Event starts on 2015.06.08 for 2 days in Bandung
http://portal.fi.itb.ac.id/snips2015 | https://ifory.id/conf-abstract/z4pZjcJkq
Page 9 (data 241 to 256 of 256) | Displayed ini 30 data/page
Corresponding Author
slamet priyono
Institutions
Pusat Penelitian Fisika - Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia
Komplek Puspiptek Gedung 442 Serpong Tangerang Selatan Banten 15314
Email: slam013[at]lipi.go.id
Abstract
Telah dilakukan subtitusi TiO2 lokal pada sintesis Li4Ti5O12 dengan metode metalurgi serbuk. Li4Ti5O12 disintesis dengan mereaksikan bahan baku LiOH.H2O dengan TiO2. Bahan baku LiOH.H2O merupakan bahan impor teknis (Germany) sedangkan TiO2 merupakan bahan lokal yang diproduksi oleh balai besar keramik kementrian perindustrian. Bahan baku TiO2 lokal terlebih dahulu diuji dengan XRF untuk mengetahui komposisi kimia dan XRD untuk mengetahui komposisi phasa. Proses pembuatan dilakukan dengan mencampurkan serbuk-serbuk, milling selama 15 jam dan proses kalsinasi pada suhu 400oC, 600oC, dan 800oC selama 2 jam. Hasil proses kalsinasi dikarakterisasi dengan XRD untuk mendapatkan phasa dan komposisinya. Pengukuran dengan XRF menunjukkan bahwa kandungan unsur paling dominan pada TiO2 lokal adalah Ti namun masih banyak kandungan pengotor seperti unsur Fe. Hasil analisa phasa menunjukkan bahan pada suhu 400 oC terbentuk phasa LiOH dan dilithium titanate, pada suhu 600oC hanya phasa dilithium titanate dan pada suhu 800oC telah terbentuk phasa Li4Ti5O12.
Keywords
Li4Ti5O12, TiO2 lokal, kalsinasi, komposisi kimia, dan komposisi phasa
Topic
Material (MAT)
Corresponding Author
Novitasari -
Institutions
UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA
Abstract
Kemampuan memahami konsep fisika diperlukan untuk menjelaskan berbagai fenomena baik fenomena yang berasal dari alam atau buatan. Penting untuk peserta didik mengetahui komponen-komponen apa saja yang terlibat dalam fenomena tersebut sehingga peserta didik dapat menjelaskannya dengan konsep-konsep fisika yang ia pahami. Studi pendahuluan mengungkapkan bahwa beberapa fenomena tidak dapat dihadirkan di kelas dalam bentuk eksperimen dan beberapa fenomena lainnya memiliki konsep yang masih abstrak. Oleh karena itu, perlu disisipkan media yang dapat mengakomodir fenomena yang memiliki karakteristik tersebut. Solusinya adalah penggunaan Interactive multimedia related to real life. Interactive multimedia related to real life merupakan suatu media yang menggabungkan animasi, narasi, dan suara yang kemudian ditampilkan dalam bentuk kartun bertemakan kehidupan sehari-hari. Tampilannya menyerupai kondisi yang ada di dalam kehidupan nyata. Media ini membantu peserta didik mengaitkan fenomena dengan konsep-konsep fisika yang didapatkan setelah pembelajaran. Hasil analisis berbagai literatur yang setema mengungkapkan bahwa pembelajaran fisika berbantuan multimedia interaktif dapat meningkatkan kemampuan memahami konsep fisika. Selain itu, penggunaan Interactive multimedia related to real life dapat meningkatkan kebiasaan siswa dalam menganalisis fenomena kehidupan nyata dan meninggalkan ingatan jangka panjang pada peserta didik setelah pembelajaran.
Keywords
Kemampuan memahami, pembelajaran fisika, Interactive multimedia related to real life.
Topic
Pembelajaran (EDU)
Corresponding Author
NUR INAYAH SYAR
Institutions
UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA
Abstract
Interaksi antar peserta didik, pendidik dan sumber belajar adalah tiga hal yang membangun proses belajar mengajar. Sumber belajar yang dimaksud dalam hal ini adalah bahan ajar, baik yang digunakan oleh guru untuk mengajar maupun digunakan oleh siswa untuk belajar mandiri. Bahan ajar merupakan pokok-pokok materi yang berasal dari perumusan kompetensi dasar dan indikator yang nantinya akan digunakan untuk mencapai tujuan pembelajaran. Ada dua jenis bahan ajar yang dapat dikembangkan dalam rangka mencapai hal-hal yang disebutkan di atas, yaitu bahan ajar untuk guru dan bahan ajar untuk siswa. Penulis akan mengambangkan bahan ajar guru dengan menggunakan metode 4 Step Teaching Material Development (4S TMD) sebagai pedoman dalam pengembangan bahan ajar. 4S TMD memiliki empat tahap pengembangan bahan ajar yaitu seleksi, strukturisasi karakterisasi dan reduksi didaktik yang merupakan kelebihan yang tak dimiliki pengembangan bahan ajar lainnya. Tahap seleksi berupa tahap pengumpulan materi yang kemudian disesuaikan dengan standar kompetensi, indikator dan nilai-nilai yang terkait IPA terpadu yang terdapat dalam bahan ajar. Tahap strukturisasi merupakan tahap pembuatan peta konsep, struktur makro dan multipel representasi. Tahap Karakterisasi yaitu tahap pengembangan instrumen untuk mengidentifikasi konsep-konsep yang beradda dalam kategori abstrak, kompleks dan rumit. Sedangkan yang terakhir yaitu tahap reduksi didaktik, merupakan tahap dimana konsep direduksi agar layak menjadi bahan ajar untuk tingkatan kelas dan jenjang pendidikan bahan ajar tersebut. Penilaian bahan ajar terdiri dari beberapa aspek yaitu penilaian kesesuaian isi dengan kurikulum, grafika, ide pokok dan keterbacaan, penyajian materi untuk menguji kelayakan bahan ajar yang telah dibuat. Bahan ajar akan berfokus pada tema cuaca yang akan mencakup materi IPA terpadu, yaitu fisika, kimia dan biologi.
Keywords
Bahan ajar, Cuaca, IPA Terpadu, 4S TMD
Topic
Pembelajaran (EDU)
Corresponding Author
Novriana Sumarti
Institutions
KK Matematika Industri dan Keuangan, Institut Teknologi Bandung
Abstract
Pada artikel ini, Ujian Nasional Matematika untuk Siswa SMA diamati berdasarkan studi dan riset yang ditulis pada prosiding konferensi, skripsi sarjana dan tesis master, dan laporan resmi mengenai hasil ujian ini. Penilaian nasional untuk siswa SMA adalah salah satu tahapan penting dalam pendidikan karena bisa pengukuran kualitas pendidikan nasional di Indonesia. Pertama sejarah ujian penilaian nasional dijelaskan mulai dari 1950. Kompetensi Matematika dalam ujian dijelaskan dengan beberapa indikator. Contoh hasil dari 2013 ujian nasional menunjukkan perbedaan yang signifikan dari skor rata-rata per provinsi dari berprestasi tertinggi dan terendah. Beberapa studi tentang ujian nasional dari 2007 - 2011 menunjukkan bahwa ujian terkandung terutama masalah ditetapkan pada mengetahui dan menerapkan aspek kognitif demand, dan sebagian kecil pada penalaran kreatif.
Keywords
Ujian Nasional Matematika, kognitif
Topic
Pembelajaran (EDU)
Corresponding Author
Shinta Faramita
Institutions
Pascasarjana Universitas Pendidikan Indonesia
Abstract
Efikasi-diri adalah keyakinan keandalan diri yang dimiliki seseorang untuk melakukan tugas ataupun mencapai tujuan yang spesifik berdasarkan kemampuannya untuk memahami kesulitan tugas, usaha yang perlu dilakukan, besar bantuan eksternal, situasi pada saat performansi, dan pola-pola keberhasilan dan kegagalan. Bentuk Penugasan Pre-Class Reading Task dapat memfasilitasi siswa meningkatkan efikasi-diri mereka sendiri melalui rasa tanggung jawab atas perkembangan diri mereka sendiri. Terdapat tiga kunci utama yang menentukan keberhasilkan penugasan ini, yaitu spesifikasi materi bacaan disesuaiakan dengan tujuan pembelajaran, pertanyaan yang diberikan merujuk buku teks secara eksplisit, dan umpan balik yang diberikan guru terkait penugasan. Jenis pertanyaan yang diberikan di akhir penugasan ini harus memuat tujuan pedagogik yang terdiri dari tiga tujuan utama, yaitu: konten, proses, dan metakognitif. Faktor-faktor penentu efikasi-diri siswa diantaranya: pengalaman keberhasilan individu (mastery experience), pengalaman keberhasilan orang lain (vicarious experience) yang dijadikan panutan, persuasi verbal (verbal persuasion), dan keadaan emosional (emotional state). Penugasan Pre-Class Reading diharapkan dapat membantu siswa mengembangkan segala potensi yang mereka miliki dengan cara menumbuhkan rasa tanggung jawab atas diri mereka sendiri untuk mencapai sebuah tujuan, khususnya dalam pembelajaran fisika. Diharapkan efikasi-diri siswa akan meningkat sejalan dengan pengetahuan-diri yang mereka miliki.
Keywords
Penugasan Pre-Class Reading, efikasi-diri, pembelajaran fisika.
Topic
Pembelajaran (EDU)
Corresponding Author
AHMAD MUZAKI
Institutions
IKIP Mataram
Abstract
Artikel ini membahas tentang pentingnya dan cara meningkatkan self-affirmation matematik mahasiswa. Pada dasarnya, Self-affirmation merupakan komponen yang sangat penting dalam diri seseorang. Self-affirmation merupakan kemampuan seseorang untuk menggambarkan kecukupan terhadap dirinya. Di samping itu, self-affirmation mampu melihat aspek positif lain yang ada pada diri seseorang yang berakibat pada kemampuan seseorang untuk move on dari masalah yang sedang dihadapi. Salah satu karakteristik matematika adalah penalaran yang digunakan merupakan penalaran deduktif. Hal ini berarti proses pengerjaan matematika harus bersifat deduktif yang memerlukan penalaran logis dan aksiomatik, diawali dengan proses induktif yang meliputi penyusunan konjektur-konjektur baru yang diturunkan melalui aksioma-aksioma atau definisi. Kondisi ini untuk beberapa mahasiswa merupakan masalah yang menimbulkan anxiety matematik pada mahasiswa. Oleh karena itu, diperlukan suatu upaya untuk membangkitkan diri mahasiswa sehingga mereka tidak terjebak hanya pada masalah yang sedang dihadapi. Salah satu upaya yang dilakukan adalah melalui pembelajaran teknik hypnoteaching. Pebelajaran dengan teknik hypnoteaching merupakan kegiatan pembelajaran dengan memberikan sugesti positif berupa motivasi dan merilekskan pikiran mahasiswa agar pengetahuan yang didapat bisa dipahami dengan baik.
Keywords
Teknik Hypnoteaching, Self-Affirmation matematik mahasiswa.
Topic
Pembelajaran (EDU)
Corresponding Author
Nur Hayati
Institutions
UIN Ar-Raniry Banda Aceh
ITB Bandung
Abstract
Salah satu kendala dalam proses produksi bioetanol adalah teknik pemurniannya. Teknik pemurnian dilakukan dengan cara distilasi. Teknik distilasi biasa hanya mampu menghasilkan etanol dengan kemurnian tidak lebih dari 95,6 % sehingga belum memenuhi fuel grade etanol yaitu 99%. Pada konsentrasi tersebut, air dan alkohol akan membentuk azeotrop yang sulit dipisahkan sehingga diperlukan teknik dehidrasi menggunakan adsorben. Adsorben dilakukan menggunakan zeolit yang ditanam pada alat distilasi. Zeolit digunakan untuk menyerap uap air (H2O). Kedua proses pemurnian tersebut memerlukan waktu yang cukup lama. Pada skala industri, kedua teknik ini memakan biaya yang besar. Self Siphon adalah alat yang dapat mengalirkan fluida dari potensial rendah ke potensial tinggi dengan hanya memanfaatkan perbedaan tekanan udara pada ujung-ujung pipanya. Dengan memasang Self Siphon pada labu distilasi, diduga dapat membantu mempercepat proses pemurnian etanol dengan memanfaatkan tekanan udara luar sehingga memperbesar gaya dorong yang akan mempercepat proses penjerapan molekul H2O di permukaan zeolit. Ujung utama Self Siphon dihubungkan dengan bagian atas labu distilasi dan ujung akhir dihubungkan ke pipa sebelum pendingin Leipzig. Zeolit ditanam pada dinding bagian dalam Self Siphon pada segmen pertama untuk meningkatkan tekanan udara agar penjerapan H2O meningkat di permukaan zeolit dan etanol yang dihasilkan dapat mencapai kadar 99%. Pemasangan ini dilakukan untuk meningkatkan laju alir uap distilat sehingga gaya tekan molekul H2O ke dalam pori-pori zeolit meningkat. Dengan perlakuan ini, proses adsorpsi uap air akan berlangsung secara maksimal dan proses pemurnian bioetanol akan berjalan lebih efektif dan efisien dengan satu tahap pemurnian yang menggabungkan distilasi dan dehidrasi.
Keywords
Self-Siphon, Bioetanol, Distilasi, Dehidrasi, dan Tekanan Udara
Topic
Inovasi (INV)
Corresponding Author
Puji Siswanti
Institutions
Prodi Kimia Universitas Islam Negeri Sunan Kalijaga Yogyakarta
Abstract
Telah dilakukan studi pengaruh co-solvent dietil eter pada sintesis biodiesel dengan katalis heterogen CaO dari minyak limbah cair pabrik kelapa sawit. Metodologi penelitian meliputi; preparasi sampel, esterifikasi, transesterifikasi, pemurnian biodisel, dan karakterisasi biodisel. Proses esterifikasi dilakukan dengan mereaksikan minyak, metanol (1:9), co-solvent dietil eter, dan katalis H2SO4 1%. Reaksi dilakukan selama 120 menit pada temperatur 65 oC dengan variasi penambahan perbandingan co-solvent (CPO:DEE) 1:0,5., 1:1., dan 1:1,5, sedangkan proses transesterifikasi dilakukan dengan mereaksikan fase organik hasil esterifikasi dengan metanol (1:9), co-solvent (CPO:DEE) 1:0,5., 1:1, 1:1,5 dan katalis heterogen CaO dengan variasi 3%, 6%, dan 8% berat reaktan total. Yield biodisel yang diperoleh dibandingkan hasilnya dengan perlakuan tanpa penambahan co-solvent dietil eter. Metil ester hasil sintesis dikarakterisasi dengan spektrofotometer inframerah, GC-MS dan di uji sifat fisik kimianya. Hasil penelitian menunjukkan bahwa reaksi sintesis biodiesel dengan pengaruh co-solvent terhadap variasi katalis dihasilkan yield optimum pada katalis 8% sebesar 59,813%, sedangkan yield biodisel tanpa cosolvent pada konsentrasi yang sama sebesar 42,33%. Pengaruh perbandingan co-solvent dietil eter dihasilkan yield optimum pada perbandingan 1:1,5 dengan katalis 8% sebesar 69,045%. Hasil spektra inframerah menunjukkan adanya serapan gugus fungsi ester. Hal ini didukung dengan data hasil GC-MS yang menunjukkan terbentuknya metil ester. Metil ester tersebut adalah metil palmitat (42,08%), metil oleat (36,27%), metil linoleat (12,78%), dan metil stearat (6,04%). Adapun hasil uji sifat fisis dari biodisel meliputi densitas, viskositas, bilangan asam, kadar air, bilangan iod, angka penyabunan, dan angka setana secara berturut 0,825 g/cm3, 4,792 cSt, 0,8 mgNaOH/g biodisel, 0,598% berat, 28,52 gI2/g biodisel, 147,31 gKOH/g biodisel, dan angka setana sebesar 76,03.
Keywords
Kelapa Sawit, Limbah Cair, Esterifikasi, Transesterifikasi, Co-Solvent, Katalis Heterogen, CaO, Biodisel, GC-MS.
Topic
Energi (ENG)
Corresponding Author
Inayatus Sholichah
Institutions
Statistika, Institut Teknologi Sepuluh Nopember
Abstract
Iklim ekstrim seringkali memberikan dampak negatif bagi kehidupan. Sehingga mengetahui pola perubahannya dapat mengurangi resiko dampak yang ditimbulkan iklim ekstrim. Mencari nilai estimasi yang tepat dari data lama yang berjumlah besar bisa dijadikan acuan untuk mengetahui keadaan iklim yang akan datang. Motede analisis data ekstrim yang biasa digunakan kalangan hidrologi adalah Exterme Value Theory (EVT) dengan pendekatan Linier Moments (L-Moments) dan Maximum Likelihood Estimation (MLE). Pada penelitian ini dilakukan pengambilan sampel dengan Block Maxima mengikuti distribusi Generalized Extreme Value. Perbandingan performa metode pendekatan estimasi parameter dengan dilakukan studi simulasi. Hasil penelitian ini yaitu hasil estimasi parameter dengan metode MLE mendapatkan fungsi yang tidak close form sedangkan metode L-Moments mendapatkan fungsi yang close form. GEV,MLE,L-Moments.
Keywords
GEV,MLE,L-Moments.
Topic
Teoretik (THE)
Corresponding Author
Said Ali Akbar
Institutions
(a) Mahasiswa Magister FMIPA Kimia, Institut Teknologi Bandung, aligitudeh[at]gmail.com
(b) Staf Pengajar FMIPA Kimia, Institut Teknologi Bandung, vsuendo[at]chem.itb.ac.id
(c) Staf Pengajar FMIPA Kimia, Institut Teknologi Bandung, achmad[at]itb.ac.id
Abstract
Perkembangan teknologi membuat segala perangkat elektronik yang mudah dibawa (portable) bergantung pada baterai untuk dapat beroperasi. Penelitian yang dilakukan pada polianilina (PANI) sebagai katoda pada baterai sekunder (rechargeable) PANI/Zn telah banyak dilakukan. Hal ini disebabkan oleh kemudahan dalam preparasi PANI, harga material yang murah, serta kemudahan dalam fabrikasi. Selain itu, baterai PANI/Zn menunjukkan kinerja yang mirip dengan baterai Nickel-Metal Hydride (Ni-MH) yang banyak digunakan pada perangkat elektronik berkinerja menengah. Meskipun demikian, sejauh ini belum ditemukan kajian mengenai struktur kimia dari elektroda PANI sebelum dan sesudah penggunaan dalam baterai. Pada studi ini, disintesis PANI dengan metoda elektropolimerisasi pada permukaan graphite sheet (GS). Selanjutnya, hasil polimerisasi dalam bentuk film garam emeraldin dikarakterisasi menggunakan spektroskopi FT-IR dan serapan UV-Vis. Kinerja dari baterai PANI/Zn diuji melalui proses pengisian-pengosongan selama 60 siklus dengan menggunakan arus tetap sebesar 10 mA. Konfigurasi sistem baterai yang dibuat terdiri dari GS|PANI|ZnX(elektolit)|Zn. Berdasarkan hasil pengisian-pengosongan, baterai PANI/Zn menunjukkan kapasitas spesifik sebesar 59,49 mAh g-1 pada siklus pertama, dan 55,4 mAh g-1 pada siklus ke 60, dimana kehilangan kapasitas hingga siklus ke 60 adalah 6,87%. Hasil analisis Raman pada elektroda PANI sebelum dan sesudah digunakan dalam baterai, menunjukkan kenaikan intensitas pada pergeseran Raman 1491 cm-1. Nilai pergeseran ini merupakan mode stretching dari ikatan C=N. Hal ini mengindikasikan terbentuknya basa emeraldin yang disebabkan konsumsi proton oleh logam Zn selama proses pengisian. Regenerasi elektroda PANI menggunakan HCl, menunjukkan penurunan intensitas puncak hamburan Raman pada pergeseran 1491 cm-1. Hal ini membuktikan bahwa konsumsi proton terjadi pada proses pengisian, sehingga terjadi penurunan intensitas puncak pada pergeseran Raman 1491 cm-1 setelah regenerasi.
Keywords
PANI, elektropolimerisasi, spektroskopi Raman, baterai rechargeable, kapasitas spesifik, pengisian-pengosongan
Topic
Energi (ENG)
Corresponding Author
Vebrina Vera Munika
Institutions
1*Mahasiswa Magister Program Studi Pendidikan Kimia Universitas Jambi, Jambi Email:abel.moni87[at]gmail.com
2Dosen Program Studi Pendidikan Kimia Universitas Jambi, Jambi
Abstract
Motivasi siswa adalah salah satu aspek penting yang perlu untuk diperhatikan dalam pembelajaran kimia. Pendekatan tradisonal yang masih mendominasi dalam strategi pembelajaran kimia diduga berkontribusi terhadap rendahnya motivasi siswa karena guru mendominasi kelas. Motivasi siswa yang rendah dapat ditingkatkan dengan melibatkan siswa secara aktif dalam proses pembelajaran. Makalah ini melaporkan studi pendahuluan tentang persepsi guru kimia terhadap implementasi pembelajaran kooperatif Two Stay Two Stray (TSTS) terhadap motivasi siswa. Dua belas guru kimia di enam sekolah dengan pengalaman mengajar yang berbeda diwawancarai untuk mengetahui pandangan mereka tentang potensi TSTS dalam meningkatkan motivasi belajar siswa. Persepsi guru pada umumnya TSTS dapat meningkatkan keterlibatan siswa dalam pembelajaran tetapi belum yakin terhadap peningkatan motivasi siswa. Diperlukan studi yang lebih luas untuk mendapatkan hasil yang valid.
Keywords
persepsi guru, model two stay two stray, motivasi belajar, pelajaran kimia
Topic
Pembelajaran (EDU)
Corresponding Author
Uswatun Khasanah
Institutions
Universitas Pendidikan Indonesia
Abstract
Penelitian tentang diagnosis konsep listrik statis dilatarbelakangi oleh banyaknya mahasiswa Pendidikan Fisika yang mengalami miskonsepsi dan tidak paham konsep berdasarkan kajian di dunia internasional dan Indonesia. Untuk mendiagnosis konsepsi mahasiswa calon guru terkait konsep listrik statis menggunakan Tes Konsep Listrik Statis (TKLS) dengan format Tes Pilihan Ganda Respon Terbuka. Sampel penelitian dilakukan terhadap 19 mahasiswa calon guru Fisika. Survey dilaksanakan pada semester Genap Tahun Akademik 2014/2015 di salah satu Program Studi Pendidikan Fisika LPTK di Jawa Barat. Berdasarkan survey tersebut didapatkan data miskonsepsi, konsep benar, dan tidak paham konsep. Reliabilitas TKLS yaitu 0,7 dan validitasnya 0,54. Penelitian survey ini akan menjadi dasar pijakan peneliti atau penelitian pendahuluan bagi peneliti untuk melakukan penelitian lanjut.
Keywords
Konsepsi, Listrik Statis, TKLS, Tes Pilihan Ganda Respon Terbuka
Topic
Pembelajaran (EDU)
Corresponding Author
Ahlul Hafizan Resha
Institutions
Departemnt of Chemistry, ITB
Abstract
Nano-zirconia has been succesfully synthesized with ZrCl4 as precursor through sol-gel method. Effects of temperature, solvent composition, pH hydrolysis, and calcination temperature of the nano-zirconia phase was observed. According to TGA and XRD results, the formation of pure tetragonal phase could be conducted through not-chilled precursors, the volume ratio of ethanol : water = 5 : 1, pH hydrolysis is 9, and calcination temperature at 400 �C. Calcination at 600 �C exhibited higher crystallinity with emergence of monoclinic phase. Zirconia thin film has been fabricated through spin coating deposition technique by performing a variation of the sol concentration, spinning speed, and spinning duration. Solid zirconia films obtained from the sol with a concentration of 0.02 M were spinned at a speed of 1200 rpm for 30 seconds. Nano-zirconia has a wide band gap at 5.10 to 5.17 eV with photoluminescence properties could be observed at λemission 362 nm and 420 nm, excited by λexcitation 265-325 nm. Broad peak and high intensity at λemission 440 nm, excited by λexcitation 354 nm. Zirconia thin film has a wide band gap at 3.4 eV and 4.6 eV with photoluminescence properties observed at λemission 362 nm, excited by λexcitation 265-340 nm, was measured by UV-Vis spectrophotometry DRS and photoluminescence. Therefore, thin film zirconia nanocrystal and has potential as an optoelectronic material.
Keywords
Sol-Gel, Spin Coating, Nano-ZrO2, Thin Film ZrO2, ZrCl4, Optoelectronic
Topic
Material (MAT)
Corresponding Author
Wiwit Denny Fitriana
Institutions
(a*) Faculty of Mathematics and Natural Sciences, Universitas Pesantren Tinggi Darul Ulum, Jombang, Indonesia
(b) Department of Chemistry, Faculty of Mathemathics and Natural Science, Institut Teknologi Sepuluh Nopember, Kampus ITS-Sukolilo, Surabaya, Indonesia 60111
Abstract
Radikal bebas dan Reactive oxygen Species (ROS) merupakan penyebab terjadinya penyakit seperti kanker, diabetes,kardiovaskular dan inflamatori. Adanya peningkatan jumlah radikal bebas dan produksi ROS yang berlebih dalam tubuh dapat menyebabkan terjadinya ketidakseimbangan sistem kekebalan tubuh. Oleh karena itu, diperlukan tambahan antioksidan dari luar tubuh. Selama ini ada beberapa obat sintesis antioksidan seperti (Butil Hidroksi Anisol) BHA dan (Butil Hidroksil Toluen) BHT. Namun pada penggunaanya, obat ini menimbulkan efek samping. Oleh karena itu, diperlukan sumber antioksidan dari alam yang tidak memiliki efek samping jika dikonsumsi. Daun kelor merupakan salah satu tanaman yang memiliki kandungan senyawa polifenol seperti flavonoid, kuersetin dan kamperol serta sumber vitamin C dan vitamin E. Polifenol merupakan kandungan senyawa yang sebagian besar terdapat dalam tumbuhan yang dapat berperan sebagai antioksidan alami. Kemampuan antioksidan dari tumbuhan dapat dilihat dari kemampuan tumbuhan tersebut untuk menangkap radikal bebas atau dapat mendonorkan atom hidrogen untuk menstabilkan radikal bebas. Untuk mengetahui kemampuan daun kelor sebagai antioksidan, maka telah dilakukan fraksinasi dan uji bioaktivitas penangkapan radikal bebas 1,1-difenil-2-pikrilhidrazil (DPPH) dan uji peluruhan warna pada 2,2�-azino-bis-[3-etilbenzotiazolin sulfonat] (ABTS) secara in vitro terhadap fraksi-fraksi daun kelor yang dihasilkan. Trolox digunakan sebagai kontrol positif dengan persentase penghambatan sebesar 96,61% pada uji DPPH dan 94,99% pada uji ABTS. Berdasarkan hasil uji tersebut, dapat diketahui jika fraksi etil asetat menununjukkan nilai aktivitas antioksidan sebesar 85,4% uji DPPH dan 92,12% uji ABTS. Aktivitas antioksidan oleh fraksi etil asetat ini dipengaruhi oleh jenis kandungan senyawa fenolat yang terdapat pada daun kelor seperti kuersetin, flavonoid dan kamperol. Sehingga diperlukan penelitian lebih lanjut yaitu tahap isolasi senyawa metabolit sekunder untuk mengetahui senyawa metabolit sekunder dari fraksi etil asetat yang berpotensi sebagai antioksidan.
Keywords
antioksidan, DPPH, ABTS, daun kelor
Topic
Lain-lain (ETC)
Corresponding Author
Asri Rahmaniar
Institutions
Departemen Pendidikan Fisika, Universitas Pendidikan Indonesia
Abstract
Telah dilakukan penelitian yang dilatarbelakangi oleh tingkat pemahaman konsep Fisika siswa SMA yang masih rendah. Berdasarkan hasil studi pendahuluan yang dilakukan di salah satu sekolah di Kota Sukabumi menunjukkan skor rata-rata kelas pada tes Fisika yang hanya mencapai 54 dari skala 100. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mendapatkan gambaran peningkatan pemahaman konsep siswa pada materi usaha dan energi sebagai ukuran pengaruh pendekatan interactive conceptual instruction. Metode penelitian yang digunakan adalah pre-experiment dengan desain penelitian One Group Pretest-Posttest. Subjek penelitian ini adalah siswa-siswi kelas XI MIA di salah satu sekolah menengah atas di Kota Sukabumi semester ganjil tahun pelajaran 2014/2015 sebanyak 38 siswa. Penentuan sampel penelitian dilakukan dengan teknik purposive sampling. Pemahaman konsep diukur dengan menggunakan tes pemahaman konsep, sedangkan peningkatan pemahaman konsep antara sebelum dan setelah pembelajaran dihitung dengan konsep effect size untuk mencari ukuran pengaruh penerapan pendekatan Interactive Conceptual Instruction. Hasil penelitian menunjukkan bahwa ukuran pengaruh penerapan Interactive Conceptual Instruction pada peningkatan pemahaman konsep adalah sebesar 1.72, berarti penerapan Interactive Conceptual Instruction pada peningkatan pemahaman konsep usaha dan energi memiliki pengaruh yang kuat. Dapat disimpulkan bahwa penerapan pendekatan interactive conceptual instruction dapat meningkatkan pemahaman konsep.
Keywords
Kata kunci: Interactive Conceptual Instruction, Pemahaman Konsep, effect size
Topic
Pembelajaran (EDU)
Corresponding Author
Itan Yustiani Syaban
Institutions
Institut Teknologi Bandung
Abstract
Senyawa porfirin banyak dikembangkan untuk berbagai aplikasi, antara lain sebagai agen fotodinamik terapi untuk kanker dan bahan pemeka pada sel surya. Pada penelitian ini dilakukan sintesis senyawa tetrafenilporfirin (TPP) menggunakan autoclave dengan memvariasikan oksidator yang digunakan. Dengan autoclave, sintesis dilakukan pada suhu dan tekanan tinggi dalam kondisi tertutup dan aman. Sintesis tetrafenilporfirin melalui dua tahap reaksi yaitu kondensasi dan oksidasi. Oksidator yang digunakan pada penelitian ini adalah gas oksigen dan p-chloranil. Hasil sintesis dengan oksidator oksigen dan p-chloranil menghasilkan produk yang sama dan menunjukkan karakteristik senyawa tetrafenilporfirin Hasil kromatografi lapis tipis (KLT) dengan eluen n-heksana : etil asetat = 7 : 1 (v/v) menunjukkan kedua hasil sintesis memiliki spot yang sama dengan nilai Rf sebesar 0,74. Spektrum UV-sinar tampak kedua senyawa hasil sintesis menunjukkan fitur serapan yang sama dan sesuai dengan karakteristik fitur serapan senyawa tetrafenilporfirin, memiliki satu pita Soret pada panjang gelombang 418 nm dan empat pita Q pada panjang gelombang 514; 550; 589 dan 647 nm. Spektrum serapan infra merah senyawa hasil sintesis memperlihatkan adanya serapan pada bilangan gelombang 3318-3320 cm-1 yang menunjukkan vibrasi N-H; 3130-3132 cm-1, 3108 cm-1, dan 3075-3078 cm-1 yang menunjukkan vibrasi C�H pada pirol, dan serapan pada bilangan gelombang 3054 cm-1 dan 3021-3024 cm-1 yang menunjukkan adanya vibrasi fenil. Ketiga jenis vibrasi tersebut merupakan jenis vibrasi yang khas pada tetrafenilporfirin. Spektrum 1H NMR dari senyawa hasil sintesis juga menunjukkan adanya hidrogen pirol pada geseran kimia 8,8 ppm, hidrogen fenil pada geseran kimia 8,2 ppm dan 7,7 ppm, serta hidrogen N-H pirol pada geseran kimia -2,7 ppm. Hasil karakterisasi menunjukkan bahwa kedua senyawa hasil sintesis merupakan senyawa tetrafenilporfirin telah berhasil disintesis menggunakan oksidator oksigen dan p-chloranil dengan rendemen berturut-turut sebesar 24,6% dan 25%. Rendemen hasil sintesis dengan menggunakan oksidator oksigen dan p-chloranil hampir sama, namun bentuk kristalin TPP yang dihasilkan p-chloranil memiliki ukuran lebih besar.
Keywords
sintesis tetrafenilporfirin, autoclave, oksidator oksigen, oksidator p-chloranil
Topic
Lain-lain (ETC)
Page 9 (data 241 to 256 of 256) | Displayed ini 30 data/page
Featured Events
Embed Logo
If your conference is listed in our system, please put our logo somewhere in your website. Simply copy-paste the HTML code below to your website (ask your web admin):
<a target="_blank" href="https://ifory.id"><img src="https://ifory.id/ifory.png" title="Ifory - Indonesia Conference Directory" width="150" height="" border="0"></a>
Site Stats