Event starts on 2015.06.08 for 2 days in Bandung
http://portal.fi.itb.ac.id/snips2015 | https://ifory.id/conf-abstract/z4pZjcJkq
Page 2 (data 31 to 60 of 256) | Displayed ini 30 data/page
Corresponding Author
bambang achdiat achdiat
Institutions
Institut Teknologi Bandung
Abstract
Mesin panas gas ideal merupakan alat yang mampu mengkonversi energi panas menjadi usaha mekanik. Mesin ini bekerja dengan cara mengubah volume dan tekanan gas pada mesin akibat dari perubahan suhu. Jika perubahan suhu juga mampu mengubah besaran fisika pada sistem yang lain, maka memungkinkan adanya mesin panas dengan sistem selain gas ideal. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui kemungkinan dihasilkannya usaha mekanik dari mesin panas dengan sistem tegangan permukaan pada selaput tipis sabun. Emile Clapeyron menuliskan persaman umum gas ideal (PV = nRT) yang kemudian digunakan untuk membuat mesin panas gas ideal. Persamaan ini analogi dengan persamaan keadaan tegangan permukaan selaput tipis sabun, ((ɣ- ɣo)A = aT). Langkah-langkah yang dilakukan adalah menemukan kesamaan besaran intensif dan ekstensif dari gas ideal dan selaput tipis sabun dalam persamaan keadaannya, kemudian menurunkan fungsi energi dalamnya, kapasitas panasnya, menggambarkan proses isotermik dan adiabatiknya dalam siklus Carnot, kemudian menghitung usaha mekanik dan efisiensi dari masing-masing sistem. Besaran intensif pada gas ideal adalah tekanan (P) dan pada selaput tipis sabun adalah tegangan permukaan ( ). Besaran Ekstensif pada gas ideal adalah volume (V) dan pada selaput tipis sabun adalah luas permukaan (A). Besaran intensif dan ekstensif ini sama-sama terpengaruhi oleh suhu. Perbedaan sistem termodinamika gas ideal dan selaput tipis sabun terlihat jelas pada bentuk siklus Carnot yang dihasilkan, khususnya pada proses adiabatik. Hal ini dikarenakan perbedaan notasi kerja, dimana kerja pada gas ideal dW = -PdV, sedangkan pada selaput tipis sabun dW = dA. Sehingga pada gas ideal nilai CP > CV, sedangkan pada selaput tipis sabun Cγ < CA. Penurunan persamaan keadaan pada selaput tipis sabun menunjukan bahwa mesin panas juga bisa dibuat dengan menggunakan sifat tegangan permukaan pada selaput tipis sabun.
Keywords
Kata kunci : Mesin panas, Usaha Mekanik, Selaput tipis sabun
Topic
Energi (ENG)
Corresponding Author
Fiqqih Sinatrya Maghfiroh
Institutions
Abstract
Queue is due to the limited resources generally services related to limited server. Queueing theory with N-policy has the characteristics in which the server will use the time to be unemployed to perform other tasks that require the server to leave the system when there is no customer service and will be active in the service back after there is a number N of customers waiting to be served. In this research proposal, the researcher will analyze the two-phase queuing system service using the model M/M/1. There is a server (single server) serving customers in groups in phase 1 followed by individual services in phase 2. The system considers the state of the server queue is slow and customers are impatient. Characteristics server queuing system model of the N-policy M/M/1 with two phases of service in this research proposal raises the queuing system is divided into six states. Model analysis performed to obtain the probability of occurrence of each state, the expected number of customers, and the customer waiting time in the system. Further simulations to analyze the sensitivity of the value of N to parameters on the total cost function in order to get the optimal value of N that minimize the total cost.
Keywords
Queueing System; N-policy; cost function
Topic
Komputasi dan Pemodelan (COM)
Corresponding Author
Taufan Wiguna
Institutions
&
Abstract
Keywords
8203;Technology Center for Marine Survey
Badan Pengkajian dan Penerapan Teknologi
Topic
hidroakustik, gelombang, buoy, InaPRIMA
Corresponding Author
tri andriani
Institutions
Institut teknologi sepuluh november surabaya
Abstract
penyakit ebola adalah penyakit yang disebabkan oleh sejenis virus dari genus ebolavirus, famili filoviridae. Ebola telah ada sebagai endemik menular sejak tahun 1976 di Afrika Tengah. Virus ebola diklasifikasikan ke dalam lima jenis yaitu zaire ebolavirus, sudan ebolavirus, bundibugyo ebolavirus, tai forest ebolavirus yang juga dikenal sebagai cote dIvoire ebolavirus dan reston ebolavirus adalah satu-satunya virus yang tidak menyerang manusia, namun memyerang monyet Identifikasi kekerabatan jenis virus ebola dan penyebarannya dapat dilakukan dengan menggunakan pohon filogenetik. Pada penelitian ini, pohon filogenetik dibangun dengan metode berbasis fitur yaitu metode maximum parsimony yang didalamnya terdapat multiple alignment, sehingga proses pembentukan pohon filogenetik berlangsung lebih efisien sebab dapat dilakukan penyejajaran keseluruhan sekuens sekaligus.
Keywords
metode maximum parsimony, multiple alignment, pohon filogenetik, virus ebola
Topic
Komputasi dan Pemodelan (COM)
Corresponding Author
Sparisoma Viridi
Institutions
Institut Teknologi Bandung
Universitas Islam Negeri Ar-Raniry Banda Aceh
Abstract
Salah satu kendala dalam proses produksi bioetanol adalah teknik pemurniannya. Teknik pemurnian dilakukan dengan cara distilasi. Teknik distilasi biasa hanya mampu menghasilkan etanol dengan kemurnian tidak lebih dari 95,6 % sehingga belum memenuhi fuel grade etanol. Pada konsentrasi tersebut, air dan alkohol akan membentuk azeotrop yang sulit dipisahkan sehingga diperlukan teknik dehidrasi menggunakan adsorben. Penelitian ini bertujuan untuk mempelajari potensi penerapan self siphon dalam teknik dehidrasi bioetanol menggunakan zeolit. Metode yang digunakan dalam penelitian ini ialah studi literatur dengan cara mengumpulkan referensi tentang aplikasi Self Siphon dan metode dehidrasi bioetanol menggunakan zeolit dengan teknik batch adsorption. Teknik ini umumnya dijalankan bersamaan dengan proses distilasi biasa, dimana aliran uap distilatnya hanya mengandalkan tekanan yang dihasilkan dari pembakaran. Self Siphon dapat digunakan untuk modifikasi alat proses dehidrasi bioetanol dengan jalan memasangnya pada rangkaian alat distilasi yaitu tepatnya di sisi setelah labu distilasi dan sebelum pendingin Leipzig. Zeolit diletakkan pada segmen Self Siphon yang memiliki potensi tekanan paling optimal. Pemasangan ini dilakukan untuk meningkatkan laju alir uap distilat sehingga gaya tekan molekul H2O ke dalam pori-pori zeolit meningkat. Dengan perlakuan ini, proses adsorpsi uap air akan berlangsung secara maksimal dan proses dehidrasi akan berjalan lebih efektif dan efisien.
Keywords
pemurnian bioetanol, Self Siphon, distilasi, dan dehidrasi
Topic
Inovasi (INV)
Corresponding Author
Taufan Wiguna
Institutions
&
Abstract
Keywords
8203;&
Topic
8203;Technology Center for Marine Survey
Badan Pengkajian dan Penerapan Teknologi
Corresponding Author
Khulafaur Rosyidin
Institutions
Agricultural Engineering Department
Agricultural Technology Faculty
Brawijaya University
Abstract
Telah dilakukan pretreatment pada pohon (gedebog) pisang kepok terhadap kandungan selulosa menggunakan bantuan gelombang mikro (microwave) dan pelarut NaOH 0,5 M. Selulosa ini sangat penting dalam dalam proses hidrolisis dan fermentasi untuk biokonversi menjadi bioetanol sebagai sumber karbon (gula). Riset ini membahas potensi penggunaan gelombag microwave dalam proses pretreatment batang pisang yang didapat dari desa Sumberjo Jombang. Metode pretreatment menggunakan microwave-NaOH dinilai lebih baik, karena selain interaksi yang terjadi antara gelombang micro dengan bahan pada saat pretreatment akan menghasilkan efek panas (heating), penambahan NaOH juga membantu dalam reaksi pemecahan lignoselulosa bahan. Rancangan percobaan menggunakan Rangkaian Acak Kelompok (RAK) yang tersusun atas 2 faktor yaitu volume pelarut NaOH dan lama waktu pretreatment . Ukuran serbuk batang pisang yang digunakan yaitu 100 mesh bermassa 40 gram dan besar daya microwave yaitu 950 watt. Adapun hasil penelitian menunjukkan bahwa perlakuan terbaik didapatkan pada perlakuan 500 mL dan lama waktu 40 menit, yaitu menghasilkan selulosa sebesar 27,265%, hemiselulosa 17,86% dan lignin 3,26%. Uji SEM menunjukkan kenampakkan sel telah rusak setelah dikenai paparan gelombang mikro (microwave).
Keywords
microwave, NaOH, pohon pisang, pretreatment, selulosa
Topic
Energi (ENG)
Corresponding Author
Anita Marina Maryati
Institutions
Universitas Pendidikan Indonesia
Abstract
Model kurikulum terintegrasi telah banyak disebutkan dapat membuat pembelajaran sains lebih bermakna bagi peserta didik. Pada kenyataannya di lapangan, sains belum diajarkan secara terintegrasi, melainkan masih secara terpisah antar disiplin-disiplinnya. Bahan ajar, sebagai satu dari tiga komponen utama dalam pembelajaran, harus dapat disajikan dengan tepat untuk mencapai pembelajaran sains yang diharapkan. Penelitian ini bertujuan menyusun modul bahan ajar IPA terintegrasi dengan tema Kesehatan, untuk kelas 8 IPA SMP. Metodologi penelitian ini termasuk ke dalam penelitian dan pengembangan pendidikan (Education Research and Developmet). Adapun penyusunan bahan ajar dilakukan dengan metode 4S TMD (4 Steps Teaching Material Development) yang terdiri dari tahap seleksi, strukturisasi, karakterisasi, dan reduksi didaktik. Pada tahap seleksi ditentukan materi-materi yang akan dibelajarkan kepada siswa. Pada tahap strukturisasi dibuat struktur makro dan peta konsep dari pokok-pokok materi dalam bahan ajar. Pada tahap karakterisasi ditentukan bagian-bagian mana saja dari materi yang termasuk karakter mudah, sulit, sederhana, dan kompleks. Pada tahap reduksi didaktik, dilakukan pengurangan tingkat kesulitan agar bahan ajar dapat dipahami siswa dengan lebih mudah.
Keywords
bahan ajar, modul, integrasi, kesehatan, 4S TMD
Topic
Pembelajaran (EDU)
Corresponding Author
Sanny Virginia Aponno
Institutions
a) Program Studi Pengajaran Fisika, Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam, Jalan Ganesha 10, Bandung 40132, Indonesia
*sanny.aponno[at]gmail.com
b) Program Studi Fisika, Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam, Jalan Ganesha 10, Bandung 40132, Indonesia
Abstract
Indonesia Timur secara fisika tektonik terdiri dari pulau-pulau yang muncul dari lempeng Samudra Pasifik ( Maluku Utara ), busur kepulauan subduksi pinggiran Eurasia dan Samudra Hindia yang terdorong dan tertekuk ( Maluku tengah ) dan Pulau Papua yang merupakan kaki benua Australia yang terangkat. Kepulauan gunung api mempunyai pantai dan teluk sempit dengan jalan raya sejajar, pantai. Pulau besar mempunyai pantai berbakau, banyak sungai dan endapan delta yang subur serta pegunungan tinggi mengandung intrusi dan urat-urat mineral. Praktikum Fisika Alam seperti berikut dapat dikembangkan : mekanika/kinematika jalan raya, aliran sungai curam, erosi dan sedimentasi, geometri topografi, perhitungan volume puncak-pucak pegunungan, angin, matahari, penguapan, sifat listrik bumi yang dapat menuju ke rekayasa penelolaan smberdaya alam ( hayati dan ESDM ).
Keywords
tektonik Indonesia Timur, karakter pulau-pulaunya, fisika kontekstual, praktikum fisika alam.
Topic
Pembelajaran (EDU)
Corresponding Author
valentinus galih vidia putra
Institutions
Universitas Gadjah Mada
Politeknik STTT
Abstract
Proses pembentukan benang dalam industri tekstil di Indonesia umumnya menggunakan mesin ring spinning. Benang yang diproduksi menggunakan mesin ring spinning memiliki suatu tekstur yang berbeda dengan benang yang diproduksi dengan jenis mesin yang lain seperti mesin OE, mesin Air jet dsb. Pada penelitian ini dikaji bentuk pergerakan serat-benang dalam tampang lintang yang mendekati bentuk struktur benang Ring Spinning menggunakan persamaan geodesik yang menggunakan prinsip mekanika analitik
Keywords
Benang pintal,Ring spinning,Persamaan geodesik
Topic
Material (MAT)
Corresponding Author
Ridwan Ramdani
Institutions
a) Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam, Institut Teknologi Bandung, Jalan Ganesha 10, Bandung 40132, Indonesia
*ridwanramdani[at]students.itb.ac.id
b) Jurusan Fisika, Fakultas Sains dan Teknologi, UIN Sunan Gunung Djati Bandung, Jalan A.H. Nasution 105, Bandung 40614, Indonesia
c) Tan Tock Seng Hospital (TTSH), Singapura
Abstract
Salah satu tahapan penting dalam perhitungan dosis pada radioterapi dengan menggunakan algoritma Monte Carlo (MC) adalah tahapan commissioning. Tahapan ini bertujuan untuk memvalidasi model virtual yang telah dibangun dengan menggunakan algoritma MC terhadap Pesawat Linear Accelerator (Linac) yang sebenarnya. Pada penelitian ini dilakukan kalibrasi model virtual pesawat Linear Accelerator Varian Clinac iX foton beam 10 MV. Pembuatan model virtual Linac menggunakan data karakteristik treatment head pesawat Linac Varian Clinac iX yang berada di Tan Tock Seng Hospital (TTSH), Singapura. Proses commissioning ini dilakukan 2 tahap yakni pemodelan virtual linac dan simulasi pada phantom air. Tahap awal dilakukan dengan menggunakan BEAMnrc/EGSnrc code system. Model Linac ini dilengkapi dengan 60 pasang Millenium MLC (multileaf collimator). Model virtual ini dibuat dengan membagi menjadi 2 bagian yakni patien-dependent component dan patient-independent component. Pembagian ini bertujuan untuk mereduksi waktu simulasi yang dibutuhkan dan mempermudah simulasi jika menggunakan field size yang berbeda. Selanjutnya, model virtual linac yang telah dibuat digunakan untuk menghitung Percentage Depth Dose (PDD) dan profil dosis di phantom air (water phantom) yang berukuran 40x40x40 cm3 menggunakan simulasi Monte Carlo pada BEAMnrc/DOSXYZnrc dengan variasi energi elektron awal 10.1 MeV, 10.2 MeV, 10.3 MeV dan 10.4 MeV. Field size dan SSD (source to surface distance) masing-masing sebesar 10x10 cm2 dan 100 cm. Tahap akhir, hasil perhitungan kemudian akan dibandingkan dengan hasil pengukuran, jika deviasi hasil perhitungan dengan pengukuran kurang dari 5% maka model virtual linac yang dibuat dikatakan telah terkalibrasi. Hasil yang diperoleh menunjukan bahwa energi elektron 10.3 MeV memiliki deviasi yang paling kecil yaitu PDD 1.07 %, Dmax 4.16 % dan profil dosis 19.52 %. Sehingga model virtual Linac ini terkalibrasi dengan energi elektron 10.3 MeV.
Keywords
Commissioning, Monte Carlo, EGSnrc User Code
Topic
Lain-lain (ETC)
Corresponding Author
Aloysius Rusli
Institutions
Jurusan Fisika, FTIS, Universitas Katolik Parahyangan, Bandung 40141, Indonesia
Abstract
Literasi sains (Science Literacy) merupakan salah satu kelengkapan penting seorang manusia di peradaban mutakhir ini, yang makin diwarnai dan dipengaruhi oleh perkembangan ilmu dan teknologi. Literasi biasanya didahului oleh kesadaran akan sains dan manfaatnya. Dalam rangka meningkatkan kesadaran akan keterkaitan dua satuan dasar pertama Sistem Internasional, yaitu detik dan meter, diajukan hasil studi kecil ini. Sebagai picu perhatian, dipilih judul yang menonjolkan "keanehan" bahwa nilai percepatan gravitasi di permukaan Bumi praktis sama dengan nilai kuadrat bilangan yang menunjukkan perbandingan keliling suatu lingkaran dengan garis tengahnya; dua besaran yang sepintas tidak tampak memiliki hubungan apapun. Maka bagaimana mungkin nilainya dapat amat, atau cukup mirip satu dengan lainnya. Ternyata ini terjadi akibat pengaitan satuan detik yang sudah dikenal sejak jaman Sumeria 30 abad yang lalu, dengan satuan meter yang dirintis menjelang Revolusi Perancis 2+ abad yang lalu, melalui apa yang disebut sebagai "bandul detik". Akhirnya, ternyata satuan meter bukannya dikaitkan dengan satuan detik, melainkan dikaitkan dengan ukuran Bumi, akibat pertimbangan yang dapat disebut pertimbangan politik. Dengan demikian dapat ditunjukkan betapa berbagai pertimbangan dalam komunitas manusia, dapat saling berpengaruh, sehingga literasi sains kiranya perlu disertai pula oleh literasi tentang pergaulan manusia sedunia.
Keywords
science literacy, science awareness, time unit, distance unit
Topic
Pembelajaran (EDU)
Corresponding Author
Linda Handayani
Institutions
INSTITUT TEKNOLOGI BANDUNG
Abstract
Pada penelitian ini, penulis merancang alat yang berbasis dual sensor untuk mengukur kualitas air, dalam hal ini yang diukur adalah kekeruhan air. Tingkat kekeruhan air ini dikonversi ke besarantegangan listrik. Alat ini nantinya dapat digunakan sebagai penelitian dasar dalam merancang alat pendeteksi kekeruhan air sehingga secara otomatis dapat mendaur ulang air yang kotor menjadi air yang layak pakai. Dual sensor LDR pada alat ini masing-masing digunakan sebagai sensor pembanding dan digunakan untuk mengukur tingkat kejernihan air. Alat ini dikalibrasi dengan menggunakan standar kejernihan air dari Kementrian Lingkungan Hidup. Setelah dikalibrasi, alat ini diujikan pada beberapa larutan yang memiliki tingkat kejernihan yang berbeda. Setelah dilakukan penelitian, dapat diketahui bahwa bahwa ada perbedaan nilai voltase antara air yang jernih dan beberapa sampel air yang digunakan.
Keywords
Sensor LDR, Kejernihan Air, Arduino
Topic
Instrumentasi (INS)
Corresponding Author
Kinanti Mugi Lestari
Institutions
Departemen Pendidikan Fisika, FPMIPA, Universitas Pendidikan Indonesia
Abstract
Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) sebagai panduan pembelajaran di kelas memegang peranan yang sangat penting bagi seorang pendidik. Maka, ketika seorang siswa mengalami masalah akademik di sekolah, mungkin saja salah satu faktor yang menyebabkannya yaitu karena terdapat kekurangan dalam RPP yang dijadikan panduan mengajar guru, sehingga dapat membuat siswa mengalami hambatan belajar (Learning Obstacle). Untuk itu, dibuatlah desain didaktis untuk membantu mengurangi hambatan belajar yang dialami siswa. Desain didaktis mencakup prediksi respon siswa, sehingga guru dapat menyiapkan skenario yang dapat dijadikan respon terhadap respon siswa. Metode penelitian yang digunakan adalah metode kualitatif deskriptif. Penelitian ini dilakukan di salah satu Sekolah Menengah Atas di Kota Bandung, dengan sampel yaitu siswa kelas XI dan siswa kelas X. Pengambilan data dilakukan dengan memberikan Tes Kemampuan Responden kepada sampel. Tes Kemampuan Responden diberikan dua kali; pertama, kepada siswa kelas XI. Dari hasil analisis Tes Kemampuan Responden, diperoleh data mengenai beberapa hambatan yang dialami siswa dalam menyelesaikan soal-soal fisika. Kemudian dibuatlah desain didaktis untuk pembelajaran Hukum Hooke, yang kemudian desain tersebut diimplementasikan pada pembelajaran Hukum Hooke berikutnya di kelas X, sehingga dapat diketahui kefektifan dan keefisiensian desain tersebut terhadap hambatan belajar siswa pada pembelajaran Hukum Hooke.
Keywords
Desain Didaktis, Hambatan Belajar (Learning Obstacles), Hukum Hooke
Topic
Pembelajaran (EDU)
Corresponding Author
Erwin Susanto
Institutions
Fakultas Teknik Elektro, Universitas Telkom
Abstract
Makalah ini membahas perancangan desain filter pada sistem netral waktu-diskrit dengan metode guaranteed cost. Metode desain filter ini akan menghasilkan filter kokoh (robust), dan penurunan persamaannya menggunakan LMI (linear matrix inequalities).
Keywords
guaranteed cost, LMI, robust
Topic
Teoretik (THE)
Corresponding Author
Saprudin M.Pd
Institutions
Prodi Pendidikan Fisika, FKIP Universitas Khairun
Abstract
Pada pelaksanaan kurikulum 2013, model pembelajaran berbasis masalah merupakan salah satu model pembelajaran yang ditekankan untuk diterapkan dalam pembelajaran fisika. Namun, tidaklah sedikit guru fisika di Kota Ternate yang ditemukan masih mengalami kesulitan dalam menerapkannya di kelas. Penelitian ini merupakan penelitian pengembangan yang bertujuan untuk menghasilkan produk berupa media video pembelajaran materi kalor dengan menerapkan model pembelajaran berbasis masalah. Adapun penelitian yang dilakukan baru sampai pada tahap Desain. Uji coba produk dilakukan pada beberapa guru fisika SMP/ MTs dan SMA/ MA di Kota Ternate. Instrumen penelitian yang digunakan berupa angket yang ditujukan untuk ahli materi, ahli media video, dan guru sebagai pengguna produk. Berdasarkan hasil analisis data, disimpulkan bahwa produk media video model pembelajaran berbasis masalah pada materi kalor dinyatakan layak dan dapat dijadikan sebagai acuan bagi guru dalam menerapkan model pembelajaran tersebut.
Keywords
Media video, Model pembelajaran berbasis masalah, kalor
Topic
Inovasi (INV)
Corresponding Author
Uzi Fauziah
Institutions
Sekolah Pascasarjana Universitas Pendidikan Indonesia
Abstract
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui desain penelitian pengembangan bahan ajar IPA Terpadu Tema Cahaya dan Warna. Bahan ajar merupakan komponen yang sangat penting untuk menunjang tercapainya Proses Belajar Mengajar (PBM) yang optimal, sehingga perlu mendapatkan perhatian yang khusus, sebab masih banyak bahan ajar yang keluasan dan kedalamannya belum sesuai dengan tingkat perkembangan siswa. Kemampuan guru dalam mengembangkan bahan ajar juga terkait dengan kompetensi pedagogik dan kompetensi profesional guru seperti yang tercantum dalam lampiran Permendiknas Nomor 16 Tahun 2007, bahwa guru sebagai pendidik profesional diharapkan memiliki kemampuan mengembangkan bahan ajar sesuai mekanisme yang ada dengan memperhatikan karakteristik dan lingkungan sosial peserta didik. Kurikulum 2013 menuntut adanya keterpaduan dalam pembelajaran Ilmu Pengetahuan Alam (IPA) sehingga diperlukan pengintegrasian keterampilan, tema, konsep, serta topik. Penyajian konsep-konsep IPA pada bahan ajar IPA Terpadu diawali dengan fenomena yang ada di sekitar siswa dan membahasnya dengan tinjauan dari empat bidang kajian, yakni Fisika, Kimia, Biologi, dan Ilmu Pengetahuan Bumi dan Antariksa (IPBA). Salah satu fenomena yang dekat dengan siswa adalah fenomena cahaya dan warna. Cahaya dan Warna penting serta menarik untuk dipelajari karena fenomena ini dialami siswa setiap saat, dan berkaitan dengan semua benda/objek dalam kehidupan sehari-hari khususnya objek yang dipelajari dalam IPA.
Keywords
Bahan Ajar, IPA, IPA Terpadu
Topic
Pembelajaran (EDU)
Corresponding Author
Rd. Risma Farissa Nurasiah
Institutions
Departemen Pendidikan Fisika, FPMIPA, Universitas Pendidikan Indonesia, Bandung
Abstract
Keterampilan berpikir kritis merupakan salah satu keterampilan yang perlu dimiliki setiap siswa supaya tidak tertinggal dalam persaingan dunia yang semakin ketat. Berbagai upaya untuk melatihkan dan meningkatkan keterampilan berpikir kritis siswa perlu diimbangi dengan alat ukur tes yang sesuai. Tujuan penelitian ini yaitu untuk menyusun dan mengkaji karakteristik instrumen tes keterampilan berpikir kritis pada materi alat optik untuk siswa SMP. Tes disusun dari lima indikator yang dikembangkan berdasarkan keterampilan berpikir kritis menurut Ennis (1985) pada aspek ability. Metode penelitian yang digunakan adalah metode deskriptif yang mendeskripsikan data kuantitatif dan kualitatif. Pengambilan data dilakukan melalui teknik tes dan telaah kualitatif oleh beberapa ahli (expert judgement). Data kuantitatif diperoleh dari pola jawaban siswa pada tes sedangkan data kualitatif diperoleh dari hasil judgement instrumen oleh ahli materi dan ahli evaluasi. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa tes keterampilan berpikir kritis yang disusun layak digunakan sebagai instrumen tes untuk mengidentifikasi keterampilan berpikir kritis siswa SMP pada materi alat optik, yaitu pada sub materi mata, kamera, dan lup.
Keywords
instrumen tes, keterampilan berpikir kritis, alat optik
Topic
Pembelajaran (EDU)
Corresponding Author
Lintang Ratri Prastika
Institutions
Departemen Fisika
Institut Teknologi Bandung
Jalan Ganesha 10, Bandung 40132, Indonesia
Abstract
Kabut/asap merupakan salah satu bentuk polusi yang sangat mengganggu aktivitas manusia, terutama kabut/asap yang berada di jalan raya. Kabut/asap tersebut dapat menjadi salah satu senjata alam yang bisa menelan korban jiwa. Hal ini dapat terjadi karena terbatasnya pandangan pengemudi saat melintasi jalan raya yang berkabut sehingga kecelakaan dapat terjadi begitu saja. Salah satu cara untuk meminimalisir terjadinya kecelakaan tersebut adalah dengan menggunakan detektor ketebalan kabut/asap. Detektor ketebalan kabut/asap tersebut dirancang menggunakan sensor cahaya (LDR) berbasis Arduino. LDR dipasang sejajar dengan LED sebagai sumber cahaya utama pada alat dan dirangkai dalam sebuah kotak hitam untuk menghindari pengaruh cahaya dari luar yang mengenai LDR. Apabila ada kabut/asap yang masuk ke dalam kotak, maka intensitas cahaya LED yang diterima LDR akan berkurang. Data yang ditangkap sensor akan dikirim ke Arduino. Data hasil pengolahan Arduino ditampilkan dalam tiga indikator, yaitu LCD untuk menampilkan kondisi ketebalan asap, LED, dan alarm ketebalan kabut/asap berupa sound menggunakan buzzer. Nilai perubahan tegangan dapat dilihat pada layar serial Arduino. Dari hasil pengukuran diperoleh bahwa apabila tingkat ketebalan kabut/asap bertambah maka tegangan yang terbaca pada serial Arduino akan berkurang. Keadaan tersebut dijadikan dasar untuk membuat range keondisi asap, yaitu tipis, sedang dan pekat.
Keywords
LDR, Arduino, kabut/asap
Topic
Instrumentasi (INS)
Corresponding Author
FUADA S
Institutions
Electronic and Photonic Universitas Indonesia
Microelectronic, Institut Teknologi Bandung
Teknik Elektro, Universitas Negeri Malang
Abstract
Abstract� Motor stepper is one an example electromagnetic device that change electric energy to mechanic energy, now motor stepper is implemented on every industrial activity in this technology era, we are know that Selecting the best motor for your application depends on a few key design criteria for your system including cost, positional accuracy requirements, torque requirements, drive power availability, and acceleration requirements. Seeing a lot of applied science on the stepper motor, so the trainer of Stepper Motor controlling is required to developed for understanding of students both from theory and practice very easy. Through this project, hopes to materialize a learning media that caters to the learning process at Vocational High School. This project contains material about: (1) Stepper motors principle, and (2) Shaft drive control, (3) Controller and driver wiring, (4) Control of the number of pulses, and (5) Sequential control. This paper described how to develop motor stepper controlling focus on bipolar motor and controlling CW and CW. With the trainer allows the learners to be able to learn with easy, fun and achievable goals as expected. Accordingly, an educator is required to be able to improve the effectiveness of learning so that the learning can be useful..
Keywords
Trainer of Motor Stepper controlling, Make easy learning, CW and CCW controlling, Vocational High School applied, development
Topic
Pembelajaran (EDU)
Corresponding Author
ISMIARA INDAH ISMAIL
Institutions
Departemen Pendidikan Fisika, FPMIPA, Universitas Pendidikan Indonesia
Jl. Dr. Setiabudhi No. 229 , Bandung 40154, Indonesia
*mia_ismiara[at]yahoo.com
Abstract
Penelitian ini bertujuan untuk mengidentifikasi siswa yang mengalami miskonsepsi pada materi listrik dinamis melalui tes diagnostik tiga tahap. Konsep listrik dinamis terdiri dari konsep: arus, beda potensial, dan rangkaian listrik tertutup. Three Tier Test merupakan alat penilaian untuk menentukan konsepsi siswa, apakah siswa memberikan respon yang benar untuk pertanyaan dengan memahami alasannya. Three Tier Test memiliki karakteristik tiga tingkatan, yaitu tingkat pertama adalah pertanyaan pilihan ganda, tingkat kedua adalah penyajian alasan jawaban pada tingkat pertama, kemudian tingkat ketiga adalah pertanyaan tentang keyakinan atau Confidence Rating atas jawaban pada tingkat pertama dan kedua. Penelitian ini menggunakan metode penelitian kuantitatif deskriptif. Pengembangkan tes yang berupa pertanyaaan dan alasan terbuka diberikan kepada siswa tingkat SMA dengan jumlah sekitar 25-30 siswa di salah satu SMA Negeri di kota Cimahi. Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan, didapat temuan bahwa tes tersebut dapat menganalisis dan menggolongkan siswa ke dalam memahami konsep, yang mengalami miskonsepsi, dan siswa yang tidak memahami konsep.
Keywords
Diagnostik; Miskonsepsi; Listrik dinamis; Three tier test
Topic
Pembelajaran (EDU)
Corresponding Author
Matheus Souisa
Institutions
Jurusan Fisika FMIPA ITB
Abstract
Pulau Ambon merupakan pulau busur vulkanis dan termasuk berada dalam wilayah kepulauan pulau-pulau kecil yang berhubungan dengan zona penunjaman sehingga mempunyai tingkat kerentanan tinggi terhadap berbagai bencana alam, seperti erosi dan tanah longsor pada kondisi kelerengan tertentu. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui dinamika longsoran bawah permukaan di daerah longsor dan menentukan posisi bidang gelincirnya. Lokasi penelitian di pegunungan Ulak Hatu Negeri Lima Ambon. Penelitian menggunakan metode geolistrik resistivitas dengan konfigurasi Wenner-Schlumberger dan metode geomekanik. Hasil interprestasi geolistrik dikorelasikan dengan data bor sehingga diperoleh bidang longsor terletak pada kedalaman sekitar 5 m � 20 m dan litologi didominasi oleh nilai resistivitas rendah dengan struktur lapisan berupa lapisan lempung yang bercampur dengan batuan lapuk dan lapisan lempung dengan jenuh air. Kedua lapisan tersebut saling kontak dan membentuk kemiringan terhadap permukaan tanah sehingga menyebabkan adanya potensi kritis gelincir diatasnya dan memungkinkan terjadinya longsor susulan. Lokasi kritis longsor searah dengan kemiringan bidang longsoran yaitu menuju tebing dan geometri longsoran tipe runtuhan batuan dan aliran debris. Pendugaan longsor terjadi selain kondisi geologi setempat, namun sangat dipengaruhi oleh curah hujan > 200 mm ditambah dengan kemiringan lereng 49.970. Longsoran ini bergerak dengan kecepatan bisa mencapai 134.53 km/jam dengan koefisien gesek 0.88 dan membawa energi gerak yang besar.
Keywords
Longsoran, kondisi kritis, konfigurasi Wenner-Schulmberger
Topic
Kebumian (EPS)
Corresponding Author
Saprudin M.Pd
Institutions
Prodi Pendidikan Fisika, FKIP, Universitas Khairun
Abstract
Penelitian ini bertujuan untuk menyelidiki efektifitas penerapam model kooperatif berbasis multimedia untuk meningkatkan penguasaan siswa SMA terhadap kemampuan yang diujinasionalkan pada mata pelajaran fisika di provinsi Maluku Utara. Metode penelitian yang digunakan adalah metode eksperimen dengan desain randomized control group pretest-posttest design. Sampel dalam penelitian ini adalah siswa kelas X semester genap tahun ajaran 2014/2015 pada salah satu SMA di Kabupaten Halmahera Timur Provinsi Maluku Utara. Berdasarkan hasil analisis statistik disimpulkan bahwa pembelajaran dengan menerapkan model kooperatif STAD berbasis multimedia lebih efektif dalam meningkatkan kompetensi siswa pada kemampuan yang diujinasionalkan dibandingkan dengan pembelajaran kooperatif STAD tanpa penggunaan multimedia dan pembelajaran konvensional.
Keywords
Model kooperatif STAD, multimedia, ujian nasional
Topic
Pembelajaran (EDU)
Corresponding Author
Yopy Mardiansyah
Institutions
Jurusan Fisika
Institut Teknologi Bandung
Abstract
Dinamika material butiran dua-dimensi dalam bentuk silinder di atas alas mendatar yang digetarkan secara horisontal dilaporkan dalam tulisan ini. Sumber vibrasi adalah motor DC yang dapat diatur kecepatannya sehingga frekuensi vibrasi f dan amplitudo vibrasi A dapat ditentukan dengan bantuan sensor optocoupler yang diakuisisi menggunakan perangkat keras komputer papan tunggal Arduino Uno. Percepatan tak-berdimensi (Γ = 4π2f2A/g), yang telah umum dalam bidang material butiran, digunakan untuk mengamati transisi dari keadaan silinder stabil, berotasi tanpa slip, dan berotasi dengan slip. Kekasaran permukaan, baik silinder ataupun alas yang bervibrasi horizontal, serta kelunakan permukaan keduanya, menentukan transisi dalam ruang Γ dan f.
Keywords
vibrasi horisontal, butiran dua-dimensi, rolling friction, parameter vibrasi
Topic
Lain-lain (ETC)
Corresponding Author
Hendra Ari Winarno
Institutions
1. Universitas Muhammadiyah Gresik
2. Politeknik Kesehatan Kemenkes Surabaya
Abstract
Tas punggung dengan muatan yang terlampau banyak secara otomatis akan menambah beban tas menjadi semakin berat dan jika dipakai dalam posisi yang tidak tepat akan menyebabkan otot-otot punggung tegang sehingga punggung mengalami rasa sakit dan nyeri. Selain menyebabkan sakit punggung, hal lain yang tampak mata adalah postur tubuh anak pun menjadi tidak bagus karena posisi punggung harus melengkung untuk mengimbangi beban tas punggung yang disandang. Dengan adanya permasalahan tersebut dibuatlah alat uji keergonomisan tas sebagai solusi dari masalah tersebut. Tingkat keergonomisan tas dapat diketahui dengan metode MPF. Mean Power Frekuency (MPF) merupakan metode untuk mengetahui tingkat kelelahan otot. Semakin lelah otot tersebut nilai MPF semakin turun. Baik tidaknya ergonomi tas dapat dilihat dari hasil MPF penguna tas yang diuji. Penurunan nilai MPF sebelum dan sesudah menggunakan tas mempengaruhi nilai ergonomi dari tas itu sendiri. Semakin nilai ergonomi tas bagus akan mengurangi tingkat kelelahan dari pengguna tas dan diharapkan dapat menghilangkan nyeri punggung dan kelainan tulang punggung.
Keywords
EMG, MPF
Topic
Instrumentasi (INS)
Corresponding Author
Andy Ibrahim
Institutions
Kimia ITB
Abstract
Dalam penelitian ini, MOFs (metal-organic frameworks) Cu-BDC (copper-1,3-benzenedicarboxylic) telah disintesis dengan metode elektrolisis. Sintesis ini dilakukan dengan teknik pelarutan anoda dengan menerapkan tegangan konstan. Struktur dan kristalinitas MOFs Cu-BDC diselidiki dengan karakterisasi PXRD (Powder X-Ray Diffraction), stabilitas termal dipelajari dengan menggunakan TGA (Analisis Termogravimetri), gugus fungsi yang terkait Cu-BDC dianalisa dengan spektroskopi FTIR (Fourier-Transform Infra Red), morfologi dan ukuran partikel diperoleh dari analisis SEM (Scanning Electron Microscopy). Profil elektrolisis yang didapat menunjukkan bahwa peningkatan peningkatan tegangan yang diberikan sejalan dengan laju reaksi oksidasi pada anoda. Di sisi lain, arus yang melewati sel elektrokimia menurun sebagai fungsi dari waktu. Hasil PXRD menunjukkan bahwa puncak karakteristik MOFs Cu-BDC pada 2θ sama dengan 10,4�; 17,12�; 24,79� muncul dengan kristalinitas yang baik. Hasil FTIR menunjukkan bahwa terdapat ikatan koordinasi antara ligan BDC2- dengan ion logam Cu2+. Hasil TGA menunjukkan bahwa suhu dekomposisi Cu-BDC hasil elektrosintesis 5V dan 10V stabil hingga 325�C dan Cu-BDC hasil elektrosintesis 15V stabil hingga 275�C. Hasil SEM menunjukkan bahwa kristal yang diperoleh dari elektrosintesis Cu-BDC memiliki morfologi polikristalin dengan ukuran partikel 50-500 nm. Kondisi optimum untuk memperoleh Cu-BDC dengan waktu sintesis yang relatif singkat dan hasil yang cukup baik adalah pada tegangan 10V. MOFs Cu-BDC ini berpotensi menjadi material katalis untuk reaksi asetalisasi dari senyawa alkohol dan sintesis quinoxalin melalui siklisasi oksidatif.
Keywords
MOFs, Cu-BDC, elektrosintesis, pelarutan anoda
Topic
Material (MAT)
Corresponding Author
Arisat Arisat
Institutions
a)Program Studi Pengajaran Fisika, Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam, Institut Teknologi Bandung, Jalan Ganesha 10, Bandung 40132, Indonesia
*a_risat86[at]yahoo.com
b) Program Studi Pengajaran Fisika, Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam, Institut Teknologi Bandung, Jalan Ganesha 10, Bandung 40132, Indonesia
c) Program Studi Fisika, Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam, Institut Teknologi Bandung, Jalan Ganesha 10, Bandung 40132, Indonesia
Abstract
Aspal adalah hidrokarbon rantai panjang yang banyak ikatan rangkap selain merupakan residu penguapan komponen ringan juga dapat berasal dari karbon. Buton secara tektonik berasal dari busur kepulauan subduksi tumbukan Eurasia dan Australia pada bagian timur yang tertekuk menjadi terbalik terdorong oleh gerakan lempeng Pasifik ke barat menempel dengan lengan timur Sulawesi. Oleh karena itu, Buton mengandung endapan aspal yang bertekanan, padahal berdekatan dengan Sulawesi Tenggara yang kaya dengan logam berat yang merupakan lempeng Pasifik. Agar dapat digunakan sebagai pelapis jalan secara baik, aspal terlebih dahulu diolah melalui proses pemanasan dan pelelehan. Fisika kontekstual aspal perlu dipelajari jangkauannya.
Keywords
Tektonik Buton; Sifat cadangan aspal; Fisika Kontekstual
Topic
Pembelajaran (EDU)
Corresponding Author
Kendid Mahmudi
Institutions
Institut Teknologi Bandung
Abstract
Deretan gunungapi di Busur kepulauan Sumatra-Jawa-Nusatenggara dihasilkan oleh zone subduksi di mana Lempeng Eurasia diselusupi dan terangkat oleh Lempeng Indo-Australia. Gesekan antar kedua lempeng pada kedalaman sekitar 135 km menghasilkan lelehan ( magma) yang naik keatas ke daerah ekstensi cari dan hasilkan retakan ke atas dan muncul permukaan menjadi gunungapi. Jalan magma keatas suatu waktu tertentu tertutup/terekat oleh magma, sehingga magma mencari jalan lain sehingga terbentuk gunungapi baru lebih muda. Gunung Raung termasuk gunungapi yang telah mempunyai kaldera, sehingga kantung magmanya agak dangkal dari dasar kalderanya. Perjalanan magma ke puncak bisa terdeteksi getarannya oleh seismograf di permukaan. Dengan mempelajari karakter aliran , getaran dan rekaman seismogramnya, status kegiatan gunung dapat diketahui. Adanya danau dan air tanah di sekitar kawah, maka Raung akan secara berkala akan mengembuskan uap air ( erupsi freatik). Pemelajaran lanjut akan dilakukan untuk menentukan tingkat kebahayaan Raung.
Keywords
gunungapi subduksi, episod erupsi, tingkat kebahayaan
Topic
Inovasi (INV)
Corresponding Author
ARIK AGUK WARDOYO
Institutions
a) Pengajaran Fisika, Institut Teknologi Bandung
Jalan Ganesha 10, Bandung 40132, Indonesia
b) Fisika, Institut Teknologi Bandung
Jalan Ganesha 10, Bandung 40132, Indonesia
Abstract
Bahan Galian C adalah : batu ( dari tubuh gunung atau dari sungai), pasir, pasir besi, tanah urug, batu kapur, batu lempung, dan batu gipsum. Pengolahan lanjut bahan ini menghasilkan : bata merah, batako, semen, batu belah, pasir batu, tepung batu, kapur tohor. Selain itu diperlukan tulang besi yang diproses dari pasir besi dan besi bekas. Fisika kontekstual bahan Galian C akan mencakup : ekplorasi, proses produksi dan penggunaannya. Berbagai modul praktikum fisika terkait dapat disusun.
Keywords
Galian C, fisika kontekstual, modul praktikum terkait
Topic
Inovasi (INV)
Corresponding Author
Eka Cahya Prima
Institutions
1) Program Studi Fisika, Fakultas Pendidikan Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam, Universitas Pendidikan Indonesia
2) Laboratorium Fungsionalisasi Material Lanjut, Fakultas Teknologi Industri, Institut Teknologi Bandung
3) International Program on Science Education, Fakultas Pendidikan Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam, Universitas Pendidikan Indonesia
* ekacahyaprima[at]upi.edu
Abstract
Hanjuang (Cordyline fruticosa) merupakan sejenis tanaman monokotil dengan daun berpigmen ungu dan hijau. Tanaman ini memiliki potensi besar untuk dimanfaatkan sebagai fotokatalis utama dalam biosel surya titanium dioksida (TiO2) karena absorpsivitas spektrumnya yang baik pada cahaya tampak dan ketersediaannya yang melimpah. Pigmen tersebut berhasil diekstrak tanpa pemurnian dengan metode maserasi selama 3 minggu dalam pelarut etanol pada temperatur 25oC kondisi gelap. Hasil analisis spektroskopi UV-Vis dan FTIR menunjukkan bahwa serapan absorpsi gelombang pada daerah 503 nm, 532 nm, dan 664 nm menunjukkan adanya kandungan kuersetin-3-glukosida dan klorofil a berturut-turut sebesar 70,87 mM (32,91 g/l) dan 28,95 mM (25,87 g/l). Hasil pengukuran level pita energi LUMO -3,394 eV dan HOMO -5,506 eV dengan voltametri siklik menunjukkan bahwa fotokatalis memiliki level energi yang cukup untuk menginjeksikan elektron dengan baik ke permukaan TiO2 maupun proses regenerasi molekul pada keadaan teroksidasi oleh elektrolit redoks I-/I3-. Hasil pengujian performansi biosel-surya di bawah intensitas standar 100 mW/cm2 AM 1.5, sel menghasilkan rapat arus Jsc 1,602 mA.cm-2, tegangan open sirkuit Voc 0,700 V, fill factor 0.71, dan efisiensi 0,81 %. Selain itu, pengujian spektroskopi impedansi elektrokimia menunjukkan bahwa kemampuan injeksi elektron dari level LUMO ke pita konduksi TiO2 terjadi selama 28.23 �s lebih cepat dibandingkan proses regenerasinya oleh elektrolit selama 4.47 ms. Hal ini disebabkan karena resistansi antarmuka pigmen-TiO2 Rpigmen/TiO2 18.99 Ω lebih kecil daripada resistansi antarmuka pigmen-elektrolit redoks I-/I3- Rpigmen/elektrolit 235.40 Ω.
Keywords
Cordyline Fruticosa, Biosel surya, Kuersetin-3-O-Glukosida, dan Klorofil a
Topic
Material (MAT)
Page 2 (data 31 to 60 of 256) | Displayed ini 30 data/page
Featured Events
Embed Logo
If your conference is listed in our system, please put our logo somewhere in your website. Simply copy-paste the HTML code below to your website (ask your web admin):
<a target="_blank" href="https://ifory.id"><img src="https://ifory.id/ifory.png" title="Ifory - Indonesia Conference Directory" width="150" height="" border="0"></a>
Site Stats