Indonesia Conference Directory


<< Back

Abstract Topic: Budidaya Tanaman Obat

Page 1 (data 1 to 4 of 4) | Displayed ini 30 data/page

Keanekaragaman Tumbuhan Obat di Kampus IPB Darmaga, Bogor, Jawa Barat
Primadhika Al Manar

Show More

Corresponding Author
Primadhika Al Manar

Institutions
Laboratorium Konservasi Tumbuhan Obat, Departemen Konservasi Sumberdaya Hutan dan Ekowsiata, Fakultas Kehutanan, Institut Pertanian Bogor, Bogor 16680

primadhikaa[at]gmail.com/085726228023

Abstract
IPB University has been declared a biodiversity campus in 2016. The potential of medicinal plants on the campus of IPB Darmaga is unknown, even though this is very important in the development of science and technology in the field of conservation of medicinal plants. This study aims to identify the diversity of species and the potential benefits of medicinal plants on the campus of IPB Darmaga,. The method used in this research is exploration and literature study. The number of medicinal plants found on the campus of IPB Darmaga was 170 species from 68 families. The plant family has the most commonly found medicines which are Euphorbiaceae and Fabaceae of 11 species. Habitus from medicinal plants on the campus of IPB Darmaga was dominated by 60 species of trees (35.29%). The largest percentage of parts of plants that can be used as medicine is the leaf portion of 35.58%. In general, medicinal plants found on the campus of IPB Darmaga are cultivated plants. The diversity of medicinal plants found on campus of IPB Darmaga has the most efficacy for digestive tract diseases.

Keywords
exploration, IPB University, medicinal plants

Topic
Budidaya Tanaman Obat

Link: https://ifory.id/abstract/f2JkP7gZXYWM


KOMBINASI PENGGUNAAN BAP (Benzyl Amino Purin) DAN NAA (Naphthalena Acetid Acid) PADA MULTIPLIKASI TANAMAN TIN (Ficus carica L.)
Nur Asni Setiani (a*), Irfan Miftahudin (a), Rony Masri Ramadana (b), Irma Mardiah (a)

Show More

Corresponding Author
Nur Asni Setiani

Institutions
a) Sekolah Tinggi Farmasi Indonesia
Jalan Soekarno Hatta No. 354, Bandung 40266, Indonesia
*nur.asni[at]stfi.ac.id
b) RHIN Biotechnology
Jalan Sekar Kedaton no.10, Bandung 40252, Indonesia

Abstract
Tin (Ficus carica L.) merupakan tanaman obat yang memiliki banyak aktivitas farmakologi. Namun, produktivitasnya masih tergolong rendah. Kultur jaringan menjadi alternatif budidaya tanaman tin tanpa merubah kandungan metabolit sekunder. Optimasi dapat dilakukan dengan memodifikasi media pertumbuhan pada tahap multiplikasi. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh kombinasi BAP (Benzyl Amino Purin) dan NAA (Naphthalena Acetid Acid) terhadap pertumbuhan tunas tanaman tin dan mengetahui kandungan metabolit sekundernya. Eksplan tin ditumbuhkan pada 9 kelompok media, yaitu kontrol MS0, MS0 yang ditambahkan BAP 0,5 mg/L+NAA (0,1;0,2;0,3;0,4 mg/L), serta BAP 1 mg/L+NAA (0,1;0,2;0,3;0,4 mg/L). Pengamatan dilakukan dengan melihat warna eksplan, mengukur panjang eksplan, jumlah tunas, jumlah daun, dan jumlah akar selama 4 minggu. Eksplan tin kemudian dimaserasi menggunakan etanol 96% dan dilakukan penapisan fitokimia pada ekstraknya. Data dianalisis menggunakan ANOVA. Pada minggu ke-4 diperoleh panjang eksplan terbaik 3,16cm (BAP 1 mg/L + BAP 0,1 mg/L), jumlah Tunas terbaik 10,66 (BAP 1 mg/L + NAA 0,1 mg /L), jumlah daun 8,66 (BAP 1 mg/L + NAA 0,1 mg/L) dan jumlah akar 2,33 (BAP 1 + NAA 0,2 mg/L). Konsentrasi optimum terhadap multiplikasi tanaman Tin yaitu dengan penambahan BAP 1 +NAA 0,1 mg/L yang memiliki perbedaan bermakna dalam setiap pengamatan kuantitatif dibandingkan dengan kelompok kontrol. Hasil penapisan fitokimia ekstrak etanol eksplan tanaman Tin menunjukkan adanya senyawa golongan alkaloid, flavonoid, fenolat, tanin, monoterpen dan seskuiterpen dan saponin.

Keywords
Tin, BAP, NAA, multiplikasi, eksplan

Topic
Budidaya Tanaman Obat

Link: https://ifory.id/abstract/24MgyHpZLAVk


PENGARUH HORMON GIBERELIN (GA3) TERHADAP KECAMBAH BENIH TEMPUYUNG (Sonchus arvensis L.) DI PERSEMAIAN
Fauzi, Dian Susanti, Didik Suharto

Show More

Corresponding Author
Fauzi Fauzi

Institutions
Balai Besar Penelitian dan Pengembangan Tanaman Obat dan Obat Tradisional

Abstract
ABSTRAK Perbanyakan tanaman tempuyung (Sonchus arvensis L.) melalui biji mengalami kendala karena perkecambahan tidak serentak dan lama. Hormon giberelin (GA3) dilaporkan dapat meningkatkan perkecambahan benih. Penelitian ini dilakukan untuk mempelajari pengaruh giberelin terhadap perkecambahan tempuyung di persemaian dengan menggunakan Rancangan Acak Lengkap (RAL) pola faktorial. Faktor pertama adalah konsentrasi GA3 (G) terdiri dari 5 taraf yaitu: G0 = 0 ppm, G1 = 10 ppm, G2 = 20 ppm, G3 = 30 ppm, G4 = 40 ppm. Faktor kedua adalah waktu perendaman, terdiri dari 3 taraf : T0 = 0 jam, T1 = 1 jam, T2 = 2 jam. Masing-masing perlakuan menggunakan 3 ulangan. Variabel yang diamati meliputi daya kecambah, waktu kecambah, panjang hipokotil, panjang akar, dan serangan penyakit. Data dianalisis menggunakan analisis varian kemudian dilanjutkan dengan uji Duncan. Hasil penelitian menunjukkan bahwa tidak terjadi interaksi antara konsentrasi dan waktu perendaman (GA3) pada semua variabel pengamatan, namun secara mandiri berpengaruh nyata. Konsentrasi GA3 10, 20, 30, dan 40 ppm dan waktu perendaman GA3 selama 1 dan 2 jam dapat meningkatkan daya kecambah, panjang hipokotil, panjang akar, tetapi menjadi lebih rentan terhadap serangan penyakit.

Keywords
benih, giberelin, persemaian, sonchus

Topic
Budidaya Tanaman Obat

Link: https://ifory.id/abstract/2NzBFwXKj7Ph


Potensi tanaman obat daun afrika (Vernonia amygdalina) sebagai insektisida nabati: sebuah ulasan
Paramita Maris dan Setyowati Retno Djiwanti

Show More

Corresponding Author
Setyowati Retno Djiwanti

Institutions
Laboratorium Proteksi Tanaman, Balai Penelitian Tanaman Rempah dan Obat, Jalan Tentara Pelajar No. 3, Bogor 16111

Abstract
ABSTRACT Abstract Exploration of several usage of medicinal plants could support the preservation and sustainable utility of these crops. Some research results shown that bitter leaf plant (Vernonia amygdalina) could be used as medicinal herb and or botanical insecticide as well. Several workers have demonstrated the possible application of powder or extracts from bitter leaf plant materials to control storage pests Callosobruchus maculatus (stored cowpea bruchid) dan Sitophilus zeamais (the maize weevil). There was no progeny development of the bruchid in samples treated with bitter leaf powder. The leaf powder was mixed with cowpea seeds, to prevent oviposition and hatching of the eggs, and adult emergence of bruchid, even caused 100% mortality of adult cowpea bruchid after 72 hours of exposure, thereby helping in their management. The effectiveness of V. amygdalina in the control of S. zeamais causing also 100% mortality. Other essential oil of V. amygdalina (0.3%) was able to protect maize from the maize weevil by evoking a high repellant action against weevil, then reducing the number of weevil progeny production, without damaging the grain. The main insecticidal properties of V. amygdalina were identified as chemical compounds like sesquiterpene lactones containing vernodalin, vernodalol and 11, 13-dihydrovernodalin, which act as an insect feeding deterrent. All the tested plant parts powders were toxic, however the leaf powder was more toxic to cowpea bruchid. Its possible application in Indonesia in controlling the storage pests, were needed to be evaluated to support the efficient and eco-friendly plant pest and disease control program. ABSTRAK Abstrak Penggalian berbagai macam pemanfaatan tanaman obat dapat menunjang usaha pelestarian dan pemanfaatan berkelanjutan tumbuhan obat tersebut. Berbagai hasil penelitian menunjukkan, bahwa selain sebagai tanaman obat, tanaman daun afrika (Vernonia amygdalina) dapat pula dimanfaatkan sebagai insektisida nabati. Beberapa peneliti telah mendemonstrasikan kemungkinan aplikasi tepung atau ekstrak dari bahan tanaman daun afrika dalam pengendalian hama gudang Callosobruchus maculatus (kumbang kacang tunggak/merah) dan Sitophilus zeamais (kumbang biji jagung). Pada sampel kacang yang diperlakukan dengan tepung daun afrika, tidak terlihat adanya perkembangan populasi kumbang kacang. Tepung daun afrika yang dicampur dengan biji kacang, mencegah peletakan telur dan penetasan telur, sehingga menekan munculnya/ lahirnya kumbang dewasa, bahkan dapat menyebabkan 100% mortalitas kumbang dewasa setelah perkauan selama 72 jam.. Demikian pula pada pengendalian kumbang jagung S. zeamais, tepung daun afrika menyebabkan 100% mortalitas kumbang jagung dewasa. Hasil penelitian menunjukkan bahwa minyak atsiri daun afrika memberikan efek penolakan makan terhadap kumbang jagung sehingga menekan jumlah produksi keturunan kumbang dewasa, tanpa menyebabkan kerusakan pada biji jagung. Bahan insektisida

Keywords
bitter leaf, botanical insecticide, storage pests, control.

Topic
Budidaya Tanaman Obat

Link: https://ifory.id/abstract/V34j6P2TQFzH


Page 1 (data 1 to 4 of 4) | Displayed ini 30 data/page

Featured Events

<< Swipe >>
<< Swipe >>

Embed Logo

If your conference is listed in our system, please put our logo somewhere in your website. Simply copy-paste the HTML code below to your website (ask your web admin):

<a target="_blank" href="https://ifory.id"><img src="https://ifory.id/ifory.png" title="Ifory - Indonesia Conference Directory" width="150" height="" border="0"></a>

Site Stats