Indonesia Conference Directory


<< Back

Abstract Topic: Farmakologi dan Klinik TOOT

Page 1 (data 1 to 28 of 28) | Displayed ini 30 data/page

ACTIVITIES TEST FOR THE REDUCTION OF OBESITY INDEX FROM ROBUSTA GREEN COFFEE SEED EXTRACT (Coffea canephora) TO MALE WISTAR STRAIN WHITE MOUSE
Seno Aulia Ardiansyah (a), Anggi Restiasari (b), Ditta Restiany Noer Utami (c)

Show More

Corresponding Author
Seno Aulia Ardiansyah

Institutions
(a) Laboratorium Farmakologi, Jurusan Farmasi, Departemen Farmasi, Sekolah Tinggi Farmasi Indonesia, Kota Bandung

(b) Laboratorium Farmakologi, Jurusan Farmasi, Departemen Farmasi, Sekolah Tinggi Farmasi Indonesia, Kota Bandung

(c)Laboratorium Farmakologi, Jurusan Farmasi, Departemen Farmasi, Sekolah Tinggi Farmasi Indonesia, Kota Bandung

Abstract
Obesity is one of the problems in the community. The consumption of green coffee beans robusta (Coffea canephora) is one of the alternatives used for weight loss, especially in green coffee beans robusta containing higher secondary metabolite compounds such as chlorogenic acid including a group of phenol compounds that reduce the obesity index, and as antioxidants. The aim of this study was to find out that, the reduction of obesity index to male wistar strain white mouse given by ethanol extract of green coffee beans for 24 days against obesity model which induced by diet high fat diet for 50 days. Green coffee beans robusta extraction using maceration method durimg 3x24 hours using solvent ethanol 96%. The treatment group consisted of negative group was given CMC 1%, positive control group was given orlistat 30 mg/kg BW, dose group ethanol extract ethanol of green coffee beans robusta including dose 200 mg/kg BW, 400 mg/kg BW, and dose 600 mg/kg BW. Ethanol extracts of green coffee beans robusta at a dose of 200 mg/kg, 400 mg/kg, and 600 mg/kg had its effectiveness as a weight loss percentage value of 8.11%, 12.32% and 10.79%. A dose of 200 mg/kg, 400 mg/kg BW and 600 mg/kg BW can lower the value of the index parameter lee as the obesity index with the value of the percentage decrease of 2.94%, 3.88% and 3.78%. Based on statistical analysis with ANOVA on weight loss shows the value of significance (P < 0,05) was found on a dose of 400 mg/kg BW and 600 mg/kg BW.

Keywords
Obesity, Green Coffee Beans Robusta, Chlorogenic Acid, Weight loss, Index lee.

Topic
Farmakologi dan Klinik TOOT

Link: https://ifory.id/abstract/H3QgpeW4kDfa


AKTIVITAS ANTIALERGI EKSTRAK ETANOL 70% BUAH STROBERI PADA MENCIT JANTAN YANG DIINDUKSI OVALBUMIN
Siska Siska1*, Diene Roufiani2, Ema Dewanti3

Show More

Corresponding Author
Siska Siska

Institutions
Universitas Muhammadiyah Prof. Dr. Hamka

Abstract
Anafilaksis merupakan reaksi alergi yang paling sering terjadi yang dipicu oleh alergen seperti racun serangga, makanan dan obat-obatan melalui kontak kulit, injeksi, maupun inhalasi. Reaksi Hipersensitivitas tipe I yang disebut juga reaksi cepat, timbul segera setelah tubuh terpajan oleh alergen yang diperantarai oleh IgE, terapi yang diberikan untuk mengatasi masalah tersebut adalah antihistamin. Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui aktivitas dari ekstrak buah stroberi sebagai antianafilaksis. Metode yang digunakan pada penelitian ini adalah dengan menggunakan mencit galur Balb/C yang diinduksi ovalbumin sebagai pembangkit reaksi alergi dan diberikan ekstrak dengan dosis 0,68; 1,36; dan 2,72 mg. Antihistamin pembanding yang digunakan adalah Cetirizine dengan dosis 0,042 mg. Data dianalisis menggunakan ANOVA one way dan dilanjutkan dengan uji Tukey. Hasil penelitian menunjukkan bahwa dosis 0,68; 1,36; dan 2,72 mg memiliki aktivitas antialergi. Dosis 2,72 mg memiliki aktivitas paling baik dan sebanding dengan Cetirizine 0,042 mg. Kesimpulan dari penelitian ini adalah dosis ekstrak etanol 70% buah stroberi yaitu 2,72 mg memiliki aktivitas antialergi yang sebanding dengan Cetirizine dosis 0,042 mg.

Keywords
Fragaria x ananassa (Duchesne ex Weston) Duchesne ex Rozier, Antianafilaksis, Alergi, Stroberi

Topic
Farmakologi dan Klinik TOOT

Link: https://ifory.id/abstract/J3Pmvj9bEx7a


AKTIVITAS ANTIHIPERLIPIDEMIA DAUN KERSEN (Muntingia calabura L.) PADA HAMSTER KONDISI HIPERGLIKEMIA DAN HIPERKOLESTEROL
Tuti Wiyati1, Ema Dewanti2, Wulan Fitria Chairunnisa3

Show More

Corresponding Author
TUTI WIYATI

Institutions
1,2,3 Fakultas Farmasi dan Sains Universitas Muh. Prof. Hamka

Abstract
Hiperlipidemia atau dikenal juga dengan dislipidemia merupakan salah satu faktor risiko yang berperan dalam penyakit kardiovaskular. Dislipidemia sering menyertai penyakit DM tipe 2 terkait abnormalitas metabolisme karbohidrat, lemak, dan protein. Daun kersen (Muntingia calabura L.) mengandung senyawa flavonoid, saponin, dan tanin yang berkhasiat sebagai antihiperlipidemia. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh pemberian ekstrak etanol 70% daun kersen terhadap penurunan kadar kolesterol total, LDL, dan trigliserida pada hamster jantan hiperlipidemia dan hiperglikemia. Hewan uji dibagi menjadi 6 kelompok perlakuan yang terdiri dari kontrol normal (pakan standar), kontrol negatif (pakan tinggi lemak dan Na-CMC), kontrol positif (atorvastatin dosis 4,93 mg/KgBB), kelompok dosis I (150 mg/KgBB), dosis II (300 mg/KgBB), dan dosis III (600 mg/KgBB). Semua kelompok, kecuali kelompok normal diberi diet tinggi kolesterol (kuning telur puyuh 40%, minyak nabati 10%, pakan standar 50%) dan streptozotosin (STZ) dosis 30 mg/KgBB sebagai penginduksi hiperglikemia. Pengambilan darah pertama pada hari ke-31. Pada hari ke-32 diberi STZ dan dua hari berikutnya diukur kadar glukosa darahnya kemudian diberi ekstrak dan pembanding selama 14 hari. Terdapat aktivitas penurunan kadar kolesterol total, LDL, dan trigliserida dari ekstrak daun kersen (ANOVA sig<0,05). Dosis 600 mg/KgBB ekstrak daun kersen memiliki aktivitas penurunan kadar kolesterol total, LDL, dan trigliserida yang paling baik.

Keywords
Muntingia calabura L., daun kersen, antihiperlipidemia, hiperglikemia

Topic
Farmakologi dan Klinik TOOT

Link: https://ifory.id/abstract/8hx3NqHpUcvV


AKTIVITAS ANTIKANKER Acalypha wilkesiana Mull.Arg., Ziziphus nummularia (Burm.f.) Wight & Arn., DAN Glochidion zeylanicum (Gaertn.) A.Juss. (glosidion) TERHADAP SEL KANKER PAYUDARA MCF-7
Ika Yanti M. Sholikhah, Sari Haryanti, Mery Budiarti

Show More

Corresponding Author
Ika Yanti Marfuatush Sholikhah

Institutions
Balai Besar Penelitian dan Pengembangan Tanaman Obat dan Obat Tradisional, Badan Penelitian dan Pengembangan Kesehatan, Tawangmangu, Surakarta

Abstract
Akalifa (Acalypha wilkesiana), bidara (Ziziphus nummularia), dan glosidion (Glochidion zeylanicum) merupakan tanaman yang diketahui sudah digunakan oleh beberapa etnis di Indonesia untuk mengobati kanker. Tumbuhan tersebut sangat potensial dikembangkan lebih lanjut untuk penemuan senyawa baru berkhasiat antikanker. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui efek 3 tumbuhan uji terhadap viabiltas sel, siklus sel, dan apoptosis pada sel kanker payudara MCF-7. Ekstraksi dilakukan dengan metode maserasi menggunakan pelarut etanol 96%, sedangkan fraksinasi dengan metode partisi cair cair menggunakan pelarut heksan, etil asetat, dan metanol. Uji aktivitas sitotoksik dilakukan pada sel kanker payudara MCF-7 dengan metode MTT, uji penghambatan siklus sel dan induksi apoptosis dengan metode flow cytometry. Hasil uji sitotoksik menunjukkan bahwa ekstrak akalifa memiliki aktivitas sitotoksik tertinggi dengan nilai IC50 163,38 μg/ml. Hasil uji sitotoksik fraksi akalifa menunjukkan bahwa fraksi heksan memiliki aktivitas sitotoksik tertinggi dengan nilai IC50 122,01 μg/ml pada sel MCF-7. Namun fraksi aktif tersebut tidak mempengaruhi profil siklus sel dan apopotosis.

Keywords
antikanker, Acalypha wilkesiana, Ziziphus nummularia, Glochidion zeylanicum, MCF-7

Topic
Farmakologi dan Klinik TOOT

Link: https://ifory.id/abstract/WvzUPcye6L2r


AKTIVITAS FRAKSI EKSTRAK ETANOL Luffa acutangula (L.) Roxb. TERHADAP PENURUNAN KADAR KOLESTEROL PADA HAMSTER HIPERLIPIDEMIA
Daniek Viviandhari1, Rini Prastiwi2, Elva Fitriani Puspitasari3, Pegi Perdianti4

Show More

Corresponding Author
Daniek Viviandhari

Institutions
1234 Program Studi Farmasi, Fakultas Farmasi dan Sains, Universitas Muhammadiyah Prof. Dr. HAMKA, Jakarta

Abstract
Data nasional menunjukkan prevalensi penyakit jantung koroner sebesar 3,6%. Prevalensi dislipidemia adalah 35,9%. Dislipidemia mempunyai hubungan kausal dengan penyakit kardiovaskular. Berdasarkan penelitian sebelumnya, ekstrak etanol 70% buah oyong terbukti memiliki aktivitas antihiperlipidemia. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui aktivitas fraksi ekstrak etanol 70% buah oyong terhadap penurunan kadar kolesterol total, LDL, dan trigliserida pada hamster hiperlipidemia. Sejumlah 28 ekor hamster dibagi menjadi 7 kelompok. Kelompok I (kontrol normal), Kelompok II (kontrol negatif), Kelompok III (kontrol positif), Kelompok IV (fraksi etil asetat), Kelompok V (fraksi n-heksan), Kelompok VI (fraksi air) diberikan dosis fraksi 36,75 mg/kgBB, Kelompok VII (ekstrak etanol) diberi dosis ekstrak 240 mg/kgBB. Hasil penelitian menunjukkan bahwa hamster kelompok IV, V, VI, VII mengalami penurunan kadar kolesterol total, LDL, dan trigliserida. Analisis statistik dengan ANOVA satu arah menunjukkan adanya pengaruh pada perlakuan yang diberikan (p=0,005). Uji Tukey menunjukan kelompok VI memberikan efek sebanding dengan kontrol positif dengan persentase penurunan kadar kolesterol total sebesar 56,03% dan LDL sebesar 52,14%, sedangkan pada trigliserida menunjukkan bahwa kelompok IV memiliki aktivitas yang sebanding dengan kontrol positif dengan persen penurunan sebesar 59,51%.

Keywords
Luffa acutangula (L.) Roxb, kolesterol total, LDL, trigliserida

Topic
Farmakologi dan Klinik TOOT

Link: https://ifory.id/abstract/zbnmJXTq6jKE


Antidiabetics Effectiveness Testing Of Mixed Of Agarwood Infusion (Aquilaria Microcarpa Baill) And Cinnamon (Cinnamomum Burmanii) On Male Galur Wistar Rats
FEBRI ASZA (a) AFNI PANGGAR BESI (b)

Show More

Corresponding Author
Afni Panggar Besi

Institutions
a. PROGRAM STUDI S1 FARMASI STIK SITI KHADIJAH PALEMBANG

b. UNIVERSITAS SRIWIJAYA PALEMBANG

Abstract
ABSTRACT There are so many kinds of traditional medicinal plants that are used for the treatment of diabetes mellitus in Indonesia. For instance, agarwood leaves (Aquilaria Microcarpa Baill) and cinnamon bark (Cinnamomum Burmanii) are such two plants that still not publically known yet if both can be used for the treatment of diabetes mellitus.This study aimed to determine the effectiveness of a mixture of agarwood leaf infusion (Aquilaria Microcarpa Baill) and cinnamon bark(Cinnamomum Burmanii) in decreasing blood glucose levels in male galurwistar rats with hyperglycemia.This study applies an experimental method using 25 male galurwistar rats where each group consisting of 5 rats. There are five different treatments, such as negative control (Aqua PI), positive controls (Glibenclamide), and 3 control treatments of mixed doses of agarwood leaf infusion (Aquilaria Microcarpa Baill) and cinnamon (Cinnamomum Burmanii) with the concentrations as much as 1,5 ml/kgBB, 3 ml/kgBB, 6 ml/kgBB.This study was conducted within 14 days and the measurement of the blood sugar levels be done in the day-3 (H3), day-7 (H7), day-11 (H11) and day-14 (H14). Data found were analyzed statistically with the One Way ANOVA and showing a significant value (p <0.05) in lowering the blood glucose. The results shows that the most effective of mixed dose between agarwood infusion (Aquilaria Microcarpa Baill) and cinnamon bark (Cinnamomum Burmanii) among the three dosage concentrations is a dose of 6 mg/ kgBB.

Keywords
Mixed infusion of agarwood (AquilariaMicrocarpaBaill) and cinnamon (CinnamomumBurmanii), Anti-diabetes.

Topic
Farmakologi dan Klinik TOOT

Link: https://ifory.id/abstract/eq4EhdvP6XLt


Black Cumin Seed Oil (BCSO) improve anticancer immunosurveillance by increasing the number of cytolytic CD8 T lymphocytes (ctl) in dimethylbenzantracene (DMBA)-induced Sprague Dawley rats
Akrom1, Titiek Hidayati2, Sagiran3, Indrayanti4

Show More

Corresponding Author
akrom akrom

Institutions
1.Departemen Farmakologi dan Farmasi Klinik, Fakultas Farmasi UAD
2.Departemen Kedokteran Keluarga dan Komunitas, FKIK UMY
3. Bagian Bedah, FKIK UMY
4. Bagian Patologi anatomi, FKIK UMY

Abstract
This study was conducted to investigate the chemopreventive effect of black cumin seeds oil (Nigella sativa), p53 & H-Ras gene expression, and CD8 count in 80 dimethylbenzanthracene (DMBA)-induced Sprague Dawley mice. The test animals were divided into 8 groups. The normal group was given standard food and drink. The three black cumin seed oil (BCSO) treatment groups received BCSO dosages of 0.25, 2.5, and 5 ml/kgBW/day respectively and they were induced with DMBA. The thymoquinone and tamoxifen groups received 50 mg/kgBW/day thymoquinone and 0.6 mg/kgBW/day tamoxifen respectively and they were induced with DMBA. The DMBA group was induced with 10x20mg/kgBW DMBA for 5 weeks. The solvent group received standard feeding and corn oil solutions. Starting from the third week of treatment, all groups except the normal and solvent groups were given 20 mg/kgBW DMBA twice a week for five weeks. Dissection and data retrieval were conducted at week 27. The chemopreventive effects are measured by nodules incidence, nodul multiplication, total weight, and histopathology. The number of CD8 T lymphocytes is determined by flowcytometer. The p53 and H-Ras gene expression is assessed using densitometry after PCR. The mean intergroup difference was calculated using one way Anova. The results showed that BCSO administration before and during DMBA induction can decrease nodule formation and count, decrease H-Ras gene expression, increase p53 gene expression and CD8 CTLs count. A dose of 0.25 ml/kgBW/day BCSO indicated a chemopreventive effect, increased p53 gene expression and CD8 CTLs count, and decreased H-Ras gene expression, all of which were similar to a dose of 2.25 ml/kgBW/day but safer. It can be concluded that a dose of 0.25 ml/kgBW/day BCSO produces chemopreventive and immunoprotective effects in DMBA-induced SD rats.

Keywords
Imunomodulator BCSO CTL carcinogenesis

Topic
Farmakologi dan Klinik TOOT

Link: https://ifory.id/abstract/ugArdcmjX8BY


EFEK AFRODISIAKA EKSTRAK EURYCO® (Eurycoma longifolia, Jack) TERHADAP SEXUAL BEHAVIOUR TIKUS JANTAN WISTAR
Victor S. Ringoringo1, Lukman Hakim2, Arief Nurrochmad3, Puspitasari4

Show More

Corresponding Author
Victor Sahat Siringoringo

Institutions
1Research and Development / PT. Deltomed Laboratories / Wonogiri
2,3,4Laboratorium Farmakologi dan Farmasi Klinik / Fakultas Farmasi / Universitas Gadjah Mada / Yogyakarta

Abstract
ABSTRAK Kebutuhan manusia untuk dapat meneruskan keturunan atau melakukan reproduksi merupakan salah satu tujuan hidup manusia. Selain untuk meneruskan keturunan, proses reproduksi juga merupakan suatu kebutuhan untuk memenuhi hasrat seksual. Kepuasan setiap pasangan adalah indikator dari hubungan seksual yang dilakukan. Tetapi, gangguan disfungsi seksual yang dialami oleh pasangan yang telah menikah, seringkali menimbulkan permasalahan tersendiri. Penggunaan obat-obatan sintetik untuk meningkatkan gairah seksual atau yang disebut afrodisiaka dapat menimbulkan efek samping yang dapat mengganggu kesehatan penggunanya. Eurycoma longifolia, Jack telah lama digunakan secara empiris oleh beberapa kalangan masyarakat untuk meningkatkan kemampuan seksualitas. Kandungan senyawa kimia kuasinoid, kumarin, dan alkaloid dipercaya mampu sebagai afrodisiaka serta meningkatkan sintesis testoteron yang akan memperbaiki gangguan disfungsi seksual yang ada. Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui efek afrodisiaka dari ekstrak Eurycoma longifolia, Jack yang diproduksi oleh P.T. Javaplant dengan nama dagang EURYCO®. Efek afrodisiaka diuji dengan menggunakan metode pengujian aktivitas seksual pada tikus jantan Wistar dengan pemejanan ekstrak EURYCO® (dosis 45 dan 90 mg/kgBB) selama 7 hari. Diamati perilaku seksual tikus (sexual behaviour) pada hari ke-7 selama 1 jam yang juga dibandingkan dengan perlakuan kontrol postitif dari VIAGRA® (Sildenafil sitrat, dosis 4,5 mg/kgBB) dan kontrol negatif berupa Na-CMC 0,1%. Parameter yang diamati meliputi frekuensi introduction, climbing, dan coitus yang terjadi selama waktu pengamatan. Data yang diperoleh dianalisis dengan metode Kruskall Wallis kemudian dilanjutkan dengan uji Mann Whitney atau uji t-test. Hasil pengujian menunjukkan bahwa pemberian ekstrak EURYCO® (Eurycoma longifolia, Jack) selama 7 hari dengan dosis 45 mg/kgBB meningkatkan parameter introduction dan pada dosis 90 mg/kg BB) mampu meningkatkan secara signifikan efek afrodisiaka dilihat dari parameter introduction. Disamping itu, pemberian ekstrak EURYCO® (Euryco longifolia, Jack) selama 7 hari dengan dosis 45 dan 90 mg/kgBB terbukti secara signifikan meningkatkan parameter afrodisiaka climbing dan coitus walaupun masih lebih rendah dibanding VIAGRA® (Sildenafil sitrat dosis 4,5 mg/kgBB). Perkiraan dosis efektif ekstrak EURYCO® (Euryco longifolia, Jack) sebagai afrodisiaka jika dikonversi ke manusia berkisar 500 mg-1,000 mg per hari (2 tablet/kapsul @500 mg/hari).

Keywords
Eurycoma longifolia; Afrodisiaka; Sexual behaviour, Tikus

Topic
Farmakologi dan Klinik TOOT

Link: https://ifory.id/abstract/x6nERYGBVera


EFEK EKSTRAK ETANOL DAUN SAWO MANILA (Manilkara zapota (L.) P. Royen) SEBAGAI ANTIHIPERURISEMIA PADA TIKUS JANTAN GALUR Sprague Dawley
Ema Dewanti, Ani Pahriyani, Fitri Arista

Show More

Corresponding Author
Ema Dewanti

Institutions
Fakultas Farmasi dan Sains Universitas Muhammadiyah Prof. Dr. Hamka Jakarta

Abstract
Hiperurisemia adalah peningkatan kadar asam urat dalam darah. Daun sawo manila (Manilkara zapota (L.) P. Royen) diketahui mampu menghambat kerja enzim xantin oksidase. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui efek antihiperurisemia ekstrak etanol daun sawo manila secara in-vivo pada tikus hiperurisemia. Tahapan penelitian adalah ekstraksi dan uji antihiperurisemia. Daun sawo manila dimaserasi dengan etanol 70%. Hewan uji dibagi menjadi enam kelompok yaitu kelompok normal, kontrol positif dengan allopurinol (4,107 mg/200gBB), kontrol negatif, dosis I, dosis II, dosis III (41,45 mg/KgBB, 82,9 mg/KgBB, 165,8 mg/KgBB). Tikus diberikan pakan tinggi purin selama 14 hari dan diberi sediaan uji selama 7 hari. Data hasil penurunan kadar asam urat dianalisis menggunakan uji ANOVA satu arah kemudian dilanjutkan dengan uji Tukey. Berdasarkan hasil yang diperoleh ekstrak etanol daun sawo manila memiliki aktivitas antihiperurisemia dan aktivitas pada dosis 165,8 mg/KgBB dengan presentase penurunan sebesar 42,3% tidak berbeda bermakna dengan kontrol positif.

Keywords
: Daun Sawo Manila (Manilkara zapota (L.) P. Royen) , ekstrak etanol, Antihiperurisemia

Topic
Farmakologi dan Klinik TOOT

Link: https://ifory.id/abstract/9QPZbcGvWwkX


EFEKTIVITAS KOMBINASI INFUS JAHE, KAYU MANIS, TEH HIJAU, LEMON DAN MADU SEBAGAI ANTIHIPERKOLESTEROLEMIA PADA TIKUS HIPERGLIKEMIA HIPERLIPIDEMIA
Elly Wardani, Hadi Sunaryo, Rizky Rafiqul, Firhan Azis, M. Abi Rafdi

Show More

Corresponding Author
Elly Wardani

Institutions
Fakultas Farmasi dan Sains, Universitas Muhammadiyah Prof. Dr. HAMKA, Jakarta Timur

Abstract
Diabetes melitus dicirikan dengan intoleransi glukosa yang menghasilkan terjadinya hiperglikemia dan gangguan dalam metabolisme lipid dan protein sehingga terjadi peningkatan konsentrasi lipid darah. Jahe, kayu manis, teh hijau, lemon dan madu mengandung senyawa yang berkhasiat sebagai antihiperkolesterol. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui aktivitas kombinasi infusa jahe, kayu manis, teh hijau, perasan lemon dan madu terhadap kadar kolesterol total, LDL dan HDL darah tikus hiperglikemia dan hiperlipidemia. Hewan uji tikus wistar jantan dibagi menjadi 6 kelompok perlakuan, masing-masing terdiri dari 4 ekor tikus. Kelompok I (kontrol normal), kelompok II (kontrol negatif), kelompok III (kontrol positif) diberi atorvastatin 1,029 mg/Kg BB kelompok IV, V, dan VI (kelompok perlakuan) diberi kombinasi infus jahe, kayu manis, teh hijau, perasan lemon, dan madu. Data penurunan kadar kolesterol total dan LDL serta peningkatan HDL darah tikus hiperglikemia dan hiperkolesterolemia dianalisis menggunakan ANOVA satu arah dan dilanjutkan dengan uji tukey. Hasil penelitian menunjukkan bahwa semua kelompok dosis dapat menurunkan kadar kolesterol total dan LDL darah, presentase penurunan kolesterol pada kelompok positif (36,65%) sebanding dengan kelompok dosis tinggi (40,65%) dan dosis sedang (43,99%. Presentase penurunan LDL pada kelompok positif (83,16%) sebanding dengan kelompok dosis tinggi (78,95%), dosis sedang (87,75%) dan dosis rendah (71,37%), tetapi tidak mampu meningkatkan kadar HDL karena tidak ada perbedaan bermakna (p>0,05)

Keywords
Infusa, jahe, kayu manis, teh hijau, lemon, madu, kolesterol

Topic
Farmakologi dan Klinik TOOT

Link: https://ifory.id/abstract/zXLhecEGNK4P


GAMBARAN TANAMAN OBAT UNTUK MENGATASI GANGGUAN PENCERNAAN PADA PASIEN DIABETES MELLITUS DI RUMAH RISET JAMU “HORTUS MEDICUS”
Tyas Friska Dewi (a)*, Saryanto (b)

Show More

Corresponding Author
Tyas Friska Dewi

Institutions
(a,b) Balai Besar Penelitian dan Pengembangan Tanaman Obat dan Obat Tradisional,

Abstract
Diabetes mellitus (DM) merupakan penyakit degeneratif yang ditandai dengan hiperglikemia. DM dapat mengakibatkan disfungsi berbagai organ tubuh, seperti gangguan fungsi saluran cerna. Keluhan gangguan pencernaan pada pasien DM selain dapat diatasi dengan pengobatan modern juga dapat diatasi dengan memanfaatkan tanaman obat. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui gambaran pemilihan jenis tanaman obat untuk mengatasi gangguan pencernaan pada pasien DM yang diresepkan pada RRJ Hortus Medicus pada bulan Januari 2017. Desain penelitian adalah potong lintang deskriptif retrospektif. Sampel berupa 49 resep pasien yang terdiagnosis oleh dokter menderita DM dan mengalami gangguan pencernaan, dan mendapatkan jamu dalam bentuk simplisia. Tanaman obat yang yang paling banyak diresepkan untuk mengatasi gangguan pencernaan pada pasien DM adalah brotowali (Tinospora crispa) 47 resep (95,92%), sembung (Blumea balsamifera) 44 resep (89,80%), kapulaga (Amomum compactum) 37 resep (75,51%), dan salam (Eugenia polyantha) 36 resep (73,47%). Pola peresepan antidiabetes yang paling banyak digunakan adalah kombinasi brotowali, sembung, kapulaga, dan salam, sebanyak 25 resep (51,02%).

Keywords
herbal, gangguan pencernaan, diabetes, pola peresepan

Topic
Farmakologi dan Klinik TOOT

Link: https://ifory.id/abstract/7GQWDPwRxzMy


IMMUNOSTIMULANT ACTIVITY OF TEMULAWAK (Curcuma xanthorrhiza) STARCH TOWARDS SPRAGUE DAWLEY RATS INDUCED WITH CYCLOPHOSPHAMIDE
Tiya Novlita Renggani, Idah Rosidah, Sri Ningsih, Kurnia Agustini

Show More

Corresponding Author
Tiya Novlita Renggani

Institutions
Laboratory of Pharmacology, Center of Pharmaceutical and Medical Technology, Agency for the Assessment and Application of Technology

Abstract
Cyclophosphamide is a chemotherapeutic agent which has immunosuppressant effect against the host immune system, so adjuvant which has immunostimulant effect is often needed, one of the example is the polysaccharide fraction contained in plant starch. Temulawak is a plant that is widely known to have immunostimulant effects, but its starch has not been widely studied. The purpose of this study was to determine the immunostimulant effects of temulawak starch in Sprague Dawley male rats which were induced by cyclophosphamide in vivo. Test animals were divided into 6 groups, namely normal control, cyclophosphamide control, levamisol as a known chemical, and temulawak starch in dose of 200, 400 and 800 mg/ gBW. For 56 days, the test animals are treated with test compounds. Cyclophosphamide induction of 1000 mg/kgBW was given i.p on days 16 and 18. Evaluation of the test animal model was seen from the number of leukocytes and platelets, while the evaluation of immunostimulant activity was seen from the parameters of rat body weight, spleen relative weight, and nitric oxide secretion. The results showed that there were no significant differences in the parameters of body weight and relative spleen weight, but there was an increase in the secretion of nitric oxide (NO) in the temulawak starch dose group of 200 mg / kg compared with the other groups. This increase in NO secretion is associated with an increase in non-specific immune response.

Keywords
immunostimulant activity, cyclophosphamide, temulawak starch, nitrit oxide

Topic
Farmakologi dan Klinik TOOT

Link: https://ifory.id/abstract/6GmWpMnDA2fJ


Kajian Penghambatan α-Amilase dan Antioksidan Ekstrak Etanol 70% Daun Alpukat Secara In Vitro
Nur Fajriah S (a), Lusi Putri Dwita (b), Vivi Anggia (c)

Show More

Corresponding Author
Nur Fajriah Shoffiyanti

Institutions
Fakultas Farmasi dan Sains Universitas Muhammadiyah Prof. DR. Hamka, Islamic Center,
Jalan Delima II/IV, Perumnas Klender 13460, East Jakarta, Indonesia

Abstract
Tanaman alpukat (Persea americana Mill.) adalah tanaman yang dimanfaatkan di Indonesia secara tradisional untuk mengobati diabetes mellitus, khususnya bagian daun. Penyakit ini ditandai dengan gejala hiperglikemia, suatu keadaan dengan kadar glukosa yang melebihi batas normal. Penghambatan α-amilase pada saluran cerna dan konsumsi bahan aktif antioksidan merupakan salah satu cara untuk mengatasi kedaan hiperglikemia. Pada penelitian ini dilakukan pengujian aktivitas dari ekstrak etanol 70% daun alpukat dalam menghambat enzim α-amilase dan besar aktivitas antioksidan yang dihasilkan. Pengujian dilakukan dengan menggunakan spektrofotometer UV-Vis pada panjang gelombang 524 nm yang selanjutnya dibandingkan dengan standar, akarbose. Hasil penelitian menunjukan ekstrak etanol daun alpukat memiliki IC50 sebesar 139.1 µg/ml, sedangkan akarbose memiliki IC50 sebesar 42.7 µg/ml. Ekstrak etanol 70% daun alpukat memiliki potensi relatif sebesar 0,3 kali dibandingkan akarbose. Sedangkan pada hasil uji antioksidan didapatkan jika besar IC50 adalah 291,6 µg/ml. Hal tersebut menandakan jika daun alpukat dapat menjadi kandidat sebagai obat diabetes mellitus.

Keywords
Persea americana Mill, ekstrak etanol daun alpukat, α-amilase, antioksidan, akarbose.

Topic
Farmakologi dan Klinik TOOT

Link: https://ifory.id/abstract/3ceDEtBUgXx9


KARAKTERISASI EKSTRAK TERPURIFIKASI KELOPAK ROSELLA (Hibiscsus sabdariffa L.) DAN AKTIVITASNYA SEBAGAI ANTIHIPERTENSI PADA TIKUS SPRAGUE DAWLEY
Fita Sari, Dyah Aryantini

Show More

Corresponding Author
FITA SARI

Institutions
INSTITUT ILMU KESEHATAN BHAKTI WIYATA KEDIRI

Abstract
Proses karakterisasi merupakan bagian dalam menjamin kualitas bahan baku tradisional untuk dibuat sediaan obat. Ekstrak purifikasi merupakan bagian dari ekstrak yang dibebaskan dari zat atau senyawa pengganggu sehingga lebih efektif untuk aktivitas farmakologisnya. Efek farmakologi sebagai antihipertensi masih sangat jarang dibuktikan dengan penggunaan bahan tradisional, terlebih dari rosella yang dipurifikasi. Tujuan penelitian ini mengetahui karakterisasi ekstrak terpurifikasi rosella yang diduga memiliki aktivitas antihipertensi secara in vivo. Metode yang dilakukan dengan mempurifikasi ekstrak, kemudian dilakukan karakterisasi parameter spesifik dan non spesifik, uji aktivitas antihipertensi yang dibuktikan dengan dugaan senyawa antioksidan dihitung kadarnya berdasarkan densitometri. Analisis data secara deskriptif untuk karakterisasi, analisis regresi linier kadar senyawa quersetin dan pengujian statistik antihipertensi. Hasil yang diperoleh untuk karakterisasi kadar air 1,41%, bobot jenis 0,63%b/v, susut pengeringan 2,82% dan 2,31%. Perhitungan kadar total senyawa yang terhitung sebagai quersetin diperoleh kadar 7,02 ± 0,15. Pengujian aktivitas sebagai antihipertensi menghasilkan adanya penurunan tekanan darah yang ditunjukkan dengan perbedaan bermakna antara kontrol positif dan kelompok uji. Dosis ETKR 25mg/kgBB adalah dosis efektif dalam menurunkan tekanan darah. Karakter non spesifik ekstrak terpurifikasi kelopak rosella memenuhi persyaratan FHI dan melalui pemberian oral ETKR dapat menurunkan tekanan darah hewan uji dengan dosis efektif 25mg/kgBB. Penelitian ini masih memerlukan penelusuran lebih mendalam dan identifikasi senyawa bioaktif yang bertanggungjawab terhadap aktivitas tersebut.

Keywords
Karakterisasi, Ekstrak, Purifikasi, Rosella, Antihipertensi

Topic
Farmakologi dan Klinik TOOT

Link: https://ifory.id/abstract/KxWkrczpJE38


Penggunaan Alang-Alang untuk Beberapa Penyakit di Rumah Riset Jamu “Hortus Medicus” Tawangmangu
Tofan Aries Mana, Saryanto, Danang Ardiyanto, dan Tyas Friska Dewi

Show More

Corresponding Author
Tofan Aries Mana

Institutions
Balai Besar Litbang Tanaman Obat dan Obat Tradisional Tawangmangu, Indonesia.

Abstract
Tanaman menghasilkan senyawa alami yang baik dengan aktivitas farmakologis yang potensial. Tanaman obat Indonesia, alang-alang (Imperata cylindrica) secara empirik digunakan untuk pengobatan beberapa penyakit. Namun, alang-lang IC sering disebut sebagai tanaman yang tidak berguna dalam beberapa tahun terakhir. Meskipun beberapa informasi dianggap berasal dari IC dalam praktik alternatif, beberapa dari mereka dikonfirmasi berada di unit perawatan kesehatan resmi. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk memberikan informasi tentang pemanfaatan IC di Rumah Riset Jamu "Hortus Medicus" yang untuk mengobati beberapa penyakit degeneratif. Metode sampling purposive dilakukan dengan 215 resep yang mengandung IC sebagai salah satu komponen untuk perawatan pasien. Hasil penelitian menunjukkan bahwa 40,93% resep IC untuk hipertensi (HT), masing-masing 27,44% untuk diabetes melitus (DM) dan nefrolitiasis (NR), 14,88 untuk hiperkolesterolemia (CH), dan 14,42% untuk perlindungan hepatoprotektor (HE) perawatan. Tanaman obat yang sering dikombinasi dengan IC adalah pegagan untuk HT, brotowali untuk DM dan tempuyung untuk NR, jati belanda untuk CH, dan jombang untuk resep HE. Kombinasi IC dan tanaman obat lain diresepkan untuk pengobatan beberapa penyakit degeneratif.

Keywords
alang-lang, peresepan, penyakit degeneratif

Topic
Farmakologi dan Klinik TOOT

Link: https://ifory.id/abstract/n3b9NKjtPAuZ


PENGUJIAN EKSTRAK BONGGOL PISANG TERHADAP KADAR GULA DARAH PADA TIKUS YANG DIINDUKSI ALOKSAN
Desy Muliana Wenas(a), Lisana Sidqi Aliya(a), Ika Septiana (a)

Show More

Corresponding Author
Desy Muliana Wenas

Institutions
(a) Laboratorium Farmakologi, Fakultas Farmasi, Insititut Sains dan Teknologi Nasional, Jakarta

Abstract
Some part of banana could be used for traditional medicine. The corm of banana contains more potential phytochemical than the stem sap or the fruit skin. Therefore, the corm of banana is being studied. The aim of this research is to determine the effect of Banana Corm Extract (KBCE) on aloxan-induced rat. The banana corm was being dried, powdered and extracted using 70% ethanol by maceration method for 24 hours for 3 times. Extract with concentration of 10%, 15%, 20%, glibenclamide as positive control, CMC-Na as negative control are prepared. Six groups of 4 male wistar rats, were wounded and given the treatment respectively 5 ointments and 1 without any treatment. The ointments were applied twice a day for 10 days. The wound is measured every day until 10 day to calculate the percentage of wound healing. The result is analyzed using ANOVA statistical method. The 20% concentration of banana extract can help reduce blood sugar rate better than the positive control. Therefore, banana corm extract can be considered as potential drug for diabetic.

Keywords
aloxan, banana corm extract, blood sugar rate, rat

Topic
Farmakologi dan Klinik TOOT

Link: https://ifory.id/abstract/vkMmh73pdrCx


PERSENTASE JENIS LEUKOSIT PADA MENCIT SETELAH DIINFEKSI Plasmodium berghei DAN DIBERI FRAKSI ETIL ASETAT CENGKEH VARIETAS AFO
Umi Cahyaningsih 1), Dharmawaty M. Taher 2), Rizal Gusdinar 1).

Show More

Corresponding Author
Umi Cahyaningsih

Institutions
1) Fakultas Kedokteran Hewan,Institut Pertanian Bogor,
Bogor
2) Pendidikan Biologi, FKIP, Universitas Khairun, Ternate

Abstract
Leukosit terdiri dari limfosit, monosit, neutrofil, eosinofil dan basofil yang merupakan sel darah putih berfungsi sebagai salah satu sistem pertahanan tubuh. Adanya Plasmodium dapat mengganggu pertahanan tubuh. Malaria pada mencit disebabkan oleh Plasmodium berghei yang dapat digunakan sebagai model untuk penelitian malaria pada manusia. Saat ini tanaman Artemicia annua sebagai antimalaria tetapi sudah mulai resisten. Oleh karena itu perlu mencari alternatif pengganti untuk obat antimalaria. Cengkeh varietas afo merupakan cengkeh tertua di dunia terdapat di Maluku Utara, secara in vitro dapat menghambat pertumbuhan Plasmodium. Tujuan penelitian ini untuk mengetahui persentase jenis leukosit pada mencit yang diinfeksi Plasmodium berghei dan diberi fraksi cengkeh varietas afo. Penelitian ini menggunakan 25 ekor mencit (Mus musculus) yang diinfeksi dengan Plasmodium berghei 1x106 dan dibagi menjadi 5 kelompok perlakuan, yaitu 1) kontrol negatif (tidak diobati), 2) kontrol positif (diberi Piperaquine), 3) kelompok P25 (diberi fraksi dosis 25 mg/kg BB), 4) kelompok P50 (dosis 50 mg/kg BB), dan 5) kelompok P100 (dosis 100 mg/kg BB). Mencit diberi fraksi etil asetat cengkeh varietas afo selama empat hari dan diberikan 24 jam setelah mencit diinfeksi P. berghei. Darah diambil pada bagian ujung ekor mencit setiap 24 jam sejak hari ke 0 sampai hari ke 7. Preparat ulas darah dibuat menggunakan pewarnaan Giemsa, kemudian diperiksa menggunakan mikroskop dengan pembesaran 1000 kali untuk menghitung persentase jenis leukosit. Hasil penelitian ini menunjukan pada hari ke 4 dan ke 5 setelah infeksi, perlakuan P50 dan P100 terjadi penurunan persentase neutrofil karena fraksi cengkeh mengandung karyofilen yang dapat menghambat pertumbuhan Plasmodium. Persentase limfosit meningkat pada perlakuan P50 dan P100 karena fraksi cengkeh ini mengandung flavonoid yang dapat meningkatkan proliferasi limfosit. Pemberian fraksi etil asetat cengkeh varietas afo mempengaruhi nilai persentase neutrofil dan limfosit pada mencit yang di infeksi Plasmodium berghei.

Keywords
Leukosit, fraksi etil asetat cengkeh varietas afo, Plasmodium berghei

Topic
Farmakologi dan Klinik TOOT

Link: https://ifory.id/abstract/LgUvxfBh3aEu


POTENSI ANTIINFLAMASI RAMUAN HERBAL BINAHONG JAHE DAN KUNYIT
Lusi Indriani1, Min Rahminiwati2, Sri Intan Pratiwi3

Show More

Corresponding Author
Lusi Indriani

Institutions
1,3Program Studi Farmasi, Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam, Universitas Pakuan, Bogor
2Departemen Anatomi Fisiologi dan Farmakologi, Fakultas Kedokteran Hewan, Institut Pertanian Bogor

Abstract
Pemanfaatan tanaman obat dengan khasiat antiinflamasi perlu dilakukan untuk menemukan alternatif pengobatan dengan efek samping yang relatif lebih kecil, seperti ramuan herbal daun binahong, rimpang jahe, dan kunyit. Agar penggunaannya optimal, diperlukan mencari kombinasi dosis yang efektif dari ekstrak etanol daun binahong, rimpang jahe, dan kunyit sebagai antiinflamasi. Penggunaan beberapa macam bahan ditujukan untuk menetralisir bahan yang tidak diperlukan dan memperkuat fungsi ramuan yang dibuat. Penelitian ini bertujuan untuk menentukan dosis efektif kombinasi ekstrak etanol daun binahong, jahe dan kunyit sebagai antiinflamasi pada 35 ekor mencit putih jantan galur Mus musculus. Pengujian efek antiinflamasi campuran ekstrak dilakukan dengan cara mengukur volume udem telapak kaki mencit setelah diinduksi karagenan 1% dengan alat pletismometer. Hewan uji dibagi menjadi 7 kelompok perlakuan yaitu kelompok dosis 1 (1,5:0,3:2,5 mg/20gBB), dosis 2 (3:0,3:2,5 mg/20gBB), dosis 3 (1,5:0,6:2,5 mg/20gBB), dosis 4 (1,5:0,3:5 mg/20gBB), dosis 5 binahong dosis tunggal (3 mg/20gBB), kontrol negatif (Na CMC 0,5%) dan kontrol positif (Natrium Diklofenak 0,182 mg/20gBB) dengan waktu pengamatan pada menit ke-30, 60, 120, 180, dan 240. Hasil penelitian menunjukkan bahwa dosis 4 dengan kandungan binahong-jahe-kunyit (1,5:0,3:5 mg/20gBB) memberikan efek antiinflamasi yang paling baik dengan potensi antiinflamasi sebesar 85,232%.

Keywords
Antiinflamasi, Ramuan Herbal, Binahong, Jahe, Kunyit

Topic
Farmakologi dan Klinik TOOT

Link: https://ifory.id/abstract/tpRhYVnA2GK9


POTENSI RAMUAN HERBA SEBAGAI ANTAGONIS RESEPTOR H1 DAN PENGHAMBAT DEGRANULASI SEL MAST UNTUK PENGOBATAN ASMA
Galuh Ratnawati (a*), Kiki Damayanti (b), Agung Endro Nugroho (c)

Show More

Corresponding Author
Galuh Ratnawati

Institutions
a). Laboratorium Farmakologi dan Toksikologi, Balai Besar Penelitian dan Pengembangan Tanaman Obat dan Obat Tradisional, Karanganyar
* galuhratnagaluh[at]gmail.com
b). Bagian Farmakologi dan Farmasi Klinik, Fakultas Farmasi, Universitas Wahid Hasyim, Semarang
c). Fakultas Farmasi, Universitas Gadjah Mada, Yogyakarta

Abstract
Asma merupakan penyakit peradangan kronik saluran pernafasan yang ditandai mengi, batuk, dan rasa sesak di dada yang berulang. Gejala biasanya timbul pada malam atau menjelang pagi hari karena adanya penyumbatan saluran pernafasan. Asma masih menjadi permasalahan kesehatan di seluruh dunia, yang diderita anak-anak sampai orang dewasa. Masyarakat telah banyak menggunakan tanaman obat sebagai antiasma. Penelitian dilakukan untuk mengetahui potensi ramuan herba antiasma yang terdiri dari simplisia daun sembung, biji kemukus, akar teki, dan herba patikan kebo terhadap sistem pernafasan hiperresponsif yang diperantarai histamin pada model asma in vitro dan in vivo. Ramuan uji terdiri dari 3 ramuan dengan perbandingan tertentu. Penelitian in vitro dan in vivo berturut-turut menggunakan marmut dengan teknik organ terisolasi menggunakan transduser isotonik, dan marmut yang disensitisasi dengan ovalbumin dan diberikan perlakuan pemberian infusa ramuan herba, kemudian diambil organ trakheanya untuk dibuat preparat histopatologi dengan metode pewarnaan toluidine blue (pemarnaan sel mast). Nilai pD2 pengaruh pemberian histamin pada trakea marmut adalah 6,08 ± 0,13. Hasil uji aktivitas antiasma secara in vitro menunjukkan pretreatment dengan 100 mL ramuan 1 menekan nilai tersebut menjadi 4,32 ± 0,06. Nilai ini sebanding dengan kontrol positif menggunakan pretreatment difenhidramin HCl. Pada uji relaksasi ketiga ramuan terbukti tidak menunjukkan aktivitas relaksan. Pada uji secara in vivo, pengamatan terhadap histopatologi trakhea marmut uji menunjukkan bahwa ramuan herba tidak menghambat degranulasi sel mast. Ramuan antiasma 1 menurunkan kontraksi otot polos trakhea marmut. Ramuan 3 menimbulkan relaksasi paling besar pada otot polos trakhea marmut.

Keywords
antiasma, teknik organ terisolasi, ovalbumin, antagonis reseptor H1

Topic
Farmakologi dan Klinik TOOT

Link: https://ifory.id/abstract/n8U4NQ2CpXwj


Riview Bioprospecting Artemisinin Dari Tanaman Artemisia Annua
Maratu Soleha1

Show More

Corresponding Author
Maratu Soleha

Institutions
Badan Penelitian dan Pengembangan Kesehatan

Abstract
Bioprospecting merupakan salah satu cara meneliti tanaman obat untuk mendapatkan manfaat dari efek farmakologis dan memberi nilai tambah dari sisi perekonomian. Efek farmakologis dari di uji secara experimental. Nilai ekonomis juga dapat di lihat dari kebutuhan obat berdasarkan prevalensi penyakit. Di Indonesia kebutuhan artemisinin untuk pengobatan malaria cukup besar dengan prevalensi malaria tahun 2013 adalah 6,0 persen. Tanaman artemisinin yang berasal dari China dapat tumbuh di Indonesia sehingga dapat di kembangkan lebih lanjut pemanfaatanya. Artemisinin yang memponyai struktur jembatan peroksida banyak di teliti adalah melalui pembentukan radikal bebas sehingga dapat menyebabkan kematian sel(Apotosis) Di samping untuk pengobatan malaria artemisinin artemisini diketahui memiliki antibakteri, antijamur, antileishmanial, antioksidan, antitumor, dan aktivitas anti-inflamasi. Artemisinin di gunakan sebagai antimalaria saat ini sesuai dengan guideline dari WHO dalam bentuk Artemisinin combination therapy (ACTs) dengan pipegauin atau pirimetamin. Artemisinin sebagai anti kanker telah di uji klinik skala pilot. Artmisinin sebagai antibiotik susceptible pada beberapa bakteri gram negative dan positif, E.coli dan H. Pilory. Artemisini juga telah diuji khasiatnya sebagai anti inflamasi dan anti oksidan.

Keywords
Artemisinin, Antimalaria, Kanker, Antibiotik, Jembatan peroksida

Topic
Farmakologi dan Klinik TOOT

Link: https://ifory.id/abstract/wGeRapdHJfCy


STRATEGI PENGEMBANGAN RAMUAN LANSAU OBAT TRADISIONAL SUKU MUNA MENUJU OBAT HERBAL TERSTANDAR
RUSLIN, HENNY KASMAWATI, SUNANDAR IHSAN, SURYANI

Show More

Corresponding Author
Ruslin Ruslin

Institutions
FAKULTAS FARMASI UNIVERSITAS HALU OLEO, KENDARI SULAWESI TENGGARA

Abstract
Lansau adalah salah satu ramuan tradisional suku Muna Sulawesi Tenggara terdiri dari 44 jenis tanaman, ramuan ini telah dipercaya oleh masyarakat setempat sebagai ramuan obat berkhasiat untuk mengobati berbagai macam penyakit yang ada di masyarakat, Pengobatan secara tradisional dengan menggunakan lansau khususnya masyarakat suku Muna telah berlansung selama ratusan tahun secara turun temurun secara etnomedisin dengan sasaran terapi pada penyakit dalam. Ramuan lansau saat ini telah dikaji secara ilmiah oleh tim peneliti Fakultas Farmasi Universitas Halu Oleo Kendari Sulawesi Tenggara sejak tahun 2015 sampai sekarang, Hasil kajian secara ilmiah sejauh ini ramuan lansau memiliki aktivitas sebagai antidiabets, antihiperlipidemia serta perbaikan fungsi ginjal dan telah dipublikasikan pada jurnal internasional. Ramuan lansau saat ini telah dikemas dalam bentuk teh lansau dan mendapat respon pasar yang sangat tinggi.

Keywords
Lansau, Teh Lansau, antidiabetes, antihierlipidemia, ginjal

Topic
Farmakologi dan Klinik TOOT

Link: https://ifory.id/abstract/uX4GtyQxTYaR


The Study of Drug Interaction of Glibenclamide and Amla Fruit Extract Combination
Novi Irwan Fauzi, Seno Aulia Ardiansyah, Saeful Hidayat

Show More

Corresponding Author
Novi Irwan Fauzi

Institutions
Sekolah Tinggi Farmasi Indonesia, Bandung

Abstract
The study of drug interaction of glibenclamide and amla fruit extract (EBM) was carried out to obtain scientific data for considering the safety used of both. 2 research design is used to assess the pharmacodynamic and pharmacokinetic interactions of glibenclamide and EBM. First, 18 rats were divided into 6 groups, normal control, glibenclamide control, 2 control doses of EBM 500 and 750mg/kg, and 2 test groups given glibenclamide and EBM with 2 different doses of 500 and 750mg/kg. A glucose tolerance test is used to analyze the effects of glibenclamide. Second, 15 rats divided into 3 groups, glibenclamide control, and 2 test groups were given glibenclamide and EBM with 2 different doses of 500 and 750mg/kg. Glibenclamide levels are determined at the specified time intervals, measured using a spectrophotometer. The pharmacokinetic profile of glibenclamide was determined by linear pharmacokinetic analysis with the compartment method using PKSolver. Glibenclamide experienced drug interactions when used with EBM at a dose of 750mg/kg. The onset of drug interactions was observed at 90 minutes, hypoglycemia effect increased 7,5 times. The mechanism of drug interaction occurs in the pharmacokinetic process but not absorption, Cmax and AUC glibenclamide were observed to increase after being used with amla fruit extracts.

Keywords
drug interaction, glibenclamide, amla fruit

Topic
Farmakologi dan Klinik TOOT

Link: https://ifory.id/abstract/cu8CbkGWzpX7


UJI AKTIVITAS ANTIBAKTERI EKSTRAK KULIT MANGGIS TERHADAP BAKTERI Staphylococcus epidermidis
Yunita Intan Ryandini (a*), Yopi Hermawan (a)

Show More

Corresponding Author
Yopi Hermawan

Institutions
a) Dinas Kesehatan Provinsi Jawa Timur UPT Laboratorium Herbal Materia Medica, Batu
*yunitaintanryandini168[at]gmail.com

Abstract
Kulit manggis (Garcinia mangostana L.) adalah salah satu limbah makanan yang memiliki manfaat pengobatan. Kulit manggis memiliki banyak senyawa aktif yang berpotensi sebagai antibakteri. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui daya hambat ekstrak kulit manggis terhadap bakteri Staphylococcus epidermidis. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode difusi sumuran. Perlakuan (P1,P2,P3) diberikan ekstrak kulit manggis dengan konsentrasi masing-masing 25%,50% dan 100%, dengan gentamicin sebagai kontrol positif (K+) dan aquades sebagai kontrol negatif (K-). Data dianalisis dengan Kruskal-Wallis. Hasil analisis menunjukkan bahwa ekstrak kulit manggis berpengaruh signifikan dalam menghambat pertumbuhan bakteri Staphylococcus epidermidis (p<0,05). Hasil penelitian menunjukkan bahwa zona hambat kontrol positif (30,91 mm) termasuk dalam kategori sangat kuat dan memiliki perbedaan signifikan dengan K-,P1,P2,P3. Zona hambat pada konsentrasi 100% (11,97 mm) termasuk kategori kuat, tidak berbeda signifikan dengan konsentrasi 50% (11,90 mm) tetapi berbeda signifikan dengan konsentrasi 25% (10,26 mm). Kontrol negatif tidak memiliki zona hambat dan berbeda signifikan terhadap K+,P1,P2,P3. Jadi dapat disimpulkan bahwa ekstrak kulit manggis memiliki aktivitas antibakteri terhadap bakteri Staphylococcus epidermidis.

Keywords
Kulit manggis, Staphylococcus epidermidis, gentamicin

Topic
Farmakologi dan Klinik TOOT

Link: https://ifory.id/abstract/nJvRBDY47KQt


UJI AKTIVITAS EKSTRAK ETANOL 70% DAUN YAKON (Smallanthus sonchifolius (Poepp.) H.Rob.) TERHADAP KADAR GLIKOGEN HATI, GLIKOGEN OTOT DAN PENURUNAN KADAR GLUKOSA DARAH PADA HAMSTER HIPERGLIKEMIA DAN HIPERLIPIDEMIA
Dwitiyanti1 *, Ni Putu Ermi Hikmawanti2, Anggitha Prameswari Putri3, Novella Chulsum4

Show More

Corresponding Author
Dwitiyanti dwitiyanti

Institutions
Farmasi, Fakultas Farmasi dan Sains, Universitas Muhammadiah Prof. Dr. HAMKA, Jakarta

Abstract
Daun yakon (Smallanthus sonchifolius) memiliki pengaruh terhadap kadar glukosa darah dan profil lipid pada tikus yang diinduksi aloksan. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui aktivitas ekstrak etanol 70% daun yakon dalam meningkatkan sintesis glikogen di hati dan otot, dan terhadap penurunan kadar glukosa darah pada hamster hiperglikemia dan hiperlipidemia. Penelitian ini menggunakan hamster Syrian jantan sebanyak 24 ekor yang dikelompokan menjadi 6 kelompok perlakuan terdiri dari kelompok kontrol normal, dan kontrol negatif yang diberikan Na CMC 0,5%, kontrol positif yang diberikan metformin, dosis I (180 mg/kg), dosis II (360 mg/kg), dan dosis III (720 mg/kg). Seluruh kelompok diinduksi aloksan monohidrat dan pakan hiperlipid kecuali kontrol normal. Serum darah direaksikan dengan glucose liquicolor dan kadar glukosa darah diukur menggunakan spektrofotometer klinikal. Endapan glikogen yang diperoleh ditambahkan dengan antrone-asam sulfat 0,2% dan diukur dengan menggunakan spketrofotometer UV-Vis. Data dianalisis menggunakan ANOVA satu arah dan dilanjutkan dengan uji Tukey. Ekstrak etanol 70% daun yakon dengan dosis 360 mg/kg dan 720 mg/kg dapat meningkatkan sintesis glikogen di hati dan otot hamster yang sebanding dengan kelompok kontrol normal dan kontrol positif, juga dapat menurunkan kadar glukosa darah sebesar 53,3275% dan 57,8125% yang sebanding (P>0,05) dengan metformin dosis 61,67 mg/kgBB sebesar 60,12%.

Keywords
Smallanthus sonchifolius, daun yakon, kadar glukosa darah, hiperglikemia, hiperlipidemia

Topic
Farmakologi dan Klinik TOOT

Link: https://ifory.id/abstract/ZqxvHLPEedDV


UJI DAYA HAMBAT EKSTRAK DAUN CERI ( Muntingia calabura L ) TERHADAP Streptococcus mutans L
Ifmaily

Show More

Corresponding Author
IFMAILY IFMAILY

Institutions
STIFI Perintis Padang

Abstract
ABSTRACT Indonesia has a remarkable biodiversity that has been widely processed into traditional medicine. One of the plants that efficacious as a medicine is cherry. Cherries are efficacious as antioxidants, type 2 antidiabetes, analgetic, and antibacterial, because it contains flavonoids, saponins, and tannins. Sulaiman in 2017 examined the antibacterial properties of cherry leaves against the colony of Streptococcus viridans, but no one has examined the inhibitory test of cherry leaves for Streptococcus mutans. The purpose of this study was to determine the inhibitory test of cherry leaf extract against Streptococcus mutans. This research is purely experimental. The first stage of the study was extracted from cherry leaves, the second extract of cherry leaves was tested for its inhibitory power against Streptococcus mutans. Extracts were made in 4 groups namely 3 test concentrations namely K1 (15%), K2 (30%), and K3 (60%), and K0 as the control norm. After the cherry leaves extract was made, it was evaluated. Then tested the inhibition against Streptococcus mutans by diffusion method on blood agar media. Data analysis with one-way ANOVA with p value <0.05. The conclusion is the third concentration of cherry leaves extract gives inhibitory power against Streptococcus mutans and the best is K3 of 13.00 mm.

Keywords
Cherry leaves, Extract, Antibacterial, Streptococcus mutans

Topic
Farmakologi dan Klinik TOOT

Link: https://ifory.id/abstract/j9BxvCuXEaL6


UJI EFEKTIVITAS ANALGETIK EKSTRAK AIR DAUN UNGU PADA MENCIT (Mus musculus L.) JANTAN
Nyayu Siti Aminah Lily Elfrieda1, Nhadira Nhestricia2, Erni Rustiani3, Min Rahminiwati4

Show More

Corresponding Author
Nyayu Siti Aminah Lily Elfrieda

Institutions
123 Program Studi Farmasi, FMIPA, Universitas Pakuan, Bogor.
4 Fakultas Kedokteran Hewan, Institut Pertanian Bogor.

Abstract
Nyeri adalah perasaan sensorik atau emosional berupa perasaan tidak nyaman yang berhubungan dengan kerusakan dari suatu jaringan. Obat analgetik merupakan obat yang memiliki aktivitas mengurangi rasa nyeri tanpa menghilangkan kesadaran. Penelitian ini bertujuan untuk menentukan dosis ekstrak daun ungu yang paling efektif sebagai analgetik dan menentukan waktu tertinggi pemberian ekstrak daun ungu sebagai analgetik pada mencit putih jantan (Mus musculus L.). Hewan coba yang digunakan sebanyak 20 ekor mencit putih jantan yang dibagi menjadi 5 kelompok perlakuan Hasil penelitian ini menunjukkan ekstrak air daun ungu pada dosis 8 mg/20 g BB mencit memiliki efek analgetik dengan nilai rata-rata lama mencit menahan rasa nyeri selama 14,83 detik di T4 yang mendekati dengan kontrol positif (Ibuprofen 0,728 mg/20 g BB mencit) dengan nilai rata-rata lama mencit dapat menahan rasa nyeri selama 18,01 detik di T3.

Keywords
Daun Ungu, Ekstrak Air Daun Ungu, Flavonoid, Analgetik

Topic
Farmakologi dan Klinik TOOT

Link: https://ifory.id/abstract/8GwYApULZ6vJ


UJI TERATOGENITAS EKSTRAK ETANOL 70% DAUN KELOR (Moringa oleifera Lam.) TERHADAP MENCIT PUTIH BUNTING HIPERGLIKEMIA
Tiska Dwi Armelia, Kriana Efendi, Rindita

Show More

Corresponding Author
Tiska Dwi Armelia

Institutions
FARMASI UHAMKA

Abstract
Diabetes selama kehamilan merupakan kondisi yang sangat berpengaruh terhadap janin, di antaranya dapat menyebabkan keguguran, kecacatan, berat badan bayi berlebih, lahir prematur, serta kematian. Perlu dilakukan upaya untuk mengatasi kondisi tersebut guna mencegah dampak buruk bagi janin. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh pemberian ekstrak etanol 70% daun kelor terhadap pertumbuhan dan perkembangan fetus dengan dosis tertentu, serta mengetahui efektivitasnya dalam menurunkan kadar glukosa darah pada mencit putih bunting hiperglikemia. Penelitian ini menggunakan metode eksperimen dengan desain Rancangan Acak Lengkap (RAL), menggunakan 30 ekor mencit betina yang dibagi menjadi 6 kelompok. Seluruh kelompok diinduksi aloksan kecuali kelompok kontrol normal. Kelompok kontrol normal dan kontrol negatif hanya diberi Na-CMC. Sebagai bahan pembanding digunakan metformin dengan dosis 65 mg/KgBB pada kelompok kontrol positif. Sediaan ekstrak diberikan secara oral pada hari ke-6 hingga 15 kehamilan dengan 3 variasi dosis: 300 mg/KgBB, 600 mg/KgBB, dan 1200 mg/KgBB. Mencit dilaparatomi pada hari ke-18 kehamilan. Efek teratogenik dilihat dari jumlah fetus (hidup, mati, dan resorpsi) berat, panjang dan kelainan morfologi. Berdasarkan hasil penelitian, ekstrak etanol 70% daun kelor tidak menimbulkan kecacatan pada fetus yang dilahirkan, serta mampu menurunkan kadar glukosa darah mencit sebesar 50,50%, 51,68%, dan 56,56% berturut-turut pada mencit putih (Mus musculus) bunting hiperglikemia.

Keywords
Ekstrak daun kelor, hiperglikemia, Moringa oleifera, teratogenitas

Topic
Farmakologi dan Klinik TOOT

Link: https://ifory.id/abstract/UaJyrQ8u6VEC


WOUND HEALING ACTIVITY OF Hemigraphis colorata ETHANOL LEAVES EXTRACT ON BURNS
Lusi Putri Dwita, Vera Ladeska, Aisyah Ramadhani, Dwi Rahma Augusta, Retno Tri Saufia

Show More

Corresponding Author
Lusi Putri Dwita

Institutions
Universitas Muhammadiyah Prof. DR. HAMKA

Abstract
Remek daging (Hemigraphis colorata W.Bull) have been studied and used traditionally for wound healing. This study aimed to determine the effect of topical application of 70% ethanol extract of Remek daging leaves on burn wound. The animals used for this study were 30 rats, divided into 5 groups namely 20, 10, 5% Remek daging extract ointment, negative control (Vaseline flavum) and positive control (Burnazin®). Observations were held on days 3, 7 and 14 histologically. Histological observations show an increase in the number of macrophages, fibroblasts, collagen density and re-epithelialization in the extract ointment group significantly compare to the negative control (p <0.05), and at a concentration of 20% showed comparable results to Burnazin® (p> 0.05). It can be concluded that Remek daging ointment extract can accelerate the healing of burn wound with the best results at a concentration of 20%.

Keywords
Hemigraphis colorata; burns; macrophages; fibroblasts; collagen

Topic
Farmakologi dan Klinik TOOT

Link: https://ifory.id/abstract/hEeVRkyLfaN9


Page 1 (data 1 to 28 of 28) | Displayed ini 30 data/page

Featured Events

<< Swipe >>
<< Swipe >>

Embed Logo

If your conference is listed in our system, please put our logo somewhere in your website. Simply copy-paste the HTML code below to your website (ask your web admin):

<a target="_blank" href="https://ifory.id"><img src="https://ifory.id/ifory.png" title="Ifory - Indonesia Conference Directory" width="150" height="" border="0"></a>

Site Stats