Event starts on 2015.06.08 for 2 days in Bandung
http://portal.fi.itb.ac.id/snips2015 | https://ifory.id/proceedings/z4pZjcJkq
Front PDF (2,836 kB) Back PDF (166 kB)
Page 3 (data 61 to 90 of 168) | Displayed ini 30 data/page
Corresponding Author
Ani Riyani
Institutions
aPoltekkes Kemenkes Bandung, Jl. Babakan Loa 01/06, bStaba Bandung, jl. Padasuka Bandung.
Abstract
Untuk melakukan ekstraksi flavonoid dalam suatu bahan simplisia dapat digunakan berbagai metode dan berbagai jenis pelarut agar didapat ekstrak yang optimal. Pada penelitian ini dilakukan ekstraksi flavonoid dari batang pohon pisang ambon (Musa paradisiaca var sapientum) dengan metode soxhletasi menggunakan pelarut akuades, metanol, etanol, dan etil asetat. Ekstrak yang didapat dihitung rendemennya, diamati warnanya, diuji adanya flavonoid, dan ditetapkan kadar flavonoid dalam ekstrak yang didapat. Hasil dari penelitian ini didapat jumlah rendemen ekstraks dengan pelarut akuades 11,51%, pelarut metanol 9,01%, pelarut etanol 9,03%, dan pelarut etil asetat 1,08%. Hasil uji fitokimia flavonoid dari ekstrak batang pohon pisang metode soxhletasi menunjukkan hasil positif flavonoid pada ekstrak metanol, ekstrak etanol dan ekstrak etil asetat, sedangkan pada ekstraks akuadest flavonoid negatif. Penetapan kadar flavonoid secara spektrofotometri menggunakan standar kuersetin, didapat kadar rata-rata flavonoid dari ekstrak akuades 2,6633 mg/L, ekstraks metanol 8,4301 mg/L, ekstraks etanol 7,7842 mg/L, dan ekstraks etil asetat 5,3754 mg/L. Kesimpulan dari penelitian ini adalah ekstraksi flavonoid metode soxhletasi dari batang pohon pisang ambon (Musa paradisiaca var sapientum) optimal menggunakan pelarut metanol dengan kadar flavonoid 8,4301 mg/L.
Keywords
batang pohon pisang, soxhletasi, flavonoid, jenis pelarut
Topic
Lain-lain (ETC)
Corresponding Author
dewi ranti
Institutions
SMK Negeri 5 Kota Bekasi
Abstract
Matematika sebagai ratu ilmu pengetahuan memegang peranan penting dalam semua bidang termasuk dalam bidang pendidikan. Di sisi lain, matematika termasuk mata pelajaran yang dihindari oleh banyak peserta didik. Hal ini terjadi karena berbagai macam faktor, salah satunya adalah kemasan dari penyajian yang kurang menarik. Konsep bilangan merupakan dasar pembelajaran matematika. Pembelajaran matematika saat ini hanya menitikberatkan pada hasil dan tidak bertumpu pada proses. Sehingga matematika lebih bersifat hafalan. Pada makalah ini dikemukakan suatu teknik untuk menyajikan materi yang lebih menarik tentang pembuktian sifat perkalian bilangan. Materi disampaikan dengan menggunakan alat bantu post it. Post it dipilih, karena menurut teori otak kiri dan otak kanan, warna dan bentuk bersifat long term memory (memori jangka panjang). Teknik ini juga bisa diterapkan untuk mengajarkan berbagai bahasan dalam matematika.
Keywords
Bilangan , post it, Perkalian Bilangan.
Topic
Pembelajaran (EDU)
Corresponding Author
Diah Chaerani
Institutions
Program Studi S1 Matematika Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Padjadjaran
Jalan Raya Bandung Sumedang KM 21 Jatinangor Sumedang 45363
Abstract
Dalam makalah ini dipaparkan mengenai pemanfaatan software aplikasi dalam pengajaran rumpun matakuliah Matematika Industri di Program Studi Matematika FMIPA Universitas Padjadjaran khususnya untuk matakuliah Optimisasi dengan sub topik Pemrograman Linear Integer. Secara khusus penggunaan Microsoft Excel, Maple dan Matlab dibahas untuk mempermudah tingkat pemahaman mahasiswa dalam pencarian solusi optimal dari masalah Pemrograman Linear Integer. Terdapat dua permasalahan penting dalam pembahasan pemanfaatan software aplikasi ini, yang pertama adalah bagaimana menguasai semua software aplikasi yang dianjurkan untuk digunakan dan kedua bagaimana menggunakan semua software aplikasi tersebut dalam penentuan solusi dari kasus-kasus yang diberikan di kelas. Dalam makalah ini diberikan pembahasan penggunaan praktis dan interaktif software aplikasi tersebut dalam pengajaran di kelas, serta pembahasan aspek pedagogik mengenai penggunaan software aplikasi tersebut. Di Laboratorium Matematika Terapan dan Pemodelan Simulasi Departemen Matematika FMIPA Unpad, telah diperkenalkan secara terus menerus penggunaan ketiga software aplikasi tersebut di atas dalam penyelesaian berbagai masalah dan kasus pemodelan riset operasi dan optimisasi. Pengalaman mengampu rumpun matakuliah Matematika Industri selama tujuh tahun yang meliputi matakuliah Pemrograman Linear, Pemrograman Nonlinear, Pemgrograman Dinamik dan Optimisasi (yang secara khusus membahas Pemrograman Linear Integer) menunjukkan perlunya pengembangan dan peningkatan keterampilan mahasiswa untuk menguasai dan menggunakan software aplikasi Excel, Maple dan Matlab. Hasil pengamatan pada tugas mandiri maupun kelompok, menunjukkan adanya peningkatan pemahaman dan kedalaman penyelesaian masalah dengan menggunakan bantuan software aplikasi ini.
Keywords
Optimisasi, Pengajaran, Software aplikasi, Excel, Maple, Matlab, Pemrograman linear integer.
Topic
Pembelajaran (EDU)
Corresponding Author
Agus Budiyono
Institutions
Pendidikan Fisika Universitas Pendidikan Indonesia
Pendidikan Fisika Universitas Pendidikan Indonesia
Pendidikan Fisika Universitas Islam Madura
Abstract
Pembelajaran fisika menitikberatkan pada pembelajaran inkuiri, Pembelajaran inkuiri dengan kegiatan praktikum akan melibatkan siswa secara langsung dalam berbagai aktivitas. Selain itu, hal lain yang perlu dikembangkan pada siswa adalah kemampuan argumentasi. tujuan pendidikan sains tidak hanya penguasaan konsep-konsep ilmiah, tetapi juga belajar bagaimana untuk terlibat dalam wacana ilmiah. pembelajaran yang mampu memfasilitasi kedua hal tersebut adalah argument based acience inquiry (ABSI), kompunen utama dalam ABSI yaitu inkuiri dan argumentasi, ABSI mempunyai karakteristik: (1) Pembelajaran praktikum berbasis inkuiri secara berkelompok, (2) Siswa bertukar pemahaman dalam kelompok dalam bentuk beradu argumen berdasarkan data hasil praktikum, (3) Membandingkan ide-ide sains dari hasil diskusi kelompok dengan buku atau sumber lainnya melalui diskusi kelas dan saling beradu argumen antar kelompok.
Keywords
Pembelajaran, Argumentasi, Inkuiri Sains
Topic
Pembelajaran (EDU)
Corresponding Author
Rahmiati Darwis
Institutions
Pendidikan IPA SPs Universitas Pendidikan Indonesia, Bandung
Abstract
Studi ini dilakukan untuk menemukan perbedaan peningkatan penguasaan konsep antara siswa yang belajar melalui model pembelajaran inkuiri terbimbing dan model pembelajaran latihan inkuiri yang dilakukan di sebuah SMPN di Bone. Penelitian ini menggunakan metode eksperimen semu dengan desain the static group pretest- posttest. Sejumlah siswa kelas VII (n = 42) terlibat sebagai subjek penelitian yang diambil dengan teknik cluster random sampling. Teknik pengumpulan data menggunakan tes penguasaan konsep (pretest dan posttest). Teknik pengolahan data melalui validitas, reliabilitas, uji normalitas dan homogenitas, uji N-gain, serta uji-t dua pihak dengan bantuan program Anatest V.4 for Windows, IBM SPSS Statistics 22, dan Microsoft office excel. Hasil analisis data penguasaan konsep menunjukkan terdapat perbedaan peningkatan penguasaan konsep yang signifikan antara siswa yang belajar melalui model inkuiri terbimbing dan model latihan inkuiri, dengan nilai Sig. 0,032 < 0,05 yang berarti H�0 ditolak, H1 diterima. Hasil perhitungan N-gain menunjukkan bahwa siswa yang belajar melalui model inkuiri terbimbing memiliki rata-rata N-gain 0,73 yang lebih tinggi dibandingkan siswa yang belajar melalui model latihan inkuiri yang memiliki rata-rata N-gain 0,63. Sehingga, penggunaan model inkuiri terbimbing dapat membantu siswa meningkatkan penguasaan konsep yang lebih baik daripada penggunaan model latihan inkuiri.
Keywords
Inkuiri Terbimbing, Latihan Inkuiri, Penguasaan Konsep
Topic
Pembelajaran (EDU)
Corresponding Author
Ria Izahyanti
Institutions
Department of physics, FMIPA, ITB
Abstract
Batuan reservoir merupakan wadah berpori yang diisi oleh minyak dan gas bumi. Pori pada batuan reservoir akan menampung migrasi fluida reservoir dari batuan sumber. Cebakan pada batuan reservoir akan memenuhi syarat jika cebakan menempatkan minyak dan gas bumi mengapung di atas air yang mengalir dibawahnya. Hidrokarbon terbentuk karena proses termodinamika tekanan, temperatur dan kondisi reduksi. Volumetris reservoir menentukan besarnya cadangan minyak dan gas bumi disuatu lapangan. Yang sangat penting dalam reservoir adalah terjadi prinsip neraca material yang mengaitkan adanya minyak dan gas bumi yang diambil dan adanya sisa minyak dan gas bumi yang ditinggalkan tetap dalam cebakan. Konteks reservoir ini merupakan fenomena yang tidak dapat dilihat secara langsung. Oleh karena itu perlunya media pembelajaran yang representatif untuk menunjukkan fenomena berkaiatan dengan sumber daya yang sangat melimpah berupa minyak dan gas bumi. Diharapkan dengan adanya pembelajaran ini dapat membantu siswa dalam mengerti dan memahami bagaimana mengolah sumber daya yang ada diwilayahnya khususnya untuk potensi alam berupa minyak dan gas bumi.
Keywords
batuan reservoir, karakteristik cebakan, neraca material, pembelajaran
Topic
Pembelajaran (EDU)
Corresponding Author
Tika Resti Pratiwi
Institutions
Universitas Pendidikan Indonesia
Abstract
Penelitian bertujuan meningkatkan sikap ilmiah melalui pembelajaran IPA terpadu tipe integrated. Konsep perubahan dipilih sebagai tema keterpaduan konten IPA Biologi, Fisika, dan Kimia SMP seperti perubahan materi, perubahan suhu, metabolisme, fotosintesis, kalor. Sedangkan sikap ilmiah dipilih sebagai keterpaduan sikap. Penelitian ini merupakan kuasi eksperimen yang menggunakan desain non-equivalent pretest and posttest control group. Subyek penelitian terdiri atas 70 siswa kelas 7 SMP di Kabupaten Cilacap yang terbagi kedalam dua kelas. Pengukuran Sikap ilmiah menggunakan performance checklist selama kegiatan eksperimen. Teknik analisis data yang digunakan dalam penelitian yaitu uji normalitas, uji homogenitas, uji N-Gain, uji t, dan uji Mann Withney. Analisis data menggunakan program IBM SPSS 22 statistics dan Microsoft Excell. Hasil uji N-Gain menunjukkan adanya peningkatan sikap ilmiah siswa kelas eksperimen sebesar 0,68 dengan kategori sedang dan kelas kontrol sebesar 0,29 dengan kategori rendah. Hasil uji t nilai N-Gain juga menunjukkan signifikansi Sig (2-Taliled) sebesar 0,00 yang berarti penolakan terhadap H0. Berdasarkan hasil analisis diperoleh kesimpulan bahwa pembelajaran IPA terpadu tipe integrated dapat meningkatkan sikap ilmiah siswa.
Keywords
IPA terpadu, tipe integrated, sikap ilmiah, perubahan
Topic
Pembelajaran (EDU)
Corresponding Author
Aurista Miftahatul Ilmah
Institutions
a) Fisika Bumi, Departemen Fisika, Institut Teknologi Bandung
jalan Ganesa 10, Bandung 40132, Indonesia
*aurista.ilmah[at]students.itb.ac.id
b) Fisika Bumi, Departemen Fisika, Institut Teknologi Bandung
jalan Ganesa 10, Bandung 40132, Indonesia
Abstract
Dunia perminyakan mengambil peran yang sangat penting bagi pertumbuhan ekonomi Indonesia, tetapi hal itu tidak diimbangi dengan Sumber Daya Manusia yang merata disetiap daerah penghasil minyak ,hal ini menjadi tugas rumah yang besar bagi perguruan tinggi daerah untuk memperluas pengetahuan dalam bidang tersebut. Dalam mempelajari produksi minyak dan gas bumi (migas) salah satu yang terpenting adalah menganalisis aliran migas dari reservoir ke permukaan. Berawal dari aliran migas dari reservoir kedalam sumur adalah aliran darcy yang laminer, sedangkan ke permukaan adalah aliran turbulen dari pipa vertikal. Untuk menghubungkannya dilakukan pendekatan analisis di masing- masing segmen dan secara empirik di bagian bawah sumur tempat penampungan aliran dari dinding sumur (formasi produksi). Dalam menentukan formasi produksi dari migas diperlukan pengujian sumur, pengujian ini bertujuan untuk mengetahui tekanan reservoir, permeabilitas formasi serta batas-batas reservoir, karena pada pengangkatan minyak bumi ke permukaan tentunya akan menimbulkan kerusakan formasi produksi yang dapat mengakibatkan penurunan tekanan sumur, sehingga akan mengakibatkan jumlah produksi minyak dari sumur tersebut akan menurun pula. dan salah satu penyebab dari kerusakan formasi tersebut dapat ditinjau dari sifat fisik dari reservoir seperti nilai permeabilitas, skin effect.
Keywords
aliran darcy, aliran turbulen vertikal,formasi produksi, permeabilitas formasi, tekanan reservoir
Topic
Pembelajaran (EDU)
Corresponding Author
agi dahtiar
Institutions
Jurusan Pendidikan Ilmu Pengetahuan Alam, Pascasarjana Universitas Pendidikan Indonesia
Abstract
Literasi sains merupakan kemampuan yang dipandang penting untuk dilakukan agar memiliki kemampuan dalam menjelaskan dan menerapkan sains yang berkaitan dengan fenomena ilmiah, merancang dan mengevaluasi penelitian ilmiah, serta menginterpretasikan data dan bukti ilmiah. Namun faktanya di lapangan kemampuan ini belum dilatihkan dengan baik. Hal ini didukung oleh hasil tes yang menunjukkan bahwa kemampuan literasi sains siswa masih rendah. Pembelajaran inkuiri memberikan sarana untuk melatihkan kemampuan-kemampuan tersebut, namun menurut Wenning (2005) faktanya di lapangan kebanyakan guru masih kebingungan dalam membedakan antara demonstrasi, lesson, dan labs serta aturan dalam menggunakan inkuiri, sehingga penelitian ini menggunakan Levels of Inquiry (LoI) yang terdiri dari discovery learning, demonstrasi interaktif, inquiry lesson,iquiry lab, dan hypothetical inquiry (Wenning, 2005). Penelitian dengan metode weak eksperimen dan desain one-group pretest-posttest design yang melibatkan satu kelas dengan jumlah sampel 23 siswa, bertujuan untuk memberikan gambaran peningkatan literasi sains siswa menggunakan pembelajaran LoI pada konteks energi alternatif. Energi merupakan isu yang menyangkut masalah global pada era ini sehingga dibutuhkan pengenalan yang sangat dini bagi siswa untuk mengetahui permasalahan dan solusinya. Hasil analisis data menggunakan Kruskal Wallis dengan uji t-test (α=0,05), menunjukan bahwa pembelajaran menggunakan LoI dapat meningkatkan literasi sains siswa karena t berada di daerah penolakan Ho (8,352), begitu pula untuk setiap domain literasi sains PISA (2015) yang terdiri dari domain konteks, kompetensi, pengetahuan, dan sikap siswa.
Keywords
Levels of Inquiry (LoI), literasi sains, energi alternatif
Topic
Pembelajaran (EDU)
Corresponding Author
Risa Rahmawati Sunarya
Institutions
Prodi Pendidikan Kimia Jurusan Pendidikan MIPA
Fakultas Tarbiyah dan Keguruan UIN Sunan Gunung Djati Bandung
Abstract
Telah dilakukan penelitian pembuatan biobaterai dari limbah kulit pisang. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui tegangan yang dihasilkan biobaterai dan daya tahan biobaterai dari berbagai varietas pisang. Pisang yang digunakan yaitu pisang raja sere, pisang raja bulu dan pisang ambon. dengan massa masing-masing sampel 5 gram. Pada penelitian ini dilakukan penambahan garam dan kanji pada kulit pisang sebagai pasta biobaterai. Garam yang digunakan yaitu: NaCl, MgCl2 dan KCl dengan massa 0,25, 0,50 dan 0,75 gram. Serta penambahan kanji sebanyak 0,3 gram. Hasil penelitian menunjukan bahwa varietas pisang raja bulu memiliki tegangan dan daya tahan terbaik. Tegangan yang dihasilkan sebesar 1,28 volt dan tegangan dengan penambahan garam yang paling optimum dihasilkan dari penambahan KCl dengan massa 0,75 gram sebesar 1.40 volt. Untuk penambahan kanji menghasilkan tegangan 1.42 volt pada pisang raja bulu. Listrik dapat bertahan mengalir dalam lampu selama 5880 menit.
Keywords
biobaterai, kulit pisang, tegangan, elektrolit.
Topic
Energi (ENG)
Corresponding Author
Melisa Cahyadi
Institutions
Institut Teknologi Bandung
Abstract
Pesatnya kemajuan teknologi sudah merambah di semua bidang termasuk bidang pendidikan. Penggunaan perangkat elektronik baik komputer maupun handphone sudah menjadi hal yang biasa di kalangan pelajar. Adanya aplikasi microsoft excel di komputer dapat kita gunakan sebagai media pembelajaran yang tidak terikat ruang dan waktu. Salah satu aplikasinya adalah pembuatan simulasi dengan menggunakan Visual Basic for Application (VBA) yang ada di microsoft excel. Dengan pembuatan simulasi ini, diharapkan dapat membantu siswa dalam memahami konsep fisika pada materi osilasi pegas. Pembuatan media pembelajaran dengan menggunakan VBA memberikan manfaat diantaranya konten pembelajaran dapat dikemas dalam bentuk yang lebih menyenangkan. Selain itu konsep-konsep fisika yang bersifat abstrak atau sulit dilakukan percobaannya karena keterbatasan alat dan jam tatap muka di sekolah dapat divisualikasikan dengan bantuan simulasi. Simulasi yang dibuat meliputi osilasi harmonik sederhana, osilasi teredam dan osilasi paksa. Untuk osilasi harmonik sederhana, variabel-variabel yang dapat divariasikan adalah amplitudo, massa beban dan konstanta pegas. Variasi massa beban atau konstanta pegas mempengaruhi periode pegas yang telah diuji secara eksperimen. Untuk osilasi harmonik teredam ada tambahan variabel faktor redaman yang akan menentukan jenis osilasinya yaitu critically damped, under damping atau over damping. Osilasi teredam dalam eksperimen dilakukan dengan cara mencelupkan benda yang berosilasi dalam cairan air, air sabun, dan alkohol. Pada osilasi harmonik paksa, ada tambahan variabel gaya eksternal yang akan mempengaruhi amplitudo dari pegas.
Keywords
Visual Basic for Application, osilasi, pegas
Topic
Komputasi dan Pemodelan (COM)
Corresponding Author
Agustina Nur Herawati
Institutions
Universitas Pendidikan Indonesia
Abstract
Agar dapat menghasilkan bahan ajar yang dapat mengidentifikasi dan memperbaiki miskonsepsi pada siswa salah satu cara yang telah terbukti berhasil adalah dengan mengembangkan bahan ajar dengan Teks Perubahan Konseptual (TPK). TPK adalah teks saintifik yang secara spesifik didisain untuk menunjukan dan memperbaiki miskonsepsi pada siswa. TPK telah terbukti efektif untuk mengkoreksi miskonsepsi pada siswa dalam semua pelajaran sains. Beberapa siswa menunjukan TPK lebih efektif dari instruksi standar untuk memperbaiki miskonsepsi dalam berbagai topik sains. Namun, dalam penelitian-penelitian tersebut tidak dijelaskan bagaimana cara peneliti menghasilkan bahan ajar yang dengan dasar TPK, setiap penulis memiliki gaya yang berbeda-beda dalam membuat TPK. Salah satu cara untuk mengembangkan bahan ajar adalah dengan metode Empat tahap pengembangan bahan ajar/ Four Steps Teaching Material Development (4S TMD). 4S TMD merupakan salah satu metode pengembangan abahan ajar yang dapat membantu guru agar menyajikan materi pembelajaran dengan optimal sesuai dengan kurikulum dan ilmu pengetahuan yang terus berkembang. Penelitian yang berjudul "Pembuatan Teks Perubahan Konseptual dengan Menggunakan Metode 4S TMD pada pokok bahasan Pencemaran Air" dirancang untuk menghasilkan satu bahan ajar IPA terpadu yang tersusun secara sistematis dan sesuai dengan tingkat perkembangan siswa, namun juga dapat dapat meminimalisir miskonsepsi pada siswa. Pengembangan bahan ajar dengan metode 4S TMD memiliki empat tahapan pengembangan, diantaranya seleksi, strukturisasi, karakterisasi dan reduksi didaktik. Keempat tahapan dilakukan peneliti dengan memadukannya dengan tahapan pembuatan teks perubahan konseptual. Topik Pencemaran Air merupakan salah satu bagian dari pokok bahasan pencemaran lingkungan. Topik ini sangat penting karena sangat terkait dengan kehidupan sehari-hari.
Keywords
Teks Perubahan Konseptual, Pengembangan Bahan Ajar, 4S TMD
Topic
Pembelajaran (EDU)
Corresponding Author
Yudiansyah Akbar
Institutions
Nuclear Physics and Biophysis Research Division
Bandung Institute of Technology
Abstract
Telah dilakukan pemetaan spasial 2D distribusi potensial listrik gelombang EEG pada penderita skizofrenia dan subjek normal. Sampel pada penelitian ini sebanyak 4 orang, terdiri dari 2 penderita skizofrenia dan 2 orang subjek normal sebagai kelompok kontrol. Perekaman data penderita skizofrenia dilakukan di Rumah Sakit Jiwa Provinsi Jawa Barat, sedangkan perekaman subjek normal dilakukan di Laboratorium Biofisika ITB. Subjek direkam menggunakan Neuroheadset Emotiv Epoc (Brain Computer Interface and Scientific Contextual EEG) dengan menggunakan 14 elektroda, yaitu AF3, F7, F3, FC5, T7, P7, O1, O2, P8, T8, FC6, F4, F8, AF4 dan 2 elektroda referensi. Lama perekaman masing-masing subjek berkisar 4-6 menit pada saat resting state. Durasi pencuplikan data selama 3 menit kemudian diolah dan dianalisis menggunakan centering, filtering kemudian dilakukan pemetaan distribusi potensial listrik menggunakan software Matlab 2010a. Hasil pemetaan distribusi potensial listrik menunjukan penurunan aktivitas lobus frontal pada penderita skizofrenia. Hal ini dapat dilihat dari kontur warna lobus frontal pada subjek normal lebih merah di banding penderita skizofrenia. Hasil kuantifikasi data menunjukkan rata-rata penurunan potensial listrik lobus frontal pada penderita skizofrenia sebesar 54.56 μV.
Keywords
pemetaan distribusi potensial listrik, gelombang otak, EEG, skizofrenia
Topic
Lain-lain (ETC)
Corresponding Author
Nur Faizin
Institutions
a*,b) Earth Physics and Complex System Research Division
Institut Teknologi Bandung
payizin[at]gmail.com
Abstract
Metode geolistrik merupakan salah satu metode geofisika yang dapat digunakan untuk mendeteksi kandungan mineral bawah permukaan bumi berdasarkan variasi sifat kelistrikan. Dalam metode ini dikenal tiga konfigurasi yaitu Schlumberger, Wenner, dan Dipole-dipole. Dalam penelitian ini telah dimodelkan konfigurasi Sclumberger 1-D untuk dua lapis dan tiga lapis. Pemodelan dilakukan dalam dua tahap yaitu tahap pertama forward modeling lalu invers modeling. Dari proses forward modeling diperoleh data awal yang selanjutnya digunakan sebagai data input dalam proses invers modeling. Proses pemodelan dalam penelitian ini menggunakan software MATLAB R2013a. Data awal yang diperoleh dari proses forward modeling yaitu ρ1= 320 Ωm, ρ2= 120Ωm, h= 5m (dua lapis), dan ρ1= 320Ωm, ρ2= 120Ωm, ρ3= 160Ωm, h= 5m (tiga lapis). Pada proses invers modeling untuk dua lapis didapatkan ρi1= 321,75Ωm, ρi2= 121Ωm dan hi= 5,24m. Sedangkan untuk tiga lapis diperoleh ρi1= 320,45Ωm, ρi2= 120,65Ωm, ρi3= 158,19Ωm dan hi= 5,43m. Nilai error RMS yang digunakan pada penelitian ini sebesar 10-6. Setelah dibandingkan antara hasil inversi dengan data awal maka dapat disimpulkan bahwa proses invers modeling sudah sesuai.
Keywords
forward modeling, invers modeling, hasil inversi
Topic
Kebumian (EPS)
Corresponding Author
Ikha Rizky Ramadani
Institutions
a) Jurusan Statistika, Institut Teknologi Sepuluh Nopember, Surabaya
*ikharizky[at]gmail.com
Abstract
Extreme Value Theory (EVT) merupakan salah satu metode statistika untuk mengidentifikasi kejadian ekstrim. Metode ini biasanya digunakan untuk memodelkan kejadian-kejadian yang bersifat ekstrem, seperti kerugian yang jarang terjadi tetapi memiliki dampak yang sangat besar. EVT banyak diterapkan pada bidang lingkungan (environment) misalnya kejadian cuaca ekstrim seperti badai salju, gelombang panas (heat waves), dan curah hujan ekstrim yang kerap menimbulkan dampak destruktif pada kehidupan manusia. Berdasarkan beberapa penelitian yang telah dilakukan, analisis kejadian ekstrim seringkali dilakukan secara univariat atau pada satu lokasi saja. Sedangkan kuantitas unsur cuaca seperti suhu dan curah hujan biasanya diukur berdasarkan lokasi dan waktu atau merupakan data spasial. Oleh sebab itu, pemodelan spasial dan temporal diperlukan pada analisis kejadian ekstrim. Salah satu metode yang dapat digunakan untuk menganalisis kejadian ekstrim secara spasial adalah Max Stable Processes (MSP). Metode ini berfungsi untuk memodelkan dependensi ekstremal antar lokasi dengan mentransformasikan distribusi marjinal nilai ekstrim ke dalam distribusi Frechet. Pada perkembangannya, aspek temporal atau dependensi waktu turut diperhitungkan ke dalam MSP atau yang disebut dengan Space-Time Max Stable Processes. Pada penelitian ini dikaji mengenai prosedur analisis Space-Time Max Stable Processes dengan aplikasi data curah hujan ekstrim di Kabupaten Lamongan, Provinsi Jawa Timur.
Keywords
Extreme value theory; max stable processes; space-time max stable processes; curah hujan ekstrim; dependensi ekstremal
Topic
Lain-lain (ETC)
Corresponding Author
Suka Prayanta Pandia
Institutions
Institut Teknologi Bandung
Abstract
Tujuan penelitian ini adalah untuk memodelkan reservoir panasbumi dengan menggunakan metode poligon Talwani dua dimensi. Energi panasbumi adalah salah satu energi alternatif untuk memenuhi kebutuhan manusia terhadap energi. Umumnya energi panasbumi digunakan untuk memutar generator sehingga menghasilkan listrik. Dalam penelitian ini, reservoir panas diasumsikan adalah fluida dengan rapat massa 1000 kg/m3. Untuk menemukan lokasi reservoir, maka digunakan beberapa metode eksplorasi, salah satunya adalah metode gravitasi. Metode gravitasi menggunakan prinsip gaya tarik antar massa, sehingga rapat massa berbeda akan memberikan nilai percepatan terukur yang berbeda. Nilai akhir yang dicari dalam metode ini adalah anomali Bouguer, yang merupakan hasil dari nilai hasil pengukuran yang kemudian dilakukan koreksi � koreksi. Dalam menginterpretasi objek penyebab anomali, maka dalam penelitian ini digunakan metode poligon Talwani. Metode ini mengasumsikan bahwa reservoir panas tersebut dapat dianggap sebagai benda berbanyak sisi. Pemrograman yang digunakan dalam penelitian ini adalah C++ karena bahasa tersebut cepat dalam melakukan eksekusi perintah.
Keywords
Eksplorasi, energi panasbumi, interpretasi, metode gravitasi, poligon Talwani.
Topic
Kebumian (EPS)
Corresponding Author
Novia Wirawan
Institutions
1 Mahasiswa S2 Program Pascasarjana Universitas Pendidikan Indonesia
2 Dosen Pendidikan Fisika Universitas Tadulako, Palu
Abstract
ABSTRAK Tujuan penelitian ini adalah mengetahui perbedaan kemampuan memecahkan masalah fisika antara penalaran kausal dan penalaran analogi berbasis etnosains. Penelitian ini menggunakan � The non equivalent pretest-posttest design�. Analisis data tes dilakukan dengan teknik statistik uji-t dua pihak untuk melihat perbedaan rerata skor tes awal dan rerata N-gain berdasarkan data hasil kemampuan memecahkan masalah fisika kedua kelas eksperimen. Rerata N-gain dengan taraf nyata α = 0,05 diperoleh thitung = 2,20 dan ttabel = 2,00, kriteria penerimaan Ho dimana �t (1 � 0,5α) < t < t (1 � 0,5α) tidak terpenuhi, Ho ditolak dan H1 diterima artinya terdapat perbedaan kemampuan memecahkan masalah fisika yang signifikan antara kedua kelas eksperimen. Hasil analisa data menunjukkan bahwa terdapat perbedaan kemampuan memecahkan masalah fisika yang signifikan antara model penalaran kausal dan model penalaran analogi berbasis etnosains. Kata Kunci : Kemampuan Memecahkan Masalah fisika, Penalaran Kausal, Penalaran Analogi, Etnosains ABSTRACT The aim of the research was to know the difference of physics problem solving skills between causal reasoning and analogy reasoning based on ethnoscience. The research design was used� The non equivalent pretest-posttest design�. Sampling method was purposive sampling. Data analysis was done by using t-test statistic (two-sample test-related) to know the difference of pretest and N-gain scores average based on the result of physics problem solving skills significantly on two experiment classes. Based on N-gain scores average with a real level α = 0.05 was obtained tcounted = 2,20 and ttable = 2,00, so the acceptance criteria Ho with �t (1 � 0,5α) < t < t (1 � 0,5α) can not completed, Ho was rejected and H1 was accepted. It mean that there was the difference of physics problem solving skills significantly between causal reasoning and analogy reasoning based on ethnoscience. Key words : Physics Problem Solving Skills, Causal Reasoningl, Analogy Reasoning , Ethnoscience
Keywords
Key words : Physics Problem Solving Skills, Causal Reasoning Model, Analogy Reasoning Model, Ethnoscience
Topic
Pembelajaran (EDU)
Corresponding Author
Arief Muttaqiin
Institutions
Universitas Pendidikan Indonesia
Abstract
Penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan hubungan antara kegiatan membaca bacaan sains dan penguasaan konsep sains siswa, dimana kegiatan membaca ini disisipkan dalam pembelajaran tentang energi dalam sistem kehidupan di kelas. Metode penelitian yang digunakan adalah penelitian korelasional (deskriptif). Populasi pada penelitian ini adalah siswa kelas VII SMP Negeri 8 Cimahi dengan sampel penelitian 31 siswa kelas VII L tahun pelajaran 2014-2015. Data kegiatan membaca bacaan sains dijaring oleh jawaban siswa melalui pertanyaan dalam bacaan yang dikaitkan dengan materi yang sedang dipelajari, sedangkan penguasaan konsep sains siswa dijaring dengan tes pilihan ganda. Kedua data tersebut dianalisis dengan uji korelasi Pearson. Hasil penelitian menunjukkan bahwa tidak terdapat hubungan yang signifikan antara kegiatan membaca dan penguasaan konsep siswa pada α=0,05 (sig. 0,921) dengan r=0,019. Hal ini menunjukkan bahwa kegiatan membaca di kelas tidak memiliki hubungan yang signifikan dengan penguasaan konsep siswa. Terbatasnya waktu belajar di kelas dan latar belakang kebiasaan membaca siswa memiliki andil terhadap hasil penelitian ini. Walau demikian, kegiatan membaca ini dapat diterapkan untuk memberikan informasi tambahan kepada siswa dalam rangka mendukung proses pembelajaran sains di sekolah.
Keywords
Membaca, Penguasaan Konsep, Energi
Topic
Pembelajaran (EDU)
Corresponding Author
Melisa Cahyadi
Institutions
Institut Teknologi Bandung
Abstract
Benda tegar yang menggelinding melakukan gabungan dua gerakan sekaligus yaitu gerak translasi dan gerak rotasi. Saat melakukan gerak rotasi benda tersebut memiliki kecepatan sudut sedangkan saat melakukan gerak translasi benda tersebut memiliki kecepatan linier. Momen inersia benda tegar dirumuskan dengan I=k MR^2dimana k merupakan koefisien momen inersia. Kecepatan linier benda tegar pada setiap waktudapat diketahui dari grafik hubungan kecepatan linier terhadap waktu selama bernda tersebut bergerak. Penggabungan persamaan tinjauan gerak translasi dan rotasi pada benda tegar yang menggelinding dapat digunakan untuk menentukan besarnya koefisien momen inersia tersebut. Dalam penelitian ini, objek yang digunakan berupa bola pejal homogen, bola pejal heterogen dan silinder heterogen. Pengumpulan data dilakukan dengan perekaman video saat benda tegar menggelinding pada bidang miring. Video tersebut kemudian dianalisis menggunakan perangkat lunak Video Tracker.Gerak benda tegar dalam video tersebut kemudian dirunut (track) untuk menghasilkan data posisi terhadap waktu.Metode perunutan data dilakukan dengan dua cara yaitu manual tracking dan auto tracking. Data hasil perunutan (tracking) dibuat menjadi grafik hubungan kecepatan linear terhadap waktu. Kurva kecepatan linier terhadap waktu ini kemudian dicocokkan (fit) secara linier yang kemudian akan menghasilkan nilai percepatan. Dari hasil perhitungan dan analisis data diperoleh koefisien momen inersia bola besi pejal homogen adalah sebesar 0,393 pada sudut 45�, bola pejal heterogen sebesar 0,59 pada sudut 45�, dan silinder pejal heterogen 0,229 pada sudut 36�. Jika dibandingkan dengan nilai koefisien momen inersia dari literatur data yang dihasilkan untuk bola pejal mempunyai nilai error sebesar 2,45%.
Keywords
video tracker, konstanta momen inersia,bola pejal
Topic
Inovasi (INV)
Corresponding Author
Fitri Marliani
Institutions
Departemen Pendidikan Fisika
Fakultas Pendidikan Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam
Universitas Pendidikan Indonesia
*fitrimarlianifm[at]gmail.com
Abstract
Saat ini banyak cara dilakukan untuk meningkatkan kualitas pembelajaran dengan memanfaatkan media pembelajaran berbasis teknologi komputer.Teknologi komputer tersebut digunakan untuk menganalisis suatu materi pembelajaran yang kompleks menjadi lebih sederhana. Salah satu media teknologi komputer yang dapat digunakan dalam pembelajaran Fisika SMA ialah aplikasi Tracker. Dalam penelitian ini aplikasi Tracker digunakan untuk menentukan nilai koefisien viskositas fluida statis. Penelitian dilakukan dengan merekam gerak objek berbentuk bola yang dijatuhkan kedalam tabung berisi oli yang akan ditentukan viskositasnya. Dengan analisis software tracker pada video rekaman, kecepatan terminal bola dalam oli dapat diperoleh yang kemudian dapat digunakan untuk menentukan nilai viskositas oli melalui persamaan stokes yang umumnya diberikan dalam pembelajaran Fisika SMA. Eksperimen viskositas melalui analisis video tracker dilakukan dengan cara yang sederhana serta menggunakan teknik pengolahan data yang tidak terlalu rumit, sehingga metode ini dapat dijadikan salah satu alternatif yang dapat digunakan untuk menetukan viskositas fluida statis dalam pembelajaran Fisika SMA.
Keywords
Viskositas, Analisis Video Tracker, pembelajaran Fisika SMA
Topic
Pembelajaran (EDU)
Corresponding Author
Maftuhah Maftuhah
Institutions
Pascasarjana Universitas Pendidikan Indonesia
Abstract
Pembelajaran yang menekankan siswa untuk mengkonstruk pemahaman sendiri, merupakan cara yang efektif untuk meningkatkan penguasaan konsep. Salah satu model pembelajaran konstruktivisme adalah learning cycle. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui penerapan model pembelajaran learning cycle 5E untuk meningkatkan penguasaan konsep siswa SMA XI pada pembelajaran biologi konsep sistem koordinasi pada subkonsep sistem saraf. Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah weak eksperimen dengan desain penelitian One Group Pretest-Posttest Design. Pengambilan sampel dengan teknik purvosive sampling, siswa kelas XI di Sukabumi pada semester genap tahun pelajaran 2014-2015 sebanyak 30 siswa dengan bentuk tes penguasaan konsep berbentuk multiple choice. Peningkatan penguasaan konsep dihitung dengan siswa. Penguasaan konsep sebelum dan sesudah treatment diukur dengan menggunakan tes penguasaan rumus N-gain berdasarkan tes penguasaan konsep. Hasil penelitian menunjukkan rata-rata penguasaan konsep pada 29,75 (pretest), 62,5 (posttest) dan N-gain 0,46 (kategori sedang). Hasil uji-t satu pihak data N-gain diperoleh hasil 0,00 dengan tingkat kepercayaan α = 0,05, p-value < α maka H0 ditolak dan H1 diterima. Hal tersebut menunjukkan bahwa penerapan model learning cycle dapat meningkatkan penguasaan konsep siswa.
Keywords
learning cycle 5E, penguasaan konsep, sistem koordinasi.
Topic
Pembelajaran (EDU)
Corresponding Author
Nur Arifah
Institutions
Universitas Pendidikan Indonesia
Abstract
Telah dilakukan penerapan Learning Cycle 7E untuk meningkatkan konisten ilmiah dan prestasi belajar siswa. Metode penelitian yang digunakan yaitu pre-experimental design dengan desain penelitian one group pretest posttest design. Sampel pada penelitian ini yaitu siswa kelas X MIA 3 di salah satu SMA Negeri di Bandung dengan sampel sebanyak 33 siswa. Instrumen yang digunakan pada penelitian ini yaitu soal dalam bentuk Three Tier Test berbasis multirepresentasi untuk melihat peningkatan konsisten ilmiah siswa dan soal pilihan ganda untuk melihat peningkatan prestasi belajar siswa,penelitian ini di terapkan pada materi Suhu dan Kalor. Hasil penelitian yang diperoleh setelah penerapan model, peningkatan prestasi belajar menurut kategori Hake dalam kategori sedang (0,69), dan untuk peningkatan konsisten ilmiah masuk kedalam kategori sedang (0,59). Selain itu jika ditinjau dari jumlah siswa yang konsistensi ilmiah pada materi ini secara keseluruhan setiap sub konsep mengalami peningkatan. Peningkatan yang paling signifikan terdapat pada sub konsep pemuaian volume yaitu tadinya hanya 4 siswa yang konsisten ilmiah menjadi 27 siswa, peningkatan yang paling rendah yaitu pada sub konsep suhu. Ini termasuk peningkatan yang signifikan mengingat siwa dikatan konsisten ilmiah itu apabila siswa mampu menjawab ketiga soal dalam bentuk representasi yang berbeda dengan kriteria paham konsep three tier test yaitu jawaban benar, alasan benar dan keyakinan jawaban.
Keywords
LearningCycle 7E, Konsistens Ilmiah, Prestasi Belajar
Topic
Pembelajaran (EDU)
Corresponding Author
WHISNU TRIE SENO AJIE
Institutions
a) Sekolah Pascasarjana, Universitas Pendidikan Indonesia
Jalan Dr. Setiabudi 229, Bandung 40154, Indonesia
*whisnusenoajie[at]yahoo.com
b) Departemen Pendidikan Fisika FPMIPA, Universitas Pendidikan Indonesia
Jalan Dr. Setiabudi 229, Bandung 40154, Indonesia
Abstract
Tujuan penelitian ini adalah untuk mengkaji dampak model pembelajaran Group Investigation (GI) dengan Science Literacy Circles (SLC) terhadap peningkatan literasi sains mahasiswa pendidikan Fisika pada materi Ilmu Pengetahuan Bumi dan Antariksa (IPBA). Pelaksanaan perkuliahan dengan menggunakan metode SLC yang disertakan ke dalam model pembelajaran GI memberikan pengalaman langsung kepada mahasiswa Pendidikan Fisika tentang alternatif solusi penerapan metode dan model pembelajaran yang berfokus meningkatkan literasi sains. Ketika calon guru memiliki literasi sains yang baik, maka dengan mudah ia memberikan pembelajaran yang sesuai dalam meningkatkan literasi sains siswa. Penelitian menggunakan metode eksperimen semu dengan desain Non-Randomized Control Group Pretest-Posttest Design. Instrumen yang digunakan adalah tes literasi sains berdasarkan indikator literasi sains yang mengacu framework PISA 2015 meliputi knowledge (procedural, content dan epistemic), contexts (personal, local/national dan global) serta competencies (Explain phenomena scientifically, Evaluate and design scientific enquiry dan Interpret data and evidence scientifically). Subjek penelitian adalah mahasiswa pendidikan Fisika salah satu LPTK di Kota Bandung yang ditentukan dengan teknik accidental sampling.
Keywords
Group Investigation; Science Literacy Circles; Literasi Sains
Topic
Pembelajaran (EDU)
Corresponding Author
mutiara zanzibar
Institutions
Universitas Pendidikan Indonesia
Abstract
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui peningkatan keterampilan berpikir kreatif siswa setelah mengikuti pembelajaran inkuiri terbimbing melalui kegiatan field trip ke Bangka Botanical Garden (BBG). Penelitian ini merupakan penelitian weak eksperimen dengan rancangan one group pretest-posttest design. Populasi dalam penelitian ini adalah siswa kelas VII SMP Negeri 2 Namang Kabupaten Bangka Tengah. Sampel diambil dengan cara purposive sampling. Pengumpulan data dilakukan melalui tes awal dan tes akhir pada soal keterampilan berpikir kreatif yang diukur dengan menggunakan tes essai. Data yang terkumpul dianalisis dengan analisis statistik uji normalitas dan uji-t sampel berpasangan (paired sample t-test) menggunakan bantuan SPSS 21 for Windows dengan signifikansi 0,05. Hasil penelitian menunjukkan bahwa penerapan pembelajaran dengan model inkuiri terbimbing melalui kegiatan field trip ke Bangka Botanical Garden (BBG) dapat meningkatkan keterampilan berpikir kreatif siswa dengan rerata N-Gain 0,59 yang termasuk kategori sedang.
Keywords
Inkuiri terbimbing, Field trip, Keterampilan berpikir kreatif
Topic
Pembelajaran (EDU)
Corresponding Author
Munawwarah Bahar
Institutions
Universitas Negeri Makassar
Abstract
Munawwarah, 2014. Penerapan Model Pembelajaran Tipe STAD untuk Meningkatkan Motivasi dan Hasil Belajar Siswa Kelas XIS-3 SMAN 3 Lau Maros (Studi pada Materi Pokok Stoikiometri). Skripsi. Jurusan Kimia, Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam. Universitas Negeri Makassar (dibimbing oleh Maryono dan Ramdani). Penelitian tindakan kelas (PTK) ini bertujuan untuk meningkatkan motivasi dan hasil belajar siswa kelas XIS-3 SMAN 3 Lau Maros melalui model pembelajaran tipe STAD. Secara garis besar terdapat empat tahapan PTK, yaitu (1) perencanaan, (2) pelaksanaan, (3) pengamatan, dan (4) refleksi. Penelitian ini dilakukan sebanyak dua siklus. Data hasil penelitian menunjukkan bahwa langkah-langkah yang diterapkan pada model pembelajaran tipe STAD dapat meningkatkan motivasi dan hasil belajar siswa Kelas XIS-3 SMAN 3 Lau Maros. Langkah-langkah tersebut yaitu: (1) Membagi siswa dalam kelompok belajar heterogen yang baru dengan jumlah siswa yang sama dan menentukan posisi masing-masing kelompok dalam kelas; (2) Menyiapkan ringkasan materi untuk masing-masing kelompok; (3) Menunjuk siswa yang berkemampuan tinggi dari masing-masing kelompok untuk bertanggung jawab menjelaskan materi yang belum dimengerti oleh teman kelompoknya; (4) Menunjuk siswa secara acak dari masing-masing kelompok untuk mengerjakan tugasnya di depan kelas dan memberikan kesimpulan dari materi yang telah dipelajari. Motivasi siswa siklus I sebanyak 4% kategori sangat tinggi, 88% kategori tinggi. Hasil belajar siswa siklus I yaitu 52% mencapai ketuntasan. Motivasi siswa siklus II sebanyak 40% kategori sangat tinggi, 60% kategori tinggi. Hasil belajar siswa siklus II yaitu 72% mencapai ketuntasan.
Keywords
STAD, motivasi siswa, hasil belajar, stoikiometri.
Topic
Pembelajaran (EDU)
Corresponding Author
ADAM MALIK
Institutions
Program Studi Pendidikan Fisika Jurusan Pendidikan Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam
Fakultas Tarbiyah dan Keguruan
Universitas Islam Negeri Sunan Gunung Djati Bandung, Indonesia
Jl. Raya A.H Nasution No. 105, Bandung 40614
adamuin[at]gmail.com
Abstract
Hasil studi pendahuluan di Prodi Pendidikan Fisika pada mata kuliah Laboratorium Fisika Sekolah Lanjutan I menunjukkan mahasiswa saat melaksanakan praktikum bergantung pada modul, belum terampil dalam menggunakan alat praktikum dan mengambil data dengan benar serta masih rendah Keterampilan Proses Sains (KPS)nya. Sebagai upaya meningkatkan KPS mahasiswa, diterapkan model problem solving laboratory. Penelitian ini bertujuan mengetahui aktivitas peneliti dan mahasiswa pada setiap tahapan model, peningkatan KPS mahasiswa dan tanggapan mahasiswa. Metode penelitiannya pre-experimental, dengan desain One Group Pretest-Posttest Design. Penelitian dilaksanakan di Prodi Pendidikan Fisika, dengan populasi kelas A dan B mahasiswa Pendidikan Fisika angkatan 2012 Teknik pengambilan sampel menggunakan random sampling dimana sampel yang terpilih kelas A. Data aktivitas peneliti dan mahasiswa diperoleh melalui lembar observasi, peningkatan KPS mahasiswa dengan tes uraian, dan tanggapan mahasiswa dengan angket. Hasil penelitian menunjukkan persentase rata-rata keterlaksanaan aktivitas peneliti 96% dan aktivitas mahasiswa 86,1%, berarti berlangsung sangat baik. Berdasarkan uji hipotesis (thitung > ttabel) (14.54 > 2.78), artinya Ho ditolak atau terdapat peningkatan KPS mahasiswa setelah diterapkan model praktikum problem solving laboratory dengan nilai rata-rata N-Gain 0,47 berkategori sedang. Mahasiswa memberikan tanggapan positif terhadap pelaksanaan praktikum model problem solving laboratory dengan persentase 80,69%. Dengan demikian model problem solving laboratory dapat diterapkan untuk meningkatkan KPS mahasiswa.
Keywords
Problem solving laboratory, science process skills
Topic
Pembelajaran (EDU)
Corresponding Author
NISA WULANDARI
Institutions
Pendidikan IPA, Sekolah Pascasarjana Universitas Pendidikan Indonesia, Bandung.
Abstract
Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis penerapan model Problem Based Learning (PBL) pada pembelajaran IPA Terpadu untuk meningkatkan aspek sikap kemampuan literasi sains siswa SMP. Penelitian ini menggunakan metode Quasi Eksperiment dengan desain penelitian The Static-Group Pretest-Postest Design. Penelitian ini dilakukan pada 54 orang siswa kelas VII di salah satu SMPN di Kota Bandung yang dipilih menggunakan teknik Cluster Random Sampling. Teknik pengumpulan data dilakukan dengan menggunakan tes skala sikap literasi sains yang disusun berdasarkan skala Likert. Teknik analisis data menggunakan uji Normalitas, uji Homogenitas, dan uji t (Independent Sample T-Test) terhadap nilai N-gain dari tes skala sikap literasi sains menggunakan program IBM SPSS Statistics 22 dan Microsoft Excel. Hasil rata-rata N-gain kelas eksperimen dan kontrol yang diperoleh adalah 0,48 dan 0,32 dengan kategori peningkatan sedang. Berdasarkan hasil uji hipotesis diperoleh nilai signifikansi Sig. (2-tailed) 0.023 < 0,050, berarti H0 ditolak dan H1 diterima. Hasil penelitian menunjukkan bahwa terdapat perbedaan peningkatan aspek sikap literasi sains antara siswa kelas eksperimen dan kontrol. Jadi, dapat disimpulkan bahwa penggunaan model Problem Based Learning (PBL) pada pembelajaran IPA Terpadu dapat membantu siswa dalam meningkatkan aspek sikap literasi sains.
Keywords
Problem Based Learning (PBL), Sikap Literasi Sains
Topic
Pembelajaran (EDU)
Corresponding Author
Chandra Okta Fiandi
Institutions
Mahasiswa Sekolah Pasca Sarjana Universitas Pendidikan Indonesia
Abstract
Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis peningkatan kemampuan kognitif peserta didik melalui penerapan model pembelajaran Student Teams-Achievement Divisions (STAD) pada pembelajaran IPA terpadu tipe shared pada materi pokok cahaya. Metode Penelitian yang digunakan adalah Quasi Experiment dengan desain The Mathing-Only Pretest-Posttest Control Group. Dilaksanakan di Kelas VIII tahun pelajaran 2014/2015 SMP Negeri 01 Mapat Tunggul Kabupaten Pasaman Provinsi Sumatera Barat. Pengumpulan data dilakukan dengan menggunakan pretest dan posttest kognitif yang berupa soal tertulis pilihan ganda. Rerata N-Gain kemampuan kognitif siswa dengan penerapan model STAD 0,39 dengan kategori sedang dan kelas yang menggunakan model pembelajaran konvensional 0,14 dengan kategori redah. Selanjutnya data dianalisis dengan menggunakan Independent Sample t-Test pada program SPSS versi 22.0 for windows. Hasilnya diperoleh nilai sig (2 �tailed)= 0,00 yang lebih kecil dari nilai α = 0,05. Sehingga dapat disimpulkan terdapat peningkatan yang signifikan antara penggunaan model pembelajaran STAD dengan pembelajaran konvensional dalam meningkatkan kemampuan kognitif peserta didik pada penerapan pembelajaran IPA terpadu tipe shared pada materi pokok cahaya.
Keywords
Student Teams-Acievement Divisions, Cahaya, Keterpaduan Tipe Shared, Kemampuan Kognitif
Topic
Pembelajaran (EDU)
Corresponding Author
Elita De Ovira
Institutions
a) Pendidikan Kimia, Universitas Pendidikan Indonesia
Jalan Dr. Setiabudhi Nomor 229 Bandung 40154, Indonesia
*elitadeovira25[at]yahoo.co.id
b) Pendidikan Kimia, Universitas Negeri Padang
Jalan Prof. Dr. Hamka Air Tawar Padang, Indonesia
Abstract
Strategi Questions Students Have (QSH) merupakan salah satu tipe pembelajaran aktif yang meminta siswa untuk bertanya melalui selembar kartu dan dibahas bersama-sama. Penelitian ini bertujuan untuk mengungkapkan apakah penggunaan strategi pembelajaran aktif tipe Questions Students Have dapat meningkatkan aktivitas dan hasil belajar kimia siswa pada materi Tata Nama Senyawa dan Persamaan Reaksi Kimia di kelas X SMAN 7 Padang. Jenis penelitian ini adalah penelitian eksperimen dengan rancangan penelitian Randomized Control Group Only Design. Kelas sampel diambil secara random sampling dan diperoleh kelas X7 sebagai kelas eksperimen dan X10 sebagai kelas kontrol. Hasil penelitian menunjukkan nilai rata-rata hasil belajar siswa pada kelas eksperimen adalah 62,5 dan kelas kontrol adalah 54,12. Kedua kelas sampel terdistribusi normal dan homogen, maka uji hipotesis yang digunakan adalah uji t pada taraf signifikansi alpha = 0,05. Setelah dilakukan uji-t diperoleh t hitung sebesar 2,646 sedangkan t tabel sebesar 2,00, artinya t hitung > t tabel. Sehingga dapat disimpulkan bahwa dengan menggunakan strategi pembelajaran aktif tipe Questions Students Have dapat meningkatkan aktivitas belajar dan hasil belajar siswa lebih tinggi secara signifikan daripada pembelajaran konvensional pada materi Tata Nama Senyawa dan Persamaan Reaksi Kimia di Kelas X SMAN 7 Padang.
Keywords
QSH, pembelajaran aktif, Tata Nama Senyawa dan Persamaan Reaksi Kimia
Topic
Pembelajaran (EDU)
Corresponding Author
Apep Nurdiyanto
Institutions
Prodi Pendidikan Kimia, Jurusan Pendidikan MIPA, Fakultas Tarbiyah dan Keguruan, UIN Sunan Gunung Djati, Bandung, Indonesia
Abstract
TBL (Task-Based Learning) merupakan metode pembelajaran yang memberikan tugas peran yang berbeda kepada setiap siswa. Peran penting yang harus dijabarkan pada metode TBL yaitu perencana, pengumpul informasi, pengorganisir data, pendesain skema, penyiap percobaan dan penyaji. Metode TBL ini diterapkan pada sebuah penelitian supaya diketahui sejauh mana peran aktif siswa dalam pembelajaran penentuan indikator alam. Penelitian ini menggunakan metode penelitian kelas dengan subjek penelitian 30 orang siswa kelas XII IPA 2 SMA Mekar Arum Bandung. Instrumen yang digunakan adalah format observasi siswa beserta tugas peran dalam LKS. Pengolahan data dilakukan dengan mengidentifikasi format observasi siswa beserta tugas peran dalam LKS, setelah itu dikelompokkan atas dasar peran yang sama dan dihitung rata-rata nilai yang didapat dari tiap peran yang sama tersebut, kemudian hasilnya diubah ke dalam bentuk persen. Berdasarkan hasil penelitian diperoleh kesimpulan bahwa tugas peran penyiap percobaan mendapat persentase nilai paling tinggi yaitu 92 %, tugas peran perencana, pengumpul informasi, pengorganisir data dan pendesain skema mendapat persentase nilai antara 88-91%, dan tugas peran penyaji mendapat persentase nilai paling rendah yaitu 86 %.
Keywords
Metode TBL (Task-Based Learning), Keaktifan Siswa, Indikator Alam
Topic
Pembelajaran (EDU)
Page 3 (data 61 to 90 of 168) | Displayed ini 30 data/page
Featured Events
Embed Logo
If your conference is listed in our system, please put our logo somewhere in your website. Simply copy-paste the HTML code below to your website (ask your web admin):
<a target="_blank" href="https://ifory.id"><img src="https://ifory.id/ifory.png" title="Ifory - Indonesia Conference Directory" width="150" height="" border="0"></a>
Site Stats