Indonesia Conference Directory


<< Back

List of Abstracts

Simposium Nasional Inovasi dan Pembelajaran Sains (SNIPS 2015)

Event starts on 2015.06.08 for 2 days in Bandung

http://portal.fi.itb.ac.id/snips2015 | https://ifory.id/conf-abstract/z4pZjcJkq

Page 7 (data 181 to 210 of 256) | Displayed ini 30 data/page

Penggunaan Sensor Inframerah MLX90614 untuk Pengukuran Suhu Tinggi secara Non-Kontak Berbasis Arduino dan Labview
Ni Putu Yuni N., Jesi Pebralia, Yunita Citra Dewi dan Hendro

Show More

Corresponding Author
Jesi Pebralia

Institutions
ITB

Abstract
Dalam kehidupan sehari-hari banyak ditemukan kejadian untukbisa mengetahui suhu suatu benda yang mempunyai suhu tinggi. Pengukuran secara kontak pada suhu tinggi sulit untuk dilakukan karena akan merusak alat ukur yang digunakan. Oleh sebab itu, telah dirancang detektor pengukur suhu secara non-kontak menggunakan sensor inframerah MLX90614 berbasis arduino dan labview. Setiap benda yang mempunyai suhu di atas 0o C dapat memancarkan radiasi inframerah. Sensor inframerah dapat mendeteksi radiasi inframerah yang dipancarkan oleh sebuah objek. Parameter yang diukur oleh sensor untuk menentukan suhu sebuah benda adalah emisivitas dan panjang gelombang pancaran radiasi inframerah. Arduino digunakan untuk mengolah dan membaca hasil pengukuran suhu yang dilakukan oleh sensor dan labview digunakan untuk menampilkan hasil pengukuran suhu dalam bentuk grafik.

Keywords
sensor inframerah MLX90614, suhu, non-kontak, arduino dan labview

Topic
Instrumentasi (INS)

Link: https://ifory.id/abstract/aY6ymgXdNDAT


penggunaan simulasi virtual dalam pembelajaran fisika di sekolah
Habibi, ahmad Busyairi

Show More

Corresponding Author
habibi esha

Institutions
Sekolah PascaSarjana -UPI

Abstract
Pembelajaran sains pada hakikatnya harus mencantumkan dua komponen penting, yaitu produk sains dan proses sains. Produk sains merupakan akumulasi antara hasil aktivitas empiris dan analisis para ilmuwan. Produk sains dihasilkan melalui proses penyelidikan ilmiah yang melibatkan sikap ilmiah dan proses sains. Sedangkan sains sebagai proses mencakup keterampilan-keterampilan dan sikap-sikap yang dimiliki oleh para ilmuan ketika melakukan penyelidikan fenomena-fenomena alam untuk menghasilkan produk sains. Fisika merupakan salah satu cabang dari ilmu sains. Oleh karena itu, proses pembelajaran fisika seharusnya tidak cukup hanya melalui pemaparan fakta-fakta ilmiah, prinsip-prinsip, hukum-hukum, maupun teori, tetapi juga menyangkut proses bagaimana pengetahuan itu diperoleh. Salah satu cara yang dapat dilakukan adalah melalui kegiatan eksperimen. Melalui kegiatan eksperimen, memungkinkan siswa untuk mengajukan pertanyaan, mengajukan hipotesis, membuat prediksi, menggunakan alat-alat untuk mengumpulkan dan menganalisis data, membuat kesimpulan, membangun argumen, mengkomunikasikan temuan dan menggunakan strategi penalaran luas yang melibatkan keterampilan berpikir kritis, kreatif, kausal dan berpikir logis Namun yang menjadi kendala dalam menerapkan metode eksperimen dalam pembelajaran adalah karena keterbatasan waktu dan kurangnya sarana laboratorium. Selain itu, pada prakteknya tidak semua materi sesuai apabila diterangkan dengan hanya menggunakan metode eksperimen seperti misalnya pada materi fisika yang bersifat abstrak, berbahaya dan objeknya sulit dibawa (ditampilkan) di ruang laboratorium. Ketika mempelajari konsep fisika yang bersifat abstrak dengan hanya menggunakan metode eksperimen, dikhawatirkan akan timbul miskonsepsi dalam pikiran siswa yang disebabkan karena siswa hanya bisa mengamati fenomena umum tanpa mengerti proses yang terjadi di dalamnya. Dengan demikian, dibutuhkan teknologi yang mampu memvisualisasikan materi fisika yang bersifat abstrak menjadi tampilan yang lebih nyata.

Keywords
simulasi virtual,pembelajaran,fisika

Topic
Pembelajaran (EDU)

Link: https://ifory.id/abstract/kVxeQrL4DT6z


Pengukuran Dosis Absolut Energi 6 MeV (Elektron) pada Pesawat Linac
Rini Shoffa, Eulis Sofi, Iin Musyfiqoh , Annisa Nur

Show More

Corresponding Author
Rini Shoffa Aulia

Institutions
UIN Sunan Gunung Djati Bandung

Abstract
Pengukuran dosis absolut energi 6 MeV (elektron) dilakukan untuk mendapatkan besarnya dosis serap energi elektron pada kedalaman maksimum (Dmax) menggunakan ionization chamber dengan energi nominal 6 MeV dari pesawat Linac. Dosis serap dari pesawat Linac yang dipancarkan diatur untuk 200 mU. Pengukuran dosimetri absolut dilakukan dengan menggunakan detektor ionisasi jenis plat parallel (Marcus Chamber). Pengukuran dosis serap dilakukan di dalam water phantom di kedalaman maksimum pada jarak sumber radiasi ke permukaan phantom 100 cm dengan lapangan radiasi yang dibentuk oleh aplikator yang berukuran 10 cm x 10 cm. Detektor diletakkan di dalam water phantom dengan temperatur 23�C dan tekanan udara selama pengukuran adalah 101,3 kPa dengan NDwq= 1.396 Gy/nc, lalu R50 = 2.425 g/cm� dan Rel.humidity = 50%. Perhitungan hasil pengukuran dilakukan dengan mengacu pada protokol IAEA, yang terdapat pada TRS 398. Hasil yang diperoleh menunjukkan dosis serap kedalaman referensi yaitu 0,582166 nc/mU, dan dosis serap Dmax sebesar 1,788 cGy/200mU.

Keywords
Linac, water phantom, dosis, TRS 398

Topic
Lain-lain (ETC)

Link: https://ifory.id/abstract/ZrKHfnNhLmXP


PENGUKURAN PERBEDAAN TEKANAN DAN LAJU ALIRAN BIOGAS PADA PIPA VENTURI MENGGUNAKAN GENERATOR BERBAHAN BAKAR BIOGAS UNTUK MENGHASILKAN ENERGI LISTRIK
Ni Ketut Lasmi, Alamta Singarimbun dan Wahyu Srigutomo

Show More

Corresponding Author
ketut lasmi

Institutions
Prodi Fisika, FMIPA, Institut Teknologi Bandung

Abstract
Biogas merupakan salah satu sumber energi terbarukan yang dapat mengatasi kesulitan masyarakat akibat naik turunnya harga BBM karena pencabutan subsidi oleh pemerintah. Energi terbarukan ini bisa segera diaplikasikan ke masyarakat dalam rangka pemenuhan keperluan energi nasional. Biogas merupakan energi alternatif yang dibuat dengan memanfaatkan kotoran sapi melalui proses anaerobik digestion. Sehubungan dengan hal ini, maka salah satu terobosan yang dilakukan dengan membuat alat pencampur biogas dan udara melalui pipa venturi satu fase(mengganti bensin dengan biogas) dengan menggunakan teori dasar mekanika fluida .Agar menghasilkan energi listrik yang baik maka terlebih dahulu diselidiki laju aliran biogas dengan flow meter, saat mengalir menuju alat pencampur biogas dan udara untuk menuju ruang bakar. Saat biogas keluar dari alat pencampur menuju ruang bakar, laju alirannya dibuat tetap sehingga menghasilkan perbedaan tekanan antara biogas dan udara. Dengan adanya beda tekanan ini maka terjadi pembakaran biogas sehingga dapat memutar generator listrik(genset) untuk memperoleh konversi energi dari biogas menjadi energi listrik yang dapat diaplikasikan sebagai alat penerangan masa depan

Keywords
Biogas, alat pencampur,konversi energi

Topic
Energi (ENG)

Link: https://ifory.id/abstract/LRQxkMTX9J6P


PENINGKATAN EFIKASI DIRI PESERTA DIDIK DALAM PEMBELAJARAN KIMIA SMA MELALUI TEKNIK JIGSAW II
WAWAN WAHYU

Show More

Corresponding Author
WAWAN WAHYU

Institutions
UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA (UPI) BANDUNG

Abstract
Efikasi diri peserta didik perlu dikembangkan dalam kegiatan pembelajaran. Efikasi diri merupakan prasyarat mutlak bagi peserta didik agar dapat menumbuhkan aktivitas dan kreativitasnya sehingga sangat penting untuk dikaji dan perlu mendapatkan perhatian serius. Tujuan utama penelitian ini adalah untuk meningkatkan efikasi diri peserta didik melalui penerapan Teknik Jigsaw II dalam kegiatan pembelajaran kimia. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah kuasi eksperimen dengan desain Pretest-Posttest Nonequivalent Control Group Design. Subyek penelitian sebanyak 79 peserta didik kelas XI IPA tahun pelajaran 2013/2014 di salah satu SMAN kota Padang, terdiri dari kelas eksperimen (n=40) dan kelas kontrol (n=39). Instrumen penelitian yang digunakan terdiri dari 3 jenis, yakni kuesioner efikasi diri (KED), pedoman wawancara (PW), dan lembar observasi (LO). Hasil penelitian menunjukkan bahwa efikasi diri peserta didik kelas eksperimen (N-gain rata-rata =0,61) lebih tinggi daripada kelas kontrol (N-gain rata-rata =0,41). Hasil wawancara menunjukkan bahwa peserta didik dan pendidik memberikan tanggapan yang positif terhadap penerapan Teknik Jigsaw II dalam pembelajaran kimia. Hasil observasi menunjukkan bahwa antusiasme belajar peserta didik cukup baik (rata-rata aktivitas=72,38). Oleh karena itu, disarankan bahwa efikasi diri peserta didik perlu dikembangkan lebih lanjut dalam kegiatan pembelajaran IPA pada topik dan jenjang yang berbeda.

Keywords
efikasi diri peserta didik, pembelajaran kimia, Teknik Jigsaw II

Topic
Pembelajaran (EDU)

Link: https://ifory.id/abstract/L2uPJpQAGMxj


Peningkatan Keterampilan Berpikir Kritis Siswa SMP Melalui Penerapan Levels of Inquiry pada Pembelajaran IPA Terpadu
Sahri Ramdan

Show More

Corresponding Author
Sahri Ramdan

Institutions
Universitas Pendidikan Indonesia

Abstract
Penelitian ini bertujuan untuk mendapatkan gambaran mengenai peningkatan keterampilan berpikir kritis siswa sebagai dampak penerapan levels of inquiry pada pembelajaran IPA Terpadu. Metode penelitian yang digunakan adalah quasy experiment dengan desain penelitian one group pretest-posttest. Subyek penelitian yaitu 34 orang siswa kelas VIII di salah satu SMP berbasis pondok pesantren modern di Kabupaten Tangerang. Instrumen penelitian yang digunakan adalah lembar keterlaksanaan pembelajaran dan tes keterampilan berpikir kritis berbentuk tes tertulis jenis pilihan ganda beralasan terkait konsep pembiasan cahaya dan alat indera penglihatan. Berdasarkan hasil penelitian diperoleh bahwa setelah pembelajaran levels of inquiry sebagian besar keterampilan berpikir kritis secara umum meningkat dengan kategori peningkatan sedang. Peningkatan tersebut diindikasikan oleh rata-rata skor gain yang dinormalisasi keterampilan berpikir kritis sebesar 0,52. Peningkatan tertinggi rata-rata skor gain yang dinormalisasi terjadi pada sub indikator menentukan suatu tindakan sebesar 0,74 dengan kategori tinggi, sub indikator mempertimbangkan kredibilitas suatu sumber sebesar 0,59 dengan kategori sedang, sub indikator membuat keputusan sebesar 0,56 dengan kategori sedang, sub indikator mendefinisikan istilah sebesar 0,41 dengan kategori sedang, dan sub indikator memfokuskan pertanyaan sebesar 0,29 dengan kategori rendah. Hasil-hasil ini menunjukkan bahwa penerapan levels of inquiry dalam pembelajaran IPA Terpadu dapat meningkatkan keterampilan berpikir kritis siswa.

Keywords
Levels of inquiry, berpikir kritis

Topic
Pembelajaran (EDU)

Link: https://ifory.id/abstract/JUZPVcD3Qw69


PENJELASAN FISIKA SEKOLAH MENENGAH TENTANG TSUNAMI ACEH 2004.
Ulil Azmi(a), Lilik Hendrajaya(b)

Show More

Corresponding Author
Ulil Azmi

Institutions
a. Pengajaran Fisika fakultas MIPA Institut Teknologi Bandung
Jalan Ganesha 10, Bandung 40132, Indonesia
b. Fisika fakultas MIPA Institut Teknologi Bandung
Jalan Ganesha 10, Bandung 40132, Indonesia

Abstract
Terjadinya gelombang Tsunami dapat dijelaskan melalui persamaan perambatan gelombang akibat pemberian energi awal atau kekekalan energi mekanik dari proses pelemparan massa air laut dalam jumlah besar. Cara kedua lebih mudah dipahami. Gelombang air Tsunami tidak merupakan gelombang permukan yang mempunyai rotasi retardasi ( membalik), tetapi merupakan " tranlasi " massa air. Kedalaman dasar samudra yang terdislokasi menentukan besarnya energi/massa yang dilemparkan. Ketika menerjang pantai gelombang akan merayap pantai landai dengan amplitudo tinggi, sedangkan jika pantai itu curam, gelombang akan terpantul balik. Fakta Tsunami 2004 sesuai teori tersebut.

Keywords
mekanisme , ciri dan perilaku gelombang

Topic
Inovasi (INV)

Link: https://ifory.id/abstract/jKeH2Ztf7TqN


Pentingnya Pendidikan Nilai dalam Pembelajaran Biologi
Dini Afriansyah

Show More

Corresponding Author
Dini Afriansyah

Institutions
UPI

Abstract
Pentingnya Pendidikan Nilai dalam Pembelajaran Biologi Dini Afriansyah Abstrak Penelitian ini bertujuan untuk menerapkan materi Biologi bermuatan nilai untuk meningkatkan prestasi siswa dan sikap dengan menggunakan penelitian eksperimen. Proses pembelajaran ini merupakan bagian dari model pembelajaran sains yang terintegrasi, yang merupakan upaya inovatif dalam pendidikan. Metodologi pembelajaran yang yang menggunakan pendekatan nilai didasarkan pada pemahaman nilai-nilai praktek, sehingga pembelajaran yang memiliki beberapa nilai, yang memberikan penguatan untuk penguasaan konsep, dan nilai-nilai kehidupan lainnya termasuk kognitif, psikomotor, dan afektif. Tujuannya tidak hanya untuk meningkatkan hasil belajar siswa, tetapi juga mengubah sikap siswa. Hasil penelitian menyimpulkan bahwa pembelajaran biologi dengan muatan lima nilai dapat meningkatkan penguasaan konsep pada materi Biologi, dan mengubah sikap siswa (kelompok eksperimen lebih tinggi dibandingkan kelompok kontrol). Proses pembelajaran dapat mendukung pelaksanaan KURTILAS dan tujuan pendidikan nasional. Kata-kata kunci: Pembelajaran Sains, Biologi, Nilai, Sikap dan Hasil belajar

Keywords
Pembelajaran Sains, Biologi, Nilai, Sikap dan Hasil belajar

Topic
Lain-lain (ETC)

Link: https://ifory.id/abstract/WuptKgxUqMTG


Penumbuhan Lembar Nano ZnO dengan Teknik Kimia-Mekanik
Horasdia Saragih

Show More

Corresponding Author
Horasdia Saragih

Institutions
Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam
Universitas Advent Indonesia
Jl. Kolonel Masturi No. 288 Parongpong
Bandung 40559

Abstract
Pada paper ini penumbuhan ZnO dalam bentuk lembaran berukuran nanometer dengan teknik kimia-mekanik, akan dilaporkan. Penumbuhan ZnO dalam bentuk lembaran berukuran nanometer ditujukan untuk dijadikan sebagai media ikat H2 berkerapatan tinggi dan aman pada suatu hydrogen storage, sehingga ke depan H2 akan dapat digunakan sebagai bahan bakar massal untuk berbagai kebutuhan. Parameter penumbuhan yang digunakan dan kaitannya dengan morfologi lembaran nano ZnO yang dihasilkan serta cacat permukaan yang terjadi, terutama akibat kekosongan oksigen, akan diterangkan.

Keywords
Lembaran Nano, ZnO, Kimia-Mekanik

Topic
Material (MAT)

Link: https://ifory.id/abstract/DMkNVjxYHG8U


PENURUNAN KADAR ION Fe2+ DENGAN VARIASI KONSENTRASI ZEOLIT ZSM-5 DAN LAMA PERENDAMAN
Lutfi Ulinuha1, Ana Hidayati Mukaromah2, Diah Heti S.3

Show More

Corresponding Author
Ana Hidayati Mukaromah

Institutions
S3 Chemistry ITB

Abstract
Besi (Fe) adalah logam dalam susunan unsur berkala termasuk logam golongan VIII B, dengan berat atom 55,85 g.mol-1, nomor atom 26, berat jenis 7.86 g.cm-3 dan mempunyai valensi 2 dan 3 (selain 1, 4, 6). Kadar besi dalam air tidak boleh melebihi 1,0 mg/L, karena dapat menimbulkan rasa, bau, menyebabkan air berwarna kekuningan, menimbulkan noda pada pakaian dan tempat berkembangbiaknya bakteri Creonothrinx. Penelitian ini bertujuan untuk mengkaji penurunan kadar Fe2+ menggunakan variasi konsentrasi Zeolit ZSM-5 dan lama waktu perendaman. Penelitian dilakukan di Laoratorium Kimia Fakultas Ilmu Keperawatan dan Kesehatan Universitas Muhammadiyah Semarang. Waktu penelitian dilaksanakan pada Bulan Januari � Mei 2015. Sampel penelitian menggunakan larutan baku Fe2+ dengan konsentrasi 50 ppm kemudian dilakukan perendaman menggunakan Zeolit ZSM-5 dengan variasi konsentrasi (0,25% b/v, 0,50% b/v, 0,75% b/v, 1,00% b/v) dan waktu perendaman (30 menit, 60 menit, 90 menit, 120 menit). Hasil penelitian diketahui waktu optimum menurunkan kadar Fe2+ adalah 60 menit pada konsentrasi zeolit ZSM-5 (0,25% b/v, 0,50% b/v, 0,75% b/v, 1,00% b/v ) berturut-turut dapat menurunkan kadar Fe2+ sebanyak 11,79%, 16,17%, 10,50% dan 22,28%. Kesimpulan dari penelitian ini adalah variasi konsentrasi dan lama perendaman Zeolit ZSM-5 paling optimum dalam menurunkan kadar Fe2+ adalah 1,00% b/v selama 60 menit dapat menurunkan kadar Fe2+ sebanyak 22,28%.

Keywords
Fe2+, zeolit ZSM-5, Variasi Koncentrasi, Waktu Perendaman

Topic
Material (MAT)

Link: https://ifory.id/abstract/JCW7bQFjGY2H


PENYELESAIAN PERSAMAAN DIFFERENSIAL ORDE DUA DENGAN METODE EULER PADA RANGKAIAN RLC
Trise Nurul Ain, Neny Kurniasih

Show More

Corresponding Author
Trise Nurul Ain

Institutions
Program Studi Magister Pengajaran Fisika
Institut Teknologi Bandung

Abstract
Hukum-hukum dasar fisika dibangun berdasarkan fakta ilmiah secara eksperimental. Hukum-hukum tersebut menghasilkan persamaan differensial ketika dihubungkan dengan konsep energi, massa atau momentum sistem. Osilasi teredam rangkaian RLC merupakan salah satu sistem fisis yang dibangun berdasarkan persamaan differensial biasa. Energi listrik di kapasitor dan energi magnetik di induktor berosilasi secara periodik. Resistor pada rangkaian mengubah kedua energi tersebut menjadi energi panas sehingga energi sistem berkurang secara terus menerus. Dengan memperbesar nilai R, muatan pada rangkaian akan lebih cepat habis oleh karena semakin besarnya energi yang diubah menjadi panas. Pengaruh nilai R pada redaman muatan ini dapat diamati secara langsung melalui simulasi grafik osilasi pada Ms. Excel. Pengaruh R pada muatan yang dapat diamati secara langsung tersebut dapat mempermudah siswa dalam memahami konsep rangkaian RLC. Pada simulasi ini, penyelesaian PDB dilakukan secara analitik dan secara numerik dengan menggunakan metode Euler. Hasil perhitungan secara numerik kemudian dibandingkan dengan solusi analitik untuk mengetahui error dan kestabilan hasil. Berdasarkan hasil yang telah diperoleh, didapatkan grafik Q terhadap t pada kedua metode yang hampir sama. Error metode analitik ditemukan membesar kemudian menurun. Ketidakstabilan hasil ini disebabkan karena metode Euler menggunakan segment garis lurus untuk memprediksi solusi, sementara persamaan differensial yang ingin dicari merupakan PDB orde dua yang menghasilkan kurva sinusoidal. Hasil yang lebih stabil dapat diperoleh dengan menggunakan metode-metode pengembangan metode Euler seperti metode Heun, metode Range-Kutta dan metode midpoint.

Keywords
metode Euler, osilasi, PDB, rangkaian RLC, solusi analitik, solusi numerik

Topic
Pembelajaran (EDU)

Link: https://ifory.id/abstract/wcG2peHM7kv3


Penyusunan Bahan Ajar IPBA Tentang Gerak Benda Langit Yang Mengakomodasi Kecerdasan Majemuk Siswa SMP
Toto Budianto, Dr. Winny liliawati, M.Si, Judhistira Aria Utama, M.Si, Taufik Ramlan Ramalis, M.Si

Show More

Corresponding Author
Toto Budianto

Institutions
DEPARTEMEN PENDIDIKAN FISIKA UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA

Abstract
Penelitian ini bertujuan menyusun bahan ajar Ilmu Pengetahuan Bumi Antariksa (IPBA) untuk siswa SMP yang dapat mengakomodasi kecerdasan majemuk siswa. Berdasarkan hasil penelitian awal, penulis mendapatkan bahwa siswa yang berada dalam satu kelas memiliki beragam jenis kecerdasan. Beragamnya jenis kecerdasan yang dimaksud adalah seperti dijelaskan Gardner (1983) bahwa siswa mempunyai delapan jenis kecerdasan yaitu kecerdasan linguistik, matematis-logis, visual, kinestetik, musikal, interpersonal, intrapersonal, dan naturalis. Melalui delapan jenis kecerdasan ini, setiap siswa mengakses informasi yang akan masuk ke dalam dirinya. Penyusunan bahan ajar IPBA yang mengakomodasi kecerdasan majemuk siswa diharapkan dapat membantu seluruh siswa yang memiliki jenis kecerdasan yang berbeda-beda untuk dapat menggali informasi mengenai Bumi dan Antariksa. Bahan ajar IPBA yang mengakomodasi kecerdasan majemuk disusun dengan sejumlah kegiatan siswa di dalamnya. Diantara kegiatan tersebut adalah eksperimen sederhana dan kegiatan diskusi siswa. Dengan melakukan eksperimen sederhana, seperti simulasi gerak rotasi dan revolusi, siswa yang memiliki kecerdasan kinestetik dan musikal diharapkan dapat memperoleh informasi mengenai materi IPBA. Adapun kegiatan diskusi siswa diperuntukkan untuk siswa yang memiliki jenis kecerdasan linguistik, intrapersonal dan interpersonal. Penjelasan materi dengan memberikan contoh fenomena yang sering dialami siswa menjadikan bahan ajar nyaman dibaca setiap siswa khususnya yang memiliki kecerdasan naturalis dan matematis-logis. Yang terakhir adalah kekayaan bahan ajar akan gambar-gambar dan foto-foto yang menjelaskan berbagai fenomena alam akan menarik minat baca dari siswa khususnya siswa dengan jenis kecerdasan visual. Dengan adanya berbagai kegiatan siswa, penjelasan konsep yang mempuni, dan dukungan gambar/foto yang juga mempuni, diharapkan menjadikan bahan ajar IPBA dapat mengakomodasi delapan jenis kecerdasan yang dimiliki siswa.

Keywords
Bahan Ajar IPBA, Kecerdasan Majemuk, Gerak Benda Langit

Topic
Pembelajaran (EDU)

Link: https://ifory.id/abstract/yV7RTNCcEnLA


Penyusunan Bahan Ajar IPBA Terintegerasi yang Mengakomodasi Kecerdasan Majemuk untuk Meningkatkan Penguasaan Konsep Struktur Bumi pada Siswa SMP
Mohamad Arif Rahmansyah (a*), Dr. Winny liliawati, M.Si (b), Judhistira Aria Utama, M.Si (c), Taufik Ramlan Ramalis, M.Si (d)

Show More

Corresponding Author
Mohamad Arif Rahmansyah

Institutions
Universitas Pendidikan Indonesia

Abstract
Ilmu Pengetahuan Bumi Antariksa (IPBA) teramat penting dan merupakan salah satu cabang ilmu dari pendidikan sains yang harus diberikan pada setiap tingkatan kelas atau jenjang pendidikan. Untuk menghasilkan lulusan yang berkualitas, khususnya lulusan yang ahli pada bidang ilmu pengetahuan bumi dan antariksa, maka perlu dilakukan sebuah penelitian yang bertujuan untuk menghasilkan sebuah produk bahan ajar yang dapat membantu pembelajaran IPBA untuk siswa SMP. Bahan ajar yang disusun adalah bahan ajar yang terintegrasi dan dapat mengakomodasi kecerdasan majemuk siswa. Bahan ajar IPBA yang Terintegrasi dengan disiplin ilmu terkait akan memantapkan pemahaman siswa pada suatu konsep. Berdasarkan hasil sebuah studi pendahuluan, diketahui bahwa siswa memiliki beragam jenis kecerdasan, keragaman kecerdasan siswa ini berdasarkan penelitian dari Gardner (1983) yang menunjukkan bahwa seorang siswa atau individu mempunyai delapan jenis kecerdasan yaitu kecerdasan linguistik, matematis-logis, spasial, kinestetik-jasmani, musikal, interpersonal, intrapersonal, dan naturalis. Bahan ajar yang dapat mengakomodasi semua kecerdasan itu dapat menyalurkan informasi kepada seluruh siswa sesuai dengan jenis kecerdasan yang dimiliki. Penelitian ini dilakukan dengan metode R&D (Research and Development) sesuai prosedur yang dikembangkan Sugiyono (2009). Objek penelitian adalah siswa kelas XI SMP di salah satu SMP di Kota Bandung.

Keywords
Bahan Ajar IPBA, Kecerdasan Majemuk, Struktur Bumi,

Topic
Pembelajaran (EDU)

Link: https://ifory.id/abstract/K7C28nT3WH4P


Penyusunan Bahan Ajar Tema Peramal Cuaca Sebagai Pembelajaran IPBA Terpadu SMP
Arman Abdul Rochman, Dr. Winny Liliawati, M.Si, Judhistira Aria Utama, M.Si, Taufik Ramlan Ramalis, M.Si.

Show More

Corresponding Author
Arman Abdul Rochman

Institutions
Departemen Pendidikan Fisika. Universitas Pendidikan Indonesia.

Abstract
Ilmu Pengatahuan Bumi dan Antariksa (IPBA) mungkin lebih dikenal dengan Earth and Space ini sempat menjadi mata pelajaran SMP pada kurikulim tahun 1975 hingga 1994 dipecah dan dilebur pada mata pelajaran Georagfi dan Fisika. Uji TIMSS (Trend Internasional Mathematics and Science Study) untuk k-8(usia 12-14) yang diikuti Indonesia dalam bidang sains pada tahun 1999, 2003 dan 2007 selalu memproleh nilai dibawah rata-rata dengan peringkat sangat rendah. Uji lapangan yang dilakukan di dua sekolah di wilayah Bandung menunjukan penguasaan konsepsi siswa hanya sekitar 32% dari materi IPBA yang terdapat di pelajaran IPA dan IPS khususnya dalam bidang Atmosfer. Mayoritas siswa berminat dalam mempelajari IPBA lebih dalam karena dapat dijumpai fenomenanya. Pengambilan tema Peramal Cuaca dimaksudkan pembelajann agar lebih terarah dalam satu tema serta siswa diharapkan mempunyai kompetensi yang bisa dipakai siswa di kehidupan sehari-hari. Tahap pertama penilitian dilakukan dengan pengambilan data penguasaan konsep dan ketertarikan siswa dalam pembelajaran peramal cuaca. Dilanjutkan pengumpulan materi atmosfer, meteorologi dan klimatologi desain keterpaduan Model Webbed dengan materi IPBA sebagai pusat materi dibangun dan dapat dikaitkan dengan pengembangan materi pada Standar Isi. Proses uji bahan ajar dilakukan dengan uji (judgement) oleh beberapa dosen terkait dan uji rumpang skala kecil. Setelah tahap ini dilanjutkan pada tahap uji rumpang skala besar. Uji rumpang yang dilakukan diharapkan akan positif, karena ditekankan pada uji konsep pemahaman siswa. Bahan Ajar ini bisa dijadikan pegangan guru ataupun siswa untuk mempelajari IPBA pada tema Atmosfer dan Cuaca ataupun Pengayaan IPA di sekolah. Pengembangan bahan ajar ini diharapkan menjadi salah satu dasar pegembangan kurikulum agar pembelajaran IPBA dapat dinikmati kembali oleh siswa-siswi di Indonesia.

Keywords
Bahan Ajar, IPBA Terpadu, SMP, Atmosfer

Topic
Pembelajaran (EDU)

Link: https://ifory.id/abstract/TNA9KUbm7G6n


PERANCANGAN ALAT PENGAMATAN GERAK PARTIKEL GRANULAR DALAM DRUM PSEUDO-DUA DIMENSI YANG BERPUTAR VERTIKAL
Yulia (a*), Yopy Mardiansyah (b), Mairizwan (b), Dadang Suhendra(b), Suprijadi (b), Sparisoma Viridi (b)

Show More

Corresponding Author
Yulia -

Institutions
a)Jurusan Fisika, Institut Teknologi Bandung
Jalan Ganesha 10, Bandung 40132, Indonesia
*li.yu2[at]gmail.com

b)Jurusan Fisika, Institut Teknologi Bandung
Jalan Ganesha 10, Bandung 40132, Indonesia

Abstract
Telah dilakukan penelitian mengenai perancangan dan pembuatan alat untuk pengamatan gerak partikel granular dalam drum pseudo-dua dimensi yang berputar vertikal . Alat ini mengahasilkan gerakan partikel bed yang sama dengan gerakan partikel butiran pada rotary kiln. Alat ini terdiri dari dua bagian utama yaitu penyampur material dan sensor kecepatan rotasi. Pencampur material terdiri dari motor DC, wadah pemutar, dan tiang penyanggah. Sedangkan sonsor kecepatan rotasi berupa optocoupler yang diprogram dengan mikrokontroler. Optocopler bekerja berdasarkan cahaya yang diterima. Data masukan dari sensor ini diproses oleh mikrokontroler sehingga menghasilkan kecepatan rotasi per menit (RPM) yang ditampilkan pada LCD. Untuk menghasilkan gerakan partikel yang berbeda, tegangan masukan motor dan divariasikan. Kecepatan rotasi pada bentuk gerakan tertentu ditampilkan pada LCD. Kecepatan rotasi yang berbeda menghasilkan gerakan partikel bed yang berbeda.

Keywords
Gerakan partikel granular, rotating drum, sensor kecepatan rotasi

Topic
Instrumentasi (INS)

Link: https://ifory.id/abstract/XB4aHymPQgLv


PERANCANGAN ALAT PERAGA PERUBAHAN WUJUD ZAT DARI LIMBAH GELAS PLASTIK MENJADI SUMBER ENERGI ALTERNATIF
Mohamad Amin*, Euis Sustini

Show More

Corresponding Author
Mohamad Amin

Institutions
Institut Teknologi Bandung

Abstract
Perubahan wujud zat adalah perubahan dari satu fase benda ke keadaan wujud zat yang lain. Perubahan wujud zat karena peristiwa pelepasan dan penyerapan kalor. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode eksperimen untuk merancang dan membuat sebuah bejana untuk proses perubahan wujud zat, mengetahui lama waktu yang diperlukan untuk meleburkan plastik didalam bejana dengan panas yang konstan, dan mengetahui temperatur maksimum yang diperlukan untuk meleburkan seluruh plastik dalam bejana. Eksperimen ini menggunakan gelas plastik yang dipanaskan didalam bejana proses perubahan wujud dimana untuk tekanan didalam bejana diukur dengan menggunakan manometer dan suhu didalam bejana diukur dengan menggunakan termokopel. Dalam eskperimen ini telah berhasil dibuat satu unit bejana proses perubahan wujud zat. Dengan menggunakan bejana perubahan wujud zat ini diperoleh lama waktu yang diperlukan untuk meleburkan 0,5 Kg plastik didalam bejana dengan panas yang konstan yaitu (pm ) 120 menit, dan temperatur maksimum yang diperlukan untuk meleburkan seluruh plastik dalam bejana (250^0 C ). Hasil dari peleburan ini berupa cairan yang mudah terbakar, sehingga dapat digunakan sebagai salah satu sumber energi alternatif.

Keywords
Alat Peraga Perubahan Wujud Zat, Energi Alternatif

Topic
Energi (ENG)

Link: https://ifory.id/abstract/emaxMWUfGwQ9


PERANCANGAN ALAT UKUR TINGKAT KERUSAKAN MINYAK GORENG MENGGUNAKAN PRINSIP PENYERAPAN MEDAN ELEKTROMAGNETIK YANG DIKARAKTERISASI TERHADAP KADAR PEROKSIDA
Maizal Isnen, Tulus Ikhsan Nasution, Bisman Perangin-angin

Show More

Corresponding Author
Maizal Isnen

Institutions
Departemen Fisika, Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam, Univeritas Sumatera Utara

Abstract
Suatu identifikasi pada perubahan kualitas minyak goreng telah dilakukan dengan mengidentifikasikan perubahan bilangan peroksida yang mana telah diikuti oleh perubahan konstanta dielektrik dan ditunjukkan oleh perubahan tegangan yang terjadi pada sensor. Sensor dibentuk dari dua keping sejajar yang bekerja menggunakan prinsip perambatan gelombang elektromagnetik. Pengamatan telah dilakukan dengan mengukur pelemahan amplitudo gelombang akibat interaksi sampel minyak goreng terhadap sensor. Dalam hal ini plat sejajar terhubung ke osilator pembangkit gelombang sinusoidal. Menggunakan frekuensi 700 kHz, sensor telah menunjukkan tegangan listrik yang berbeda untuk setiap sampel yang berbeda. Pengujian dilakukan terhadap lima sampel minyak yang telah dioksidasi pada temperatur tetap 235oC selama 0, 5, 10, 15, dan 20 menit. Hasil pengujian dengan metode iodometri berturut-turut menunjukkan bilangan peroksida 1,99, 9,95, 5,96, 11,86, 15,92 meq/kg dengan tren grafik naik. Sementara itu, hasil pengujian terhadap sistem sensor berturut-turut menunjukkan nilai tegangan 1,13948, 1,14778, 1,16559, 1,17315, 1,17608 volt dengan tren grafik naik. Artinya, telah didapat suatu hubungan bahwa semakin tinggi tingkat kerusakan minyak maka akan ditunjukkan dengan tegangan sensor yang tinggi pula. Perubahan pada tegangan sensor juga disebabkan oleh perubahan konstanta dielektrik pada minyak, yang mana proses pemanasan menyebabkan kerusakan struktur molekul minyak tersebut. Semakin rusak strukturnya menyebabkan semakin sulitnya molekul minyak tersebut mengalami polarisasi dan ini ditunjukkan dengan semakin kecilnya konstanta dielektrik. Sehingga aliran arus listrik semakin kecil namun tegangan sensor semakin besar. Dengan kata lain, semakin tinggi tegangan sensor maka semakin rendah konstanta dielektriknya. Konstanta dielektrik yang rendah menunjukkan bilangan peroksida dan tingkat kerusakan minyak yang tinggi.

Keywords
medan listrik, peroksida, sensor, dielektrik, kualitas minyak goreng.

Topic
Instrumentasi (INS)

Link: https://ifory.id/abstract/EpLAH4yFufbJ


PERANCANGAN SENSOR LINGKUNGAN BERBASIS PEMANDU GELOMBANG BERUPA MICRORING RESONATOR DENGAN VARIASI DIAMETER DAN INDEKS BIAS MENGGUNAKAN PROGRAM CST
Muhammad zakaria, Dadin Mahmudin, Lilik Hasanah

Show More

Corresponding Author
Muhammad Zakaria

Institutions
Universitas Pendidikan Indonesia

Abstract
Perancangan sensor lingkungan berbasis pemandu gelombang Microring Resonator ini telah banyak di lakukan. Material yang digunakan adalah bahan polimer jenis polymide loss free, yang divariasikan dengan SiO2. Desain dilakukan dengan cara mensketsa dan mensimulasikan struktur Microring resonator di program Computer Simulation Technology (CST) dengan memvariasikan diameter pada Microring Resonator sebesar 8 μm, 10 μm, dan 12 μm sehingga akan terdeteksi perubahan puncak transmitasi setiap diameternya dengan lebar sensing waveguide dibuat tetap 1 μm.

Keywords
CST, Microring Resonator, waveguide.

Topic
Komputasi dan Pemodelan (COM)

Link: https://ifory.id/abstract/nvDtmLrwqMeb


PERBANDINGAN AKTIFITAS SISWA DAN GURU DALAM PEMBELAJARAN ARGUMENT DRIVEN INQUIRY DAN INQUIRY TERBIMBING PADA PEMBELAJARAN IPA TERPADU KELAS VII
Yuli Andriani*(1) Riandi(2)

Show More

Corresponding Author
Yuli Andriani

Institutions
(1)Mahasiswa Program Studi Pendidikan IPA, Sekolah Pascasarjana Universitas Pendidikan Indonesia (UPI), Bandung, Indonesia (2)Dosen Program Studi Pendidikan IPA, Sekolah Pascasarjana Universitas Pendidikan Indonesia (UPI), Bandung, Indonesia

Abstract
Keaktifan siswa dalam pembelajaran di kelas merupakan salah satu hal yang penting, karena siswa diharuskan untuk lebih aktif dibandingkan guru. Siswa diharapkan dapat menjadi subjek dalam proses pembelajaran, bukan menjadi objek yang hanya menerima pengetahuan. Penelitian ini merupakan penelitian deskriptif yang ingin menggambarkan bagaimana aktifitas siswa dan keterlaksaan tahapan pembelajaran yang dilakukan oleh guru dalam pembelajaran dengan menggunakan pembelajaran inquiry terbimbing yang biasa mereka lakukan saat kegiatan praktikum pada pembelajaran IPA sehari-hari dengan aktifitas siswa dengan pembelajaran Argument Driven Inquiry yang secara khusus dirancang untuk melatihkan siswa dalam membuat argumen dan memiliki waktu yang lebih untuk kegiatan refleksi dibandingkan kegiatan inquiry biasa. Penelitian ini dilakukan pada siswa SMP kelas VII di salah satu SMP Negeri di kabupaten Garut dengan jumlah sampel 66 orang yang dibagi kedalam dua kelas yang menggunakan dua pembelajaran tersebut. Penelitian ini menggunakan lembar observasi, wawancara dan catatan lapangan sebagai instrumen penelitian. Hasil penelitian menunjukan bahwa aktifitas siswa dalam pembelajaran Argument Driven Inquiry lebih tinggi jika dibandingkan aktifitas siswa pada pembelajaran Inquiry terbimbing. Dari lembar observasi diperoleh rata-rata aktifitas siswa pada pembelajaran Argument Driven Inquiry selama empat pertemuan besar 94% sedangkan pada pembelajaran Inquiry terbimbing rata-rata aktifitas siswa selama empat pertemuan hanya 83% dan untuk keterlaksanaan pembelajaran yang dilakukan guru untuk pembelajaran Argument Driven Inquiry selama empat pertemuan adalah 97% dan untuk pembelajaran Inquiry terbimbing adalah 95%. Sedangkan dari wawancara dan catatan lapangan diperoleh kekurangan dan kelebihan masing-masing kegiatan pembelajaran diantaranya salah satu kelebihan pembelajaran Argument Driven Inquiry adalah adanya sesi argumentasi dengan menggunakan teknik Round Robin.

Keywords
Aktifitas siswa, Aktifitas Guru, Argument Driven Inquiry,Inquiry terbimbing

Topic
Pembelajaran (EDU)

Link: https://ifory.id/abstract/PDcV2MBGhf48


PERBANDINGAN KEMAMPUAN PENYUSUNAN STRUKTUR MATERI SUBJEK FOTOSINTESIS GURU BIOLOGI PEMULA DAN GURU BERPENGALAMAN
Robi Bhakti Awaludin (a*), Ari Widodo (b), Widi Purwianingsih (c)

Show More

Corresponding Author
Robi Bhakti Awaludin

Institutions
a) Program Magister Pendidikan Biologi Sekolah Pascasarjana UPI
Jl Dr Setiabudi no 229 Bandung
*robi_awaludin[at]yahoo.com
b) Ketua program doktoral Pendidikan IPA sekolah Pascasarjana UPI
Jl Dr Setiabudi no 229 Bandung
c) Ketua Program studi Biologi Jurusan Pendidikan Biologi UPI
Jl Dr Setiabudi no 229 Bandung

Abstract
Materi subjek fotosintesis yang disajikan guru kepada siswa merupakan hal yang penting dalam pembelajaran sehingga harus terstruktur dan berurutan. Mulai dari penjelasan konsep sel tumbuhan, penemuan teori, reaksi fotosintesis, distribusi hasil, serta faktor-faktor fotosintesis. Penelitian relevan terhadap struktur materi guru pemula memiliki konten yang baik dalam memahami karakteristik pengajaran fotosintesis, struktur kimiawi fotosintesis, organel spesifik fotosintesis sehingga dapat mengatasi miskonsepsi siswa. Guru berpengalaman menekankan fotosintesis sebagai penyedia makanan dan oksigen bagi kesintasan kehidupan di bumi, menekankan persamaan fotosintesis, serta transfer energi matahari menjadi energi kimia. Penelitian ini dilakukan untuk mendeskripsikan perbandingan kemampuan penyusunan skema penyajian materi fotosintesis guru pemula dan guru berpengalaman ditinjau dari jumlah konsep, kesesuaian konsep dengan skema rujukan serta keterkaitan antar konsep. Metode penelitian yang dilakukan adalah metode deskriptif. Subjek penelitian adalah sepuluh guru biologi pemula dan sepuluh guru biologi berpengalaman di Bandung raya. Penentuan guru sebagai sampel dilakukan dengan teknik purposive sampling. Materi fotosintesis yang disajikan guru adalah materi kelas VII. Data diperoleh dengan cara, guru membuat skema penyajian materi fotosintesis kelas VII, kemudian dilanjutkan dengan wawancara semi terstruktur. Kesesuaian skema yang dibuat guru dibandingkan dengan skema rujukan ahli. Hasil penelitian menunjukkan bahwa rata-rata jumlah konsep guru pemula yaitu 26 dan guru berpengalaman yaitu 26. Rata-rata kesesuaian skema buatan guru dengan skema rujukan, guru pemula yaitu 74,8% dan guru berpengalaman yaitu 70%. Rata-rata jumlah keterkaitan antar konsep guru pemula yaitu 30,4 dan guru berpengalaman yaitu 29,4.

Keywords
Skema penyajian materi, fotosintesis, guru pemula, guru berpengalaman

Topic
Pembelajaran (EDU)

Link: https://ifory.id/abstract/8DQbFX7eraLU


Perbandingan Komposit Serat Alam dan Epoksi Murni melalui Uji Tarik dengan Bahan Serat Jute sebagai Serat Alam
Rahmat Firman Septiyanto, Akbar Hanif Dawam Abdullah

Show More

Corresponding Author
Rahmat Firman Septiyanto

Institutions
Univeristas Sultan Ageng Tirtayasa, LIPI Pusat Penelitian Fisika Bandung

Abstract
Penelitian komposit dengan matriks epoksi berpenguat serat jute dengan penyususnan 3 lapis simetri dan epoksi murni telah dilakukan. Komposit epoksi berpenguat serat jute tersebut dilakukan pengujian tarik untuk mengetahui sifat mekanik. Sifat mekanik tersebut meliputi: kekuatan tarik, pertambahan panjang, dan kekuatan tarik spesifik. Kekuatan tarik komposit epoksi berpenguat serat jute 3 lapis simetri sebesar 45,961%. Pertambahan panjang sebesar 8,9278%. Kekuatan tarik spesifik tertinggi pada komposit epoksi berpenguat serat jute 3 lapis simetri sebesar 42,517 MPa/g.cm-3. Selain itu dibuat epoksi murni sebagai pembanding. Jika dibandingkan komposit epoksi berpenguat serat jute dengan epoksi murni maka kekuatan tarik rata-rata komposit epoksi berpenguat serat jute masih belum bisa menyamai. Dengan adanya gabungan antara serat jute dan epoksi murni (komposit) memberikan manfaat pada sifat mekanik pada material tersebut.

Keywords
epoksi, jute, komposit, uji tarik, kekuatan tarik

Topic
Material (MAT)

Link: https://ifory.id/abstract/F3jrZAecfPWD


Perbandingan Kurva Resistivitas Semu pada Metode Geolsitrik Metode Pencerminan Bayangan dan Solusi Fungsi Bessel
Asep Saefullah, Wahyu Srigutomo

Show More

Corresponding Author
Asep Saefullah

Institutions
Fisika Bumi dan Sistem Kompleks, Fakultas Matematika dan Ilmu pengetahuan alam, Institut Teknologi Bandung

Abstract
Metode perncerminan bayangan dapat dimanfaatkan untuk memperoleh persamaan resistivitas semu pada metode geolistrik untuk kasus bumi dua lapisan. Metode ini bekerja dengan menggangap lapisan horizontal bumi sebagai cermin. Sumber arus listrik pada permukaan bumi akan mengalami pemantulan dan menghasilkan sumber-sumber arus listrik baru. Potensial listrik di permukaan bumi merupakan hasil penjumlahan potensial yang dihasilkan sumber-sumber arus listrik hasil pemantulan. Dari persamaan potensial listrik, nantinya akan diperoleh persamaan resistivitas semu untuk bumi dua lapisan. Persamaan resistivitas semu juga dapat diperoleh memanfaatkan hubungan integral dari teori fungsi Bessel dalam koordinat selinder. Berdasarkan kedua persamaan resistivitas semu tersebut, akan akan dilakukan perbandingkan dan analisa kurva resistivitas semu pada masing-masing metode. Perbandingan kurva resistivitas akan diterapkan pada dua konfigurasi metode geolistrik, yaitu konfigurasi Schumberger dan konfigurasi Wenner.

Keywords
Kurva resistivitas semu, metode geolistrik, metode pencerminan bayangan, fungsi Bessel.

Topic
Kebumian (EPS)

Link: https://ifory.id/abstract/KYdvLUXeNRp6


Perbandingan Peningkatan Kemampuan Penalaran Matematis antara Siswa yang Mendapat Pembelajaran Berbasis Masalah dengan Pembelajaran Penemuan Terbimbing
Marfi Ario

Show More

Corresponding Author
Marfi Ario

Institutions
Prodi Pendidikan Matematika, Universitas Pendidikan Indonesia (UPI)
Jl. Dr. Setiabudhi No. 229, Bandung 40154, Indonesia
marfiario[at]gmail.com

Abstract
Penelitian ini bertujuan untuk menelaah peningkatan kemampuan penalaran matematis antara siswa yang mendapat pembelajaran berbasis masalah dengan siswa yang mendapat pembelajaran penemuan terbimbing. Penelitian ini merupakan penelitian quasi experiment dengan desain penelitian the pretest-post-tes two treatment design. Populasi dalam penelitian ini adalah siswa kelas XI salah satu SMK di Pekanbaru. Sampel pada penelitian ini adalah 76 siswa yang berasal dari dua kelas. Pengambilan sampel menggunakan teknik purposive sampling. Instrumen yang digunakan berupa soal tes kemampuan penalaran matematis. Temuan pada penelitian ini adalah: (1) peningkatan kemampuan penalaran matematis siswa yang mendapat pembelajaran berbasis masalah lebih baik daripada peningkatan kemampuan penalaran matematis siswa yang mendapat pembelajaran penemuan terbimbing; (2) terdapat perbedaan peningkatan kemampuan penalaran matematis siswa ditinjau dari kategori Kemampuan Awal Matematis (KAM) siswa; (3) tidak terdapat interaksi antara model pembelajaran dan kategori KAM terhadap peningkatan kemampuan penalaran matematis siswa; (4) ditinjau dari KAM siswa, peningkatan kemampuan penalaran matematis siswa yang mendapat pembelajaran berbasis masalah dengan siswa yang mendapat pembelajaran penemuan terbimbing hanya berbeda pada kategori KAM sedang.

Keywords
penalaran, pembelajaran berbasis masalah, penemuan terbimbing, KAM.

Topic
Pembelajaran (EDU)

Link: https://ifory.id/abstract/6KyNAnt9JE8C


Perhitungan Energi Elektrostatik Madelung untuk Bidang (100), (110), dan (001) dari Kristal Perovskite Metal Halida
Briandhika Utama, Yusuf Bayu Wicaksono, Sholehhudin Al Ayubi, Fandi Walio, Rahmat Hidayat

Show More

Corresponding Author
Briandhika Utama

Institutions
Program Studi Fisika, Institut Teknologi Bandung, Bandung, Indonesia

Abstract
Beberapa kristal terbentuk oleh ikatan ionik dan strukturnya dapat bersifat stabil, seperti halnya pada garam NaCl. Bentuk struktur kristal dan kestabilannya bergantung pada total energi elektrostatiknya, yang dikenal sebagai energi Madelung. Total energi tersebut diperoleh dengan menghitung energi potensial dari keseluruhan pasangan dua ion bertetangga dalam kristal yang ditinjau, baik yang saling bersebelahan maupun yang tidak bersebelahan secara langsung. Karena sifat perhitungannya itu, perhitungan secara analitik biasanya hanya dapat diperoleh untuk kristal satu dimensi saja, seperti dalam kebanyakan buku teks Zat Padat. Dalam makalah ini kami menunjukkan perhitungan secara numerik dari energi Madelung itu untuk kristal yang kompleks, yakni seperti perovskite metal halida, yang memiliki struktur CH3NH3PbX3. Pemahaman akan energi Madelung dalam kristal ini sangat diperlukan karena kristal ini mudah terbentuk tetapi bersifat tidak stabil. Pada tahap ini, untuk mempermudah, perhitungan energi Madelung dilakukan untuk bidang (100), (110), dan (001) saja. Hasil perhitungan menunjukkan nilai energi Madelung untuk tiap bidang berbeda dan ada hubungan antara energi Madelung dengan jumlah unit sel. Bidang (100) dan (001) memiliki nilai energi Madelung negatif, menandakan struktur bidang ini stabil dan seiring bertambahnya unit sel akan semakin stabil. Sementara bidang (110) memiliki nilai energi Madelung positif, menandakan ketidakstabilan struktur dan semakin bertambahnya unit sel akan menjadi semakin tidak stabil. Kestabilan tertinggi dimiliki oleh bidang (001) karena energi Madelungnya paling negatif.

Keywords
energi Madelung, kristal, perovskite metal halida, zat padat

Topic
Material (MAT)

Link: https://ifory.id/abstract/7zXPmNeKufaL


Perhitungan Neutronik Teras Homogen dari High Temperature Gas Cooled Reactor (HTGR) dengan Bahan Bakar Uranium Nitrida
Ratna Dewi Syarifah, Indah Rosidah Maemunah, Zaki Suud

Show More

Corresponding Author
Ratna Dewi Syarifah

Institutions
Nuclear Physics and Biophysics Research Division, Physics Department,
Faculty of Mathematics and Natural Science, Bandung Institute of Technology
Jalan Ganesha 10, Bandung 40132, Indonesia

Abstract
HTGR (High Temperature Gas Cooled Reactor) adalah salah satu reaktor nuklir berpendingin gas yang menawarkan keuntungan dalam produksi hidrogen, ramah lingkungan karena tidak menghasilkan karbondioksida, sulfur, dan nitrogen oksida yang mencemari lingkungan. HTGR didesain dengan menggunakan bahan bakar keramik yang di suport oleh inherent safety dari HTGR. Bahan bakarnya berbentuk tristruktural-isotropic (TRISO). TRISO terdiri dari kernel bahan bakar terbentuk dari UOX, UC atau UCO di tengah-tengahnya. Pada penelitian ini dilakukan analisis perhitungan neutronik teras homogen HTGR dengan bahan bakar uranium nitride (UN). Bahan bakar yang digunakan dalam penelitian ini berbentuk block/prismatic TRISO. Desain reaktor yang diteliti berdaya 30MWt dengan menggunakan hexagonal cell untuk geometri pin bahan bakarnya. Perhitungan neutroniknya dihitung dengan menggunakan kode SRAC (Standard thermal reactor analysis code) yang dikembangkan oleh JAERI, Jepang dan JENDL 3.2 sebagai database nuklirnya. SRAC melakukan perhitungan dari pin sel bahan bakar, kemudian setelah data yang didapatkan sudah homogen, akan dilanjutkan perhitungan teras bahan bakar (CITATION). Burn-up dilakukan selama 660 hari pada variasi enrichment bahan bakar 2%, 3%, dan 4%, dengan dimensi teras R, θ, dan Z, dan menggunakan teras yang homogen. Dari hasil perhitungan, k-eff terbaik yang didapatkan pada enrichment 4% dengan nilai k-eff 1,0705 di beginning of life nya. Hasil perhitungan distribusi daya arah radial dan aksialnya untuk enrichment 3% dan 4% mendapatkan hasil yang tidak jauh berbeda.

Keywords
HTGR, uranium nitrida, k-eff, prismatic, triso, burn up

Topic
Energi (ENG)

Link: https://ifory.id/abstract/kxPZXRNHnGFK


Potensi Minyak Kelapa sebagai Media Penyimpan Kalor Laten pada Proses Solidifikasi
Widya Arisya Putri, Inge Magdalena

Show More

Corresponding Author
Widya Arisya Putri

Institutions
Institut Teknologi Bandung

Abstract
Masyarakat Indonesia masih memiliki ketergantungan yang tinggi pada energi yang bersumber dari fosil, namun perkembangan energi baru dan terbarukan masih belum signifikan. Indonesia kaya akan sumber daya alam. Banyak dari sumber daya alam ini yang dapat dimanfaatkan sebagai sumber energi terbarukan. Salah satunya adalah minyak kelapa. Minyak kelapa dengan rumus kimia CH3(CH2)2n. COOH memiliki sifat-sifat fisis yang dapat digunakan sebagai bahan baku pengaplikasian penyimpan energi termal yang dalam skala besar dapat menggantikan fungsi kerja air conditioner sehingga dapat menurunkan konsumsi energi listrik di Indonesia. Untuk itu dilakukan penelitian yang bertujuan untuk menghitung persentase kalor yang dilepas selama proses solidifikasi. Perhitungan kalor dilakukan dengan menggunakan metode perhitungan luasan grafik dan dengan menggunakan persamaan kalor untuk fase sensibel cair (fase I), fase transisi cair-padat (fase II), dan fase sensibel padat (fase III) pada 3 buah termometer etanol. Dari penelitian yang dilakukan didapatkan persentase menggunakan perhitungan luasan grafik pada termometer I, termometer II, dan termometer III untuk masing-masing fase I, fase II, dan fase III berturut-turut adalah 19,86%, 63,64%, 16,50% ; 13,93%, 62,52%, 23,55% ; dan 15,89%, 67,86%, 16,25%. Sedangkan persentase menggunakan persamaan kalor pada termometer I, termometer II, dan termometer III untuk masing-masing fase I, fase II, dan fase III berturut-turut adalah 7,17%, 88,35%, 4,48% ; 3,55%, 87,57%, 8,88% ; dan 4,44%, 87,57%, 7,99%. Dari data tersebut tampak bahwa minyak kelapa memiliki potensi penyimpan kalor paling besar pada fase laten.

Keywords
sistem penyimpan energi termal, kalor sensibel, kalor laten, minyak kelapa

Topic
Energi (ENG)

Link: https://ifory.id/abstract/ytpZv7jXL94k


Potensi Polisakarida Kapang Endofitik Aspergillus sp1 dari Terumbu karang Seroja kol Sebagai Sumber Antioksidan
Yoice Srikandace

Show More

Corresponding Author
Yoice Srikandace

Institutions
LIPI-P2 Kimia Bandung

Abstract
Kapang endofitik Aspergillus sp1 yang bersimbiosis dengan biota laut sejenis terumbu karang Seroja kol asal Pameungpek, Garut, Jawa Barat telah berhasil diisolasi. Kapang tersebut diisolasi, dipurifikasi dan disimpan sebagai kultur dengan media Potato Dextrose Agar. Produksi polisakarida dari kapang merupakan hasil fermentasi kapang dengan menggunakan media Sabouraud Broth, dengan waktu fermentasi 14 hari pada suhu ruang dengan kecepatan 120 rpm. Polisakarida yang tersekresi dan yang berasal dari dinding sel kapang diuji aktivitas antioksidannya dengan metode 1, 1-diphenyl-2-picrylhydrazyl (DPPH). Filtrat hasil fermentasi kapang yang diekstraksi dengan etanol 95% disebut exopolysaccharides (EPS), miselium hasil fermentasi kapang yang diekstraksi dengan air disebut water-extracted mycelial polysaccharide (WPS) dan miselium yang diekstraksi dengan Sodium disebut sodium hydroxide-extracted polysaccharide (SPS). Aktivitas antioksidan yang tertinggi berasal dari ekstrak EPS dengan aktivitas sebesar 71,98% pada konsentrasi 100 �g/ml. Ekstrak WPS dan SPS dengan konsentrasi sama hanya mampu menangkal radikal bebas DPPH masing-masing sebesar 52,17 % dan 55,27 %. Selanjutnya, ekstrak EPS dipurifikasi dengan kolom Sephadex G-100, dan diidentifikasi dengan Fourier Transform Infrared Resonance (FTIR). Data spektra inframerah menunjukkan bahwa ekstrak EPS mengandung polisakarida dengan bilangan gelombang 3354 cm-1 yang berkarakteristik untuk gugus fungsional hidroksil (OH), sedangkan untuk ikatan C-O dan C-H pada bilangan gelombang 2358 cm-1 dan 2928 cm-1. Berdasarkan hasil identifikasi molekuler dan analisis pilogenetik, Aspergillus sp1 merupakan spesies baru dengan kemiripan 74% dengan Aspergillus ochraceus.

Keywords
antioksidan, Aspergillus, biota laut, endofitik, pilogenetik, polisakarida

Topic
Lain-lain (ETC)

Link: https://ifory.id/abstract/JauzTwCM9hRr


Prediksi Jangkauan Pergerakan Tanah Longsor Menggunakan Model Gesekan Coulomb Sederhana
Firmansyah (a*), Selly Feranie (a), Adrin Tohari (b), Fourier D.E. Latief (c)

Show More

Corresponding Author
Firmansyah -

Institutions
a)Departemen Fisika, Universitas Pendidikan Indonesia
Jl. Dr. Setiabudhi No. 229, Bandung 40154, Indonesia
*firmansyah72[at]student.upi.edu

b) Pusat Penelitian Geoteknologi (P2G-LIPI)
Komplek LIPI Jl. Sangkuriang, Bandung 40135, Indonesia

c) Fisika Bumi dan Sistem Kompleks, Institut Teknologi Bandung
Jl. Ganesha No. 10, Bandung 40132, Indonesia

Abstract
Kondisi geomorfologi di wilayah Provinsi Jawa Barat menjadikan salah satu faktor penyebab banyaknya sebaran daerah yang rentan terhadap aktivitas pergerakan tanah dan sudah tercatat sebanyak 290 kejadian di Jawa Barat pada tahun 2014 oleh Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB). Pada umumnya, kejadian tersebut banyak terjadi pada bukit atau lereng yang cukup terjal dengan kemiringan antara 30-50% yang disertai dengan pengaruh lainnya seperti gempa, curah hujan dan lain sebagainya. Telah banyak kajian mengenai tanah longsor yang sudah dilakukan, diantaranya yaitu mengunakan metode geolistrik untuk mengidentifikasi adanya nilai resistivitas yang kontras yang mengindikasikan adanya bidang gelincir namun memiliki keterbatasan dalam hal interpretasi dimana harus dikorelasikan dengan data bor. Lalu terdapat metode geologi teknik untuk menghitung kemantapan (stabilitas) lereng yang dapat memberikan informasi mengenai zona potensi longsor namun tidak sampai memprediksi jarak jangkauan pergerakan tanah. Oleh karena itu, pada paper ini mengusulkan suatu model sederhana untuk memprediksi jangkauan pergerakan tanah. Dimana pendekatan yang diterapkan pada model ini adalah massa tanah longsor dianggap sebagai satu kesatuan titik pusat massa dan perhitungan jangkauan menggunakan teori gesekan Coulomb.

Keywords
Jarak jangkauan; Model gesekan Coulomb; Pergerakan tanah; Stabilitas lereng

Topic
Kebumian (EPS)

Link: https://ifory.id/abstract/eHrz3RYtpFKZ


PREPARASI SERUM LIPEMIK DENGAN VARIASI WAKTU INKUBASI DAN KONSENTRASI ALKYL BENZENE SULFONAT (ABS) PADA PENETAPAN KADAR ASAM URAT METODE URICASE
-

Show More

Corresponding Author
NURUL AIDA

Institutions
Sekolah Tinggi Analis Bakti Asih Bandung

Abstract
PREPARASI SERUM LIPEMIK DENGAN VARIASI WAKTU INKUBASI DAN KONSENTRASI ALKYL BENZENE SULFONAT (ABS) PADA PENETAPAN KADAR ASAM URAT METODE URICASE Riyani, A., Aida, N.* Sekolah Tinggi Analis Bakti Asih Bandung, jalan Pasir Layung Bandung ani_riyanianalis@yahoo.com, nurul038@gmail.com ABSTRAK Pemeriksaan kadar asam urat dalam serum metode Uricase dapat diganggu dengan adanya kekeruhan dalam serum seperti pada serum lipemik, sehingga dapat menyebabkan hasil tinggi palsu. Penambahan Surfaktan Alkyl Benzene Sulfonat (ABS) pada serum lipemik akan menurunkan tegangan permukaan serum sehingga akan terbentuk Misel pada konsentrasi tertentu. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui berapa konsentrasi dan waktu inkubasi penambahan ABS yang optimal, serta mengetahui presisi dan akurasi kadar asam urat setelah ditambahkan ABS pada kondisi yang optimal. Metode yang digunakan adalah eksperimen dengan menambahkan ABS konsentrasi 1,5 %; 1,75 %; 2,0 %; 2,25 % dan 2,5 % dengan waktu inkubasi 5, 10 dan 15 menit. Kemudian disentrifugasi selama 10 menit dengan kecepatan 4000 rpm sampai terbentuk Misel. Selanjutnya data dianalisis dengan uji Anova Dua Arah dilanjutkan dengan Test of Homogeneity variasi dan uji Post Hoc opsi Tukey yaitu membandingkan nilai rata-rata diantara kelompok yang telah dibagi kedalam dua jenis variable independen, untuk mengetahui apakah ada interaksi diantara dua variable independen terhadap variable dependennya. Hasil penelitian menunjukkan bahwa kadar asam urat pada konsentrasi ABS 2,0 % dan 2,25 % akurasinya 0,41% dan presisinya 1,8%.Sehingga disimpulkan konsentrasi ABS 2,0 % adalah yang optimal. Untuk waktu inkubasi tidak menunjukkan hasil yang berbeda, sehingga disimpulkan waktu yang optimal adalah 5 menit. Kata kunci : Asam Urat, Serum Lipemik, Alkyl Benzene Sulfonat (ABS), Waktu Inkubasi

Keywords
Asam Urat, Serum Lipemik, Alkyl Benzene Sulfonat (ABS), Waktu Inkubasi

Topic
Lain-lain (ETC)

Link: https://ifory.id/abstract/8bREu2YtanDg


Prioritas Pemeliharaan Bangunan Pengendali Sedimen Pasca Erupsi Gunung Kelud 2014
Dita Widyo Putro, Wasis Wardoyo, Theresia Sri Sidharti

Show More

Corresponding Author
Dita Widyo Putro

Institutions
Institut Teknologi 10 Nopember

Abstract
Bencana lahar dingin yang terjadi pasca letusan Gunung Kelud tahun 2014 lalu membawa material sedimen menyebabkan kerusakan infrastruktur di sepanjang Sungai Konto Kediri. Material tersebut membawa batu-batu besar yang menghantam bangunan sabo sehingga menyebabkan kerusakan struktur dan degradasi/agradasi dasar sungai serta tergerusnya daerah kanan kiri tebing sungai yang membahayakan penduduk sekitar. Oleh karena itu perlu dilakukan perbaikan infrastruktur yang ada ke kondisi semula namun permasalahan yang timbul adalah dana yang tersedia tidak mencukupi untuk melakukan semua usaha perbaikan infrastruktur tersebut. Untuk itu perlu dilakukan prioritas penanganan. Pada penelitian ini dilakukan analisa untuk memperkirakan laju angkutan sedimen Sungai Konto menggunakan metode Yang�s dengan proses analisa butiran sedimen, analisa struktur bangunan sabo dengan parameter Balai Sabo Kementerian Pekerjaan Umum, serta kondisi terakhir berikut tampungan infrastruktur sabo. Dari kajian didapat dari 10 bangunan sabo hanya 4 bangunan yang memiliki pintu pengambilan air baku sawah. Sabo 1 Siman menyuplai sawah 22.576 Ha sisa tampungan penuh, Sabo 2 Lemurung menyuplai 15.450 Ha sisa tampungan penuh, Sabo 3 Damarwulan sisa tampungan 7000 m3 , sabo 4 kantong lahar badas sisa tampungan 500,000 m3

Keywords
Angkutan Sedimen, Metode Yang, Sabo Dam, Kerugian Bencana

Topic
Lain-lain (ETC)

Link: https://ifory.id/abstract/AvYZrnH7GNeq


Page 7 (data 181 to 210 of 256) | Displayed ini 30 data/page

Featured Events

<< Swipe >>
<< Swipe >>

Embed Logo

If your conference is listed in our system, please put our logo somewhere in your website. Simply copy-paste the HTML code below to your website (ask your web admin):

<a target="_blank" href="https://ifory.id"><img src="https://ifory.id/ifory.png" title="Ifory - Indonesia Conference Directory" width="150" height="" border="0"></a>

Site Stats