Event starts on 2017.07.26 for 2 days in Bandung
http://portal.fmipa.itb.ac.id/snips2017 | https://ifory.id/conf-abstract/RFdrG9aTL
Page 2 (data 31 to 60 of 142) | Displayed ini 30 data/page
Corresponding Author
Ivan rizo Putra
Institutions
(a) Institut Teknologi Bandung. Jalan Ganesha 10 Bandung 40132. Indonesia
*ivanrizo50[at]yahoo.com
(b)fisika kebumian dan sistem kompleks, Institut Teknologi Bandung. Jalan Ganesha 10 Bandung 40132. Indonesia
Abstract
Operasi pemboran merupakan suatu kegiatan yang terdiri dari beberapa tahapan kegiatan, sebelum operasi pemboran dapat dilaksanakan, pertama-tama yang perlu dilakukan adalah apa yang disebut dengan tahap persiapan. Tahap persiapan inipun terdiri dari beberapa tahapan mulai dari persiapan tempat, pengiriman peralatan pada lokasi, penunjukan pekerja, sampai pada persiapan akhir. Pada operasi pemboran ini peralatan yang dipakai terbagi menjadi beberapa sistem. Pembagian sistem-sistem yang umum dilakukan dalam industri perminyakan adalah sebagai berikut: Sistem pengangkat (Hoisting System), sistem pemutar (Rotating System), sistem sirkulasi (Circulation System), sistem daya (Power System), Sistem pencegah sembur liar (BOP System).
Keywords
Hosting System,Rotating System,Circulation System,Powerpoint System,BOP System
Topic
Kebumian (EPS)
Corresponding Author
Nila Mutia Dewi
Institutions
1. Pengajaran Fisika,
Sekolah Pascasarjana ITB,
Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam, Institut Teknologi Bandung,
Jl. Ganesha no. 10 Bandung, Indonesia, 40132
2.Kelompok Keilmuan Fisika Bumi dan Sistem Kompleks
Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam, Institut Teknologi Bandung,
Jl. Ganesha no. 10 Bandung, Indonesia, 40132
Abstract
Menjadi seorang guru fisika di tingkat menegah tidak terlepas dari berbagai macam tantangan dalam dunia pembelajaran, utamanya adalah bagaimana cara guru menyajikan materi kepada siswa. Banyak sekali metode yang dapat digunakan guru untuk mencapai tujuan pembelajarannya, salah satu adalah pembelajaran kontekstual. Salah satu aplikasi fisika dalam kehidupan sehari-hari pada bab fluida dinamis adalah mainan baling-baling. Paper ini bertujuan untuk menjelaskan secara detail konsep dasar fisika pada mainan baling-baling dan menentukan ketinggian maksimum yang dicapai oleh baling-baling ketika dimainkan. Hasil penelitian ini nantinya juga dapat digunakan sebagai referensi pada materi pengayaan fluida dinamis di kelas.
Keywords
Mainan baling-baling, pengukuran ketinggian maksimum
Topic
Pembelajaran (EDU)
Corresponding Author
Nugro Wicokro
Institutions
SMA Negeri 1 Plumbon Kabupaten Cirebon
Dinas Pendidikan Provinsi Jawa Barat
Abstract
Abstrak Adanya penurunan prestasi belajar mata pelajaran matematika walaupun guru telah menggunakan berbagai media. Akan dibuktikan hubungan manajemen pembelajaran islam berbasis TIK dan pemanfaatan e-learning terhadap prestasi belajar matematika siswa, menggunakan metode penelitian kuantitatif, dengan responden 56 orang siswa, teknik penelitian deskriptif. Hasil penelitian terdapat hubungan yang posistif antara manajemen pembelajaran Islam berbasis TIK dan pemanfaatan e-learning dengan prestasi belajar matematika siswa cukup kuat, hal tersebut ditunjukkan oleh nilai koefisien korelasi (rx1y) sebesar 0,72 pada &
Keywords
Kata-kata kunci: prestasi belajar, manajemen pembelajaran islam
Topic
Pembelajaran (EDU)
Corresponding Author
Mohammad Hamdan
Institutions
(a) Departemen Fisika Institut Teknologi Bandung, Jalan Ganesa 10, Bandung 40132, Indonesia
(b) Divisi Fisika Bumi dan Sumber Daya Alam Departemen Fisika Institut Teknologi Bandung, Jalan Ganesa 10, Bandung 40132, Indonesia
*Lilik[at]fi.itb.ac.id
Abstract
Perforasi merupakan teknik penyelesaian (completion technique) yang berperan penting dalam menentukan tingkat produktivitas migas yang dihasilkan. Namun penetrasi shaped-charge dengan tekanan dan kecepatan tinggi pada proses pelubangan casing, lapisan semen, dan formasi dapat menyebabkan terbentuknya zona kerusakan dengan permeabilitas yang rendah disekitar lubang di formasi dan sumur. Jumlah kerusakan antara sumur dan formasi selama proses perforasi dinyatakan dengan dimensi skin. Penurunan tingkat permeabilitas akibat zona kerusakan dapat mengurangi tingkat produktivitas sumur secara signifikan. Oleh karena itu, diperlukan konfigurasi yang sesuai dengan faktor-faktor yang mempengaruhi tingkat produktivitas dan skin tersebut. Skin dan produktivitas dipenguruhi oleh tiga faktor yaitu geometri perforasi, lingkungan perforasi, dan karakteristik formasi. Salah satu faktor yang dapat dioptimalkan adalah faktor geometri perforasi. Geometri perforasi terdiri atas empat parameter yaitu densitas tembakan, kedalaman penetrasi, shot phasing, dan diameter lubang perforasi. Pada umumnya produktivitas akan meningkat seiring dengan peningkatan keempat parameter geometri perforasi tersebut. Selain itu penetrasi yang merupakan salah satu parameter geometri perforasi dipengaruhi oleh perforator dan proses pembentukan lubang perforasi. Diantara faktor yang mempengaruhi penetrasi dan berhubungan dengan geometri perforasi adalah parameter shaped-charge dan gun clearance. Parameter shaped-charge terdiri dari liner, explosive, case, dan standoff serta parameter gun clearence mempengaruhi diameter perforasi, kedalaman perforasi, dan ukuran diameter lubang.
Keywords
geometri perforasi, produktivitas, perforasi
Topic
Kebumian (EPS)
Corresponding Author
Nur Ahmad
Institutions
Institut Teknologi Bandung (ITB)
Abstract
Maglev (Magnetically Levitated Train) berarti kereta yang mengambang secara magnetis. Kereta ini bekerja berdasarkan prinsip gaya angkat magnetis berupa Kumparan magnet berjalan di sepanjang trek, disebut guideway, repels magnet besar di bawah kereta, yang memungkinkan kereta untuk melayang antara 0,39 dan 3,93 inci di atas relnya. Gaya dorong kereta ini dihasilkan oleh interaksi antara motor induksi raksasa di dalam kereta dengan rel magnetisnya, yang otomatis menghasilkan gaya dorong yang luar biasa kuatnya. Arus listrik yang dipasok ke kumparan di dinding guideway terus bolak-balik mengubah polaritas kumparan magnet. Perubahan polaritas menyebabkan medan magnet di depan kereta untuk menarik kendaraan ke depan, sementara medan magnet di belakang kereta menambahkan dorongan lebih maju hingga mampu melaju dengan kecepatan sampai 650 km/jam. Kelebihan utama dari kereta ini adalah kemampuannya yang bisa melayang di atas rel, sehingga tidak menimbulkan gesekan. Kekurangannya adalah kebisingan (suara) yang ditimbulkan disaat kereta ini bergerak hampir sama dengan sebuah pesawat jet dan mahalnya investasi terutama pengadaan relnya. Metode penelitian berupa penelusuran pustaka melalui literatur buku, jurnal dan peragaan model gaya angkat magnetis. Studi ini mempelajari aspek fisika tentang Maglev dan dikemas untuk pembelajaran di sekolah. Aspek fisika nya adalah hukum Biot Savart pada kawat melingkar dan solenoid. Hasilnya berupa alat peraga yang menunjukkan sifat levitasi magnet dan bahan ajar.
Keywords
maglev, magnet, kereta cepat
Topic
Pembelajaran (EDU)
Corresponding Author
Sapto Hermawan
Institutions
1Guru Mata Pelajaran Fisika,
Sekolah Menengah Atas Negeri 1 Cisarua Bandung Barat,
Jl. Kolonel Masturi No. 64 Cisarua, Bandung Barat, Indonesia, 40551
2Departemen Pendidikan Fisika,
Prodi Pendidikan Fisika,
Fakultas Pendidikan Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam, Universitas Pendidikan Indonesia,
Jl. Dr. Setiabudhi No. 229 Bandung, Indonesia, 40154
a) mutiahindayantis[at]gmail.com (corresponding author)
b) sapto.hermawan[at]student.upi.edu (corresponding author)
Abstract
Pembelajaran Fisika pada materi Hukum Newton tentang Gerak merupakan proses belajar dan mengajar yang membahas hukum I Newton (Inersia), hukum II Newton (gerak benda) dan hukum III Newton (aksi-reaksi). Proses ini dilakukan oleh guru bidang studi Fisika menggunakan berbagai modus representasi yang terdisipliner. Selanjutnya dilakukan penelitian ini bertujuan untuk mengetahui profil kemampuan pemecahan masalah siswa SMA khususnya yang telah diterapkanya kurikulum 2013 revisi.Metode penelitian yang digunakan adalah deskriptif kuantitatif. Subjek untuk penelitian ini berjumlah 33 siswa SMA kelas X pada salah satu sekolah di Bandung Barat. Adapun Intrumen yang digunakan berupa soal-soal essay yang berbasiskan permasalahan dalam kehidupan sehari-hari. Pengukuran kemampuan pemecahan masalah dilakukan secara pre-test dan post-test yang mengukur indikator Multiple-ways of Rosengrant yang terdiri dari; menggambarkan dan menerjemahkan, menyederhanakan, menunjukan secara fisis (free body-diagram), penggunaan persamaan matematis, dan penyelesaian masalah. Analisis data menggunakan teknik analisis deskriptif kuantitatif persentase. Hasil dari penelitian diperoleh nilai persentase jumlah siswa yang konsisten dalam menggunakan setiap indikator yaitu kategori siswa pada indikator menggambarkan dan menerjemahkan 48,48%, menyederhanakan 27,28%, menggunakan free-body diagram 30,30%, menggunakan persamaan matematis 84,85%, dan penyelesaian masalah 84,85% dari jumlah seluruh subjek penelitian. Hasil ini termasuk dalam kategori peningkatan sedang menurut kriteria N-gain ternormalisasi dengan skor
Keywords
kemampuan pemecahan masalah, multiple ways of Rosengrant dan Hukum Newton Gerak Lurus
Topic
Lain-lain (ETC)
Corresponding Author
Trengginas Eka P. Sutantyo
Institutions
Institut Teknologi Bandung
Abstract
Pendekatan kuantum dalam memodelkan mesin panas diharapkan dapat menghadirkan model mesin panas yang sangat efisien. Analogi kuantum seperti nilai ekspektasi Hamiltonian digunakan untuk menjelaskan besaran termodinamika klasik yaitu temperatur. Pada paper ini dibahas tiga model mesin panas kuantum dengan menggunakan tiga tingkat energi, (1) keadaan dasar, (2) keadaan transisi, dan (3) keadaan energi tertinggi. Variasi diberikan pada keadaan transisi dengan memilih beberapa keadaan terdegenerasi untuk melihat kontribusinya terhadap persamaan efisiensi. Efisiensi dari ketiga model mesin panas konsisten dengan analogi klasik yang dinyatakan sebagai ratio perbandingan lebar awal sumur potensial dengan jarak terjauh setelah ekspansi isotermal. Efek penambahan keadaan transisi dapat berlaku umum untuk mesin panas kuantum multistate dengan sistem 3D
Keywords
Mesin Carnot kuantum, Keadaan transisi terdegenerasi, Efisiensi, Multistate
Topic
Teoretik (THE)
Corresponding Author
Durrotul Uuliyah
Institutions
UNIVERSITAS ISLAM INDONESIA
Abstract
Telah dilakukan penelitian tentang pemanfaatan tanaman akar wangi (Vetiveira zizanioides L) sebagai tanaman akumulator dalam remidiasi air limbah yang mengandung logam Cu dengan metode ERASI. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui kemampuan tanaman akar wangi untuk menyerap logam berat dalam limbah dengan parameter uji kualitatif perubahan morfologi tanaman dan kuantitatif konsentrasi logam Cu dan pengukuran angka klorofil sebagai parameter tingkat stress pada tanaman. Metode ERASI, EAPR-aerasi (electro-assisted phytoremediation-Aeration) yang merupakan metode gabungan fitoremediasi, dengan bantuan listrik yang dialirkan melalui elektroda untuk membantu mobilitas polutan dari sumber limbah ke arah akar tanaman serta penambahan aerasi untuk meningkatkan konsentrasi oksigen di dalam limbah. Dalam penelitian ini dilakukan perbandingan 3 metode yaitu fitoremediasi, fito-aerasi dan EAPR-aerasi (ERASI), dengan konsentrasi Cu 29 ppm. Hasil penelitian menunjukkan bahwa tanaman yang lebih cepat menyerap Cu adalah tanaman akar wangi pada metode ERASI yang ditandai dengan perubahan morfologi tanaman yang lebih cepat layu, kering hingga terbakar namun tidak mengalami tingkat stress yang tinggi karena angka klorofil yang dihasilkan paling tinggi.
Keywords
fito-aerasi, akar wangi (Vetiveira zizanioides L), EAPR, fitoremediasi, ERASI
Topic
Lain-lain (ETC)
Corresponding Author
Novi Sopwan
Institutions
1. Alumnus Program Studi Astronomi ITB
2. Pogram Studi Astronomi ITB
Abstract
Model awal visibilitas hilal Metonik menampilkan rentang minimum, maksimum, dan nilai rata-rata dari beda tinggi Bulan-Matahari dan nilai elongasi untuk setiap varian metonik (ILVn) disekitar Ekuator. Padanan model visibilitas hilal Metonik awal dengan setiap bulan dalam satu tahun penanggalan Masehi memungkin untuk penerapan kriteria visibilitas hilal yang lebih sederhana tanpa mengorbankan kompleksitas sistem Bumi-Bulan-Matahari. Penentuan awal bulan (hilal kemungkinan teramati) dalam penanggalan Hijriah dengan model ini dilakukan dengan melihat batas minimum dari beda tinggi Bulan-Matahari dan nilai elongasi Bulan-Matahari saat Matahari terbenam untuk setiap bulan penanggalan Masehi saat terjadinya Bulan Baru.
Keywords
Hilal, Visibilitas Hilal, Metonik, Kalender Islam
Topic
Pembelajaran (EDU)
Corresponding Author
Diah Chaerani
Institutions
Departemen Matematika
FMIPA Universitas Padjadjaran
Abstract
Dalam makalah ini dibahas bagaimana pemodelan untuk masalah optimisasi taktentu dengan menggunakan asumsi bahwa data taktentu yang terlibat diasumsikan merupakan himpunan taktentu polihedral. Kajian masalah ini dapat dipandang sebagai salah satu cara untuk menentukan tingkat robustness dari masalah optimisasi taktentu, dimana diharapkan formulasi robust counterpart dapat dinyatakan dalam salah satu kelas masalah optimisasi yang computationally tractable. Untuk mencapai kondisi computationally tractable tersebut, berbeda dengan asumsi himpunan taktentu dengan box dan ellipsoidal uncertainty, dalam polihendra uncertainty penyelesaian harus ditempuh melalui teori dualitas dalam optimisai konveks. Disajikan pula contoh masalah dan penyelesaiannya.
Keywords
Optimisasi Robust, Robust Counterpart, Computationally Tractable, Himpunan Tak Tentu Polihedral, Robustness
Topic
Komputasi dan Pemodelan (COM)
Corresponding Author
Isti Fuji Lestari
Institutions
UIN Sunan Gunung Djati Bandung
Abstract
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui peningkatan keterampilan berpikir kritis siswa melalui model pembelajaran Experiential Kolb pada materi fluida statis. Jenis penelitian ini adalah pre eksperimen dengan desain one shoot pretest-posttest group. Teknik pengambilan sampel penelitian ini dengan cara mengambil satu kelas secara acak (random class) pada tingkat kelas XI Ilmu Alam di salah satu SMA Negeri di kabupaten Garut. Data keterampilan berpikir kritis siswa diperoleh dari hasil tes awal (pretest) dan tes akhir (posttest) keterampilan berpikir kritis siswa yang berbentuk soal uraian materi fluida statis. Hasil penelitian yang diperoleh setelah penerapan model pembelajaran Experiential Kolb yaitu peningkatan keterampilan berpikir kritis siswa berdasarkan nilai N-Gain sebesar 0,61 dengan kategori sedang. Hal tersebut menunjukkan bahwa penerapan model pembelajaran Experiential Kolb dapat meningkatkan keterampilan berpikir kritis siswa pada materi fluida statis.
Keywords
Experiential Kolb, Keterampilan Berpikir Kritis, Fluida Statis
Topic
Pembelajaran (EDU)
Corresponding Author
Nur Isnaini Romli
Institutions
Institute Teknologi Bandung
Abstract
Pada penelitian ini telah dilakukan pengamatan proses pelelehan lilin dan parafin menggunakan kamera Handphone dan aplikasi inskape. Pengamatan dilakukan dengan merekam proses pelelehan kemudian dilakukan perhitungan luas lilin dan parafin setiap detik menggunakan aplikasi inskape yang akan dijabarkan dalam makalah ini. Kemudian didapat kurva karakteristik dari lilin dan parafin selama proses pelelehan
Keywords
pelelehan, inkscape, kurva
Topic
Pembelajaran (EDU)
Corresponding Author
Dwita Suastiyanti
Institutions
Institut Teknologi Indonesia
Abstract
Desa Margasari, Kelurahan Curug, Provinsi Banten memiliki potensi alam yang luar biasa yaitu sumber air tanah yang melimpah dan sinar matahari yang tidak habis-habisnya menyinari Desa Margasari terutama pada musim kemarau. Potensi alam yang dimiliki oleh Desa Margasari ini menjadi sumber kekuatan untuk penyediaan air yang dapat dimanfaatkan untuk pengairan sawah. Selama ini masyarakat Desa Margasari menggantungkan kebutuhan pangannya (terutama beras) dari lahan sawah yang hanya mengandalkan pengairannya pada air hujan saja (sawah tadah hujan). Teknologi solar water pump merupakan teknologi yang memanfaatkan potensi alam Desa Margasari, yang sumber airnya berasal dari air tanah. Solar water pump adalah pompa air yang digerakkan oleh tenaga listrik yang dibangkitkan oleh tenaga surya yang berasal dari panas matahari. Untuk penerapan teknologi tersebut telah dilakukan pengeboran tanah sedalam 18,5 m dan menghasilkan air tanah yang bersih dengan menggunakan pompa semi jet pump dengan spesifikasi : tegangan 220 volt, arus 1,6 A, frekuensi 50 Hz. Daya yang diperlukan untuk penyediaan panel surya adalah kurang lebih 1,6 A x 220 volt = 320 Watt peak (Wp). Daya sebesar 320 Wp tersebut dihasilkan dari 4 buah panel surya yang masing-masing berkapasitas 100 Wp. Untuk mengubah arus DC menjadi AC digunakan inverter dan digunakan battere untuk tarikan listrik pertama kali. Dengan teknologi solar water pump maka kegiatan pertanian di Desa Margasari dapat berlangsung sepanjang tahun sehingga kebutuhan pangan masyarakat Desa Margasari sepenuhnya disediakan oleh potensi alam mereka sendiri.
Keywords
solar water pump, inverter, battere, potensi alam
Topic
Energi (ENG)
Corresponding Author
Liya Kholida
Institutions
Institut Teknologi Bandung
Abstract
Tracker merupakan salah satu perangkat lunak untuk Video Based Laboratory (VBL) yang mempunyai keistimewaan mampu menampilkan gejala fisika secara nyata beserta representasinya baik berupa data kuantitatif, grafik dan juga terdapat fitur melakukan pencocokan kurva. Dinamika, usaha dan energi merupakan topik menarik yang dapat dikembangkan menggunakan Tracker. Manfaatnya adalah untuk membuat media pembelajaran berbasis VBL guna memudahkan siswa dalam memahami konsep dengan melihat secara langsung fenomena gerak benda dan memahami analisis grafik kecepatan dan posisi terhadap waktu. Oleh karena itu tujuan penelitian ini yaitu manfaatkan perangkat lunak Tracker pada topik dinamika, usaha, dan energi dengan menggunakan air track sebagai media pembelajaran berbasis VBL. Untuk mengetahui kekurangan dan kelebihan dalam percobaan tersebut, maka dilakukan dua cara pengambilan data, yaitu data percobaan dari analisis video tracker dan data percobaan menggunakan sensor. Hasil dari penelitian ini dijadikan dasar pembuatan modul percobaan pada topik dinamika, usaha, dan energi berbasis VBL.
Keywords
Perangkat lunak Tracker, Video Based Laboratory (VBL) , Dinamika, usaha, dan energi.
Topic
Pembelajaran (EDU)
Corresponding Author
Bramianto Setiawan
Institutions
Program studi Magister Fisika,
Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam, Institut Teknologi Bandung,
Jl. Ganesha no. 10 Bandung, Indonesia, 40132
Abstract
Dalam paper ini, telah dibuat alat ukur konduktivitas four point probe yang mudah dan murah dengan menggunakan devais arduino. Parameter pembanding yang digunakan dalam eksperimen ini adalah tegangan, hambatan dan konduktivitas dari material yang digunakan.. Hasil pengukuran,diuji dengan membandingkan hasil pengukuran antara devais arduino dan four point probe. Sampel yang digunakan dalam pengukuran adalah reduced graphene oxide (rGO) dan komposit reduced graphene oxide-copper (rGO-Cu). Dari hasil eksperimen,, terdapat kesesuaian antara hasil pengukuran dengan menggunakan devais arduino dan alat ukur four point probe. Hal ini dibuktikan dengan hasil data pengukuran untuk sampel rGO antara devais arduino dengan four point probe secara berturut-turut, tegangan 7.56 mV dan 7.7 mV, hambatan 0.034 Ohm dan 0.035 Ohm serta konduktivitas 22.68 S/cm dan 22.4 S/cm. sedangkan untuk sampel rGO-Cu didapatkan hasil pengukuran tegangan antara devais arduino dengan four point probe secara berturut-turut, tegangan 8.7 mV dan 10.35 mV, hambatan 0.039 Ohm dan 0.047 Ohm serta konduktivitas 19.86 S/cm dan 18 S/cm. Dilakukan juga perhitungan %error dari hasil pengukuran untuk mengetahui apakah alat ukur layak digunakan. Dari hasil perhitungan didapatkan %error kedua sampel masih berkisar 10% kebawah. Dari hasil data tersebut,, alat ukur four point probe dengan menggunakan arduino dapat digunakan sebagai alat ukur konduktivitas yang memiliki kelebihan harga yang murah dan mudah dibuat.
Keywords
alat ukur, arduino, konduktivitas, four point probe
Topic
Instrumentasi (INS)
Corresponding Author
Fifi Rahmi Zulkifli
Institutions
Laboratorium Bioteknologi, Jurusan Kimia
Universitas Andalas
Abstract
Pembuatan Bioetanol dari Biji Durian Melalui Hidrolisis Enzimatik dan Fermentasi Menggunakan Sacharomyces Cerevisiae telah dilakukan dengan tujuan untuk mengamati pengaruh variasi volume enzim alfa-amilase, glukoamilase dan variasi lama waktu hidrolisis serta pengaruh lama waktu fermentasi terhadap konsentrasi etanol yang dihasilkan. Sebanyak 15 g biji durian yang telah dihaluskan, dihidrolisis menggunakan enzim alfa-amilase dan glukoamilase dengan variasi volume 4, 5, 6, 7, dan 8 mL dan variasi lama hidrolisis 1, 2, 3, 4, 5 jam. Glukosa yang dihasilkan dianalisis menggunakan metode Somogy-Nelson. Hidrolisis dengan penambahan 6 mL enzim alfa-amilase dan 7 mL glukoamilase selama 3 jam memberikan konsentrasi glukosa optimum sebesar 58,51 g/L. Hidrolisat yang dihasilkan dari proses hidrolisis dilanjutkan dengan proses fermentasi menggunakan Saccharomyces cerevisiae yang diisolasi dari fermipan. Etanol yang dihasilkan dari proses fermentasi, dilakukan analisis dengan menggunakan Kromatografi Gas (GC). Produksi etanol maksimum dicapai setelah fermentasi 4 hari dengan konsentrasi etanol yang diperoleh sebesar 3,54%.
Keywords
bioetanol, biji durian, hidrolisis, fermentasi
Topic
Energi (ENG)
Corresponding Author
Melany Febrina
Institutions
Fisika Teoretik Energi Tinggi dan Instrumentasi, Istitut Teknologi Bandung
Abstract
Pada penelitian ini dibangun sebuah sensor gas yang dapat mendeteksi perubahan aliran gas. Sensor gas ini terdiri dari satu buah speaker sebagai transmitter gelombang ultrasound, dan 3 buah mikrofon sebagai receiver dari gelombang ultrasound tersebut. Sensor ini dapat mendeteksi perubahan aliran dari gas berdasarkan beda fasa antara gelombang suara yang ditangkap oleh mikrofon yang berada dikiri speaker dengan gelombang suara yang ditangkap oleh mikrofon yang berada dikanan speaker. Adanya perbedaan aliran gas yang melewati sensor akan mempengaruhi pada nilai beda fasa yang dihasilkan oleh kedua mikrofon tersebut. Sensor ini telah diuji pada campuran gas CO2 dan N2. Dari hasil pengujian, sensor ini sudah cukup baik dalam mendeteksi perubahan aliran gas yang melewati sensor tersebut. Hasil pengujian telah dibandingkan dengan hasil perhitungan berdasarkan model matematika yang telah dikembangkan oleh peneliti.
Keywords
sensor gas, aliran gas, ultrasound
Topic
Instrumentasi (INS)
Corresponding Author
DHEWA EDIKRESNHA
Institutions
Institut Teknologi Bandung
Pendidikan Fisika Universitas Sriwijaya
Abstract
Madu merupakan obat-obatan tradisional dan sering digunakan untuk mempercepat proses penyembuhan luka luar seperti luka bakar, luka bekas operasi, ataupun tukak (ulcer). Madu juga terbukti memiliki sifat anti mikroba yang mampu menghambat pertumbuhan mikroba pada luka dan juga mampu menghasilkan lingkungan yang lembab pada daerah sekitar luka. Dalam beberapa riset terbaru, madu dapat dijadikan bahan aktif dalam serat nano komposit yang dihasilkan melalui proses pemintalan elektrik. Serat nano yang digunakan sebagai pembalut memiliki beberapa kelebihan seperti mampu menghalangi masuknya debu dan bakteri dari luar, kapasitas absorpsi air dan eksudat luka (wound exudates) yang baik, tingginya laju masuk udara (air permeation). Tingginya rasio luas permukaan terhadap volume pada serat nano dapat merangsang cell attachment pada serat, memudahkan terbawanya obat (drug loading), dan juga sifat trasnfer massa. Beberapa polimer yang telah mampu dipintal, dengan madu sebagai bahan aktif, menggunakan apparatus pemintal elektrik adalah Polyethylene Terephthalate (PET), Chitosan, Polyvinylalcohol (PVA).
Keywords
Pemintalan elektrik (Electrospinning), serat nano komposit, madu
Topic
Material (MAT)
Corresponding Author
Sparisoma Viridi
Institutions
Institut Teknologi Bandung
Abstract
Sistem granular satu dimensi yang hanya memiliki gravitasi diri ditelaah dalam tulisan ini. Setiap dua butiran yang berdekatan dapat saling ditukar posisinya melalui suatu operator tukar yang bekerja secara acak dengan syarat energi potensial sistem setelah kedua butiran ditukar harus lebih rendah dari sebelumnya. Butiran dapat berbeda massa, ukuran, ataupun kerapatan. Dua buah intruder diletakkan agak terpisah sebagai syarat awalnya. Teramati adanya kompetisi antara efek volume dan massa yang membuat kedua intruder saling mendekat atau menjauh. Rasio massa (m_A/m_B > 1) dan (D_A/D_B = 1) membuat intruder saling mendekat, sedangkan (D_A/D_B > 1) dan (m_A/m_B = 1) sama membuat kedua intruder saling menjauh. Hal ini mirip dengan efek kacang Brasil yang atraktif antar sesamanya, yang dialamatkan dengan adanya gaya Casimir.
Keywords
Efek kacang Brasil, gravitasi diri, satu-dimensi, gaya Casimir
Topic
Komputasi dan Pemodelan (COM)
Corresponding Author
Geby Saputra
Institutions
ITB
Abstract
Perpindahan panas pada fluida yang terjadi karena adanya perbedaan densitas fluida, seperti yang terdapat di dalam sistem pendingin reaktor nuklir, disebabkan oleh perbedaan temperatur fluida, merupakan contoh sistem pendingin secara alami. Proses pendinginan ini dipengaruhi waktu yang dibutuhkan untuk pendistribusian panas melalui fluida. Pendistribusian di dalam sistem sirkulasi dipengaruhi oleh kecepatan aliran fluida. Kecepatan aliran fluida selain dipengaruhi oleh ketinggian dari sistem sirkulasi alami, boleh jadi dapat dipengaruhi oleh diameter pipa yang digunakan dalam sistem sirkulasi alami. Untuk mengamati fenomena yang timbul dengan variasi ini kami melakukan pemodelan. Hasil dari pemodelan berupa data kecepatan fluida terhadap diameter pipa dan distribusi temperatur fluida di dalam sistem.
Keywords
diameter, kecepatan fluida, sirkulasi alami, temperatur
Topic
Komputasi dan Pemodelan (COM)
Corresponding Author
Tisa Istiqomah Ariani
Institutions
Kelompok Keilmuan Fisika Material Elektronik, Program Studi Fisika,
Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam, Institut Teknologi Bandung,
Jl. Ganesha no. 10 Bandung, Indonesia, 40132
a) tistiqomahariani[at]gmail.com
b) fatimah[at]fi.itb.ac.id
Abstract
Pada makalah ini telah dihitung transmitansi elektron bergantung spin pada semikonduktor heterostruktur berpenghalang tunggal dengan menggunakan metode analitik dan numerik. Pendekatan fungsi gelombang eksponensial dan fungsi gelombang Airy digunakan sebagai metode analitik. Dan metode transfer matriks, digunakan sebagai metode numerik untuk mengetahui metode analitik terbaik dalam menghitung transmitansi. Dalam makalah ini, perhitungan transmitansi elektron dilakukan dalam dua kondisi, yaitu tanpa pemberian tegangan bias (potensial kotak) dan saat diberi tegangan (potensial trapezoid). Dari hasil perhitungan diperoleh bahwa transmitansi yang dihitung dengan menggunakan pendekatan fungsi gelombang Airy cocok dengan yang dihitung dengan metode transfer matriks. Hal ini menunjukan bahwa pendekatan fungsi gelombang Airy adalah metode analitik terbaik untuk menghitung transmitansi elektron bergantung spin pada heterostruktur.
Keywords
Airy; Eksponensial; Heterostruktur; Matriks transfer; Spin elektron; Transmitansi
Topic
Material (MAT)
Corresponding Author
Muhamad Himni Muhaemin
Institutions
1 Departemen Pendidikan Fisika, Universitas Pendidikan Indonesia
2 Program Studi PGSD, Universitas Riau, Pekanbaru, Indonesia
3 SMA Negeri 12 Bandung, Indonesia
Abstract
Pendekatan adalah salah satu hal penting untuk menunjang keberlangsungan proses pembelajaran fisika di kelas, terutama pada materi suhu dan kalor. Oleh karena itu, peneliti menerapkan simulasi Pendekatan Science Writing Heuristic dalam proses pembelajaran yang disajikan dalam bentuk Rencana Pelaksanaan Pembelajaran untuk siswa. Pendekatan Science Writing Heuristic berguna untuk meningkatkan kognitif siswa dalam pembelajaran. Proses pembelajran diukur melalui kuisioner yang diisi oleh siswa. Penelitian ini dilakukan pada siswa kelas X SMA yang belum mendapatkan materi suhu dan kalor sebelumnya. Instrumen tes yang digunakan ialah soal keterampilan proses sains sejumlah 18 butir berbentuk pilihan ganda yang telah di-judgment oleh para ahli. Hasil penelitian ini menunjukkan peningkaatan signifikan sebesar 50% berdasarkan skor pretest dan posttest pada kategori sedang setelah diberi perlakuan Pendekatan Science Writing Heuristic.
Keywords
Pendekatan Science Writing Heuristic; Lembar Kegiatan Siswa berbasis Science Writing Heuristic; keterampilan proses sains siswa; suhu dan kalor; kuisioner
Topic
Pembelajaran (EDU)
Corresponding Author
Susanti Sihono
Institutions
1. Guru Fisika SMK Negeri 13 Bandung, Jl. Soekarno-Hatta Km.10 Bandung Indonesia, 40286
2. Departemen Fisika
Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam, Institut Teknologi Bandung, Jl. Ganesha no. 10 Bandung, Indonesia, 40132
a) susantisihono[at]gmail.com (corresponding author)
b) nurul[at]fi.itb.ac.id
Abstract
Makalah ini membahas tentang penentuan konstanta pegas dari sebuah pegas tunggal yang memiliki 90 buah lilitan tersusun dari kawat berdiameter 0,77 mm. Pegas tersebut dianggap tersusun seri dari 1, 2, atau 3 segmen pegas. Jumlah lilitan segmen pegas bervariasi yaitu 15, 30, 45, 60 dan 90 lilitan dengan konstanta pegas hasil percobaan masing-masing 24,14, 10,84, 7,46, 5,63 dan 3,69 N/m. Hasil pengukuran menyimpulkan bahwa nilai konstanta pegas k berbanding terbalik dengan banyaknya lilitan pada pegas. Relasi antara konstanta pegas dari total pegas terhadap konstanta pegas dari masing-masing segmen pegas yang tersusun seri berlaku persamaan . Setelah penentuan konstanta pegas maka nilai modulus Young kawat dapat ditentukan apabila data parameter pegas (yaitu diameter kawat, diameter pegas dan jumlah lilitan) dan Poisson
Keywords
hukum Hooke, konstanta pegas
Topic
Lain-lain (ETC)
Corresponding Author
Stefanus Kurnia Wijaya
Institutions
Laboratorium Listrik dan Magnet,
Departemen Fisika, Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam, Institut Teknologi Bandung,
Jl. Ganesha no. 10 Bandung, Indonesia, 40132
Abstract
Kami mengembangkan modul eksperimen untuk mahasiswa tingkat sarjana di Fisika terkait dengan pengukuran momen magnet dari suatu lilitan. Sebuah lilitan kawat berarus yang diberi medan magnet seragam akan menghasilkan suatu gerak periodik yang kemudian diukur dengan menggunakan aplikasi magnetometer pada smartphone. Dalam penelitian ini, pengukuran dilakukan dengan memvariasikan jumlah dan luas pada lilitan kawat berarus. Hasil momen magnet yang didapatkan dari pengukuran gerak periodik lilitan kawat berarus ini berkisar antara 0,284-0,68 A.m2 dan memiliki selisih nilai kurang dari 7% dari hasil secara teori. Dapat disimpulkan bahwa smartphone dapat digunakan untuk menentukan momen magnet pada lilitan kawat yang diberi arus listrik dalam eksperimen Fisika.
Keywords
Lilitan, momen magnet, magnetometer, smartphone
Topic
Pembelajaran (EDU)
Corresponding Author
Muhammad Yangki Sulaeman
Institutions
Institut Teknologi Bandung
Abstract
PasarAntar merupakan layanan e-Commerce kebutuhan dapur di Kota Bandung. PasarAntar mempunyai armada antar untuk mendistribusikan pesanan para pelanggannya dan rata-rata terdapat 3 pelanggan tiap harinya dengan maksimum 20 pelanggan pada hari tertentu. Algoritma Dijkstra merupakan algoritma yang digunakan untuk menentukan jarak terpendek dari satu titik ke titik lain sehingga algoritma tersebut dapat digunakan untuk menentukan jumlah armada yang digunakan oleh PasarAntar untuk mengirimkan pesanan ke pelanggan dengan batasan yang diberikan adalah berat pesanan dan waktu antar. Dilakukan percobaan dengan jumlah pelanggan (n) sebesar, n = 2 hingga n = 20 dengan muatan maksimal sebesar 12 kg (tidak memperdulikan volume) dan waktu tempuh maksimal armada adalah dua jam.
Keywords
algoritma dijkstra, e-commerce, pasarantar
Topic
Komputasi dan Pemodelan (COM)
Corresponding Author
JASMINE KHAIRINA
Institutions
Universitas Pendidikan Indonesia
Abstract
Kegiatan pembelajaran yang mendidik untuk mengatasi kecenderungan masalah yang timbul dalam proses pembelajaran fisika perlu dikembangkan. Salah satu model pembelajaran yang dianjurkan berdasarkan Kurikulum 2013 adalah Problem Based Learning (PBL). Problem Based Learning adalah model pembelajaran yang dirancang agar peserta didik memperoleh pengetahuan dan memiliki model belajar sendiri serta memiliki kecakapan berpartisipasi dalam tim. Model Problem Based Learning dapat menumbuhkan inisiatif peserta didik dalam bekerja atau dengan kata lain peserta didik dapat memiliki kemampuan belajar mandiri (self directed learning skill). Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis pengaruh penggunaan model pembelajaran Problem Based Learning terhadap profil level Self Directed Learning Skill siswa SMA pada materi momentum dan impuls. Penelitian yang sudah dikembangkan ini menggunakan metode kuantitatif dengan desain penelitian one group pretest-postest design, subjek penelitian adalah siswa SMA kelas X dengan sampel dua kelas eksperimen tanpa menggunakan kelas pembanding. Dalam desain ini, sebelum perlakuan diberikan, terlebih dahulu sampel diberi pretest dan di akhir pembelajaran sampel diberi posttest. Instrumen yang dipakai adalah kuisioner Self Directed Learning Skill atau Self Directed Learning Readiness Scale (SDLRS) yang terdiri dari 34 item dengan 5 skala. Data yang diperoleh kemudian diolah dengan perhitungan serta pengkategorian berdasarkan SDLRS (Self Directed Learning Rubic Score) tipe SDLRS-ABE. Berdasarkan hasil analisis data, didapatkan profil level Self Directed Learning Skill siswa berada pada kisaran level dibawah rata-rata yaitu sebanyak 90% dari sampel yang diambil. Dapat disimpulkan bahwa penerapan Problem Based Learning dapat mengembangkan keterampilan/ kemampuan belajar mandiri (Self Directed Learning Skill) siswa.
Keywords
: Problem Based Learning, Self Directed Learning Skill, Momentum dan Impuls
Topic
Pembelajaran (EDU)
Corresponding Author
JASMINE KHAIRINA
Institutions
Universitas Pendidikan Indonesia
Abstract
Kegiatan pembelajaran yang mendidik untuk mengatasi kecenderungan masalah yang timbul dalam proses pembelajaran fisika perlu dikembangkan. Salah satu model pembelajaran yang dianjurkan berdasarkan Kurikulum 2013 adalah Problem Based Learning (PBL). Problem Based Learning adalah model pembelajaran yang dirancang agar peserta didik memperoleh pengetahuan yang membuat mereka mahir dalam memecahkan masalah, dan memiliki model belajar sendiri serta memiliki kecakapan berpartisipasi dalam tim. Model Problem Based Learning ini dapat membuat peserta didik memiliki kemampuan memahami yang baik juga dapat menumbuhkan inisiatif peserta didik dalam bekerja atau dengan kata lain peserta didik dapat memiliki kemampuan belajar mandiri (self directed learning skill). Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis pengaruh penggunaan model pembelajaran Problem Based Learning terhadap peningkatan kemampuan memahami serta terhadap profil level Self Directed Learning Skill siswa SMA pada materi momentum dan impuls. Penelitian yang sudah dikembangkan ini menggunakan metode kuantitatif dengan desain penelitian one group pretest-postest design, subjek penelitian adalah siswa SMA kelas X dengan sampel dua kelas eksperimen tanpa menggunakan kelas pembanding. Dalam desain ini, sebelum perlakuan diberikan, terlebih dahulu sampel diberi pretest dan di akhir pembelajaran sampel diberi posttest. Instrumen yang dipakai adalah pre dan post tes berupa tes kemampuan memahami yang berdasarkan indikator taksonomi Bloom Revisi/Anderson, dan kuisioner Self Directed Learning Skill atau Self Directed Learning Readiness Scale (SDLRS) yang terdiri dari 34 item dengan 5 skala. Data yang diperoleh kemudian diolah dengan perhitungan rata-rata N-gain kemampuan memahami dan perhitungan serta pengkategorian berdasarkan SDLRS (Self Directed Learning Rubic Score) tipe SDLRS-ABE. Hasil analisis data, didapatkan peningkatan kemampuan memahami berdasarkan N-gain yaitu 0,82 (tinggi) dan profil level Self Directed Learning Skill siswa berada pada kisaran level dibawah rata-rata yaitu sebanyak 90% dari sampel yang diambil. Dapat disimpulkan bahwa penerapan Problem Based Learning dapat meningkatkan kemampuan memahami, juga mengembangkan keterampilan/ kemampuan belajar mandiri (Self Directed Learning Skill) siswa.
Keywords
Problem Based Learning, Kemampuan Memahami, Self Directed Learning Skill
Topic
Pembelajaran (EDU)
Corresponding Author
Suhar Yadi
Institutions
Program Studi Pedidikan Kimia, Jurusan Pendidikan MIPA,
Fakultas Tarbiyah dan Keguruan,
UIN Sunan Gunung Djati Bandung.
suharyadi948[at]gmail.com
Abstract
Hasil studi pendahuluan yang dilakukan di SMAN 1 Cileunyi pada mata pelajaran kimia kelas XI MIPA menunjukkan bahwa hasil belajar siswa pada konsep kelarutan dan hasil kali kelarutan belum baik. Hal tersebut terbukti dari nilai ulangan harian siswa pada konsep tersebut. Sebagai upaya untuk meningkatkan hasil beajar siswa maka digunakan model problem solving laboratory. Tujuan penelitian ini untuk mengetahui aktivitas siswa pada setiap tahapan model dan peningkatan hasil belajar siswa. Metode penelitiannya pre-eksperimen dengan desain one group pretest-posttest design. Teknik pengambilan sampel menggunakan random sampling dimana sampel yang terpilih yaitu siswa kelas XI MIPA 1 angkatan 2017. Data aktivitas siswa diperoleh melalui lembar observasi dan data peningkatan hasil belajar melalui tes berupa soal uraian. Hasil penelitian selama dua kali pertemuan menunjukkan bahwa siswa mengikuti setiap tahapan model dengan baik dan terdapat peningkatan hasil belajar siswa setelah diterapkan model problem solving laboratory dengan nilai rata-rata N-Gain 0,654 berkategori sedang. Dengan demikian, model problem solving laboratory dapat diterapkan sebagai upaya untuk meningkatkan hasil belajar siswa.
Keywords
problem solving laboratory, hasil belajar, kelarutan dan hasil kali kelarutan
Topic
Pembelajaran (EDU)
Corresponding Author
sherly yulidarti
Institutions
Departmen Pendidikan Fisika, Universitas Pendidikan Indonesia
Jalan setiabudi no.229, Isola, Sukasari, Bandung 40154
Abstract
Keterampilan Proses Sains (KPS) merupakan keterampilan yang sangat penting bagi seseorang untuk mempelajari sains secara ilmiah. Meskipun keterampilan ini dipandang penting namun hasil observasi menunjukkan bahwa keterampilan ini masih belum dilatihkan secara optimal dalam proses pembelajaran sains. Metode penelitian yang digunakan adalah metode penelitian kuantitatif dengan jenis penelitian deskriptif-eksploratif yang bertujuan untuk mendapatkan perkembangan KPS pada materi kalor melalui pembelajaran dengan menggunakan pendekatan KPS. Penelitian ini menggunakan sampel sebanyak 34 siswa di salah satu SMP di Kabupaten Bandung Barat. Perkembangan KPS diperoleh melalui asesmen portofolio menggunakan rubrik penilaian LKS. Hasil penelitian menunjukkan pendekatan KPS mampu mengembangkan KPS siswa dari kategori rendah ke kategori baik. Aspek KPS yang dapat berkembang dengan optimal adalah keterampilan observasi, memprediksi, mengajukan hipotesis dan merencanakan eksperimen, sedangkan aspek KPS yang belum berkembang dengan optimal adalah keterampilan melaksanakan eksperimen.
Keywords
Pendekatan Keterampilan Proses Sains, Keterampilan Proses Sains, dan Kalor
Topic
Pembelajaran (EDU)
Corresponding Author
Puspa Monalisa
Institutions
Institut Teknologi Bandung
Abstract
PAD (Peripheral Artery Disease) sebagai salah satu penyakit kardiovaskular dapat dideteksi keberadaannya dengan menggunakan teknik ABPI. Perbandingan tekanan darah sistole pada ankle dan brachial dapat menunjukkan adanya penyempitan pada pembuluh arteri. Sistem peredaran darah manusia pada arteri dapat dianalisa dengan menggunakan pendekatan persamaan Bernoulli karena darah dapat diasumsikan sebagai fluida ideal. Selain tekanan, pemompaan darah ke seluruh tubuh juga dipengaruhi oleh kontraksi ventrikel jantung (denyut jantung). Jumlah denyut jantung setiap menit (pulse rate) setiap orang tidak sama. Penelitian ini bertujuan untuk menerapkan konsep fluida pada pengukuran tekanan darah pada posisi berbaring, duduk, dan berdiri, mengetahui pengaruh exercise terhadap hasil pengukuran pulse jantung dan mengetahui peran ABPI sebagai informasi awal adanya PAD. Alat yang digunakan untuk pengambilan data berupa 1 set tensimeter digital merk OMRON tipe JPN-1 dengan menggunakan metode osilometri. Hasil penelitian sementara yang sudah dilakukan menunjukkan bahwa pada posisi duduk dan berdiri hasil pengukuran pada ankle jauh lebih besar daripada brachial karena terdapat perbedaan ketinggian antara ankle dan brachial. Pulse rate jantung setelah melakukan exercise lebih tinggi daripada saat beristirahat. Hasil ABPI pada 2 subjek yang diukur menunjukkan subjek 2 lebih beresiko mengalami PAD.
Keywords
ABPI, PAD, pulse rate, tekanan darah, exercise
Topic
Lain-lain (ETC)
Page 2 (data 31 to 60 of 142) | Displayed ini 30 data/page
Featured Events
Embed Logo
If your conference is listed in our system, please put our logo somewhere in your website. Simply copy-paste the HTML code below to your website (ask your web admin):
<a target="_blank" href="https://ifory.id"><img src="https://ifory.id/ifory.png" title="Ifory - Indonesia Conference Directory" width="150" height="" border="0"></a>
Site Stats