Indonesia Conference Directory


<< Back

TEKTONIK DAN MINERALISASI BAUKSIT PULAU BINTAN
Yuri Yogaswara1,a) , Lilik Hendradjaja2,b)

1,2)Program Studi Magister Pengajaran Fisika
Departemen Fisika
Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam, Institut Teknologi Bandung,
Jl. Ganesha no. 10 Bandung, Indonesia, 40132

a) yogaswarayuri[at]students.itb.ac.id
b) hendrajaya3[at]gmail.com


Abstract

Tektonik dan Mineralisasi Bauksit Pulau Bintan, dikaji melalui studi literatur hasil penelitian, jurnal, paper dan buku referensi yang terkait. Data pendukung diperoleh dengan melakukan wawancara pada bagian eksplorasi dan pertambangan di Dinas Energi dan Sumber Daya Mineral (EDSM) Provinsi Kepulauan Riau, serta studi lapangan melalui observasi bekas tambang di 7 kecamatan yang ada di Kab. Bintan, yaitu Kec. Teluk Bintan, Kec. Bintan Timur, Kec. Bintan Pesisir, Kec. Sri Kuala Lobam, Kec.Gunung Kijang, Kec. Mantang, Kec. Sri Bintan dan di Kota Tanjungpinang yaitu di 3 kecamatan yaitu Kec. Tanjungpinang Timur, Kec. Bukit Bestari dan Kec. Tanjungpinang Kota. Semua daerah yang menjadi objek observasi masuk ke dalam provinsi Kepulauan Riau. Kajian dan kegiatan ini bertujuan untuk mengetahui bagimana tekonik terbentuknya Pulau Bintan dihubungkan dengan terjadinya mineralisasi bauksit yang ada di pulau tersebut. Hasil studi literatur menunjukan bahwa pembentukan Pulau Bintan mengikuti pembentukan struktur sumatra, yang digambarkan oleh van Bemmelen (1949) dan dalam hal lempeng tektonik oleh Hamilton (1979). Unsur struktural utama Sumatera dan Wilayah sekitarnya dihubungkan dengan subduksi sistem Sumatra, yaitu wilayah Backarc, membentang ke arah timur laut dari Barisan Pegunungan, melintasi Selat Malaka ke pantai timur Semenanjung Melayu, yang ditempati oleh cekungan sedimen Tersier. Mineralisasi bauksit di Pulau Bintan dikaitkan dengan metaluminous ke peraluminous vulkanik Arc Granit dari Sabuk Timur (Schwartzet al. 1995) sekitar 230 Ma (Cobbinget al. 1992). Dikaitkan granitoid dan mineralisasi dari mencairnya mantel litosfer sebagai akibat dari subduksi (Paleo-Tethys) kerak samudera, asimilasi puncak benua satuan batuan dan proses kristalisasi fraksional. Hasil observasi lapangan keterdapatan mineral yang ada dari 10 kecamatan diperoleh mineralisasi yang terdapat di pulau Bintan menurut stratigrafinya yaitu, pertama formasi Aluvial terdapat di Busung Kec. Sri Kuala Lobam, kedua formasi Goungon terdapat di Kawal Kec. Gunung Kijang, Tembeling Kec.Teluk Bintan, Pulau Kelong Kec. Bintan Pesisir, ketiga formasi Andesit terdapat di Km.44 Kec. Sri Bintan, keempat formasi Granit terdapat Dompak Kec. Bukit Bestari, Senggarang Kec. Tanjungpinang Kota, Air Raja Kec. Tanjungpinang Timur, Pulau Mantang Kec. Mantang, dan Wacopek Kec. Bintan Timur. Hal ini sesuai dengan peta Geologi lembar Tanjungpinang, Sumatera dari Pusat Penelitian dan Pengembangan Geologi oleh Kusnama dkk, 1994.

Keywords: Subduksi Sistem Sumatra, Mineralisasi Bauksit Pulau Bintan

Topic: Kebumian (EPS)

Link: https://ifory.id/abstract/wxCUdpctNzbH

Conference: Simposium Nasional Inovasi dan Pembelajaran Sains (SNIPS 2017)

Plain Format | Corresponding Author (Yuri Yogaswara)

Featured Events

<< Swipe >>
<< Swipe >>

Embed Logo

If your conference is listed in our system, please put our logo somewhere in your website. Simply copy-paste the HTML code below to your website (ask your web admin):

<a target="_blank" href="https://ifory.id"><img src="https://ifory.id/ifory.png" title="Ifory - Indonesia Conference Directory" width="150" height="" border="0"></a>

Site Stats