran Kesetimbangan Kimia. LKS yang dikembangkan sebanyak tiga LKS; (1) LKS eksperimen pada materi pokok Pengaruh Pengubahan Konsentrasi terhadap Sistem Kesetimbangan, (2) LKS non-eksperimen pada materi pokok Pengaruh Pengubahan Suhu terhadap Sistem Kesetimbangan, dan (3) LKS non-eksperimen pada materi pokok Pengaruh Pengubahan Tekanan terhadap Sistem Kesetimbangan. Metode penelitian yang digunakan adalah penelitian dan pengembangan pendidikan (Education Reasearch and Development) dengan model 4 D (define, design, develop, disseminate). Penelitian ini hanya dilaksanakan hingga tahap develop. Instrumen penelitian berupa pedoman wawancara, lembar observasi praktikum, lembar observasi pembelajaran, dan angket. Dari tahap design, diperoleh hasil optimasi prosedur praktikum yaitu konsentrasi minimum masing-masing reaktan (larutan FeCl3 dan larutan KSCN) adalah 0,01 M, dan larutan yang dipakai sebagai zat penggeser kesetimbangan ke arah reaktan adalah larutan NaOH 1 M. Dari tahap develop, diperoleh hasil yaitu keterlaksanaan praktikum tergolong sangat baik dengan persentase 89,6%, tanggapan siswa terhadap LKS eksperimen tergolong baik dengan persentase 77,7% dan tanggapan siswa terhadap praktikum tergolong sangat baik dengan persentase 80,8%. Keterlaksanaan pembelajaran tergolong sangat baik dengan persentase 95,7%, sedangkan tanggapan siswa untuk LKS non-eksperimen tergolong baik dengan persentase 79,6%. Penilaian guru terhadap LKS eksperimen hasil pengembangan adalah LKS tersebut mudah dipahami dan dapat digunakan oleh siswa dengan prestasi tinggi maupun prestasi rendah, kalimat yang digunakan cukup baik, serta desain LKS menarik.

Keywords
pengembangan lembar kerja siswa; LKS eksperimen; LKS non-eksperimen; optimasi prosedur praktikum; inkuiri terstruktur

Topic
Pembelajaran (EDU)

Link: https://ifory.id/abstract/ZMDjFQ3mGWqw


Media Pembelajaran Interaktif Pembentukan Bayangan pada Cermin dan Aplikasinya dengan Menggunakan VBA Powerpoint
Sari Sami Novita*, Siti Nurul Khotimah, Wahyu Hidayat

PDF (597 kB) Show More

Corresponding Author
Sari Sami Novita

Institutions
Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam, Institut Teknologi Bandung
Jalan Ganesha 10, Bandung 40132, Indonesia
*sarisaminovita[at]gmail.com

Abstract
Cermin merupakan salah satu perlengkapan yang banyak digunakan dalam kehidupan sehari-hari. Terdapat tiga jenis cermin yang biasa digunakan, yaitu cermin datar, cermin cekung dan cermin cembung. Cermin datar biasanya digunakan untuk melihat bayangan saat berhias. Hal ini disebabkan bayangan yang dihasilkan oleh cermin datar memiliki ukuran dan bentuk yang sama dengan benda aslinya. Senter biasanya juga dilengkapi dengan cermin sebagai pemantul cahaya. Jenis cermin yang digunakan pada senter adalah cermin cekung karena cermin cekung bersifat mengumpulkan cahaya. Sementara itu spion kendaraan menggunakan cermin cembung untuk menghasilkan bayangan yang diperkecil dari ukuran benda aslinya sehingga daerah observasi yang dapat dilihat pada cermin cembung menjadi lebih luas jika dibandingkan dengan cermin jenis lain. Untuk dapat melukiskan bayangan pada cermin, biasanya kita menggunakan sinar-sinar istimewa dimana diperlukan minimal dua sinar istimewa. Namun proses jalannya sinar istimewa ini kurang terlihat pada eksperimen pembentukan bayangan cermin yang biasa dilakukan di sekolah. Oleh karena itu penelitian ini bertujuan untuk membuat simulasi pembentukan bayangan pada cermin serta aplikasinya yang disajikan dalam bentuk media pembelajaran interaktif menggunakan Visual Basic for Application Microsoft Powerpoint melalui penggambaran sinar-sinar istimewa pada cermin. Penelitian ini diawali dengan penyusunan materi tentang pembentukan bayangan pada cermin dan aplikasinya. Kedua, membuat tampilan program pada slide Powerpoint yang terdiri dari CommandButton, Textbox, OptionButton, Shape dan lain-lain kemudian menuliskan program pada jendela prosedur Macro Visual Basic untuk mengaktifkan perintah yang ingin dilakukan. Melalui media pembelajaran interaktif ini, pengguna dapat memberikan masukan berupa jarak benda, jarak titik fokus (untuk cermin cekung dan cermin cembung), dan tinggi benda yang kemudian diproses oleh media untuk menghasilkan keluaran berupa jarak bayangan, tinggi bayangan, perbesaran bayangan serta sifat-sifat bayangan. Media pembelajaran ini juga dapat memberikan simulasi jalannya sinar-sinar istimewa pada proses pembentukan bayangan.

Keywords
Cermin; Visual Basic for Application; Microsoft Powerpoint

Topic
Komputasi dan Pemodelan (COM)

Link: https://ifory.id/abstract/wg8f6DYm4HkN


MEMANFAATKAN SUMBERDAYA ALAM ACEH UNTUK BELAJAR FISIKA (Persiapan dosen fisika dalam prodi Fisika dan pendidikan Fisika)
Dona Mustika*, Yeni Tirtasari, Syarifah Suniati, Lilik Hendrajaya

PDF (649 kB) Show More

Corresponding Author
Dona Mustika

Institutions
Institut Teknologi Bandung

Abstract
Daerah Aceh terbentuk dari hasil subduksi tumbukan antara lempeng Eurasia (di atas) dan lempeng Samudra Hindia ( di bawah ). Dengan adanya bukaan (spreading) di Andaman , daerah Aceh terbelah membujur oleh Patahan Sumatra. Daerah ini cukup panas tertandai adanya kegempaan tinggi, Patahan Sumatra yang aktif, beberapa gunungapi dan kaldera besar Toba dan di selat antara P. Weh dan pulau Sumatra. Mineralisasi cukup kuat baik dengan terdapatnya urat-urat mineral di pegunungan, batuan metamorf dan mineral hasil pelapukan yang terendapkan dicekungan-cekungan termasuk cebakan hidrokarbon. Permukaan bumi bermorfologi tebing dan jurang tertitupi hutan (masih lebat ). Pengelolaan sumberdaya alam akan menghasilkan rekayasa, penerapan teknklogi produksi dan seharusnya juga pemeliharaan lingkungan hidup. Dari fenomena alam dan kegiatan tersebut dapat dimanfaatkan untuk memahami fisika secara kontekstual. Struktur belajar fisika : fisika matematika, kinematika, mekanika, listrik-magnet, optika, gelombang , panas dan termodinamika, fenomena kuantum dapat dicarikan kontekstualnya. Demikian juga termasuk membuat modul-modul praktikum fisika alamnya

Keywords
tektonik daerah Aceh, sumberdaya alam, fisika kontekstual, praktikum fisika alam

Topic
Pembelajaran (EDU)

Link: https://ifory.id/abstract/aQkfHAu2KXy3


Membentuk Keterampilan Argumentasi Siswa Melalui Isu Sosial Ilmiah dalam Pembelajaran Sains
Silviana Hendri, Aprina Defianti

PDF (294 kB) Show More

Corresponding Author
Silviana Hendri

Institutions
Universitas Pendidikan Indonesia

Abstract
Berdasarkan deklarasi UNESCO pada tahun 2010, pendidikan masa kini harus diarahkan pada : 1) pembelajaran holistik dan lintas disiplin ilmu daripada pembelajaran berbasis mata pelajaran; 2) pembelajaran berbasis nilai-nilai dan berpikir kritis daripada menghafal; dan 3) pembelajaran yang melibatkan pembuatan keputusan (Christenson, Rundgren, dan Zeidler, 2014). Sejalan dengan hal tersebut, pembelajaran sains harus dapat menghubungkan konsep sains (ilmiah) dengan isu sosial yang berkembang di masyarakat. Isu semacam ini dikenal dengan isu sosial-ilmiah (socioscientific Issue). Dengan memperkenalkan dan membahas isu sosial-ilmiah dalam pembelajaran sains, yakni menjadikan isu sosial-ilmiah sebagai konten utama materi pembelajaran, siswa mampu mengembangkan keterampilan berargumentasi. Keterampilan berargumentasi diperlukan untuk membuat keputusan secara bijak berdasarkan pengetahuan sains yang diperoleh siswa dalam menyikapi berbagai isu sosial-ilmiah. Makalah ini mendiskusikan tentang pentingnya keterampilan berargumentasi, isu sosial-ilmiah yang yang dapat dikembangkan menjadi tema dalam pembelajaran sains, dan kualitas argumentasi berdasarkan Toulmin�s Argumentat Pattern (TAP).

Keywords
keterampilan argumentasi, isu sosial ilmiah,TAP, pembelajaran sains

Topic
Pembelajaran (EDU)

Link: https://ifory.id/abstract/4MEN6f39PdtJ


MENINGKATKAN KEMAMPUAN BERPIKIR KRITIS SISWA MELALUI IMPLEMENTASI MODEL PROBLEM BASED LEARNING (PBL) PADA PEMBELAJARAN IPA TERPADU SISWA SMP
Risa Hartati, Hayat Sholihin

PDF (390 kB) Show More

Corresponding Author
RISA HARTATI

Institutions
Pendidikan IPA, Sekolah Pascasarjana Universitas Pendidikan Indonesia

Abstract
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh dari implementasi model Problem Based Learning (PBL) pada pembelajaran IPA Terpadu untuk meningkatkan kemampuan berpikir kritis siswa SMP. Penelitian ini merupakan penelitian kuasi eksperimen dengan desain the static group pretest-posttest design. Sampel penelitian ini terdiri dari 50 siswa kelas VII di salah satu SMP Negeri di Kabupaten Lampung Utara pada tahun ajaran 2014/2015 yang dipilih dengan menggunakan teknik cluster random sampling. Instrumen penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah tes berpikir kritis materi pencemaran lingkungan yang digunakan untuk mengukur penguasaan kemampuan berpikir kritis siswa dan angket tanggapan siswa terhadap implementasi pelaksanaan PBL. Teknik analisis data menggunakan uji normalitas, uji homogenitas, dan uji t (independent sample t-test) terhadap nilai gain yang dinormalisasi (N-gain) dari nilai pretes dan postes siswa dengan menggunakan program IBM SPSS Statistics 22 dan Microsoft Excel. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa terdapat perbedaan yang signifikan peningkatan kemampuan berpikir kritis siswa antara kelas yang menerapkan model PBL dengan kelas kontrol. Hasil penelitian ini dibuktikan dari nilai sig (2-tailed) uji t sebesar 0,022 yang berarti bahwa H0 ditolak dan H1 diterima. Kemampuan berpikir kritis siswa kelas eksperimen mengalami peningkatan sebesar 47% sedangkan peningkatan kemampuan berpikir kritis siswa kelas kontrol sebesar 32%. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa penerapan model PBL pada pembelajaran IPA terpadu memiliki dampak yang positif terhadap penguasaan kemampuan berpikir kritis siswa.

Keywords
Model Problem Based Learning (PBL), Berpikir Kritis

Topic
Pembelajaran (EDU)

Link: https://ifory.id/abstract/98vP2MdXDhxu


MENINGKATKAN KEMAMPUAN KONEKSI MATEMATIS SISWA SMP MELALUI MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE LEARNING TOGETHER DAN TIPE TUTOR SEBAYA.
Lamtiur Pasaribu, Sonya F. Tauran

PDF (306 kB) Show More

Corresponding Author
Lamtiur Pasaribu

Institutions
Universitas Advent Indonesia.

Abstract
Penelitian yang dilakukan pada skripsi ini adalah penelitian studi komparatif. Populasinya adalah siswa kelas VII SMP Bandung Barat dengan sampel penelitian yang diambil adalah dua kelompok dari kelas VII SMPN 1 Cisarua. Pada kelompok satu memperoleh perlakuan dengan model pembelajaran kooperatif tipe Learning Together dan kelompok dua memperoleh tipe Tutor Sebaya. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui peningkatan kemampuan koneksi matematis siswa melalui model pembelajaran kooperatif tipe Learning Together dan tipe Tutor Sebaya dan mengetahui respon siswa terhadap model pembelajaran yang diperoleh. Instrumen yang digunakan adalah soal-soal kemampuan koneksi matematis berbentuk soal uraian dan non tes yaitu angket respon siswa. Hasil penelitian menunjukkan bahwa ada peningkatan kemampuan koneksi matematis pada siswa yang memperoleh model pembelajaran kooperatif tipe Learning Together dan pada siswa yang memperoleh tipe Tutor Sebaya, peningkatannya tergolong dalam kategori sedang. Terdapat perbedaan yang signifikan pada peningkatan kemampuan koneksi matematis antara siswa yang memperoleh model pembelajaran kooperatif tipe Learning Together dan siswa yang memperoleh tipe Tutor Sebaya. Respon siswa terhadap model pembelajaran kooperatif tipe Learning Together dan tipe Tutor Sebaya adalah sangat suka.

Keywords
Kemampuan Koneksi Matematis, Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Learning Together dan Tipe Tutor Sebaya.

Topic
Pembelajaran (EDU)

Link: https://ifory.id/abstract/cNAF6rJ7Tjgk


Meningkatkan Pemahaman Konseptual Fisika Modern pada Pokok Bahasan Dualisme Gelombang Partikel Melalui Pendekatan Bantuan Penumbuhan Strategi dan Self- Regulated Mahasiswa
parlindungan sinaga

PDF (290 kB) Show More

Corresponding Author
parlindungan sinaga

Institutions
Departemen Pendidikan Fisika FPMIPA UPI

Abstract
Mahasiswa yang masuk perguruan tinggi negri memiliki kualitas yang baik sebab mereka telah berhasil melewati tes saringan masuk yang cukup ketat. Namun setelah mereka menjadi mahasiswa perguruan tinggi banyak yang tidak sukses dalam mengikuti program perkuliahan. Masalah yang teridentifikasi ialah mahasiswa belum memiliki strategi dan self regulated untuk belajar di perguruan tinggi. Permasalahan yang diteliti dalam penelitian ini ialah bagaimanakah meningkatkan pemahaman konseptual mahasiswa melalui pendekatan pembelajaran yang membantu menumbuhkan strategi dan self-regulated mahasiswa. Metode penelitian yang digunakan ialah quasi eksperimen dengan pre-test post-test control group design. Subjek penelitian ialah mahasiswa program pendidikan fisika dan mahasiswa program fisika yang menjadi peserta perkuliahan fisika modern pada tahun 2014. Instrumen yang digunakan ialah tes pemahaman konsep, four rating scale questionner learning strategy dan pedoman interview semi-structure Data penelitian diolah secara kuantitatif dan kualiatif. Kesimpulan yang diperoleh ialah pendekatan pembelajaran untuk membantu menumbuhkan strategi dan self-regulated mahasiswa yang disisipkan pada perkuliahan fisika modern dapat meningkatkan pemahaman konseptual pada pokok bahasan dualisme gelombang partikel dengan persentase rata-rata gain yang dinormalisasin pada kriteria sedang dan efect size dengan kriteria tinggi. Pendekatan pembelajaran yang dirancang juga dapat meningkatkan strategi dan self-regulated mahasiswa dengan persentase rata-rata gain yang dinormalisasi termasuk pada kriteria sedang.

Keywords
self regulated, strategi pembelajaran, peningkatan pemahaman konseptual

Topic
Pembelajaran (EDU)

Link: https://ifory.id/abstract/By3VMaXxtWC4


Menulis Cerita dan Menggambar Peta Pikiran dalam Pembelajaran IPA
Syam Hadinugraha dan Riandi

PDF (308 kB) Show More

Corresponding Author
Syam Hadinugraha

Institutions
Universitas Pendidikan Indonesia

Abstract
Pembelajaran yang menarik bagi siswa diperlukan untuk memastikan keterlibatan siswa dalam memperoleh pengetahuan dan meningkatkan literasi sains yang dimilikinya. Diterapkan hybridized writing dan mind mapping dalam pembelajaran IPA terpadu materi Ekosistem dan Lingkungan untuk meningkatkan literasi sains dan ketertarikan siswa terhadap belajaran IPA di kelas 7 (n=64). Metode kuasi-eksperimen yang melibatkan dua kelas digunakan dalam penelitian. Sekelompok siswa di kelas pertama membuat sebuah cerita yang menggabungkan genre naratif dengan genre ilmiah. Kelompok siswa di kelas kedua membuat sebuah peta pikiran yang menggambarkan pemahaman ilmiah yang dimilikinya. Capaian pembelajaran dinilai menggunakan butir tes literasi sains yang dilengkapi dengan kuesioner sikap serta matriks penilaian keterlaksanaan pembelajaran. Hasil penelitian diduga menunjukkan bahwa kegiatan membuat peta pikiran dan hybridized writing dapat meningkatkan literasi sains siswa kelas 7 pada beberapa aspeknya. Satu metode mungkin relatif unggul dibanding metode lainnya dalam meningkatkan literasi sains.

Keywords
literasi sains, peta pikiran, hybridized writing

Topic
Pembelajaran (EDU)

Link: https://ifory.id/abstract/w6WtCUh3AxEd


Metode Sederhana Menentukan Percepatan Gravitasi Bumi Menggunakan Aplikasi Tracker Pada Gerak Parabola Sebagai Media Dalam Pembelajaran Fisika SMA
Disah Nur Afifah*, Dewi Yulianawati, Nina Agustina, Ratu Dewi Sri Lestari, Muhamad Gina Nugraha

PDF (457 kB) Show More

Corresponding Author
Disah Nur Afifah

Institutions
Departemen Pendidikan Fisika
Fakultas Pendidikan Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam
Universitas Pendidikan Indonesia
*disahnurafifah[at]yahoo.co.id

Abstract
Pada umumnya dalam pembelajaran Fisika SMA nilai percepatan gravitasi Bumi telah ditentukan sebesar 9,8 m/s^2 tanpa dibuktikan kebenarannya. Salah satu metode sederhana untuk menentukan nilai percepatan gravitasi Bumi dalam pembelajaran Fisika SMA yaitu melalui gerak parabola suatu objek Dalam penelitian ini digunakan aplikasi Tracker untuk menganalisis pergerakan parabola suatu objek. Penelitian dilakukan dengan cara merekam gerak objek yang dilontarkan menggunakan pegas dengan sudut elevasi berbeda-beda, video rekaman dianalisis menggunakan aplikasi Tracker untuk menentukan nilai percepatan gravitasi Bumi. Hasil pengolahan aplikasi tracker menunjukan nilai rata-rata percepatan gravitasi bumi di daerah Bandung adalah sebesar 9,676 m/s^2. Hasil yang diperoleh menunjukan nilai percepatan gravitasi yang mendekati nilai literatur. Dengan demikian, terlihat bahwa aplikasi tracker ini dapat dijadikan sebagai salah satu metode alternatif untuk memperoleh nilai percepatan gravitasi bumi dalam pembelajaran fisika SMA.

Keywords
percepatan gravitasi Bumi, aplikasi Tracker, gerak parabola

Topic
Pembelajaran (EDU)

Link: https://ifory.id/abstract/L34YcCzRJMXv


Model Kinetika Untuk Studi Korosi Baja Karbon API 5LX65 dalam Lingkungan Hidrogen Sulfida Terlarut
Agus Solehudin*) dan Ega Taqwali Berman

PDF (379 kB) Show More

Corresponding Author
Agus Solehudin

Institutions

Abstract
Pada penelitian ini telah dipelajari pengaruh konsentrasi hidrogen sulfida dan temperatur terhadap laju korosi baja karbon yang direndam selama 24 jam dalam larutan 3,5% natrium klorida dengan pH 4 menggunakan metode Electrochemical Impedance Spectroscopy (EIS). Variasi konsetrasi hidrogen sulfida sebesar 50, 150, 300, 500, dan 750 ppm dan temperatur sebesar 30, 50 dan 70 oC. Analisis data hasil percobaan mengunakan metode regresi linier. Nilai konstanta β dan Q yang diperoleh adalah 0,85 dan 39,085 KJ/mol secara berurutan. Jenis korosi sumuran teridentifikasi pada permukaan spesimen dengan uji Scanning Electron Microscope (SEM).

Keywords
model, konstanta, EIS, laju korosi, baja karbon

Topic
Material (MAT)

Link: https://ifory.id/abstract/HzgmT8ykZebR


NATURE OF SCIENCE : BAGIAN PENTING DARI LITERASI SAINS (Studi Pustaka)
Noer Hardianty

PDF (297 kB) Show More

Corresponding Author
noer hardianty

Institutions
Universitas Pendidikan Indonesia

Abstract
Memahami Nature of Science (NoS) merupakan bagian penting dari literasi sains dan banyak dokumen dalam pendidikan sains menekankan peran penting meningkatkan pemahaman aspek NoS siswa. Aspek pemahaman NoS mencakup pemahaman bahwa ilmu pengetahuan adalah tentatif, empiris, subjektif, imajinasi dan kreatifitas, sosial budaya, metode penelitian beragam serta hubungan antara teori dan hukum ilmiah. NoS dapat diajarkan dengan dua pendekatan yaitu pendektan implisit dan pendekatan eksplisit. Instrumen yang umumnya digunakan untuk menilai pemahaman NoS siswa adalah kuesioner yang terdiri dari pertanyaan-pertanyaan open-ended yang mengarahkan siswa untuk mengeksplorasi pemahaman NoS.

Keywords
Nature of Science

Topic
Pembelajaran (EDU)

Link: https://ifory.id/abstract/T9DmkHnjMgNv


Page 2 (data 31 to 60 of 168) | Displayed ini 30 data/page

Featured Events

<< Swipe >>
<< Swipe >>

Embed Logo

If your conference is listed in our system, please put our logo somewhere in your website. Simply copy-paste the HTML code below to your website (ask your web admin):

<a target="_blank" href="https://ifory.id"><img src="https://ifory.id/ifory.png" title="Ifory - Indonesia Conference Directory" width="150" height="" border="0"></a>

Site Stats