Indonesia Conference Directory


<< Back

Abstract Topic: Etnomedisin dan Etnofarmakologi

Page 1 (data 1 to 14 of 14) | Displayed ini 30 data/page

AKTIVITAS ANTI HIPERTENSI EKSTRAK ETANOL DAUN JARAK PAGAR (Jatropha curcas L.) PADA TIKUS HIPERTENSI
Desi Eko Wulansari 1 , Moch. Saiful Bachri 1

Show More

Corresponding Author
Moch.Saiful bachri Bachri

Institutions
1Laboratorium Farmakologi, Fakultas Farmasi
Universitas Ahmad Dahlan Yogyakarta

Abstract
Salah satu tanaman yang dapat digunakan sebagai obat tradisional antihipertensi adalah daun jarak pagar (Jatropha curcas L.). Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui aktivitas ekstrak etanol daun jarak pagar pada tikus hipertensi serta kandungan senyawa aktif ekstrak etanol daun jarak pagar Tikus hipertensi yang dinduksi NaCl 3,75g/KgBB dan pemberian pakan tinggi lemak selama 14 hari, kemudian tikus diberi ekstrak etanol daun jarak pagar (EEDJP) dengan 3 variasi dosis 1,8g/KgBB, 2,7g/KgBB, 4,05 g/KgBB, Captopril 4,5 mg/KgBB dan Simvastatin 0,9 mg/KgBB. Pengukuran tekanan darah dilakukan pada hari ke 17, 20, dan 22 menggunakan alat non-invasive CODA,. Skrining fitokimia menggunakan kromatografi lapis tipis, Hasil penelitian menunjukkan adanya senyawa flavonoid dan fenolik pada ekstrak etanol daun jarak pagar. Pada pengukuran tekanan darah menunjukkan adanya penurunan secara bermakna Kelompok EEDJP pada hari ke 22 untuk tekanan darah sistol, diastol, dan tekanan darah rata-rata dibandingkan dengan kelompok kontrol menunjukkan perbedaan bermakna(p<0,05), jika dibandingkan dengan kelompok normal dan Captopril tidak berbeda bermakna (p>0,05). Kesimpulan penelitian ini ekstrak etanol daun jarak pagar dapat menurunkan tekanan darah pada tikus hipertensi. serta mengandung senyawa flavonoid dan fenolik,

Keywords
hipertensi, non-invansif CODA, daun jarak pagar

Topic
Etnomedisin dan Etnofarmakologi

Link: https://ifory.id/abstract/8w7HjAzFbD4g


AKTIVITAS PENYEMBUHAN LUKA BAKAR EKSTRAK ETANOL DAUN SALAM INDIA (Murraya koenigii (L.) Spreng.) PADA MENCIT
Ni Luh Kade Arman Anita Dewi, Erna Cahyaningsih, Putu Era Sandhi Kusuma Yuda, Dwi Arymbhi Sanjaya

Show More

Corresponding Author
NI LUH KADE ARMAN ANITA DEWI

Institutions
FAKULTAS FARMASI UNIVERSITAS MAHASARASWATI

Abstract
Abstrak: Luka bakar merupakan rusaknya jaringan kulit yang diakibatkan oleh adanya kontak kulit dengan sumber panas seperti api, air panas, bahan kimiawi, listrik dan radiasi. Prinsip penanganan utama adalah mendinginkan daerah yang terbakar atau menurunkan inflamasi, mencegah infeksi dan memberi kesempatan sisa-sisa sel epitel untuk berproliferasi dan menutup permukaan luka (Resky, 2016). Salah satu tanaman yang telah teruji berkhasiat untuk menyembuhkan luka bakar adalah ekstrak daun petai cina (Leucaena glauca, Benth). Kandungan yang dimanfaatkan untuk mengobati luka bakar adalah flavonoid, saponin dan tanin. Tanaman yang digunakan dalam penelitian ini adalah daun salam India (Murraya koenigii (L.) Spreng keluarga Rutaceae adalah salah satu dari dua spesies Murraya yang ditemukan di Aceh yang memiliki kandungan yang fenol, sterol dan steroid, saponin, kuinon, alkaloid, flavanoid, tanin, dan minyak atsiri. Tanaman ini digunakan di dalam sistem pengobatan India untuk mengobati berbagai penyakit. Beberapa bagian tanaman ini telah digunakan sebagai bahan baku untuk formulasi obat tradisional di India. Tujuan dari penelitian ini untuk mengetahui adanya aktivitas penyembuhan luka bakar ekstrak etanol daun salam india pada mencit. Pengujian diawali dengan pembuatan simplisia daun salam India (Murraya koenigii (L.) Spreng). Kemudian dilakukan proses ekstrasi dengan metode maserasi dengan menggunakan etanol 80%. Selanjutnya dilakukan pembuatan sediaan gel dengan bahan-bahan seperti CMC-Na, aquades, nipagin, TEA, dan ekstrak daun salam india. Pengujian dilakukan pada sampel mencit sebanyak 24 ekor mencit yang dibagi menjadi 4 kelompok. Kelompok 1 (kontrol negatif) zat pembawa, kelompok 2 (kontrol positif) gel Bioplacenton, kelompok 3 ekstrak daun salam india konsentrasi 20% dan kelompok 4 ekstrak daun salam india konsentrasi 30%. Perlakuan berupa pengolesan sediaan pada luka bakar satu kali sehari pada waktu yang sama. Berdasarkan hasil penelitian dapat disimpulkan bahwa ektrak daun salam india Murraya koenigii (L.) Spreng. memiliki aktivitas penyembuhan luka bakar pada mencit. Aktivitas penyembuhan luka bakar ini karena adanya kandungan adalah flavonoid, saponin dan tanin pada daun salam india Murraya koenigii (L.) Spreng Kata Kunci: luka bakar, daun salam India (Murraya koenigii (L.) Spreng (Rutaceae), Anova Independent Sample Test

Keywords
luka bakar, daun salam India (Murraya koenigii (L.) Spreng (Rutaceae), Anova Independent Sample Test

Topic
Etnomedisin dan Etnofarmakologi

Link: https://ifory.id/abstract/A9j8EdncNk7y


Anti-Inflammatory Activity of Azadirachta indica Leaves Ethanolic Extract In RAW 264.7 Cells
Adam Arditya Fajriawan, Churiyah, Nuralih and Mayriska Tri Wulansari

Show More

Corresponding Author
Adam Arditya Fajriawan

Institutions
Laboratorium Kultur Sel Mamalia, Pusat Teknologi Farmasi dan Medika, Badan Pengkajian dan Penerapan Teknologi (BPPT), Gd 610-611, Kawasan Puspiptek Serpong, Tangerang Selatan, Indonesia

Abstract
Azadirachta indica A. Juss. (Mimba) has been widely used as a traditional medicine to treat various diseases in Indonesia. However, its underlying mechanism as an anti-inflammatory agent is still unknown. The aim of this study was to identify the anti-inflammatory activity of ethanolic extract of Azadirachta indica A. Juss. leaves (AIL) and to assess its possible mechanism. The research initiated by extracting the active contents of AIL by maceration using ethanol 96 %. Cytotoxicity was observed by using MTT assay on RAW 264.7 cells. The effect of AIL on macrophages was determined by measuring NO production levels in the culture supernatant by using Griess assay. The results showed that AIL possesses a cytotoxic effect on RAW 264.7 cells with IC50 value of 195,01 µg/ml. The results also demonstrated that NO production levels were significantly decreased after AIL treatment. These findings suggested that AIL might stimulate anti-inflammatory activity. Further study are necessary to evaluate the anti-inflammatory activity of AIL deeply.

Keywords
Azadirachta indica; Anti-inflammatory; IC50; RAW 264.7; NO

Topic
Etnomedisin dan Etnofarmakologi

Link: https://ifory.id/abstract/gdAH6CV4NZy8


Ethnomedicine in Bali: Detoxifying of Copper, Lead, and Arsenic Based on Lontar Usada Pemunah Cetik Kerikan Gangsa
Dwi Arymbhi Sanjaya (a*), Asthadi Mahendra Bhandesa (a)

Show More

Corresponding Author
Dwi Arymbhi Sanjaya

Institutions
a) Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Bali
Jalan Tukad Balian No.180, Renon, Denpasar 80227, Indonesia
*arymbhi[at]gmail.com

Abstract
The earliest record of medical plant use in Bali is found in the Lontar Usada. Lontar Usada as the foundation of the science of spiritual life and the art of healing of Balinese culture. The one of the popular Lontar Usada in Bali is Lontar Usada Pemunah Cetik Kerikan Gangsa. Lontar Usada Pemunah Cetik Kerikan Gangsa describes the medicinal importance of plants for detoxifying of copper, lead, and arsenic. This paper examined the ethnobotany and to know the use of medical plants by traditional healers (BATTRA) based on Lontar Usada Pemunah Cetik Kerikan Gangsa for detoxifying of copper, lead, and arsenic. We collected the information about medical plants from BATTRA in Bali with in-depth interview method. The results this study indicates that seven of plant species is use as traditional medicine for detoxifying of copper, lead, and arsenic, such as garlic (Allium sativum), jangu (Acorus calamus), gamongan (Zingiber cassumunar Roxb.), hibiscus leaf (Hibiscus rosa-sinensis L. folium), cassava (Manihot utillissima), lemon grass (Cymbopogon nardus), and coconut (Cocos nucifera L.). These preparation methods include juice (garlic with jangu), inhalation/smoke (lemon grass with coconut), and mashed for rub (gamongan mixed with hibiscus leaf and coconut).

Keywords
cetik; kerikan gangsa; traditional medicine; heavy metal

Topic
Etnomedisin dan Etnofarmakologi

Link: https://ifory.id/abstract/mpyXRJcGwNQF


KAJIAN ETNOFARMASI DAN FITOKIMIA TUMBUHAN OBAT KAMPUNG ADAT URUG, KECAMATAN SUKAJAYA, KABUPATEN BOGOR , JAWA BARAT
Ghalib Syukrillah Syah Putra (a), Mutiara Ayudia Astuti (b), Dayar Arbain(c*)

Show More

Corresponding Author
Ghalib Syukrillah Syahputra

Institutions
a) Fakultas Farmasi, Universitas 17 Agustus 1945 Jakarta
b) Fakultas Farmasi, Universitas 17 Agustus 1945 Jakarta
c) Fakultas Farmasi Universitas 17 Agustus 1945 Jakarta

Abstract
Telah dilakukan kajian Etnofarmasi di Kampung Adat Urug, kecamatan Sukajaya, Kabupaten Bogor. Melalui kajian ini diharapkan akan bisa diinventarisasi jenis-jenis tumbuhan apa saja yang biasa digunakan oleh masyarakat disana sebagai obat sekaligus melakukan skrining kandungan kimia dan bioaktifitas yang nantinya bisa digunakan sebagai dasar untuk pemilihan jenis tumbuhan obat tradisional untuk kajian-kajian saintifik selanjutnya. Penelitian ini dilakukan melalui metode participant observation dan wawancara kepada masyarakat yang dilanjutkan dengan analisis kuantitatif menggunakan perhitungan use value (UV), relative frequency of citation (RFC), dan relative importance (RI). Tumbuhan yang dikoleksi ini juga disiapkan spesimen herbariumnya, diskrining keberadaan kandungan metabolit sekundernya dan selanjutnya diekstrak dengan metanol dan diskrining bioaktifitas antimikrobanya terhadap Staphylococcus aureus. Hasil penelitian memperlihatkan adanya 29 jenis tumbuhan liar yang biasa digunakan sebagai obat oleh masyarakat Kampung Adat Urug. Dari hasil analisa data survey etnobotani didapatkan nilai UV (use value) tertinggi yaitu pada Ixora salicifolia DC dengan nilai 0,26, nilai RFC (relative frequency of citation) tertinggi yaitu Scleria levis Retz, Hippobroma longiflora (L.) G.Don, Pterocarpus indicus Willd dengan nilai 0,8 sedangkan pada nilai RI (relative importance) tertinggi yaitu pada Pothos junghuhnii de Vriese dengan nilai 0,75. Beberapa jenis tumbuhan diatas ini sekarang sedang dikaji kandungan kimia dan bioaktifitasnya. Kata kunci: Etnofarmasi, Urug, Scleria levis, Hippobroma longiflora, Pterocarpus indicus, Pothos junghuhnii.

Keywords
Etnofarmasi, Urug, Scleria levis, Hippobroma longiflora, Pterocarpus indicus, Pothos junghuhnii.

Topic
Etnomedisin dan Etnofarmakologi

Link: https://ifory.id/abstract/b9kPmKZwVfHD


Pengaruh Ekstrak Phyllanthus niruri Terhadap Kadar Melatonin Pada Tikus (Rattus norvegicus)
Harliansyah1., Afifah Haris2., Kuslestari3

Show More

Corresponding Author
Harliansyah Hanif

Institutions
Prodi Magister Biomedik/ Bagian Biokimia Fakultas Kedokteran Universitas YARSI1
Prodi Profesi Kedokteran Umum Fakultas Kedokteran Universitas YARSI2
Bagian Histologi Fakultas Kedokteran Universitas YARSI3

Abstract
Abstrak Melatonin adalah neurotransmitter alami yang mengatur sejumlah regulasi fungsi biokimia tubuh seperti ritme sirkardian, imunitas, respon stres dan antioksidan. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan pemberian ekstrak meniran (Phyllanthus niruri) terhadap kadar melatonin darah tikus. Tikus di bagi atas 4 kelompok yaitu, kontrol dan kelompok yang diberi ekstrak meniran 50; 100 dan 200 mg/Kg berat badan. Kadar melatonin diukur secara spektrofotometri. Hasil penelitian menunjukkan, kadar melatonin kelompok kontrol (0 mg/Kg berat badan) adalah 12,93 ± 0,28 μg/ml. Peningkatan kadar melatonin darah tikus setelah pemberian 50, 100 dan 200 mg/ Kg berat badan berturut-turut adalah 13,74 ± 0,62 μg/ml (p = 0,08); 13,48 ± 0,53 μg/ ml (p = 0,09) dan 13,66 ± 0,58 μg/ml (p = 0,03). Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa, pemberian ekstrak meniran mampu meningkatkan kadar melatonin tikus. Interaksi ekstrak meniran ini menunjukkan mekanisme baru dalam meningkatkan sistem pertahanan tubuh.

Keywords
meniran, melatonin, imunomodulator

Topic
Etnomedisin dan Etnofarmakologi

Link: https://ifory.id/abstract/4grtnfDuw6EN


PENGARUH FERMENTASI TERHADAP KUALITAS BUAH MENGKUDU (Morinda citrifolia L.)
Siti Mudaliana1*, Retno Indriatie1, Febriyana Rizky Hapsari1

Show More

Corresponding Author
Siti Mudaliana

Institutions
1UPT Laboratorium Herbal Materia Medica Batu, Dinas Kesehatan Provinsi Jawa Timur

Abstract
Buah mengkudu sering digunakan dalam pengobatan tradisional, terutama untuk diabetes. Masyarakat Jawa Timur memanfaatkan buah mengkudu dengan dua cara, yaitu dengan meminum jus buah mengkudu segar atau jus hasil proses fermentasi. Hanya saja, keamanan dan kualitas sediaan hasil fermentasi ini belum teruji secara ilmiah. Penelitian ini bertujuan untuk membandingkan jus buah mengkudu segar dan sediaan hasil fermentasi. Sediaan pertama berasal dari jus buah mengkudu yang sudah matang di pohon. Buah mengkudu ini dihaluskan dengan blender. Sediaan kedua berasal dari proses fermentasi yang dilakukan dengan cara, buah mengkudu dimasukkan ke dalam toples kaca transparan steril, kemudian ditutup rapat dan didedahkan di bawah sinar matahari langsung selama 6 minggu. Jus yang keluar dari proses ini kemudian ditampung untuk dianalisis lebih lanjut. Analisis dilakukan terhadap angka lempeng total, angka kapang khamir, serta kandungan fitokimia. ALT dan AKK pada sediaan fermentasi adalah 0 dan 5,1x103 cfu/ml, sedangkan jus segar mengandung bakteri 3,1x103 dan fungi 0 cfu/ml. Mengkudu hasil fermentasi diketahui mengandung flavonoid dan triterpenoid, sedangkan mengkudu segar mengandung flavonoid, alkaloid, saponin, dan triterpenoid. Analisis lebih lanjut menunjukkan kedua jenis sediaan tidak mengandung flavonoid jenis quercetin, rutin, dan katekin. Dapat disimpulkan bahwa proses fermentasi tidak menghasilkan produk yang lebih berkualitas, bahkan terlihat fermentasi mengurangi kandungan fitokimia buah mengkudu.

Keywords
Mengkudu, buah noni, Morinda citrifolia, fermentasi, jus buah mengkudu

Topic
Etnomedisin dan Etnofarmakologi

Link: https://ifory.id/abstract/haQvr2g7mfCb


Pengaruh Tanaman Obat dalam Lontar Usada Bali Terhadap Leukosit dan Eritrosit Tikus Putih yang Terpapar Logam Berat
Dwi Arymbhi Sanjaya (a*), Asthadi Mahendra Bhandesa (a)

Show More

Corresponding Author
Dwi Arymbhi Sanjaya

Institutions
a) Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Bali, Jalan Tukad Balian no.180, Denpasar 80227, Bali, Indonesia
*arymbhi[at]gmail.com

Abstract
Lontar Usada Pemunah Cetik merupakan salah satu catatan pengobatan Bali yang berisi tentang gejala terkena racun (cetik) serta penawarnya. Salah satu jenis cetik yaitu cetik kerikan gangsa dari tembaga, timah, dan arsenik yang bersifat toksik. Jenis tanaman yang digunakan untuk mengatasi keracunan tersebut yaitu campuran bawang putih (Allium sativum), sereh (Cymbopogon citratus), dan kelapa (Cocos nucifera L). Penelitian ini bertujuan untuk menguji pengaruh ekstrak bawang putih dan sereh yang dicampur air kelapa terhadap jumlah leukosit dan eritrosit tikus putih jantan yang terpapar racun tersebut. Penelitian ini merupakan penelitian pra-eksperimental dengan pendekatan the one group pretest posttest. Penelitian ini dilakukan dengan mengukur jumlah leukosit dan eritrosit 8 ekor tikus jantan yang terpapar logam berat sebelum dan sesudah diberikan campuran ekstrak. Jumlah leukosit sebelum dan sesudah diberikan campuran ekstrak bawang putih, sereh dan air kelapa diuji secara statistik dengan uji T-berpasangan. Hasil penelitian menunjukkan adanya pengaruh yang signifikan pemberian ekstrak bawang putih, sereh dan air kelapa terhadap penurunan jumlah leukosit tikus putih jantan (p = 0,001 dan r = 0,667) dan ada pengaruh yang signifikan terhadap peningkatan jumlah leukosit tikus putih jantan (p = 0,001 dan r = 0,935). Namun, diperlukan uji lebih lanjut dengan metodelogi yang lebih baik.

Keywords
usada; kerikan gangsa; logam berat; sereh; bawang putih; kelapa

Topic
Etnomedisin dan Etnofarmakologi

Link: https://ifory.id/abstract/Zmz4w8y6hxNM


POTENSI TUMBUHAN OBAT YANG DIGUNAKAN MASYARAKAT MELAYU KOTA JAMBI DI HUTAN KOTA BAGAN PETE KOTA JAMBI
ALBAYUDI DAN ZUHRATUS SALEH

Show More

Corresponding Author
Zuhratus Saleh

Institutions
PROGRAM STUDI KEHUTANAN
FAKULTAS KEHUTANAN
UNIVERSITAS JAMBI

Abstract
Hutan Kota Bagan Pete merupakan salah satu Ruang Terbuka Hijau (RTH) di Kota Jambi. Fungsi RTH sangat bermanfaat sebagai penyangga kehidupan perkotaan. Masyarakat melayu merupakan salah satu etnis yang banyak tinggal di Kota Jambi. Masyarakat melayu di Kota Jambi termasuk sering berinteraksi dan mengetahui serta memanfaatkan tumbuhan secara tradisional dan modern. Penelitian ini bertujuan untuk melihat potensi tumbuhan yang dimanfaatkan masyarakat melayu jambi di Hutan Kota Bagan Pete Kota Jambi. Penelitian ini dilakukan di Hutan Kota Bagan Pete Kota Jambi dari Bulan April-Agustus 2019. Metode yang digunakan adalah eksplorasi langsung terhadap vegetasi tumbuhan yang terdapat di Hutan Kota Bagan Pete serta wawancara mendalam kepada narasumber yang dianggap sesuai mewakili masyarakat etnis melayu Kota Jambi. Penelitian ini menunjukkan bahwa terdapat 68 jenis tumbuhan yang ditemukan selama proses eksplorasi dan 28 jenis tumbuhan diantaranya yang tergabung dalam 21 famili tumbuhan dimanfaatkan oleh masyarakat melayu Kota Jambi sebagai tumbuhan obat. Bagian daun merupakan bagian tumbuhan yang paling banyak dimanfaatkan sebanyak 50%. Tumbuhan obat tersebut antara lain berfungsi sebagai obat sakit mata, diare, afrodisiak, darah tinggi dan beberapa jenis penyakit lainnya.

Keywords
Kata Kunci : Tumbuhan Obat, Etnis Melayu, Hutan Kota

Topic
Etnomedisin dan Etnofarmakologi

Link: https://ifory.id/abstract/VbZqudXTJxMK


Skrining Aktivitas Penghambatan Polimerisasi Hem Beberapa Tanaman Berpotensi Antimalaria Hasil Riset Tanaman Obat dan Jamu (RISTOJA)
Mery Budiarti, Aniska Novita Sari

Show More

Corresponding Author
Mery Budiarti

Institutions
Balai Besar Litbang Tanaman Obat dan Obat Tradisional

Abstract
Pendekatan etnomedisin dalam pengembangan bahan baku obat merupakan salah satu upaya yang telah umum dilakukan untuk pemberantasan suatu penyakit. Kementerian Kesehatan Republik Indonesia memiliki database tumbuhan obat yang disusun berdasarkan riset tumbuhan obat dan jamu (RISTOJA). Informasi tumbuhan obat malaria menjadi salah satu data yang terkumpul dalam database tersebut, yaitu sebanyak 236 spesies. Inovasi obat malaria adalah suatu tantangan tersendiri karena semakin meluasnya persebaran kasus resistensi dan keterbatasan obat malaria yang efektif. Penelitian ini melibatkan dari 20 spesies tumbuhan yang diperoleh dari database RISTOJA yang masing-masing diekstrak dengan diklorometana dan metanol. Ekstrak tersebut kemudian dilakukan skrining awal terkait aktivitasnya sebagai antimalaria melalui penetapan aktivitas penghambatan polimerisasi hem. Hasil skrining menunjukan bahwa terdapat 4 spesies tumbuhan yang memiliki aktivitas antimalaria tinggi dengan nilai IC50 kedua jenis ekstrak mendekati nilai IC50 klorokuin fosfat (kontrol positif). Empat spesies tumbuhan obat tersebut diantaranya Bambusa vulgaris, Kaempferia galanga, Momordica charantia L. dan Sida rhombifolia.

Keywords
malaria, polimerisasi hem, RISTOJA

Topic
Etnomedisin dan Etnofarmakologi

Link: https://ifory.id/abstract/2vqEJTFMQG3r


STANDARDIZATION AND ANTIDIABETES ACTIVITIES FROM ANTIHIPERTENSIVE JAMU
Aprilita Rina Yanti Eff, Sri Teguh Rahayu, Putu Gita Maya, M. Unggul Januarko

Show More

Corresponding Author
Aprilita Rina Yanti Eff

Institutions
Departement of Pharmacy, Faculty of Health Sciences, Esa Unggul University Jakarta

Abstract
Jamu is a native Indonesian medicine that has been used since time ancient to overcome various diseases, including hypertension and diabetes mellitus. Standardization of herbal medicine represents a critical stage in the development of native Indonesian medicines. This study aims to standardize and assay the antidiabetic activity of antihypertensive jamu. Antihypertensive jamu was extracted by maceration using ethanol. Standardization includes non-specific parameters and specific parameters, assays of antidiabetic, antihypertensive, and antioxidant activity. Examination Non-specific parameters in the form of examination of water content, ash content, acid insoluble ash content, the level of substances dissolved in alcohol and water, Coliform microbial contamination, and mold/yeast rates. Specific parameters include organoleptic (color and texture), chemical content, identification of infrared spectrum, antioxidant activity with DPPH method, an alpha-glucosidase enzyme inhibitor, and Angiotensin-converting enzyme inhibitor activity. The results showed that antihypertensive jamu met the requirements of both specific and non-specific parameters, possessed activities of alpha-glucosidase enzyme inhibitor, Angiotensin-converting enzyme inhibitor and antioxidant with IC50 values of 49.95 ppm, 11.4 ppm, and 103.75 ppm respectively. Antihypertensive jamu meet the parameters of the requirements according to the Indonesian Herbal Pharmacopoeia standards and possess antihypertensive, antidiabetic, and antioxidant activities.

Keywords
Herbal medicine, antihypertensive, antidiabetic, standardization

Topic
Etnomedisin dan Etnofarmakologi

Link: https://ifory.id/abstract/VKXkHfw63vgE


Tanaman yang Berpotensi Sebagai Obat Antiviral Dengue
Marissa Angelina1, Muhammad Hanafi1 , Franciscus D. Suyatna3 ,Melva Louisa3, Beti Ernawati Dewi2

Show More

Corresponding Author
Marissa Angelina

Institutions
1 Pusat Penelitian Kimia LIPI, Kompleks Puspiptek Serpong Indonesia 15416

2 Departemen Mikrobiologi Fakultas Kedokteran,Universitas Indonesia-RSCM, Jalan Pengangsaan Timur No. 16 Jakarta Indonesia 10320

3 Departmen Farmakologi Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia-RSCM, Jl. Salemba Raya 6, Jakarta 10430, Indonesia

Abstract
Demam Dengue (DD) atau Demam Berdarah Dengue (DBD) merupakan penyakit akibat infeksi virus dengue (DENV). DENV yang merupakan virus RNA mempunyai 4 serotipe yaitu DENV-1, DENV-2, DENV-3 dan DENV-4 dan termasuk kedalam famili flavivirus yang ditransmisikan melalui nyamuk aedes aegypti. Diperkirakan hampir 390 juta orang terinfeksi DENV setiap tahun di seluruh dunia1. Sampai saat ini, belum ada agen anti-dengue yang tersedia, meskipun telah tersedia vaksin dengue DENVAXIATM, yang penggunaannya masih terbatas usia dan harga yang cukup mahal 2. Pencarian obat baru dapat dilakukan melalui beberapa aspek diantaranya melalui proses sintesis dan ekstraksi/ isolasi dari bahan alam. Ekstrak dari bahan alam dinilai dapat efektif untuk mengobati penyakit dan lebih aman dan relatif kurang toksik. Disini, kami memaparkan ulasan penelitian dalam pencarian obat anti virus dengue terutama dari bahan alam. Perlu penelitian lanjutan baik secara invivo pada hewan maupun uji klinis agar aktivitas dan keamanan bahan alam dapat dipertanggungjawabkan.

Keywords
Demam berdarah dengue, DENV, Dengvaxia, anti virus dengue

Topic
Etnomedisin dan Etnofarmakologi

Link: https://ifory.id/abstract/ZhXE7wmxHP8G


Tinjauan Pemanfaatan Tradisional dan Potensi Medis Glochidion sp. di Kawasan Ketambe, Taman Nasional Gunung Leuser, Aceh Tenggara
Emma Sri Kuncari

Show More

Corresponding Author
Emma Sri Kuncari

Institutions
Bidang Botani, Pusat Penelitian Biologi – LIPI
Cibinong Science Center, Jl. Raya Jakarta–Bogor Km 46 Cibinong, Bogor 16911

Abstract
Glochidion sp. (Suku Phyllanthaceae) terdiri dari sekitar 280 spesies. Fokus penelitian ini adalah pada pemanfaatan Glochidion sp. secara tradisional, komponen kimia, potensi medis, dan beberapa aspek penting lainnya. Metode yang digunakan meliputi eksplorasi, observasi langsung, wawancara, dilanjutkan dengan analisa di laboratorium dan studi pustaka. Tiga jenis Glochidion yang didapatkan, biasa digunakan secara tradisional untuk mengatasi masuk angin pada anak-anak (menet), telinga yang berair (pepedem), dan luka tusuk benda runcing seperti duri ikan dan paku (renggali). Hasil skrining fitokimia didapatkan bahwa ketiga Glochidion yang diteliti mengandung sterol & triterpenoid, karotenoid, kumarin, tanin, gula pereduksi, glikosida steroid, poliuranida, emodol/ antrasenoid, flavon.

Keywords
Glochidion, Phyllanthaceae, farmakognosi, Fitofarmakologi, tradisional

Topic
Etnomedisin dan Etnofarmakologi

Link: https://ifory.id/abstract/J7pw3DGkyxRE


UJI AKTIVITAS ANALGESIK EKSTRAK DAUN LILIGUNDI (Vitex trifolia L.) PADA MENCIT DIBANDINGKAN DENGAN OBAT IBUPROFEN
Putu Era Sandhi Kusuma Yuda, Ni Made Wiwik Setiawati, Ni Luh Kade Arman Anita Dewi, Dwi Arymbhi Sanjaya, Erna Cahyaningsih

Show More

Corresponding Author
PUTU ERA SANDHI KUSUMA YUDA

Institutions
Laboratorium Farmasi Bahan ALam, Program Studi DIII Farmasi, Fakultas Farmasi, Universitas Mahasaraswati, Denpasar

Abstract
The use of non-steroidal anti-inflammatory drugs (NSAIDs) in chronic pain in the long term can cause side effects especially disorders of the digestive tract. In Usada Bali, one of the plants used to reduce pain is the Liligundi (Vitex trifolia L.) family of Lamiaceae. This study was aimed to prove the analgesic activity of Liligundi leaves extract in mice. Liligundi leaves was extracted using 70% alcohol solvent followed by phytochemical screening and analgesic activity test using hot plate method with temperature of 55oC in 20 mice which were divided into four groups. Negative control group was given Tween 80, positive control group was given Ibuprofen 52 mg/kg BW, and treatment of Liligundi Leaves Extract (LLE) dose of 250 mg/kgBW and 500 mg/kgBW. Pain reaction in mice was measured 30th minutes after treatment, marked by jumping or licking the feet after being placed on a hot plate. Data were analyzed by ANOVA and Tukey test. From the study we find that LLE contains alkaloids, flavonoids, saponins, tannins and terpenoids. LLE doses of 250 mg/kgBW and 500 mg/kgBW significantly extend the pain response compared to negative controls and produce a significantly longer pain response reaction time than Ibuprofen (p<0.05).

Keywords
Vitex trifolia, analgesic, mice, ibuprofen

Topic
Etnomedisin dan Etnofarmakologi

Link: https://ifory.id/abstract/ME8zvu3gJqAY


Page 1 (data 1 to 14 of 14) | Displayed ini 30 data/page

Featured Events

<< Swipe >>
<< Swipe >>

Embed Logo

If your conference is listed in our system, please put our logo somewhere in your website. Simply copy-paste the HTML code below to your website (ask your web admin):

<a target="_blank" href="https://ifory.id"><img src="https://ifory.id/ifory.png" title="Ifory - Indonesia Conference Directory" width="150" height="" border="0"></a>

Site Stats