Analisis Efisiensi Saluran Pemasaran Bunga Hortensia Sentra Produksi Desa Gobleg Kecamatan Banjar Kabupaten Buleleng Made Setena
Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Warmadewa
Abstract
Abstract Tanaman hortensia merupakan tanaman bunga yang prospektif untuk dikembangkan karena bunga hortensia selain sebagai tanaman hias juga digunakan sebagai sarana upacara adat di Bali yang dibutuhkan hampir setiap hari. Perkembangan harga bunga hortensia ditingkat produsen (petani) sangat berpluktuasi mulai dari harga terndah Rp 2.000,- sampai rp 25.000,-. Pemasaran bunga hortensia melibatkan beberapa lembaga pemasaran. seperti pedagang pengumpul, pedagang kecil, dan pengecer. Penelitian ini dilaksanakan dengan tujuan untuk: 1) mengetahui dan menganalsis saluran pemasaran bunga hortensia di Desa Gobleg, Kecamatan Banjar, Kabupaten Buleleng. 2) mengetahui dan menganalsis besarnya marjin pemasaran bunga hortensia, share biaya dan keuntungan lembaga pemasaran, serta sahare harga yang diterima petani pada masing-masing saluran pemasaran. Data yang dikumpulkan meliputi data primer dan skunder. Jumlah sampel sebanyak 29 petani sebagai responden dengan pertimbangan respondennya homogim dan 5 orang pedagang pengumpul, 5 pedagang kecil dan 15 pengecer sebagai informan. Penarikan sampel untuk prudusen (petani) menggunakan metode purposive sampling yaitu pemilihan responden secara sengaja berdasarkan wilayah dusun dan luas lahan. Informan diambil dari pedagang pengumpul sampai dengan pedagang kecil, pengecer dan konsumen akhir. Hasil penelitian menunjukkan bahwa ada empat model saluran pemasaran bunga hortensia, yaitu: Saluran I: PetaniPedagang PengumpulPedagang kecil Pengecer Konsumen; Saluran II: PetaniPedagang pengumpul Pedagang kecil Konsumen; Saluran III: PetaniPedagang pengumpul pengecer Konsumen. Marjin pemasaran terbesar diterima oleh pedagang pengumpul yaitu sebesar Rp 4.250,- dan terkecil diterima oleh pedagang kecil yaitu sebesar Rp 2,750,-. Biaya pemasaran tertinggi dikeluarka oleh pedagang pengumpul yaitu Rp 1.010,- per kg dan terendah petani yaitu Rp 170,- per kg. Keuntungan yang diperoleh masing-masing lembaga pemasaran adalah: petani Rp 2.930,- pedagang pengumpul Rp 3.240,- pedagang kecil Rp 2.480,- dan pengecer Rp 3.280,-. Tingkat efisiensi pemasaran di masing-masing lembaga pemasaran yaitu: petani sebesar 2%, pedagang pengumpul 9%, pedagang kecil 1% dan pengecer 1%. Saluran pemasaran yang paling banyak dipakai adalah saluran I yaitu sebesar 50% dan saluran pemasaran yang paling sedikit yaitu saluran IV sebesar 10%.
If your conference is listed in our system, please put our logo somewhere in your website.
Simply copy-paste the HTML code below to your website (ask your web admin):