Event starts on 2016.12.14 for 2 days in Bandung
http://portal.fi.itb.ac.id/skf2016 | https://ifory.id/proceedings/3F4MUPfDJ
Front PDF (3,325 kB) Back PDF (1,797 kB)
Page 1 (data 1 to 30 of 65) | Displayed ini 30 data/page
Corresponding Author
Kapas Fernando Pasaribu
Institutions
a) Institut Teknologi Bandung
*kapasfernando[at]gmail.com
b) Universitas Advent Indonesia
Abstract
Nano ZnO dalam beragam ukuran telah berhasil difabrikasi dengan berbantuan reaktor berukuran mikro. Dalam fabrikasi tersebut, ukuran diameter nanopartikel ZnO divariasikan melalui penggunaan ragam konsentrasi PVP sebagai penyalut. Nano ZnO pada beragam ukuran selanjutnya dikompositkan ke dalam polimer polystyrene dengan berbantuan pelarut Benzene. Hasil akhir berupa polystyrene yang mengandung ZnO selanjutnya digunakan untuk mendegradasi senyawa warna methylene blue. Dari hasil uji, didapati bahwa variasi ukuran nanopartikel ZnO dalam polystyrene menunjukkan aktivitas fotokatalis yang beragam dalam mendegradasi senyawa methylene blue.
Keywords
Nanopartikel ZnO; Mikro reaktor; Polystyrene; Fotodegradasi; Methylene Blue.
Topic
Physics
Corresponding Author
Fera Gustina Purwati
Institutions
Departemen Astronomi, Institut Teknologi Bandung
Abstract
Tingkat aktivitas yang cukup banyak di malam hari membutuhkan penerangan agar dapat menunjang aktivitas tersebut, ditambah lagi berita mengenai kriminalitas yang semakin marak terjadi di malam hari, mendorong pemangku kebijakan untuk menata kawasan yang aman dan nyaman. Namun, isu pencahayaan ini haruslah disikapi dengan bijak, paradigma tempat yang terang berarti aman, serta isu polusi cahaya harus disosialisasikan dengan baik pada semua golongan, termasuk pada anak-anak. Salah satu wujud sosialisasi adalah dibentuknya suatu paket edukasi yang dapat dibuat dan dipraktekan langsung secara mudah. Kami membuat suatu alat peraga sederhana yang terdiri dari bahan-bahan yang mudah ditemukan seperti kardus, lampu kecil, dan kertas karton. Sosialisasi perlu dilakukan terus menerus karena isu polusi cahaya mencakup berbagai aspek pada multi disiplin ilmu.
Keywords
Peraga, Penerangan, Polusi Cahaya
Topic
Physics
Corresponding Author
langgeng asmoro
Institutions
Institut Teknologi Bandung
Abstract
Kondisi ban suatu kendaraan merupakan salah satu faktor penting dalam pencegahan kecelakaan lalu lintas. Banyak kecelakaan lalu lintas diakibatkan oleh kondisi ban yang buruk seperti ban yang sudah tipis. Dalam tulisan ini ditinjau analisa lifetime ban berdasarkan persamaan gerak yang diperoleh dari lagrangian untuk mengetahui perubahan massa ban kendaraan bermotor menggunakan metode numerik beda hingga. Perubahan massa tersebut digunakan untuk merepresentasikan kondisi ban kendaraan dimana saat mencapai waktu tertentu ban dapat dikatakan mencapai kondisi tipis atau sudah tidak layak pakai.
Keywords
lagrangian, metode numerik beda hingga
Topic
Physics
Corresponding Author
Qoniti Amalia
Institutions
ITB
Abstract
Indonesia memiliki penduduk usia produktif mencapai 44,89% dari jumlah total penduduk sehingga berimplikasi pada masalah produktivitas tenaga kerja. Sektor industri pengolahan merupakan salah satu sektor yang banyak menyerap tenaga kerja sehingga informasi distribusi produktivitas tenaga kerja diperlukan untuk memberikan gambaran mengenai seberapa besar permintaan tenaga kerja untuk meningkatkan hasil produksi. Untuk menganalisis distribusi produktivitas tenaga kerja digunakan konsep temperatur negatif distribusi Boltzmann. Konsep temperatur negatif menjelaskan bahwa lebih banyak partikel yang terdistribusi pada energi yang lebih tinggi dibandingkan partikel yang terdistribusi pada keadaan energi yang lebih rendah. Semakin tinggi tingkat produktivitas tenaga kerja, semakin banyak tenaga kerja yang menempati tingkat produktivitas tersebut. Untuk mengetahui distribusi tenaga kerja Indonesia untuk sektor industri pengolahan digunakan data tenaga kerja dan produktivitas tenaga kerja industri besar dan sedang tahun 2008-2013, industri mikro serta industri kecil tahun 2010-2015. Dengan menerapkan konsep temperatur negatif diperoleh gambaran mengenai seberapa besar tenaga kerja yang dibutuhkan untuk meningkatkan produktivitas serta informasi mengenai golongan industri yang membutuhkan tenaga kerja yang banyak untuk meningkatkan hasil produksi.
Keywords
industri, produktivitas, tenaga kerja
Topic
Physics
Corresponding Author
Hendra Setiawan
Institutions
a) Departemen Fisika, Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam,
Institut Teknologi Bandung
Jalan Ganesha 10, Bandung 40132, Indonesia
*hendrasetiawan[at]s.itb.ac.id
Abstract
Radioterapi adalah tindakan pengobatan yang memanfaatkan radiasi pengion untuk mematikan sel kanker pada pasien disertai upaya meminimalkan kerusakan jaringan sehat. Perencanaan terapi dan pemberian dosis yang tepat akan menentukan keberhasilan radioterapi. AAPM (American Association of Physicists in Medicine) merekomendasikan bahwa dosis keluaran berkas oleh mesin berada pada jangkauan ketidakakuratan �2-3%. Dengan demikian diperlukan suatu jaminan mutu dan kendali mutu berkas radiasi secara berkala guna mencapai keberhasilan pengobatan secara maksimal. Oleh karena itu, tulisan ini bertujuan untuk menganalisis nilai dosis keluaran berkas foton dan elektron pesawat Linac Electa Precise 5991 milik Rumah Sakit Umum Pusat dr. Hasan Sadikin Bandung berdasarkan Code of Practice IAEA TRS 398. Dosis keluaran berkas foton energi 6 MV dan 10 MV, diperoleh masing-masing 1.0018 cGy/MU dan 1.0030 cGy/MU dengan deviasi masing-masing adalah 0.18% dan 0.30%. Sedangkan untuk berkas elektron energi 6 MeV, 8 MeV, 10 MeV, 12 MeV, dan 15 MeV, diperoleh nilai masing-masing 0.9994 cGy/MU, 0.9987 cGy/MU, 1.0003 cGy/MU, 1.0010 cGy/MU, dan 0.9987 cGy/MU dengan deviasi masing-masing adalah 0.06 %, 0.13%, 0.03%, 0.19%, dan 0.13%. Deviasi yang terjadi telah memenuhi batas toleransi yang direkomendasikan AAPM.
Keywords
dosis keluaran, berkas foton, berkas elektron, Linac, TRS 398
Topic
Physics
Corresponding Author
Fauziatul Fitria
Institutions
1 Laboratorium Fisika Bumi,
Kelompok Keilmuan Fisika Bumi dan Sistem Kompleks,
Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam, Institut Teknologi Bandung,
Jl. Ganesha no. 10 Bandung, Indonesia, 40132
2 Magister Pengajaran Fisika,
Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam, Institut Teknologi Bandung,
Jl. Ganesha no. 10 Bandung, Indonesia, 40132
3 Magister Pengajaran Fisika,
Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam, Institut Teknologi Bandung,
Jl. Ganesha no. 10 Bandung, Indonesia, 40132
4 Magister Pengajaran Fisika,
Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam, Institut Teknologi Bandung,
Jl. Ganesha no. 10 Bandung, Indonesia, 40132
5 Magister Pengajaran Fisika,
Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam, Institut Teknologi Bandung,
Jl. Ganesha no. 10 Bandung, Indonesia, 40132
6 Magister Pengajaran Fisika,
Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam, Institut Teknologi Bandung,
Jl. Ganesha no. 10 Bandung, Indonesia, 40132
a) fourier[at]fi.itb.ac.id (corresponding author)
b) fauziatulfitria[at]gmail.com
c) pipityuanastia17[at]gmail.com
d) fayfaridahratnaningsih[at]gmail.com
e) fennyrahmillah[at]gmail.com
Abstract
Materi gerak parabola merupakan salah satu materi dalam pelajaran fisika yang sulit difamahi oleh siswa. Hal ini dapat disebabkan karena selama pembelajaran, siswa hanya membayangkan gerak parabola tanpa melihat secara langsung bagaimana gerak tersebut terjadi. Untuk itu, sangat dibutuhkan suatu visual tools yang dapat membantu siswa memahami peristiwa gerak parabola tersebut. Pada paper ini akan membahas tentang alat yang dibuat oleh tim penulis yang memperlihatkan peristiwa gerak parabola untuk kondisi yang divariasikan, antara lain; perubahan sudut dan ada atau tidak gesekan udara. Alat didesain dengan menggunakan pegas sebagai pelempar yang nantinya bola akan diletakkan diatas pegas tersebut. Pegas dimiringkan pada sudut tertentu dan ditarik kemudian dilepaskan. Lintasan bola ketika berada di udara dilihat dengan menggunakan video digital. Bentuk lintasan bola sangat dipengaruhi oleh gaya gravitasi bumi, kecapatan awal, sudut elevasi dan gesekan udara. Pada percobaan ini diperoleh hasil bahwa jarak terjauh yang ditempuh bola terjadi pada sudut 45 derajat.
Keywords
Gerak parabola, lintasan, video digital
Topic
Physics
Corresponding Author
Almira Anissofira
Institutions
a) Sekolah Pasca Sarjana, Universitas Pendidikan Indonesia
Jalan Setiabudhi 229, Bandung 40154, Indonesia
*almiraanissofira[at]gmail.com
b) Program Studi Fisika, FMIPA, Institut Teknologi Bandung
Abstract
Wahana permainan roller coaster yang sering kita jumpai sesungguhnya merupakan laboratorium fisika raksasa, sehingga dapat juga digunakan sebagai sarana pembelajaran fisika bagi siswa. Ketika menaiki wahana tersebut, pengendaranya akan merasakan sensasi yang berbeda di setiap lintasannya, hal ini dikarenakan lintasan roller coaster yang berkelok, menukik, dan juga melingkar menghasilkan gaya-gaya yang berbeda. Tujuan penelitian ini ialah menganalisis aspek fisis dari gerak roller coaster pada lintasan vertikal berdasarkan hukum fisika. Hasil analisis ini akan digunakan sebagai studi pendahuluan untuk mengembangkan, workbook pembelajaran fisika di SMA dengan aplikasi dari keterampilan multi modus representasi. Analisis gerak roller coaster dilakukan dengan teknik pelacakan video pada data berupa video rekaman roller coaster yang kemudian dianalisis dengan perangkat lunak Tracker 4.9. Berdasarkan analisis yang dilakukan, didapati hasil bahwa dalam lintasan vertikal yang ditempuh roller coaster, geraknya bukan merupakan Gerak Lurus Berubah Beraturan (GLBB). Metode pelacakan video untuk analisis gerak benda ini dapat digunakan sebagai alat bantu baik bagi guru maupun siswa dalam memahami berbagai peristiwa Fisika yang berkaitan dengan konsep kinematika.
Keywords
Video analisis, roller coaster, multi modus representasi, kinematika
Topic
Physics
Corresponding Author
Muhammad Ilham
Institutions
a) Fisika, Institut Teknologi Bandung
Jalan Ganesha 10, Bandung 40132, Indonesia
*muhilham99[at]gmail.com
Abstract
Penelititian ini dilakukan dalam merancang reaktor termal bertekanan air di mana digunakan Thorium sebagai bahan bakar untuk mendapatkan karateristik netronik reaktor dengan kemampuan breeding ratio serta memiliki koefisien reaktivitas void yang negatif. Dilakukan konfigurasi desain reaktor dengan survey parameter yakni Moderator-to-Fuel Ratio (MFR) serta hasil pembakaran bahan bakar (burnup) dengan model kesetimbangan nuklir yang dikopel dengan perhitungan sel untuk mencapai kriteria reaktor yang diinginkan. Pengayaan 233U sebagai sebagai nuklida fisil dilakukan untuk mendapatkan nilai burnup yang diinginkan serta memenuhi syarat kekritisan reaktor. Nuklida 233U pada Thorium menunjukkan keunggulannya untuk nilai ETA value (η) dibanding dengan nuklida fisil lainnya, dimana untuk daerah MFR yang cukup lebar, nilai η selalu diatas 2.1 yang menunjukkan reaktor dengan Thorium memiliki kemampuan breeding yang tinggi. Model pin sel yang digunakan yakni silinder satu dimensi dengan pembagian region yakni fuel, cladding, dan pendingin. Nilai radius pin fuel dan cladding dibuat tetap dimana radius pendingin bergantung pada nilai MFR, geometri MFR yang digunakan yakni kisi segitiga. Digunakan model keadaan setimbang burnup yang terkopel dengan kalkulasi sel modul PIJ SRAC95 menggunakan data library nuklir JENDL 3.2 and ENDF serta rantai burnup THCM66FP, metode kalkulasi iteratif sistem kesetimbangan sel yang terkopel ini disebut ECICS. Didapatkan hasil burnup reaktor yang sebanding dengan standar reaktor bertekanan air (PWR) dengan Breeding Ratio (BR) lebih besar dari satu. Penentuan desain reaktor untuk memenuhi kriteria dengan kemampuan breeding ratio dan nilai koefisien reaktifitas void yang negatif telah didapatkan. Reaktor air berat tipe PWR berbahan bakar Th-233U dapat dirancang sebagai reaktor breeding dengan nilai koefisien reaktivitas void yang negatif.
Keywords
Thorium, Air berat, Breeding, Koefisien reaktivitas void, Burnup
Topic
Physics
Corresponding Author
Chris Evan Sebastian
Institutions
Bandung Institute of Technology
Abstract
Tresholding merupakan salah satu langkah dalam pemrosesan citra digital untuk mengkonversi citra grayscale menjadi citra binary. Tresholding sedang dikembangkan dalam metode baru analisisa sifat fisis batuan secara digital (Digital Rock Physics) yang diharapkan dapat menjadi substitusi bagi analisa sifat fisis batuan konvensional (Petrophysics Laboratory Measurement). Citra mentah hasil akusisi memiliki nilai intensitas pixel yang berbeda-beda dengan range 0-255 dalam skala grayscale. Untuk dapat membedakan pixel yang merepesentasikan pori dan matrix, maka perlu dilakukan Tresholding yang dapat memberlakukan nilai batas atas dan batas bawah tertentu sehingga struktur pori dan matrix dapat terbedakan hanya menjadi nilai intensitas pixel 0 dan 1 (binary image). Permasalahan yang masih sering ditemukan adalah subjektivitas pemilihan nilai Tresholding secara manual oleh user dapat mempengaruhi akurasi hasil kalkulasi besaran fisis dari objek yang dicitrakan. Dengan demikian, pemilihan algortima Automatic Tresholding yang tepat diharapkan dapat memberikan hasil yang lebih baik. Dalam studi ini, dilakukan beberapa metode Automatic Tresholding (Otsu dan Adaptive) menggunakan Software CTAn terhadap citra mentah Batupasir Berea yang diakuisisi menggunakan instrument Micro CT Skyscan 1173 untuk menghitung poristas dan permeabilitas batu tersebut. Dalam metode Otsu, pemilihan batas Tresholding dilakukan dengan mengamati variasi nilai intensitas pixel citra secara keseluruhan dan memberlakukan nilai Treshold tersebut terhadap seluruh bagian citra (Global Tresholding). Sementara itu, metode Adaptive membagi citra menjadi beberapa bagian kecil dan memberlakukan nilai Treshold yang berbeda-beda pada tiap bagian citra tersrbut berdasarkan variasi intensitasi pixel pada tiap daerah tersebut (Local Tresholding). Adaptive Tresholding terbagi menjadi tiga submetode yaitu Mean, Median dan Maximum-Minimum. Hasil yang didapat menunjukkan bahwa metode Adaptive Mean menghasilkan nilai porositas dan permeabilitas yang paling mendekati dengan hasil perhitungan laboratorium.
Keywords
Adaptive, Greyscale, Otsu, Tresholding
Topic
Physics
Corresponding Author
Rizqy Novid
Institutions
1. Jurusan Teknik Metalurgi, Universitas Sultan Ageng Tirtayasa, Cilegon-Banten, Indonesia
*novid.sudrajat[at]gmail.com
2. Pusat Penelitian Metalurgi dan Material, Lembaga Ilmu pengetahuan Indonesia (LIPI), Tangerang-Banten
Abstract
Seng oksida (ZnO) memiliki sifat yang unik dan memiliki aplikasi yang luas. Namun, keadaan ekonomi global membuat harga jual ZnO cenderung fluktuatif. Hal tersebut mendorong dilakukan penelitian untuk mencari cara lain mendapatkan ZnO, salah satunya dengan daur ulang limbah. Pada penelitian ini, ZnO akan disintesis dari limbah galvanisasi (dross) dengan menggunakan metode French Process. Sintesis ZnO ini menggunakan dua proses pemanasan.Sintesis dilakukan pada 2 variasi temperature, yaitu 850oC dan 900oC (selama 3 dan 6 jam). Proses selanjutnya adalah pemanasan pada temperatur 700oC selama 1 jam dengan pemberian oksigen 1 dan 2 bar (untuk setiap hasil pemanasan pertama). Analisis XRD, SEM, dan Spektrofotometri UV-VIS (mode DRS) diterapkan untuk melihat karakterisasi ZnO yang terbentuk. Hasil penelitian menunjukan ZnO terbentuk pada semua sampel pemanasan dengan memiliki struktur morfologi yang beragam, yang disebabkan karena dross memiliki luas permukaan beragam saat dilakukan pemanasan. Nilai energi celah pita (Eg) yang didapat menunjukkan semakin besar temperatur akan menurunkan nilai Eg. Penelitian ini menyimpulkan bahwa proses pemanasan pasca-anil hasil pemanasan 900oC selama 6 jam yang dipanaskan pada temperatur 700oC selama 1 jam dengan oksigen sebanyak 2 bar merupakan hasil terbaik dengan ukuran kristalit (konstan) sebesar 80,45 nm, dan nilai Eg sebesar 3,03 eV.
Keywords
Seng Oksida (ZnO), Dross Galvanisasi, French Process.
Topic
Physics
Corresponding Author
liya kholida
Institutions
a) Pengajaran Fisika, Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam, Institut Teknologi Bandung,
Jl. Ganesha no. 10 Bandung, Indonesia, 40132
liyaholida92[at]gmail.com
b) Pengajaran Fisika, Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam, Institut Teknologi Bandung,
Jl. Ganesha no. 10 Bandung, Indonesia, 40132
rizqasitorus[at]gmail.com
c) Pengajaran Fisika, Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam, Institut Teknologi Bandung,
Jl. Ganesha no. 10 Bandung, Indonesia, 40132
alfian.inza[at]gmail.com
d) Pengajaran Fisika, Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam, Institut Teknologi Bandung,
Jl. Ganesha no. 10 Bandung, Indonesia, 40132
nurrohmanbdg[at]gmail.com
e)Kelompok Keilmuan Fisika Nuklir dan Biofisika,
Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam, Institut Teknologi Bandung,
Jl. Ganesha no. 10 Bandung, Indonesia, 40132
dirwanto[at]fi.itb.ac.id
Abstract
Gyroscopeadalah sebuah alat yang bertumpu pada konsep kekekalan momentum sudut, torsi dan momen inersia yang penggunaanya dapat ditemui pada berbagai aplikasi seperti pada helikopter, robot, smartphone, dan lain-lain. Dalam sebuah sistem gyroscope sederhana, apabila rotor berputar, maka sistem ini akan cenderung mempertahankan keadaannya atau mempertahankan sikap konstan selama tidak ada pengaruh gaya dari luar. Dalam makalah ini, akan dipelajari bagaimana prinsip gyroscope dapat digunakan untuk mempertahankan kesetimbangan sebuah sistem. Studi kasus yang diambil adalah bagaimana menjaga kesetimbangan sekeping CD sehingga ia tetap berada pada posisi berdiri dan tidak jatuh. Prinsip kerja gyroscope diterapkan dalam kasus ini dengan memperhatikan dan menyelidiki beberapa parameter yang memiliki pengaruh signifikan terhadap sistem ini, seperti momen inersia rotor yang ditentukan oleh massa dan jarak terhadap sumbu putarnya. Dengan proses pembuatan dan pengamatan yang dilakukan dapat dipahami prinsip kerja gyroscope, konsep rotasi benda tegar, momentum sudut dan torsi.
Keywords
Gyroscope, keseimbangan, kekekalan momentum sudut, torsi, presisi.
Topic
Physics
Corresponding Author
liya kholida
Institutions
a) Pengajaran Fisika, Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam, Institut Teknologi Bandung,
Jl. Ganesha no. 10 Bandung, Indonesia, 40132
liyaholida92[at]gmail.com
b)Kelompok Keilmuan Fisika Bumi dan Sistem Kompleks,
Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam, Institut Teknologi Bandung,
Jl. Ganesha no. 10 Bandung, Indonesia, 40132
lilik.hendrajaya3[at]gmail.com
Abstract
Penelitian ini bertujuan untuk menghitung dan mengukur momen inersia silinder dengan mendisain 4 buah silinder berlapis. Bahan silinder berupa tiga jenis kayu dengan massa jenis rho 1 > rho2 > rho3. Silinder pertama dan kedua mengunakan bahan rho 1 dan rho 3, dengan massa kedua silinder sama namun lapisan nya berbeda. Silinder ketiga dan keempat merupakan silinder berlapis tiga dengan menggunkan bahan rho 1, rho 2 dan rho 3. Silinder ke tiga dan ke empat didisain massanya sama namun memiliki urutan lapisan yang berbeda. Keempat silinder tersebut diglindingkan pada papan peluncur. Hasilnya diperoleh setiap silinder memiliki kecepatan yang berbeda-beda karena pengaruh momen inersia tiap silinder berbeda-beda.
Keywords
Momen inersia slinder pejal berlapis, cara desain, cara membuat
Topic
Physics
Corresponding Author
Rizky Maiza
Institutions
Institut Teknologi Bandung
Abstract
Kerucut merupakan bentuk unik yang mempunyai sifat istimewa dimana kerucut tersebut dibatasi oleh selubung berkas garis melalui satu titik dengan bidang datar memotong berkas. Sifat ini mudah terlihat pada kerucut dengan alas lingkaran dan proyeksi puncak tepat pada pusat lingkaran. Irisan pada kerucut akan menghasilkan alas bidang yang berbentuk lingkaran, ellips, hiperbola dan parabola. Menghitung volume irisan kerucut dapat menggunakan perumusan integral lipat, untuk mengukur luas selubungnya dengan cara pemakaian kertas milimeter block. Penggunaan model fisik irisan kerucut pada modul ini juga memberikan visualisasi keindahan, sehingga menarik untuk mempelajarinya. Selain menggunakan kalkulus, pengukuran volume kerucut dapat dilakukan berdasarkan hukum Archimedes.
Keywords
integral lipat, koordinat silinder, volume irisan kerucut, hukum Archimedes, luas selubung
Topic
Physics
Corresponding Author
Akhmad Yusuf
Institutions
Laboratorium Teknologi Pembelajaran Sains, Program Studi Pendidikan Fisika, Universitas Ahmad Dahlan, Yogyakarta
Abstract
Hukum kelestarian pusa merupakan salah satu topik pembahasan fisika yang tak habis-habisnya untuk dibahas. Dikalangan sekolah menengah, peristiwa ini lebih sering dipelajari secara teoritik. Kalaupun ada eksperimen, kebanyakan menggunakan kasus tumbukan satu dimensi. Salah satu penyebabnya adalah sulitnya peristiwa ini untuk diamati secara langsung, secara kasat mata. Pada penelitian ini, dilakukan analisis hukum kelestarian pusa pada peristiwa tumbukan dua dimensI. Biasanya yang sering dijadikan contoh adalah pada permainan karambol. Namun kali ini digunakan bola nirgesekan, bola yang bisa mengambang di udara untuk meniadakan gesekan dengan lantai. Analisis dilakukan dengan menggunakan video based laboratory (VBL) maka dengan mudah bisa dicari kecepatan sebelum dan setelah tumbukan terjadi. Dari data yang diperoleh kemudian dihitung pusa sebelum dan setelah tumbukan. Hasil penelitian menunjukkan bahwa pusa selalu lestari, sebelum dan setelah tumbukan sama dengan kesalahan relatif kurang dari 1%. Ini menunjukkan bahwa dengan meniadakan gesekan pada peristiwa tumbukan dua dimensi, hukum kelestarian pusa memang benar-benar berlaku.
Keywords
hukum kelestarian pusa, tumbukan dua dimensi, video based laboratory
Topic
Physics
Corresponding Author
Harry Mahardika
Institutions
KK Fisika Bumi dan Sistem Kompleks
Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam
Institut Teknologi Bandung
Abstract
Metode potensial diri merupakan cara pengukuran tanggapan listrik alamiah bumi yang berasal dari proses-proses di dalam tanah. Kuat lemahnya sinyal listrik saat pengukuran bergantung pada susunan tahanan jenis bawah permukaan. Namun, dengan alasan kepraktisan informasi tahanan jenis bawah permukaan seringkali dianggap seragam atau sederhana dalam pengolahan data potensial diri. Pada catatan singkat ini akan dijelaskan bahwa penggunaan informasi tahanan jenis yang salah akan menghasilkan penafsiran data potensial diri yang tidak tepat. Padahal informasi rapat arus listrik yang dihadilkan dari data potensial diri ini akan digunakan untuk mengetahui arah aliran air tanah, penyebaranan zat polutan, maupun pertukaran ion akibat oksidasi logam. Rapat arus listrik akibat proses fisis di bawah permukaan berinteraksi dengan susunan tahanan jenis yang kompleks, sehingga penggunaan informasi tahanan jenis yang homogen akan menghasilkan ketidak-cocokan data dan model pada saat pengolahan data tersebut. Melalui catatan ini kami akan menegaskan pentingnya melakukan pengukuran potensial diri dan tahanan jenis dua dimensi bersama-sama, untuk mendapatkan besar dan orientasi rapat arus listrik secara kuantitatif.
Keywords
metode potensial diri, sebaran tahanan jenis, pengolahan data, inversi
Topic
Physics
Corresponding Author
Yunus Pebriyanto
Institutions
Universitas Palangka Raya
Institut Pertanian Bogor
Institut Pertanian Bogor
Abstract
Pensil selama ini dikenal sebagai alat tulis yang digunakan baik di dunia sekolah hingga di dunia perkantoran, dari kegiatan menulis, mencoret-coret hingga membuat sebuat sirkuit listrik sederhana seperti yang telah dilakukan pada penelitian ini. Sebuah percobaan telah dilakukan dengan menggunakan pensil, baterai, lampu led, dan kertas. Penelitian ini bertujuan untuk mendapatkan jenis pensil mana yang baik dalam menghantarkan arus listrik, sehingga nantinya lebih maksimal digunakan dalam melakukan percobaan sederhana untuk membuat rangkaian listrik sederhana. Peneliti berharap hasil penelitian ini dapat digunakan dalam menunjang proses pembelajaran terutama pelajaran fisika baik di sekolah dasar maupun di sekolah menengah.
Keywords
pensil, penghantar listrik, rangkaian listrik sederhana
Topic
Physics
Corresponding Author
Muhammad Lutfi Hernandi
Institutions
a) Program Studi Fisika, Institut Teknologi Bandung
Jalan Ganesha 10, Bandung 40132, Indonesia
b) Rock Fluid Imaging Lab
Abstract
Dekonvolusi seismik merupakan sebuah proses filtering yang bertujuan untuk merekonstruksi fungsi reflektivitas dengan membalikkan proses konvolusi. Dekonvolusi dapat memampatkan wavelet pada seismogram, mengatenuasi gaung, dan multipel jangka pendek sehingga dapat meningkatkan resolusi temporal dan meningkatkan hasil interpretasi terhadap penampang seismik pantul. Cara yang paling umum dalam melakukan dekonvolusi adalah mendesain filter Wiener dengan menggunakan pendekatan least square. Sinyal seismik bersifat tidak stasioner yaitu bentuk dan lebar pitanya berubah terhadap waktu tempuh. Ketidakstasioneran adalah akibat dari efek divergensi muka gelombang dan atenuasi frekuensi. Amplitudo dan frekuensi wavelet akan semakin berkurang seiring dengan semakin dalam penjalaran gelombang seismik karena efek divergensi dan atenuasi frekuensi tinggi. Beberapa parameter seperti rata-rata, variance, fungsi korelasi, dan parameter lainnya dari sinyal seismik berubah terhadap waktu. Dekonvolusi Wiener umumnya merupakan dekonvolusi tidak bervariasi waktu karena wavelet sumber dianggap stasioner. Wavelet sumber secara alamiah tidaklah stasioner sehingga perlu dilakukan dekonvolusi bervariasi waktu untuk mengatasi ketidakstasioneran sinyal pada proses dekonvolusi. Salah satu metode dekonvolusi bervariasi waktu yang cukup efektif adalah dekonvolusi Gated Wiener. Operator dekonvolusi bervariasi waktu Gated Wiener diperoleh dengan membagi sinyal seismik menjadi berbagai bagian dengan panjang T dan memproses tiap bagian seperti proses tidak bervariasi waktu. Performa tiga buah metode dekonvolusi akan dibandingkan pada penelitian ini, yaitu metode dekonvolusi Wiener tidak bervariasi waktu, dekonvolusi tidak bervariasi waktu dengan inversi linier, dan dekonvolusi bervariasi waktu Gated Wiener pada T= 100 dengan error energy masing-masing sebesar 0.4461, 0.3948, dan 0.1882. Dekonvolusi bervariasi waktu Gated Wiener menghasilkan hasil dekonvolusi yang lebih baik dibandingkan dengan dekonvolusi tidak bervariasi waktu. Metode dekonvolusi bervariasi waktu paling optimal ketika panjang setiap pembagian T adalah 100 dari panjang data 500 dengan error energy 0.1882.
Keywords
Dekonvolusi, Gated Wiener, Ketidakstasioneran, Variasi waktu
Topic
Physics
Corresponding Author
Twin Aji Kusumagiani
Institutions
Universitas Padjadjaran
Abstract
Perubahan nilai sifat fisika tanah pada lahan pertanian berdampak pada tingkat kesuburan tanah. Salah satu penyebabnya adalah pemakaian pupuk anorganik yang berlebih dan tidak di imbangi dengan pemupukan organik. Parameter fisika tanah yang dapat di ukur diantaranya konduktivitas listrik, kandungan volumentrik air, pori tanah, dielektrik permitivitas,dll. Dalam penelitian ini di gunakan metode kelistrikan batuan dengan parameter fisika yang di ukur adalah nilai konduktivitas listrik. Penelitian dilakukan pada lahan pertanian tanah vulkanik yang dikondisikan dengan diberi pupuk anorganik NPK dan garam dalam jumlah tertentu. Dimensi tanah terkondisi yang digunakan adalah 1 x 1 x 0.5 meter. Dengan menggunakan metode kelistrikan batuan dapat mendeliniasi perubahan nilai konduktivitas tanah akibat pemberian pupuk angorganik dan garam pada tanah.
Keywords
EC, Tanah Terkondisi, Pupuk, Garam, Tanah Vulkanik
Topic
Physics
Corresponding Author
Desnia Ayu Karlyna
Institutions
a) Program Studi Fisika, Institut Teknologi Bandung
Jalan Ganesha 10, Bandung 40132, Indonesia
*desnia.ak[at]gmail.com
b) Rock Fluid Imaging Lab
Jalan Sukasenang Raya No. 2, Bandung 40124, Indonesia
Abstract
Studi mengenai estimasi sebaran stress di sekitar lubang bor pada eksplorasi minyak dan gas bumi menjadi hal utama untuk segi keamanan dan keselamatan pengeboran. Estimasi persebaran stress di sekitar lubang bor merupakan studi yang dilakukan untuk memperkirakan persebaran stress pada suatu keadaan di bawah permukaan bumi. Persebaran stress di bawah permukaan bumi dipengaruhi oleh stress yang ada di bawah permukaan bumi seperti in-situ principal stress dan tekanan pori. Dalam penelitian ini dilakukan perhitungan estimasi persebaran stress di sekitar lubang bor. Estimasi sebaran stress dilakukan dengan bantuan perangkat lunak MATLAB menggunakan pendekatan analitik dan pembuatan model numerik berdasarkan model Lekhnitskii- Amadei (L-A). Persebaran stress di sekitar lubang bor dipengaruhi oleh tekanan pori, tekanan pada sumur dan tekanan in-situ.
Keywords
Lubang bor; Tegangan horizontal; Tekanan Overburden; Tekanan Pori
Topic
Physics
Corresponding Author
Ela Aliyani
Institutions
Magister Pengajaran Fisika Institut Teknologi Bandung
Abstract
Fisika Matematika merupakan analisis dari suatu pola berpikir, suatu seni, suatu bahasa, dan suatu alat dalam mempelajari Fisika. Penggambaran fisika matematika dengan pola kreatif diperlukan untuk menambah kesan dalam memancing rasa penasaran dan rasa ingin tahu sehingga membuka wawasan lain dalam melihat persepsi fisika matematika yang berupa angka maupun rumus ternyata mampu menjelaskan sesuatu yang bernilai estetis dalam menjelaskan aspek humaniora. Salah satunya dengan mempelajari penggunaan koordinat polar ( r, θ) dapat merakit persamaan sederhana goniometri yang menghasilkan berbagai bentuk unik seperti pola kardioida, lingkaran, cincin, bunga,daun clover dsb. Berbagai bentuk tersebut memberikan suatu kesan bahwa suatu persamaan yang abstrak ternyata dapat menggambarkan pola-pola menarik, jika ditambah dengan pengaturan warna maupun aplikasi penggunaannya maka bentuk karya yang dihasilkan dapat memberikan kesan yang indah. Proses tersebut merupakan sebuah jalan yang terbentuk jika kita memandang fisika matematika sebagai sesuatu pandangan baru yang bukan hanya rumus tapi pola unik yang mampu bernilai seni dan dapat kita aplikasikan dalam berbagai bidang penerapan. Selain itu fisika matematika bisa kita hubungkan dalam aspek humaniora dalam bahasa (rumusan) matematika model esponensial untuk membantu memahami makna lain dengan analogi interaksi manusia agar mudah diserap dan dianalisa dengan suatu penjelasan yang lebih mudah dimengerti, sehingga disinilah kegunaan fisika matematika mampu memberikan goresan kesan lain dari ungkapan matematika yang membuat wawasan baru tentang fisika matematika sebagai jalan utama dalam memahami fisika.
Keywords
Fisika Matematika, Koordinat Polar, Kardioida, Model eksponensial, Seni, Humaniora
Topic
Physics
Corresponding Author
Joko Sampurno
Institutions
Jurusan Fisika, FMIPA Universitas Tanjungpura, Jalan Prof. Dr. H. Hadari Nawawi, Pontianak, Indonesia 78124
Abstract
Penelitian ini mengkaji tentang identifikasi kadar gula buah salak (Salacca edulis) berdasarkan tekstur kulitnya dengan menggunakan metode fractal lacunarity. Proses penelitian terdiri atas beberapa tahapan diantaranya: penyiapan sampel, uji kadar gula, pengolahan citra, analisis lacunarity citra dan penentuan korelasi antara kadar gula dan lacunarity. Sampel yang digunakan berupa 30 (tiga puluh) biji buah salak. Kadar gula diukur dengan menggunakan Refractometer Brix, sementara citra digital tekstur diambil dengan menggunakan Kamera DSLR. Pengolahan citra dimulai dengan pemotongan citra (cropping), penentuan nilai ambang (thresholding) dan pengubahan citra RGB menjadi citra biner dengan metode Otsu. Proses selanjutnya adalah penghitungan nilai lacunarity untuk masing-masing sampel dengan menggunakan algoritma Gliding-Box. Hasil penelitian menunjukkan bahwa nilai lacunarity tekstur kulit salak dapat digunakan untuk mengidentifikasi kadar gula buah tersebut dan sebuah model matematis telah dibuat untuk menggambarkan hubungan kedua parameter ini.
Keywords
Salak, Kadar Gula Buah, Lacunarity, Algoritma Gliding-Box
Topic
Physics
Corresponding Author
Novia Ekawanti
Institutions
a) Program Studi Astronomi, Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam, Institut Teknologi Bandung
Jalan Ganesha 10, Bandung 40132, Indonesia
*noviafis8[at]gmail.com
b) Program Studi Astronomi, Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam, Institut Teknologi Bandung
Jalan Ganesha 10, Bandung 40132, Indonesia
c) Program Studi Astronomi, Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam, Institut Teknologi Bandung
Jalan Ganesha 10, Bandung 40132, Indonesia
Abstract
Pencahayaan merupakan komponen yang penting untuk memenuhi segala aktivitas, khususnya di malam hari, tetapi pencahayaan yang kurang tepat justru dapat menyebabkan hal buruk terjadi. Pencahayaan yang keliru menyebabkan polusi cahaya. Saat ini, kita masih sering mengabaikan sumber pencahayaan yang ada di lingkungan sekitar, salah satu faktor penyebabnya adalah masih minimnya pengetahuan mengenai sumber pencahayaan yang tepat guna. Kami menemukan banyak penggunaan sumber pencahayaan (lampu) yang kurang tepat di sekitar kampus ITB, oleh karena itu, kami coba mengidentifikasi sumber pencahayaan pada area tersebut dan mencari solusinya. Cara sederhana yang kami gunakan adalah dengan memberikan perlakuan sumber pencahayaan itu secara berbeda, yaitu dengan dan tanpa memberi tudung lampu serta menutup beberapa lampu yang dianggap memberi penerangan berlebih. Dengan demikian, kami berharap dapat mengurangi polusi cahaya di kawasan kampus ITB, kemudian kami dapat menyosialisasikannya kepada masyarakat sehingga kita dapat tinggal di area tersebut dengan nyaman. Hal ini sangatlah bermanfaat, bukan hanya untuk kita sendiri yang meninggali kawasan tersebut tetapi juga dapat bermanfaat untuk kelangsungan hidup bersama di lingkungan sekitar.
Keywords
Sumber Pencahayaan, Polusi Cahaya, ITB
Topic
Physics
Corresponding Author
Eleonora Agustine
Institutions
Departemen Geofisika
Fakultas MIPA
Universitas Padjadjara
Abstract
Telah dilakukan kajian sebaran electrical conductivity (EC) di daerah aliran sungai di sekitar penambangan emas tradisional. Conto diambil pada daerah orisinil bagian hulu sungai, di daerah aktif penambangan dan bagian hilir dari daerah penambangan. Dari beberapa conto yang diambil dipilih masing-masing 1 conto dari setiap bagian sungai, conto akan diamati mapping unsur di dalamnya. Conto dipilih untuk nilai tertingginya lalu conto diekstraksi kemudian conto diamati menggunakan Scanning Electron Microscopy (SEM). Hasil pengamatan dari ketitga titik pengambilan data diperlihatkan daerah aktif penambangan mempunyai nilai ECcukup tinngi. Dan EC yang tetinggi ada dihilir karena tersedimentasi di hilir sungai. Dari conto yang diamati komposisi Au banyak ditemukan di daerah aktif dan komposisi Au dan Hg banyak terdapat dihilir. Dari pengukuran ini dapat melengkapi informasi EC sesuai dengan hasil pengamatan menggunakan SEM.
Keywords
unsur pencemar, tambang tradisional, hg, Au, Fe, sem
Topic
Physics
Corresponding Author
KASIYAMA LUKITASARI
Institutions
(a) Kasiyama Lukitasari*
Mahasiswa S2 Pengajaran Fisika, Departemen Fisika,
Institut Teknologi Bandung
yamasari389[at]gmail.com
(b) Lilik Hendrajaya
Dosen KK Fisika Bumi dan Sistem Kompleks, Departemen Fisika
Institut Teknologi Bandung
lilik.hendrajaya3[at]gmail.com
Abstract
MEANDER BESAR "BRANTAS" , TANAH VULKANIK KEDAP AIR MEMBALIKKAN ALIRAN BERKEKUATAN KE UTARA. Oleh Kasiyama Lukitasari, Lilik Hendrajaya ABSTRAK Aliran sungai Brantas berawal dari lereng curam gunung Arjuna Malang Jawa Timur, melewati sisi timur pegunungan Kawi hingga aliran mengalir keselatan menemui saluran pengumpul sungai-sungai lain yang lebih rendah. Bukit-bukit batuan kristalin (metamorf) dari endapan vulkanik Wilis-Kelud-Kawi dan kapur yang terdapat di tepi selatan provinsi jawa timur menahan aliran sungai ke selatan dalam keadaan debit aliran membesar. Lembah curam antara Wilis-Kelud menjadi arah baru penjelajahan Brantas ke utara untuk mengaliri dataran lembah lebar antara Pegunungan Kapur Utara dan lereng (lebih landai) Kelud-Kawi-Arjuno-Welirang. Brantas membentuk Meander besar berkekuatan besar karena penambahan debit dan pembelokan momentum ketika masih di ketinggian dan tidak menghasilkan erosi dan sedimentasi yang mengganggu kesetimbangan. Delta yang terbentuk menghadapi Laut Jawa dan Selat Madura, sejak jaman purba mengendapkan zat organik yang menghasilkan endapan hidrokarbon (migas). Meander Brantas berbeda dengan meander daerah kontinen didataran yang merupakan meander responsif. Mengikuti aliran Brantas merupakan pembelajaran fisika mekanika fluida: hidrodinamika dan hidrolika. Dari sisi sosial budaya Brantas telah mendukung kemajuan peradaban Jawa Timur dari jaman kerajaan Hindu Kediri, Singosari, Majapahit, Mataram sampai sekarang.
Keywords
Morfologi pegunungan tektonik, pembalikan aliran sungai, pembelajaran fisika.
Topic
Physics
Corresponding Author
Asih Kurniasih
Institutions
Pendidikan Fisika
Universitas Sultan Ageng Tirtayasa
Abstract
Kurikulum 2013 mengamanahkan pencapaian nilai-nilai akademik dan karakter. Keberhasilan pecapaian amanah itu bergantung pada guru dalam proses pembelajaran di kelas. Berdasarkan fakta-fakta di lapangan bahwa yang menjadi pusat perhatian dalam proses pembelajaran hanya pada pencapaian nilai-nilai akademik dan mengesampingkan nilai-nilai karakter. Hal ini terbukti dengan pemberitaan di media bahwa (1) hampir separuh (47,2 %) pelajar Indonesia menjadi perokok, ternyata sudah dalam status adiksi atau ketagihan (2) berdasarkan laporan KPAI bahwa 84% murid di Indonesia yang berusia 12-17 tahun mengalami kekerasan di sekolah (3) data dari Badan Narkotika Nasional (BNN) dan kelompok survei 2014 menyatakan bahwa jumlah estimasi penyalahgunaan narkoba yang dilakukan pelajar sebanyak 1284,87 orang. Oleh karena itu, perlu adanya proses pembelajaran yang dapat menumbuhkan karakter siswa. Melalui media permainan kucing-kucingan dalam proses pembelajaran IPA Terpadu diharapkan dapat menumbuhkan dan meningkatkan hasil belajar siswa SMP. Media ini berbasis permainan tradisional karena berdasarkan penelitian Kurniati (2011:13) menunjukkan bahwa permainan tradisional dapat mestimulasi anak dalam mengembangkan kerjasama, membantu anak menyesuaikan diri, saling berinteraksi secara positif, dapat mengkondisikan anak dalam mengontrol diri, mengembangkan sikap empati terhadap teman, menaati aturan, serta menghargai orang lain. Penelitian ini menggunakan metode kuasi ekperimen, pendekatan kuantitatif dan kualitatif, desain penelitian nonrandomized control group pretest and postest design. Populasi penelitian ini yaitu seluruh siswa kelas VII SMP yang ada di Serang. Sampel akan diambil dua kelas secara acak dengan menggunakan teknik simple random sampling. Satu kelas sebagai kelompok eksperimen dan satu kelas lainnya sebagai kelompok kontrol. Instrumen penelitian yang digunakan yaitu lembar pengamatan, lembar angket siswa, lembar angket uji ahli, instrumen soal pretes dan postes. Media pemebelajaran ini dipilih karena mempunyai keunggulan yaitu memberikan kesenangan siswa dalam belajar IPA Terpadu dan melestarikan permainan tradisional bangsa Indonesia yang semakin hari tergerus oleh perkembangan zaman.
Keywords
Media Pembelajaran, Permainan Tradisional Kucing-kucingan, Karakter, Hasil Belajar
Topic
Physics
Corresponding Author
Meda Cahya Fitriani
Institutions
Institut Teknologi Bandung
Abstract
Ditemukannya cadangan migas di bawah kedalaman 1000m oleh tim Pertamina-Exxon Mobil di Blok Cepu (Gundih-Cepu-Bojonegoro-Tuban-Lamongan) dengan cadangan besar setara cadangan di Riau (Chevron), adalah merupakan peluang daerah tersebut dalam industri migas. Terkait upaya mencerdaskan warga pada daerah tersebut dapat dilakukan melalui kurikulum pendidikan fisika yang fokus dan kontekstual di bidang migas dari pendidikan menengah sampai pendidikan tinggi, demikian juga melalui pendidikan luar sekolah, kursus profesi serta kursus terkait pekerjaan (fisika-migas). Seluruh kegiatan industri migas hampir 85% berbasis fisika langsung dan 15% berbasis kimia pada penggunaan zat kimia seperti pada lumpur bor, pencampur pengencer minyak bumi dan pengolahan bahan migas (pengilangan migas dan petrokimia). Disajikan lingkup fisika migas dan bayangan kurikulumnya (dalam mata pelajaran, kursus, ceramah) untuk pendidikan menengah dan program studi pendidikan fisika (penyiap guru fisika).
Keywords
daerah industri migas, persyaratan tenaga kerja migas, fisika-migas
Topic
Physics
Corresponding Author
ALOYSIUS RUSLI
Institutions
Jurusan Fisika, FTIS, Universitas Katolik Parahyangan, Bandung
Abstract
Melanjutkan laporan sebelumnya tentang asal usul pendefinisian tetapan magnetik ataupun permeabilitas vakum μ0, dilaporkan hasil penelusuran asal usul bilangan 200 nanonewton yang dipilih pada definisi satuan ampere dalam Sistem Internasional. Ternyata definisi itu berawal dari satuan arus listrik dalam sistem satuan CGS elektromagnetik, yang memilih cara mekanika dengan pengukuran gaya antara dua arus listrik sejajar sebagai cara termudah menetapkan satuan untuk arus listrik. Ketika kemudian tegangan listrik suatu sel listrik dipilih sebagai ukuran bagi satuan volt, disimpulkan bahwa satuan yang lebih sesuai dengan kemampuan industri, yang mengait pada daya yang diperlukan untuk pemanasan air, adalah satuan yang 10 kali lebih kecil, yang lalu disebut sebagai satuan ampere. Pertimbangan-pertimbangan ini dapat digunakan di pembelajaran fisika, untuk menunjukkan bahwa upaya mengembangkan ilmu dan industri, telah saling berpengaruh sejak abad ke 19 dalam mencapai kesepakatan yang optimal.
Keywords
Sistem Internasional, satuan ampere, interaksi ilmu-industri
Topic
Physics
Corresponding Author
Raja Muda Pandapotan M Purba
Institutions
Laboratorium Fisika Bumi
Kelompok Keilmuan Fisika Bumi dan Sistem Kompleks,
Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam, Institut Teknologi Bandung
Abstract
Momen Inersia adalah konsep teoretik (abstrak) untuk menggambarkan adanya kelembaman pada hukum dinamika Newton pada gerak rotasi. Dengan memilih massa silinder yang menggelinding pada bidang miring, keberadaan momen inersia dapat dibuktikan dan ditentukan besarnya yang dapat dibandingkan dengan rumus teoretiknya.
Keywords
momen inersia, menggelinding pada bidang miring, pengukuran empirik
Topic
Physics
Corresponding Author
Rizqa Sitorus
Institutions
a) Pengajaran Fisika, Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam, Institut Teknologi Bandung, Jalan Ganesha No. 10 Bandung, Indonesia, 40132,
rizqasitorus[at]gmail.com
b) Pengajaran Fisika, Sejarah dan Literatur Fisika,
Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam, Institut Teknologi Bandung, Jl. Ganesha no. 10 Bandung, Indonesia, 40132
Triati[at]fi.itb.ac.id
c) Kelompok Keilmuan Fisika Bumi dan Sistem Kompleks,
Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam, Institut Teknologi Bandung, Jl. Ganesha no. 10 Bandung, Indonesia, 40132
lilik.hendrajaya[at]gmail.com
Abstract
Bandul matematika merupakan suatu metode yang digunakan dalam menentukan percepatan gravitasi. Pada saat pengukuran, gerakan bandul matematik dianggap mengikuti gerakan harmonis sederhana tak teredam sehingga amplitudonya dianggap konstan. Pengamatan lebih lama ayunan bandul matematika menunjukkan adanya redaman dengan mengecilnya amplitudo. Gejala redaman pada osilasi bandul matematika teramati diatas satu jam. Untuk dapat mengukur koefisien tersebut perlu diturunkan persamaan penalaran berupa persamaan differensial biasa terhadap waktu dengan memasukkan tetapan didepan turunan pertama simpangan . pengukuran simpangan terhadap waktu akan menunjukkan adanya redaman. Dengan menggambarkan simpangan terhadap waktu pada kertas grafik semilog maka akan mempertajam adanya redaman, selain itu koefisien redaman juga dapat ditentukan. Untuk memperoleh ketelitian, perlu dilakukan perangkat lunak regresi linear, sehingga nilai percepatan gravitasi kemudian dapat dikoreksi
Keywords
Bandul matematika teredam, persamaan differensial biasa, grafik semilogaritma dan regresi linear
Topic
Physics
Corresponding Author
Toto Budianto
Institutions
Institut Teknologi Bandung (ITB)
Abstract
Pemanfaatan gelombang ultrasonic khususnya sebagai sensor telah menyebar luas dalam kehidupan manusia. Dalam aplikasinya, sensor ultrasonik telah digunakan untuk mengukur kedalaman atau jarak suatu benda, mendeteksi ketinggian permukaan air, memeriksa bagian dalam tubuh manusia, dan kerusakan pada logam. Kemampuan sensor ultrasonik untuk mengukur jarak suatu benda memungkinkan sensor ultrasonik untuk dimanfaatkan dalam beragam kegunaan. Dalam makalah ini akan diulas pemanfaatan sensor ultrasonic yang terintegrasi sebagai �kepala ceret pintar�. Kepala ceret pintar adalah sebuah alat yang menggunakan sensor ultrasonik dan penggunaannya dikontrol oleh microcontroller. Microcontroller yang digunakan pada penelitian ini adalah Arduino Uno yang dikolaborasikan dengan aplikasi Labview untuk membaca dan menyimpan data yang diproleh. Kepala ceret didesain sehingga dapat dipasang pada mulut ceret atau dispenser. Fungsi dari kepala ceret ini adalah mengontrol jumlah air yang dikeluarkan oleh ceret dengan mengukur ketinggian permukaan air yang telah tertuang menggunakan sensor ultrasonik. Otomatisasi dalam proses penuangan air ini akan sangat membantu meringankan beban kegiatan bagi seseorang. Hasil yang dapat diproleh dari penelitian atau pengembangan alat ini adalah berupa otomatisasi dalam proses menuangkan air sesuai takaran yang diinginkan.
Keywords
sensor ultrasonik, otomatisasi, kepala ceret pintar
Topic
Physics
Page 1 (data 1 to 30 of 65) | Displayed ini 30 data/page
Featured Events
Embed Logo
If your conference is listed in our system, please put our logo somewhere in your website. Simply copy-paste the HTML code below to your website (ask your web admin):
<a target="_blank" href="https://ifory.id"><img src="https://ifory.id/ifory.png" title="Ifory - Indonesia Conference Directory" width="150" height="" border="0"></a>
Site Stats