Event starts on 2019.10.10 for 2 days in Jakarta
https://ffs.uhamka.ac.id/conference/pokjanastoi | https://ifory.id/conf-abstract/h8t7eabRj
Page 1 (data 1 to 30 of 116) | Displayed ini 30 data/page
Corresponding Author
Seno Aulia Ardiansyah
Institutions
(a) Laboratorium Farmakologi, Jurusan Farmasi, Departemen Farmasi, Sekolah Tinggi Farmasi Indonesia, Kota Bandung
(b) Laboratorium Farmakologi, Jurusan Farmasi, Departemen Farmasi, Sekolah Tinggi Farmasi Indonesia, Kota Bandung
(c)Laboratorium Farmakologi, Jurusan Farmasi, Departemen Farmasi, Sekolah Tinggi Farmasi Indonesia, Kota Bandung
Abstract
Obesity is one of the problems in the community. The consumption of green coffee beans robusta (Coffea canephora) is one of the alternatives used for weight loss, especially in green coffee beans robusta containing higher secondary metabolite compounds such as chlorogenic acid including a group of phenol compounds that reduce the obesity index, and as antioxidants. The aim of this study was to find out that, the reduction of obesity index to male wistar strain white mouse given by ethanol extract of green coffee beans for 24 days against obesity model which induced by diet high fat diet for 50 days. Green coffee beans robusta extraction using maceration method durimg 3x24 hours using solvent ethanol 96%. The treatment group consisted of negative group was given CMC 1%, positive control group was given orlistat 30 mg/kg BW, dose group ethanol extract ethanol of green coffee beans robusta including dose 200 mg/kg BW, 400 mg/kg BW, and dose 600 mg/kg BW. Ethanol extracts of green coffee beans robusta at a dose of 200 mg/kg, 400 mg/kg, and 600 mg/kg had its effectiveness as a weight loss percentage value of 8.11%, 12.32% and 10.79%. A dose of 200 mg/kg, 400 mg/kg BW and 600 mg/kg BW can lower the value of the index parameter lee as the obesity index with the value of the percentage decrease of 2.94%, 3.88% and 3.78%. Based on statistical analysis with ANOVA on weight loss shows the value of significance (P < 0,05) was found on a dose of 400 mg/kg BW and 600 mg/kg BW.
Keywords
Obesity, Green Coffee Beans Robusta, Chlorogenic Acid, Weight loss, Index lee.
Topic
Farmakologi dan Klinik TOOT
Corresponding Author
Isman Natawijaya
Institutions
Ffs uhamka
Abstract
AKTIVITAS DIURETIK FRAKSI POLAR BIJI PEPAYA BERDASARKAN PARAMETER VOLUME URIN PADA TIKUS PUTIH JANTAN DIURETIC ACTIVITY OF PAPAYA SEEDS POLAR FRACTION ON WHITE RATS Isman Natawijaya1, Priyanto1, Rindita1 1Fakultas Farmasi dan Sains, Universitas Muhammadiyah Prof. DR. HAMKA, Jakarta Email: ismannatawijaya7@gmail.com, Telp: 087877429443 Submitted : Reviewed : Accepted : ABSTRACT Based on an empirical study, papaya (Carica papaya L.) has been used as a traditional medicine for a diuretic. The aim of this research is to test the diuretic effect of papaya seeds fractionated by polar solution, with increased urine volume as the parameter. This experimental study used Complete Randomized Design, applied on 25 Wistar male rats (Rattus norvegicus) divided into 5 groups: positive control (4.1 mg/Kg Body Weight dosage of furosemide suspension), negative control (0.5 % CMC Sodium suspension), and dosage variation of papaya seeds polar fraction (18.72, 37.43, and 74.86 mg/Kg Body Weight). Data obtained was analyzed with one way ANOVA and followed by Least Significant Difference test. Phytochemical screening from papaya seeds polar fraction proved the presence of alkaloid and saponin substances. Statistical analysis using one-way ANOVA showed that there was a significant difference (a <0.05) between negative and positive control and also all of fraction dosage groups on the increased urine volume of male white rats. The highest 24-hour average cumulative urine was given by dosage 3 group that is 7.6 ml with the increased urine volume percentage of 98.95%. Keywords : diuretic, increased urine volume, papaya seeds, Wistar male rats ABSTRAK Pepaya (Carica papaya L.) secara empiris telah digunakan sebagai obat tradisional yang berkhasiat sebagai diuretik. Penelitian ini bertujuan untuk menguji efek diuretik dari biji pepaya dengan menggunakan fraksi polar biji pepaya dengan parameter peningkatan volume urin pada tikus (Rattus norvegicus) jantan galur Wistar. Penelitian ini menggunakan metode eksperimen dengan desain penelitian Rancangan Acak Lengkap. Sebanyak 25 ekor tikus putih jantan dibagi menjadi 5 kelompok yaitu kontrol positif (suspensi furosemid dosis 4,1 mg/kgBB), kontrol negatif (suspensi Na CMC 0,5%), dan fraksi polar biji pepaya dosis 1 (18,72 mg/kgBB), dosis 2 (37,43 mg/kgBB), dan dosis 3 (74,86 mg/kgBB). Data yang diperoleh dianalisis menggunakan uji ANOVA satu arah dan uji LSD. Hasil skrining fitokimia yang diperoleh dari fraksi polar biji pepaya adalah senyawa alkaloid dan saponin. Analisis statistik menggunakan ANOVA satu arah menunjukkan terdapat pengaruh secara signifikan (a<0,05) antara kelompok kontrol negatif dan kontrol positif serta dosis fraksi terhadap kenaikan volume urin tikus putih jantan. Untuk hasil urin kumulatif rata-rata 24 jam yang tertinggi dihasilkan oleh kelompok dosis 3 yaitu 7,60 ml dengan persentase peningkatan volume urin sebesar 98,95%.
Keywords
Kata kunci: biji pepaya (Carica papaya L.), diuretik, kenaikan volume urin, tikus jantan galur Wistar
Topic
Farmakognosi dan Fitokimia
Corresponding Author
Moch.Saiful bachri Bachri
Institutions
1Laboratorium Farmakologi, Fakultas Farmasi
Universitas Ahmad Dahlan Yogyakarta
Abstract
Salah satu tanaman yang dapat digunakan sebagai obat tradisional antihipertensi adalah daun jarak pagar (Jatropha curcas L.). Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui aktivitas ekstrak etanol daun jarak pagar pada tikus hipertensi serta kandungan senyawa aktif ekstrak etanol daun jarak pagar Tikus hipertensi yang dinduksi NaCl 3,75g/KgBB dan pemberian pakan tinggi lemak selama 14 hari, kemudian tikus diberi ekstrak etanol daun jarak pagar (EEDJP) dengan 3 variasi dosis 1,8g/KgBB, 2,7g/KgBB, 4,05 g/KgBB, Captopril 4,5 mg/KgBB dan Simvastatin 0,9 mg/KgBB. Pengukuran tekanan darah dilakukan pada hari ke 17, 20, dan 22 menggunakan alat non-invasive CODA,. Skrining fitokimia menggunakan kromatografi lapis tipis, Hasil penelitian menunjukkan adanya senyawa flavonoid dan fenolik pada ekstrak etanol daun jarak pagar. Pada pengukuran tekanan darah menunjukkan adanya penurunan secara bermakna Kelompok EEDJP pada hari ke 22 untuk tekanan darah sistol, diastol, dan tekanan darah rata-rata dibandingkan dengan kelompok kontrol menunjukkan perbedaan bermakna(p<0,05), jika dibandingkan dengan kelompok normal dan Captopril tidak berbeda bermakna (p>0,05). Kesimpulan penelitian ini ekstrak etanol daun jarak pagar dapat menurunkan tekanan darah pada tikus hipertensi. serta mengandung senyawa flavonoid dan fenolik,
Keywords
hipertensi, non-invansif CODA, daun jarak pagar
Topic
Etnomedisin dan Etnofarmakologi
Corresponding Author
Siska Siska
Institutions
Universitas Muhammadiyah Prof. Dr. Hamka
Abstract
Anafilaksis merupakan reaksi alergi yang paling sering terjadi yang dipicu oleh alergen seperti racun serangga, makanan dan obat-obatan melalui kontak kulit, injeksi, maupun inhalasi. Reaksi Hipersensitivitas tipe I yang disebut juga reaksi cepat, timbul segera setelah tubuh terpajan oleh alergen yang diperantarai oleh IgE, terapi yang diberikan untuk mengatasi masalah tersebut adalah antihistamin. Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui aktivitas dari ekstrak buah stroberi sebagai antianafilaksis. Metode yang digunakan pada penelitian ini adalah dengan menggunakan mencit galur Balb/C yang diinduksi ovalbumin sebagai pembangkit reaksi alergi dan diberikan ekstrak dengan dosis 0,68; 1,36; dan 2,72 mg. Antihistamin pembanding yang digunakan adalah Cetirizine dengan dosis 0,042 mg. Data dianalisis menggunakan ANOVA one way dan dilanjutkan dengan uji Tukey. Hasil penelitian menunjukkan bahwa dosis 0,68; 1,36; dan 2,72 mg memiliki aktivitas antialergi. Dosis 2,72 mg memiliki aktivitas paling baik dan sebanding dengan Cetirizine 0,042 mg. Kesimpulan dari penelitian ini adalah dosis ekstrak etanol 70% buah stroberi yaitu 2,72 mg memiliki aktivitas antialergi yang sebanding dengan Cetirizine dosis 0,042 mg.
Keywords
Fragaria x ananassa (Duchesne ex Weston) Duchesne ex Rozier, Antianafilaksis, Alergi, Stroberi
Topic
Farmakologi dan Klinik TOOT
Corresponding Author
Novi Fajar Utami
Institutions
1,3)Program Studi Farmasi, Fakultas MIPA – Universitas Pakuan
*novi.utami[at]unpak.ac.id
2)Program Studi Biologi, Fakultas MIPA – Universitas Pakuan
Abstract
Daun jeruk bali (Citrus maxima) mengandung senyawa metabolit sekunder berupa flavonoid dan saponin. Berdasarkan beberapa penelitian, flavonoid dan saponin dapat berperan sebagai antibakteri. Berdasarkan indikasi tersebut, maka penting dilakukan penelitian tentang potensi antibakteri ekstrak daun jeruk bali (Citrus maxima) terhadap bakteri Shigella dysenteriae. Penelitian ini bertujuan untuk menentukan aktivitas antibakteri ekstrak etanol 96% daun jeruk bali hasil metode maserasi dan refluks terhadap Shigella dysenteriae serta menentukan kadar flavonoid total ekstrak etanol 96% daun jeruk bali hasil metode maserasi dan refluks. Penelitian ini merupakan penelitian eksperimental dengan menentukan kadar flavonoid total ekstrak daun jeruk bali serta menguji aktivitas antibakteri ekstrak daun jeruk bali hasil maserasi dan refluks yang diukur dengan Konsentrasi Hambat Minimum (KHM) dan Diameter Daerah Hambat (DDH) terhadap bakteri Shigella dysenteriae. Dari hasil penelitian didapatkan ekstrak hasil refluks sebanyak 89,9 g dengan rendemen sebesar 17,98±0,39% serta hasil maserasi sebanyak 95,45 g dengan rendemen sebesar 19,09±0,49%. Kandungan flavonoid ekstrak daun jeruk bali hasil refluks sebesar 1,49±0,01% sedangkan hasil maserasi sebesar 2,28±0,10%. Ekstrak daun jeruk bali hasil refluks dan maserasi tidak memberikan daya hambat pada konsentrasi 5% sampai 30%, KHM kedua metode ekstraksi berada pada konsentrasi 35%. DDH kedua metode ekstraksi terbesar terdapat pada konsentrasi 45% yaitu sebesar 10,92±0,08 mm pada hasil metode refluks dan 9,15±0,03 mm pada hasil metode maserasi. Kesimpulan penelitian ini yaitu ekstrak hasil refluks memberikan DDH yang lebih besar serta kadar flavonoid yang lebih tinggi.
Keywords
Citrus maxima, flavonoid, maserasi, refluks, Shigella dysenteriae
Topic
Farmakognosi dan Fitokimia
Corresponding Author
TUTI WIYATI
Institutions
1,2,3 Fakultas Farmasi dan Sains Universitas Muh. Prof. Hamka
Abstract
Hiperlipidemia atau dikenal juga dengan dislipidemia merupakan salah satu faktor risiko yang berperan dalam penyakit kardiovaskular. Dislipidemia sering menyertai penyakit DM tipe 2 terkait abnormalitas metabolisme karbohidrat, lemak, dan protein. Daun kersen (Muntingia calabura L.) mengandung senyawa flavonoid, saponin, dan tanin yang berkhasiat sebagai antihiperlipidemia. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh pemberian ekstrak etanol 70% daun kersen terhadap penurunan kadar kolesterol total, LDL, dan trigliserida pada hamster jantan hiperlipidemia dan hiperglikemia. Hewan uji dibagi menjadi 6 kelompok perlakuan yang terdiri dari kontrol normal (pakan standar), kontrol negatif (pakan tinggi lemak dan Na-CMC), kontrol positif (atorvastatin dosis 4,93 mg/KgBB), kelompok dosis I (150 mg/KgBB), dosis II (300 mg/KgBB), dan dosis III (600 mg/KgBB). Semua kelompok, kecuali kelompok normal diberi diet tinggi kolesterol (kuning telur puyuh 40%, minyak nabati 10%, pakan standar 50%) dan streptozotosin (STZ) dosis 30 mg/KgBB sebagai penginduksi hiperglikemia. Pengambilan darah pertama pada hari ke-31. Pada hari ke-32 diberi STZ dan dua hari berikutnya diukur kadar glukosa darahnya kemudian diberi ekstrak dan pembanding selama 14 hari. Terdapat aktivitas penurunan kadar kolesterol total, LDL, dan trigliserida dari ekstrak daun kersen (ANOVA sig<0,05). Dosis 600 mg/KgBB ekstrak daun kersen memiliki aktivitas penurunan kadar kolesterol total, LDL, dan trigliserida yang paling baik.
Keywords
Muntingia calabura L., daun kersen, antihiperlipidemia, hiperglikemia
Topic
Farmakologi dan Klinik TOOT
Corresponding Author
Ika Yanti Marfuatush Sholikhah
Institutions
Balai Besar Penelitian dan Pengembangan Tanaman Obat dan Obat Tradisional, Badan Penelitian dan Pengembangan Kesehatan, Tawangmangu, Surakarta
Abstract
Akalifa (Acalypha wilkesiana), bidara (Ziziphus nummularia), dan glosidion (Glochidion zeylanicum) merupakan tanaman yang diketahui sudah digunakan oleh beberapa etnis di Indonesia untuk mengobati kanker. Tumbuhan tersebut sangat potensial dikembangkan lebih lanjut untuk penemuan senyawa baru berkhasiat antikanker. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui efek 3 tumbuhan uji terhadap viabiltas sel, siklus sel, dan apoptosis pada sel kanker payudara MCF-7. Ekstraksi dilakukan dengan metode maserasi menggunakan pelarut etanol 96%, sedangkan fraksinasi dengan metode partisi cair cair menggunakan pelarut heksan, etil asetat, dan metanol. Uji aktivitas sitotoksik dilakukan pada sel kanker payudara MCF-7 dengan metode MTT, uji penghambatan siklus sel dan induksi apoptosis dengan metode flow cytometry. Hasil uji sitotoksik menunjukkan bahwa ekstrak akalifa memiliki aktivitas sitotoksik tertinggi dengan nilai IC50 163,38 μg/ml. Hasil uji sitotoksik fraksi akalifa menunjukkan bahwa fraksi heksan memiliki aktivitas sitotoksik tertinggi dengan nilai IC50 122,01 μg/ml pada sel MCF-7. Namun fraksi aktif tersebut tidak mempengaruhi profil siklus sel dan apopotosis.
Keywords
antikanker, Acalypha wilkesiana, Ziziphus nummularia, Glochidion zeylanicum, MCF-7
Topic
Farmakologi dan Klinik TOOT
Corresponding Author
Lia Meilawati
Institutions
Pusat Penelitian Kimia Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia
4) Program Magister Departemen kimia FMIPA Universitas Hasanudin
Abstract
Rumput laut hijau (caulerpa lentilifera ) merupakan salah satu jenis rumput laut yang banyak dikomsumsi karena mengandung zat gizi dan komponen bioaktif yang berkhasiat untuk kesehatan. Salah satu manfaat dari rumput laut hijau untuk kesehatan yaitu untuk menurunkan berat badan melalui proses penghambatan kerja enzim lipase saluran pencernaan. Tujuan penelitian ini adalah mengetahui aktivitas antiobesitas dari ekstrak etanol rumput laut hijau dengan metode enzim lipase. Hasil dari uji antiobesitas, menunjukkan nilai hambatan ekstrak etanol rumput laut hijau terhadap enzim lipase adalah berturut-turut 55.83, 26.72, dan 6.33 % pada konsentrasi 250, 125 dan 62.5 mg/L.
Keywords
caulerpa lentilifera, antiobesitas
Topic
Bioteknologi dan Molekular Tanaman Obat
Corresponding Author
Erna Cahyaningsih
Institutions
Laboratorium Farmasi Bahan Alam, Program Studi DIII Farmasi, Fakultas Farmasi Universitas Mahasaraswati, Denpasar
Abstract
Tanaman Undis/Cajanus cajan (L.) Millsp dari suku leguminosae adalah salah satu tanaman yang bijinya dikosumsi di Bali berpotensi sebagai antioksidan sedang kulit buah belum banyak digunakan. Penelitian ini bertujuan mengetahui kandungan flavonoid total dan aktivitas antioksidan ekstrak etanol kulit buah Undis (Cajanus cajan (L.) Millsp). Ekstraksi dilakukan secara maserasi menggunakan pelarut etanol 80%. Penentuan kadar flavonoid total menggunakan spektrofotometri UV-Vis dan pengujian aktivitas antioksidan dilakukan dengan metode DPPH menggunakan spektrofotometri UV Vis. Berdasarkan hasil diperoleh nilai IC50 sebesar 60.3 ppm, yang menunjukkan ekstrak etanol kulit buah Undis dikatagorikan dalam antioksidan kuat. Hasil perhitungan kandungan flavonoid total dalam kulit buah undis 1,70 0,14 gram dalam 100 mg ekstrak.
Keywords
Cajanus cajan (L.) Millsp, antioksidan, DPPH, ekstrak etanol, Spektrofotometri UV-Vis.
Topic
Farmakognosi dan Fitokimia
Corresponding Author
Vera Nurviana
Institutions
STIKES BAKTI TUNAS HUSADA
Abstract
Antioksidan alami memiliki peran penting dalam pencegahan penyakit. Senyawa fenolik dan flavonoid merupakan suatu senyawa yang banyak dilaporkan memiliki potensi antioksidan yang tinggi. Salah satu tanaman yang memiliki kandungan flavonoid dan fenolik adalah tanaman pulutan (Urena lobata L.). Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui potensi antioksidan yang terkandung dalam ekstrak n-heksana, etil asetat dan etanol 70 % dari daun pulutan (Urena lobata L.) yang diperoleh dengan cara maserasi bertingkat. Karakterisasi simplisia dilakukan sebelum proses ekstraksi. Pengujian aktivitas antioksidan ekstrak daun pulutan dilakukan menggunakan metode DPPH. Berdasarkan uji pendahuluan secara kualitatif menggunakan metode KLT dengan penampak bercak DPPH 0,2 % menunjukkan ketiga ekstrak daun pulutan mengandung senyawa antioksidan. Nilai IC50 pada ekstrak etanol 70% sebesar 21,434±0.13 µg/mL, etil asetat 8,587±0,2 µg/mL dan n-heksana 36,302±0,12 µg/mL. Berdasarkan nilai IC50, diperoleh hasil yang menunjukkan bahwa semua sampel memiliki aktivitas antioksidan yang sangat kuat karena memiliki nilai IC50 < 50 µg/mL dengan potensi yang paling tinggi ditunjukan oleh ekstrak etil asetat daun pulutan (Urena lobata L.).
Keywords
Daun pulutan, Urena lobata L, Antioksidan, DPPH
Topic
Farmakognosi dan Fitokimia
Corresponding Author
Daniek Viviandhari
Institutions
1234 Program Studi Farmasi, Fakultas Farmasi dan Sains, Universitas Muhammadiyah Prof. Dr. HAMKA, Jakarta
Abstract
Data nasional menunjukkan prevalensi penyakit jantung koroner sebesar 3,6%. Prevalensi dislipidemia adalah 35,9%. Dislipidemia mempunyai hubungan kausal dengan penyakit kardiovaskular. Berdasarkan penelitian sebelumnya, ekstrak etanol 70% buah oyong terbukti memiliki aktivitas antihiperlipidemia. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui aktivitas fraksi ekstrak etanol 70% buah oyong terhadap penurunan kadar kolesterol total, LDL, dan trigliserida pada hamster hiperlipidemia. Sejumlah 28 ekor hamster dibagi menjadi 7 kelompok. Kelompok I (kontrol normal), Kelompok II (kontrol negatif), Kelompok III (kontrol positif), Kelompok IV (fraksi etil asetat), Kelompok V (fraksi n-heksan), Kelompok VI (fraksi air) diberikan dosis fraksi 36,75 mg/kgBB, Kelompok VII (ekstrak etanol) diberi dosis ekstrak 240 mg/kgBB. Hasil penelitian menunjukkan bahwa hamster kelompok IV, V, VI, VII mengalami penurunan kadar kolesterol total, LDL, dan trigliserida. Analisis statistik dengan ANOVA satu arah menunjukkan adanya pengaruh pada perlakuan yang diberikan (p=0,005). Uji Tukey menunjukan kelompok VI memberikan efek sebanding dengan kontrol positif dengan persentase penurunan kadar kolesterol total sebesar 56,03% dan LDL sebesar 52,14%, sedangkan pada trigliserida menunjukkan bahwa kelompok IV memiliki aktivitas yang sebanding dengan kontrol positif dengan persen penurunan sebesar 59,51%.
Keywords
Luffa acutangula (L.) Roxb, kolesterol total, LDL, trigliserida
Topic
Farmakologi dan Klinik TOOT
Corresponding Author
Juniarti Juniarti
Institutions
(a) Pusat Studi Herbal, Departemen Biokimia Fakultas Kedokteran, Program Studi Sains Biomedis Sekolah Pascasarjana Universitas YARSI, Jakarta
(b)Departemen Patologi Anatomi, Fakultas Kedokteran, Universitas YARSI, Jakarta
(c) Departemen Fisiologi Fakultas Kedokteran, Program Studi Sains Biomedis Sekolah Pascasarjana Universitas YARSI, Jakarta
(d) Program Studi Kedokteran Umum, Fakultas Kedokteran, Universitas YARSI, Jakarta
(e) Pusat Studi Herbal Universitas YARSI, Jakarta
Abstract
CCl4-induced damage of the liver among others are the disruption of albumin and cholinesterase synthesis. Curcuma longa. L is a herb that has been known indigenously as a hepatoprotector and prevent damage to the liver. However, due to the low bioavailabiliy in the blood hampers its used in clinical settings. Nano-encapsulation of the curcuma extract may increase its bioavailability. Objective. This study aim to provide the evidence of nano-encapsulated curcuma hepatoprotective activity in CCL4-induced rat. Methodes. This study used 24 male Sprague-Dawley rat in eight groups comporised of (1) control group, (2) Control CCl4-induced group, (3) CCl4-induced rat with commercially available curcumin preparation, (4) CCl4-induced rat with 250 and (5) 500 mg/body weight curcuma extract, (6) CCl4-induced rat with 125, (7) 250 and (8) 500 mg/body weight nano-encapsulated curcuma extract. Albumin and cholinesterase were quantified from peripheral blood. Results. This study shows a significant increase of albumin and cholinesterase blood concentration in group using curcuma extract and nano-encapsulated curcuma extract compared to other group. Conclusion. Nano-encapsulated curcuma extract can protect the liver from CCl4-induced damages
Keywords
nanoparticle, Curcuma longa. L, Hepatoprotector, CCl4.
Topic
Farmasi Klinis dan Komunitas
Corresponding Author
NI LUH KADE ARMAN ANITA DEWI
Institutions
FAKULTAS FARMASI UNIVERSITAS MAHASARASWATI
Abstract
Abstrak: Luka bakar merupakan rusaknya jaringan kulit yang diakibatkan oleh adanya kontak kulit dengan sumber panas seperti api, air panas, bahan kimiawi, listrik dan radiasi. Prinsip penanganan utama adalah mendinginkan daerah yang terbakar atau menurunkan inflamasi, mencegah infeksi dan memberi kesempatan sisa-sisa sel epitel untuk berproliferasi dan menutup permukaan luka (Resky, 2016). Salah satu tanaman yang telah teruji berkhasiat untuk menyembuhkan luka bakar adalah ekstrak daun petai cina (Leucaena glauca, Benth). Kandungan yang dimanfaatkan untuk mengobati luka bakar adalah flavonoid, saponin dan tanin. Tanaman yang digunakan dalam penelitian ini adalah daun salam India (Murraya koenigii (L.) Spreng keluarga Rutaceae adalah salah satu dari dua spesies Murraya yang ditemukan di Aceh yang memiliki kandungan yang fenol, sterol dan steroid, saponin, kuinon, alkaloid, flavanoid, tanin, dan minyak atsiri. Tanaman ini digunakan di dalam sistem pengobatan India untuk mengobati berbagai penyakit. Beberapa bagian tanaman ini telah digunakan sebagai bahan baku untuk formulasi obat tradisional di India. Tujuan dari penelitian ini untuk mengetahui adanya aktivitas penyembuhan luka bakar ekstrak etanol daun salam india pada mencit. Pengujian diawali dengan pembuatan simplisia daun salam India (Murraya koenigii (L.) Spreng). Kemudian dilakukan proses ekstrasi dengan metode maserasi dengan menggunakan etanol 80%. Selanjutnya dilakukan pembuatan sediaan gel dengan bahan-bahan seperti CMC-Na, aquades, nipagin, TEA, dan ekstrak daun salam india. Pengujian dilakukan pada sampel mencit sebanyak 24 ekor mencit yang dibagi menjadi 4 kelompok. Kelompok 1 (kontrol negatif) zat pembawa, kelompok 2 (kontrol positif) gel Bioplacenton, kelompok 3 ekstrak daun salam india konsentrasi 20% dan kelompok 4 ekstrak daun salam india konsentrasi 30%. Perlakuan berupa pengolesan sediaan pada luka bakar satu kali sehari pada waktu yang sama. Berdasarkan hasil penelitian dapat disimpulkan bahwa ektrak daun salam india Murraya koenigii (L.) Spreng. memiliki aktivitas penyembuhan luka bakar pada mencit. Aktivitas penyembuhan luka bakar ini karena adanya kandungan adalah flavonoid, saponin dan tanin pada daun salam india Murraya koenigii (L.) Spreng Kata Kunci: luka bakar, daun salam India (Murraya koenigii (L.) Spreng (Rutaceae), Anova Independent Sample Test
Keywords
luka bakar, daun salam India (Murraya koenigii (L.) Spreng (Rutaceae), Anova Independent Sample Test
Topic
Etnomedisin dan Etnofarmakologi
Corresponding Author
Vera Ladeska Ladeska
Institutions
Fakultas Farmasi dan Sains, Universitas Muhammadiyah Prof. Dr. HAMKA
Jakarta
Abstract
Bawang bombay (Allium cepa L.) merupakan bawang yang dibudidayakan secara luas dan jenis bawang yang sering digunakan di berbagai masakan di Indonesia. Bawang bombay berkhasiat sebagai penurun kadar lemak dalam darah dan diuretik. Penelitian ini bertujuan untuk melengkapi monografi bawang bombay serta menentukan karateristik dan penetapan standar mutu tanaman berkhasiat obat. Hasil makroskopis yang didapatkan antara lain: memiliki akar serabut dan berwarna putih, dan panjangnya sekitar 9,5 cm. Batangnya merupakan batang semu dan berair berwarna hijau keputihan. Daun berbentuk silinder, memanjang seperti pipa dan berongga dengan panjang ± 20 cm, serta ujungnya meruncing. Umbi bawang bombay merupakan umbi lapis tunggal, memiliki diamater 6 mm yang lebih besar dibandingkan bawang merah. Hasil mikroskopis terdapat fragmen pengenal antara lain: rambut penutup dan berkas pengangkut dengan penebalan tangga dan spiral. Dari hasil penelitian terhadap ekstrak etanol 70% umbi bawang bombay menunjukkan adanya susut pengeringan 9,69%, kadar abu total 5,16%, kadar abu tak larut asam 0,069%, kadar sari larut air 14,36%, dan kadar sari larut etanol 23,04%. Skrining fitokimia menujukkan umbi bawang bombay mengandung senyawa flavonoid, saponin, fenol, dan triterpenoid. Kadar flavonoid total yang terkandung dalam ekstrak etanol umbi bawang bombay adalah 1,4868 ± 0,1260 mgQE/g. Kadar fenolik total dan aktivitas antioksidan ekstrak etanol 70% umbi bawang bombay (Allium cepa L.) dengan metode DPPH (1,1-difenil-2-pikrilhidrazil). Kadar fenolik total yang diperoleh pada ekstrak etanol umbi bawang bombay yaitu sebesar 103,4727 ± 3,0951 mg GAE/g. Nilai IC50 yang diperoleh ekstrak etanol 70% umbi bawang bombay sebesar 65,3198 ppm.
Keywords
Kata kunci: Allium cepa L,antioksidan, farmakognosi, flavonoid total, fenolik.
Topic
Farmakognosi dan Fitokimia
Corresponding Author
Adam Arditya Fajriawan
Institutions
Laboratorium Kultur Sel Mamalia, Pusat Teknologi Farmasi dan Medika, Badan Pengkajian dan Penerapan Teknologi (BPPT), Gd 610-611, Kawasan Puspiptek Serpong, Tangerang Selatan, Indonesia
Abstract
Azadirachta indica A. Juss. (Mimba) has been widely used as a traditional medicine to treat various diseases in Indonesia. However, its underlying mechanism as an anti-inflammatory agent is still unknown. The aim of this study was to identify the anti-inflammatory activity of ethanolic extract of Azadirachta indica A. Juss. leaves (AIL) and to assess its possible mechanism. The research initiated by extracting the active contents of AIL by maceration using ethanol 96 %. Cytotoxicity was observed by using MTT assay on RAW 264.7 cells. The effect of AIL on macrophages was determined by measuring NO production levels in the culture supernatant by using Griess assay. The results showed that AIL possesses a cytotoxic effect on RAW 264.7 cells with IC50 value of 195,01 µg/ml. The results also demonstrated that NO production levels were significantly decreased after AIL treatment. These findings suggested that AIL might stimulate anti-inflammatory activity. Further study are necessary to evaluate the anti-inflammatory activity of AIL deeply.
Keywords
Azadirachta indica; Anti-inflammatory; IC50; RAW 264.7; NO
Topic
Etnomedisin dan Etnofarmakologi
Corresponding Author
Afni Panggar Besi
Institutions
a. PROGRAM STUDI S1 FARMASI STIK SITI KHADIJAH PALEMBANG
b. UNIVERSITAS SRIWIJAYA PALEMBANG
Abstract
ABSTRACT There are so many kinds of traditional medicinal plants that are used for the treatment of diabetes mellitus in Indonesia. For instance, agarwood leaves (Aquilaria Microcarpa Baill) and cinnamon bark (Cinnamomum Burmanii) are such two plants that still not publically known yet if both can be used for the treatment of diabetes mellitus.This study aimed to determine the effectiveness of a mixture of agarwood leaf infusion (Aquilaria Microcarpa Baill) and cinnamon bark(Cinnamomum Burmanii) in decreasing blood glucose levels in male galurwistar rats with hyperglycemia.This study applies an experimental method using 25 male galurwistar rats where each group consisting of 5 rats. There are five different treatments, such as negative control (Aqua PI), positive controls (Glibenclamide), and 3 control treatments of mixed doses of agarwood leaf infusion (Aquilaria Microcarpa Baill) and cinnamon (Cinnamomum Burmanii) with the concentrations as much as 1,5 ml/kgBB, 3 ml/kgBB, 6 ml/kgBB.This study was conducted within 14 days and the measurement of the blood sugar levels be done in the day-3 (H3), day-7 (H7), day-11 (H11) and day-14 (H14). Data found were analyzed statistically with the One Way ANOVA and showing a significant value (p <0.05) in lowering the blood glucose. The results shows that the most effective of mixed dose between agarwood infusion (Aquilaria Microcarpa Baill) and cinnamon bark (Cinnamomum Burmanii) among the three dosage concentrations is a dose of 6 mg/ kgBB.
Keywords
Mixed infusion of agarwood (AquilariaMicrocarpaBaill) and cinnamon (CinnamomumBurmanii), Anti-diabetes.
Topic
Farmakologi dan Klinik TOOT
Corresponding Author
Greesty Finotory Swandiny
Institutions
Faculty of Pharmacy, University Pancasila, Srengseng Sawah, Jakarta
Abstract
The aging process is a natural process that will definitely occur in humans. One of the processes of skin aging is wrinkle (wrinkles). Wrinkles on the skin occur due to loss of skin elasticity due to the activity of the elastase enzyme by degrading the protein elastin which is naturally owned in the skin. Based on this to maintain skin elasticity can be done by inhibiting the work of the enzyme elastase in the skin. The zodia plant (Evodia hortensiss) is a plant that comes from the Rutaceae family that is known to have flavonoid and phenolic compounds. Both of these compounds are known to have elastase inhibitory activity. Zodia fruit extracts and leaves are refluxed using 90% ethanol solvent. The extracts were subjected to phytochemical screening tests, antioxidant activity tests with DPPH reagents, and anti-elastase activity tests. The results of phytochemical screening of zodia fruit and leaf extracts showed the presence of flavonoid compounds, saponins, catechetical tannins, steroids, and essential oils. The results of the antioxidant activity test with the DPPH reduction method were obtained by IC50 from zodia leaf extracts and zodia fruits respectively 264.15 ppm; and 121.59 ppm. From the antioxidant test results obtained inactive zodia leaves, while zodia fruits have antioxidant ability. So that the antielastase test was continued with zodia fruit extracts and an IC50 value of 145.67 ppm was obtained. Flavonoid compounds and polyphenols contained in zodia fruits are thought to be substances.
Keywords
antioxidants, antielastases, evodia hortensiss
Topic
Farmakognosi dan Fitokimia
Corresponding Author
Devi Permatasari
Institutions
Centre of Pharmaceutical and Medical Technology, Agency for the Assesment and Application of Technology.
Abstract
Gynura procumbens leaf or usually called as Daun Sambung Nyawa in Indonesia, known as one of the medicinal plant for various disease such as fever, kidney disease, migraine, hypertension, diabetes mellitus and cancer. Thus, this study aimed to optimize the extraction process of Gynura procumbens leaves using response surface methodology as optimization tools. The variables used for the experiment were % Ethanol concentration, solid-liquid ratio (w/v), and time of extraction (h). Result shows that optimum extraction process to obtain extract with optimum TFC (1.95%) and antioxidant activity (IC50 : 191.6) is at 60% of ethanol concentration, 1 (h) extraction and solid-liquid ratio w/v (1:8).
Keywords
Antioxidant activity, Flavonoid compound, Gynura procumbens
Topic
Farmakognosi dan Fitokimia
Corresponding Author
Mumpuni Nur Izzati
Institutions
(1) Departemen Kimia, IPB University, Bogor, Indonesia
*mra.ipb.ac.id
(2) Departemen Statistika, IPB University, Bogor, Indonesia
Abstract
Temu lawak (Curcuma xanthorriza) merupakan tanaman obat yang diketahui memiliki efek farmakologis dengan efek samping yang rendah. Kunyit (Curcuma longa) dapat menghasilkan warna yang mirip dengan sampel temu lawak sehingga berpotensi menjadi bahan pemalsu pada sampel temu lawak terutama jika sudah disajikan dalam bentuk serbuk. Penelitian ini bertujuan mengembangkan metode analisis unutk autentikasi sampel temu lawak dari kunyit dengan konsentrasi pemalsu 0.5 ppm dan 1 ppm. Temu lawak dan kunyit murni diekstraksi dengan pelarut etanol 1:10 menggunakan metode ultrasonikasi selama 40 menit. Ekstraknya kemudian dipekatkan dengan pemutar uap dan pengering beku. Sampel pemalsu dibuat dengan mencampurkan ekstrak temu lawak murni dengan ekstrak kunyit pada konsentrasi pemalsu 0.5 ppm dan 1 ppm. Serapan larutan diukur pada panjang gelombang 200-800 nm dengan spektrofotometer ultraviolet-tampak dan pada bilangan gelombang 4000-400 cm-1 dengan spektrofotometer FTIR. Analisis multivariat menggunakan analisis parsial kuadrat terkecil-analisis diskriminan, analisis komponen utama-analisis diskriminan linear dan SIMCA dilakukan terhadap fusi data kedua rentang panjang gelombang. Analisis parsial kuadrat terkecil-analisis diskriminan dan analisis komponen utama-analisis diskriminan linear, belum mampu mengautentikasikan sampel pemalsu, namun analisis menggunakan SIMCA mampu mendeteksi adanya perbedaan antara temu lawak murni dengan sampel pemalsu baik itu pada konsentrasi 0.5 ppm maupun 1 ppm.
Keywords
autentikasi, fusi data, kemometri, temu lawak.
Topic
Teknologi Panen dan Kontrol Kualitas
Corresponding Author
akrom akrom
Institutions
1.Departemen Farmakologi dan Farmasi Klinik, Fakultas Farmasi UAD
2.Departemen Kedokteran Keluarga dan Komunitas, FKIK UMY
3. Bagian Bedah, FKIK UMY
4. Bagian Patologi anatomi, FKIK UMY
Abstract
This study was conducted to investigate the chemopreventive effect of black cumin seeds oil (Nigella sativa), p53 & H-Ras gene expression, and CD8 count in 80 dimethylbenzanthracene (DMBA)-induced Sprague Dawley mice. The test animals were divided into 8 groups. The normal group was given standard food and drink. The three black cumin seed oil (BCSO) treatment groups received BCSO dosages of 0.25, 2.5, and 5 ml/kgBW/day respectively and they were induced with DMBA. The thymoquinone and tamoxifen groups received 50 mg/kgBW/day thymoquinone and 0.6 mg/kgBW/day tamoxifen respectively and they were induced with DMBA. The DMBA group was induced with 10x20mg/kgBW DMBA for 5 weeks. The solvent group received standard feeding and corn oil solutions. Starting from the third week of treatment, all groups except the normal and solvent groups were given 20 mg/kgBW DMBA twice a week for five weeks. Dissection and data retrieval were conducted at week 27. The chemopreventive effects are measured by nodules incidence, nodul multiplication, total weight, and histopathology. The number of CD8 T lymphocytes is determined by flowcytometer. The p53 and H-Ras gene expression is assessed using densitometry after PCR. The mean intergroup difference was calculated using one way Anova. The results showed that BCSO administration before and during DMBA induction can decrease nodule formation and count, decrease H-Ras gene expression, increase p53 gene expression and CD8 CTLs count. A dose of 0.25 ml/kgBW/day BCSO indicated a chemopreventive effect, increased p53 gene expression and CD8 CTLs count, and decreased H-Ras gene expression, all of which were similar to a dose of 2.25 ml/kgBW/day but safer. It can be concluded that a dose of 0.25 ml/kgBW/day BCSO produces chemopreventive and immunoprotective effects in DMBA-induced SD rats.
Keywords
Imunomodulator BCSO CTL carcinogenesis
Topic
Farmakologi dan Klinik TOOT
Corresponding Author
Shintia Maharani
Institutions
Program Studi Farmasi, Fakultas Farmasi dan Sains, Universitas Muhammadiyah Prof. DR. Hamka, Jakarta
Abstract
Piper retrofractum Vahl. (Java Chili or Cabe Jawa) and Piper nigrum L. (Black Pepper or Lada hitam) are parts of the Piperaceae family. One of the chemical constituents found in the fruit of the two plants is piperine, which has properties as antimicrobial, antidiabetic, anti-inflammatory, anticancer etc. This study aims to determine the piperine levels contained in 95% ethanol extract of Java Chili and Black Pepper fruits from regions with different altitude using UV-Visible spectrophotometry. Each sampel were extracted by maceration method using 95% ethanol. Qualitative identification of piperine was carried out using thin layer chromatography (TLC). Determination of piperine levels was carried out with UV-Visible spectrophotometry at maximum wavelength of 253.8 nm. The results showed that the levels of piperine contained in the 95% ethanol extract of Java Chili fruit from low altitude (Lampung), medium altitude (Madura) and high altitude (Bogor) are 1.54±0.02%; 1.44±0.02%; and 1.41±0.02% (w/v), respectively. Whereas, the levels of piperine contained in the 95% ethanol extract of Black Pepper fruit from low atitude (East Luwu), medium altitude (Central Lampung) and high altitude (Bogor) are 5.63±0.14%; 5.38±0.05%; and 4.87±0.09% (w/v), respectively.
Keywords
java chilli, black pepper, piperine, uv-visible spectrophotometry
Topic
Farmakognosi dan Fitokimia
Corresponding Author
Victor Sahat Siringoringo
Institutions
1Research and Development / PT. Deltomed Laboratories / Wonogiri
2,3,4Laboratorium Farmakologi dan Farmasi Klinik / Fakultas Farmasi / Universitas Gadjah Mada / Yogyakarta
Abstract
ABSTRAK Kebutuhan manusia untuk dapat meneruskan keturunan atau melakukan reproduksi merupakan salah satu tujuan hidup manusia. Selain untuk meneruskan keturunan, proses reproduksi juga merupakan suatu kebutuhan untuk memenuhi hasrat seksual. Kepuasan setiap pasangan adalah indikator dari hubungan seksual yang dilakukan. Tetapi, gangguan disfungsi seksual yang dialami oleh pasangan yang telah menikah, seringkali menimbulkan permasalahan tersendiri. Penggunaan obat-obatan sintetik untuk meningkatkan gairah seksual atau yang disebut afrodisiaka dapat menimbulkan efek samping yang dapat mengganggu kesehatan penggunanya. Eurycoma longifolia, Jack telah lama digunakan secara empiris oleh beberapa kalangan masyarakat untuk meningkatkan kemampuan seksualitas. Kandungan senyawa kimia kuasinoid, kumarin, dan alkaloid dipercaya mampu sebagai afrodisiaka serta meningkatkan sintesis testoteron yang akan memperbaiki gangguan disfungsi seksual yang ada. Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui efek afrodisiaka dari ekstrak Eurycoma longifolia, Jack yang diproduksi oleh P.T. Javaplant dengan nama dagang EURYCO®. Efek afrodisiaka diuji dengan menggunakan metode pengujian aktivitas seksual pada tikus jantan Wistar dengan pemejanan ekstrak EURYCO® (dosis 45 dan 90 mg/kgBB) selama 7 hari. Diamati perilaku seksual tikus (sexual behaviour) pada hari ke-7 selama 1 jam yang juga dibandingkan dengan perlakuan kontrol postitif dari VIAGRA® (Sildenafil sitrat, dosis 4,5 mg/kgBB) dan kontrol negatif berupa Na-CMC 0,1%. Parameter yang diamati meliputi frekuensi introduction, climbing, dan coitus yang terjadi selama waktu pengamatan. Data yang diperoleh dianalisis dengan metode Kruskall Wallis kemudian dilanjutkan dengan uji Mann Whitney atau uji t-test. Hasil pengujian menunjukkan bahwa pemberian ekstrak EURYCO® (Eurycoma longifolia, Jack) selama 7 hari dengan dosis 45 mg/kgBB meningkatkan parameter introduction dan pada dosis 90 mg/kg BB) mampu meningkatkan secara signifikan efek afrodisiaka dilihat dari parameter introduction. Disamping itu, pemberian ekstrak EURYCO® (Euryco longifolia, Jack) selama 7 hari dengan dosis 45 dan 90 mg/kgBB terbukti secara signifikan meningkatkan parameter afrodisiaka climbing dan coitus walaupun masih lebih rendah dibanding VIAGRA® (Sildenafil sitrat dosis 4,5 mg/kgBB). Perkiraan dosis efektif ekstrak EURYCO® (Euryco longifolia, Jack) sebagai afrodisiaka jika dikonversi ke manusia berkisar 500 mg-1,000 mg per hari (2 tablet/kapsul @500 mg/hari).
Keywords
Eurycoma longifolia; Afrodisiaka; Sexual behaviour, Tikus
Topic
Farmakologi dan Klinik TOOT
Corresponding Author
Ema Dewanti
Institutions
Fakultas Farmasi dan Sains Universitas Muhammadiyah Prof. Dr. Hamka Jakarta
Abstract
Hiperurisemia adalah peningkatan kadar asam urat dalam darah. Daun sawo manila (Manilkara zapota (L.) P. Royen) diketahui mampu menghambat kerja enzim xantin oksidase. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui efek antihiperurisemia ekstrak etanol daun sawo manila secara in-vivo pada tikus hiperurisemia. Tahapan penelitian adalah ekstraksi dan uji antihiperurisemia. Daun sawo manila dimaserasi dengan etanol 70%. Hewan uji dibagi menjadi enam kelompok yaitu kelompok normal, kontrol positif dengan allopurinol (4,107 mg/200gBB), kontrol negatif, dosis I, dosis II, dosis III (41,45 mg/KgBB, 82,9 mg/KgBB, 165,8 mg/KgBB). Tikus diberikan pakan tinggi purin selama 14 hari dan diberi sediaan uji selama 7 hari. Data hasil penurunan kadar asam urat dianalisis menggunakan uji ANOVA satu arah kemudian dilanjutkan dengan uji Tukey. Berdasarkan hasil yang diperoleh ekstrak etanol daun sawo manila memiliki aktivitas antihiperurisemia dan aktivitas pada dosis 165,8 mg/KgBB dengan presentase penurunan sebesar 42,3% tidak berbeda bermakna dengan kontrol positif.
Keywords
: Daun Sawo Manila (Manilkara zapota (L.) P. Royen) , ekstrak etanol, Antihiperurisemia
Topic
Farmakologi dan Klinik TOOT
Corresponding Author
Syafika Alaydrus
Institutions
Sekolah Tinggi Ilmu Farmasi Pelita Mas
Abstract
Rumput laut (Eucheuma Cottonii J. Agardh) merupakan salah satu sumber daya hayati yang terdapat di wilayah pesisir dan laut. Rumput laut mengandung komponen seperti alginat, agar-agar dan karagenan yang dapat menurunkan kadar kolesterol di dalam darah. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui potensi efek ekstrak etanol rumput laut terhadap penurunan kadar kolesterol dan obesitas dengan membandingkan kadar kolesterol plasma, bobot badan, dan berat organ vital (hati, ginjal dan jantumg) tikus yang obesitas, tikus yang diberikan ekstrak etanol rumput laut dengan tikus normal. Tikus dikelompokkan secara acak menjadi 6 kelompok. kelompok satu diberikan Na CMC 0,5 %, kelompok dua diberikan pakan diet lemak tinggi, kelompok tiga diberikan simvastatin, kelompok empat diberikan ekstrak etanol rumput laut 100 mg/kgBB, kelompok lima diberikan ekstrak etanol rumput laut 200 mg/kgBB dan kelompok enam diberikan ekstrak etanol rumput laut 300 mg/kgBB dengan lama pemberian suspensi ekstrak selama 14 hari. Pengukuran kadar kolesterol dalam darah mengunakan metode CHOD-PAP dan pengukuran jumlah asupan diet tinggi lemak, bobot badan dan organ dilakukan dengan cara penimbangan. Hasil penelitian menunjukkan ekstrak etanol rumput laut memiliki efek dapat menghambat peningkatan kadar kolesterol dalam plasma dan memiliki potensi antiobesitas.
Keywords
Ekstrak etanol rumput laut, hipokolesterolemik, antiobesitas, Diet tinggi lemak
Topic
Farmakognosi dan Fitokimia
Corresponding Author
Retno Yulianti
Institutions
Fakultas Kedokteran UPN Veteran Jakarta
Abstract
Diabetes mampu menyebabkan kerusakan jaringan akibat hiperglikemia dan hiperkolesterolemia. Stres oksidatif dapat menyebabkan peroksidasi lipid yang dinilai melalui kadar malondialdehid. Modifikasi gaya hidup dengan latihan fisik meningkatkan ambilan glukosa dan menurunkan profil lipid. Ekstrak daun sirsak berpotensi menurunkan kadar MDA. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui efek ekstrak daun sirsak dan latihan fisik serta kombinasi terhadap kadar MDA hepar tikus diabetik. Sebanyak 25 ekor tikus putih jantan galur Wistar, dikelompokkan menjadi lima kelompok dengan perlakuan berbeda yaitu: pakan standar dan aquades (K1), pakan tinggi lemak dan metformin 45mg/kgBB/hari (K2), pakan tinggi lemak dan vitamin E 150 IU/kgBB/hari (K3), pakan tinggi lemak dan latihan fisik sedang 20 meter/menit (K4), pakan tinggi lemak dan ekstrak daun sirsak 150 mg/kgBB/hari (K5), pakan tinggi lemak dan kombinasi (K6). Ekstrak daun sirsak diberikan selama 21 hari setelah diinduksi aloksan dan pakan tinggi lemak selama 5 minggu. Analisis data menggunakan uji One Way ANOVA dan dilanjutkan dengan uji Post Hoc LSD. Pada kelompok K6 mampu menurunkan GDS 70.97% dan kolesterol 62.47% dan bermakna dalam menurunkan kadar MDA 0,9 µMol. Kesimpulan penelitian ini bahwa kombinasi ekstrak daun sirsak dan latihan fisik memiliki kemampuan menurunkan kadar MDA jaringan hepar.
Keywords
Annona muricata, malondialdehid
Topic
Bioteknologi dan Molekular Tanaman Obat
Corresponding Author
Elly Wardani
Institutions
Fakultas Farmasi dan Sains, Universitas Muhammadiyah Prof. Dr. HAMKA, Jakarta Timur
Abstract
Diabetes melitus dicirikan dengan intoleransi glukosa yang menghasilkan terjadinya hiperglikemia dan gangguan dalam metabolisme lipid dan protein sehingga terjadi peningkatan konsentrasi lipid darah. Jahe, kayu manis, teh hijau, lemon dan madu mengandung senyawa yang berkhasiat sebagai antihiperkolesterol. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui aktivitas kombinasi infusa jahe, kayu manis, teh hijau, perasan lemon dan madu terhadap kadar kolesterol total, LDL dan HDL darah tikus hiperglikemia dan hiperlipidemia. Hewan uji tikus wistar jantan dibagi menjadi 6 kelompok perlakuan, masing-masing terdiri dari 4 ekor tikus. Kelompok I (kontrol normal), kelompok II (kontrol negatif), kelompok III (kontrol positif) diberi atorvastatin 1,029 mg/Kg BB kelompok IV, V, dan VI (kelompok perlakuan) diberi kombinasi infus jahe, kayu manis, teh hijau, perasan lemon, dan madu. Data penurunan kadar kolesterol total dan LDL serta peningkatan HDL darah tikus hiperglikemia dan hiperkolesterolemia dianalisis menggunakan ANOVA satu arah dan dilanjutkan dengan uji tukey. Hasil penelitian menunjukkan bahwa semua kelompok dosis dapat menurunkan kadar kolesterol total dan LDL darah, presentase penurunan kolesterol pada kelompok positif (36,65%) sebanding dengan kelompok dosis tinggi (40,65%) dan dosis sedang (43,99%. Presentase penurunan LDL pada kelompok positif (83,16%) sebanding dengan kelompok dosis tinggi (78,95%), dosis sedang (87,75%) dan dosis rendah (71,37%), tetapi tidak mampu meningkatkan kadar HDL karena tidak ada perbedaan bermakna (p>0,05)
Keywords
Infusa, jahe, kayu manis, teh hijau, lemon, madu, kolesterol
Topic
Farmakologi dan Klinik TOOT
Corresponding Author
Ika Maruya Kusuma
Institutions
1Institut Sains dan Teknologi Nasional: Laboratorium Fitokimia, Farmasi, Fakultas Farmasi, ISTN, Jakarta
2Institut Sains dan Teknologi Nasional: Laboratorium Farmasetika dan Teknologi Farmasi, Fakultas Farmasi, ISTN, Jakarta
Abstract
Allupurinol obat asam urat yang bersifat urikostatik. Jangka panjang allopurinol dapat menyebabkan gagal hati, hepatitis, diare, konstipasi, mual, muntah dan eksim. Ekstrak daun murbei 250 mg/kg BB (M250), 500 mg/kg BB (M500) dan 750 mg/kg BB (M750) diketahui dapat menurunkan kadar asam urat. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui efektivitas sirup ektrak daun murbei M250, M500 dan M750 dapat menurunkan kadar asam urat dan memiliki stabilitas fisik yang baik. Ekstrak etanol daun murbei diuji fitokimia, dibuat sirup simplek dan diperiksa organoleptik, pH, homogenitas dan viskositasnya. Hewan uji yang digunakan 24 ekor mencit jantan, dengan 6 kelompok. Mencit diberi makan hati ayam segar hingga hiperurisemia, kemudian diberi sirup ektrak daun murbei dengan perlakuan M250, M500, M750 kontrol allopurinol dan Na CMC. Kadar asam urat darah diukur tiap jam ke 1; 1,5; 2; 2,5 dan 5. Hasil: ekstak daun murbei memiliki kandungan alkaloid, flavonoid, saponin, tanin dan terpenoid. Organoleptik sirup ekstrak daun murbei cair, hijau dan manis, dengan pH 4,2 - 4,5; bersifat homogen. Kesimpulan: sirup ekstrak daun murbei menurunkan kadar asam urat pada dosis M250 (32%), M500 (53%) dan M750 (41%), yang tidak berbedanyata dengan kontrol allopurinol 61% (p>0.05). Sirup ektrak daun murbei dapat diformulasi dan memiliki stabilitas fisik yang baik.
Keywords
Asam urat, ektrak daun murbei, mencit jantan, sirup
Topic
Teknologi Formulasi Sediaan Bahan Alam
Corresponding Author
Fransiska Christydira Sekaringtyas
Institutions
Center of Pharmaceutical and Medical Technology, Agency for The Assessment and Application of Technology
Abstract
Dry extract of binahong (Anredera cordifolia (Ten.) Steenis) has been known to have several pharmacological activities, one of those is antidiabetic and has been developed as alternative medicine. Making the dry extract by adding fillers could shorten the drying time and increase the shelf life of extract. This study is aimed to determine the type and ratio of fillers to the characteristics of binahong dry extract, thus the optimum formula is obtained using response surface methodology. The fillers which is used include corn starch, amprotab, microcrystalline cellulose (MCC) 102, dextrin, lactose, and maltodextrin. The results showed that the ratio of extract : MCC : amprotab 1 : 0.5322: 0.9978 was the optimum formula of binahong dry extract. Appearance of binahong dry extract was dark green to brown dry powder with characteristic odor and bitter taste. The characterization results include loss of drying of 8.36% ± 0.14%, water content 6.42% ± 0.42%, angle of repose 12.14° ± 1.63°, and total phenolic content 1.83% ± 0.30%. From the results of the study, it can be concluded that the combination of MCC and amprotab provides good characteristics of binahong dry extract with optimum total phenolic content. The prototype of binahong dry extract which has been characterized could be combined with other extract, which are expected to be an alternative treatment and also increase its pharmacological activity.
Keywords
Dry extract, Binahong (Anredera cordifolia (Ten.) Steenis), Amprotab, Microcrystalline cellulose
Topic
Teknologi Formulasi Sediaan Bahan Alam
Corresponding Author
Dwi Arymbhi Sanjaya
Institutions
a) Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Bali
Jalan Tukad Balian No.180, Renon, Denpasar 80227, Indonesia
*arymbhi[at]gmail.com
Abstract
The earliest record of medical plant use in Bali is found in the Lontar Usada. Lontar Usada as the foundation of the science of spiritual life and the art of healing of Balinese culture. The one of the popular Lontar Usada in Bali is Lontar Usada Pemunah Cetik Kerikan Gangsa. Lontar Usada Pemunah Cetik Kerikan Gangsa describes the medicinal importance of plants for detoxifying of copper, lead, and arsenic. This paper examined the ethnobotany and to know the use of medical plants by traditional healers (BATTRA) based on Lontar Usada Pemunah Cetik Kerikan Gangsa for detoxifying of copper, lead, and arsenic. We collected the information about medical plants from BATTRA in Bali with in-depth interview method. The results this study indicates that seven of plant species is use as traditional medicine for detoxifying of copper, lead, and arsenic, such as garlic (Allium sativum), jangu (Acorus calamus), gamongan (Zingiber cassumunar Roxb.), hibiscus leaf (Hibiscus rosa-sinensis L. folium), cassava (Manihot utillissima), lemon grass (Cymbopogon nardus), and coconut (Cocos nucifera L.). These preparation methods include juice (garlic with jangu), inhalation/smoke (lemon grass with coconut), and mashed for rub (gamongan mixed with hibiscus leaf and coconut).
Keywords
cetik; kerikan gangsa; traditional medicine; heavy metal
Topic
Etnomedisin dan Etnofarmakologi
Corresponding Author
M. Bakti Samsu Adi
Institutions
a), b), c) Balai Besar Penelitian dan Pengembangan Tanaman Obat dan Obat Tradisional, Tawangmangu
*adi.b2p2to2t[at]gmail.com
Abstract
Ketersediaan stok dalam suatu kegiatan pelayanan yang menggunakan bahan baku adalah sangat penting. Diperlukan manajemen yang baik agar keseimbangan dalam keluar masuk bahan baku tetap terjaga dengan baik. Penelitian ini bertujuan untuk mempelajari mengenai pentingnya evaluasi terhadap ketersediaan bahan baku simplisia tanaman obat yang digunakan dalam pelayanan berbasis penelitian di Klinik Saintifikasi Jamu Tawangmangu. Analisis dilakukan terhadap data persediaan simplisia Orthosiphon aristatus (Blume) Miq. yang dicatat sejak bulan Juli tahun 2011 sampai bulan Desember tahun 2017 di gudang simplisia Laboratorium Pasca Panen. Analisis yang digunakan adalah analisis runtun waktu dengan metode ARIMA untuk meramalkan kebutuhan simplisia beberapa waktu ke depan. Hasil analisis menunjukkan bahwa stok O. aristatus yang disimpan di gudang simplisia mengalami kelebihan stok yang disebabkan oleh produksi yang tinggi, sementara penyerapannya rendah. Oleh karena itu, stok harus dikurangi hingga terjadi keseimbangan antara stok dan kebutuhan. Manajemen stok yang baik, akan menjadikan kualitas bahan dan keseimbangan stok tetap terjaga.
Keywords
Stok; ARIMA; peramalan; simplisia
Topic
Teknologi Panen dan Kontrol Kualitas
Page 1 (data 1 to 30 of 116) | Displayed ini 30 data/page
Featured Events
Embed Logo
If your conference is listed in our system, please put our logo somewhere in your website. Simply copy-paste the HTML code below to your website (ask your web admin):
<a target="_blank" href="https://ifory.id"><img src="https://ifory.id/ifory.png" title="Ifory - Indonesia Conference Directory" width="150" height="" border="0"></a>
Site Stats