Event starts on 2019.07.08 for 2 days in Bandung
http://portal.fmipa.itb.ac.id/snips2019 | https://ifory.id/proceedings/u64ezMhKJ
Front PDF (2,385 kB) Back PDF (1,593 kB)
Page 1 (data 1 to 24 of 24) | Displayed ini 30 data/page
Corresponding Author
Yuniarti Ulfa
Institutions
a) Fakultas Ilmu dan Teknologi Kebumian ITB Jalan Ganesha 10, Bandung 40132, Indonesia
b) Politeknik Geologi dan Pertambangan AGP, Jalan Cisaranten Kulon, Bandung 40293, Indonesia
c) Sekolah Arsitektur, Perencanaan dan Pengembangan Kebijakan, ITB, Jalan Ganesha 10, Bandung 40132, Indonesia
Abstract
Sejak pertama kali diperkenalkan oleh F. Stuart Chapin Jr pada tahun 1957, konsep tata guna lahan perkotaan sudah memuat unsur-unsur geologi. Dalam penelitian ini, metode analisis bibliometrik telah digunakan untuk mengukur sejauh mana ruang lingkup geologi telah dimanfaatkan hingga hari ini dalam tata guna lahan perkotaan. Semua publikasi ilmiah yang relevan dalam Scopus (1976–2019) dianalisis dengan metode tinjauan literatur sistematis (SLR) sesuai dengan jenis dokumen, topik, penulis, asal negara dan institusinya. Hasilnya kemudian dipetakan dan dikelompokkan menggunakan perangkat lunak VOSviewer. Total 216 artikel ilmiah yang relevan telah diidentifikasi, dan hasilnya telah mampu menjawab mengapa mayoritas publikasi ilmiah berasal dari Cina, Inggris serta Turki. Publikasi terkait juga cenderung mengalami peningkatan signifikan pada kurun waktu tahun 2000 hingga 2013. Analisa bibliometrik juga menunjukkan metode yang paling banyak digunakan dalam penelitian geologi untuk tata guna lahan perkotaaan adalah GIS kemudian AHP. Sedangkan topik geologi yang paling banyak dibahas untuk perkotaan berdasarkan peringkatnya adalah geologi lingkungan, gempa bumi, banjir, airtanah, lalu longsor.
Keywords
Geologi; Tata guna lahan; Perencanaan perkotaan
Topic
Kebumian
Corresponding Author
AGUS SOLEHUDIN
Institutions
Departemen Pendidikan Teknik Mesin, Fakultas Pendidikan Teknologi dan Kejuruan, Universitas Pendidikan Indonesia
Jl. Dr. Setiabudhi No. 229 Bandung 40154
Abstract
Boiler merupakan salah satu unit penting dalam dunia industri, termasuk di Pembangkit Listrik Tenaga Uap (PLTU). Kinerja, efisiensi dan umur pakai boiler perlu diperhatikan untuk menghindari potensi kerusakan sehingga dapat meminimalisir potensi kecelakaan kerja. Kerusakan pada boiler umumnya terjadi pada pipa seperti pipa water wall, superheater dan header. Salah satu penyebab kerusakan boiler adalah korosi yang disebabkan oleh oksigen dan karbon dioksida dalam uap yang terkondensasi serta ion-ion korosif yang terkandung dalam air umpan yang masuk melalui pipa-pipa tersebut. Jenis korosi yang menyerang pipa-pipa boiler diantaranya korosi seragam, korosi sumuran dan korosi erosi. Pengendalian korosi tersebut dilakukan dengan penggunaan inhibitor korosi. Saat ini telah dikembangkan jenis inhibitor korosi dari senyawa organik berbahan alam yang mudah diperoleh, ramah lingkungan dan bersifat biodegradable. Dalam penelitian ini, digunakan ekstrak getah Pinus merkusii sebagai inhibitor korosi organik yang mengandung senyawa α-pinena. Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui efektivitas ekstrak getah Pinus merkusii dalam menghambat laju korosi material pipa air boiler. Penelitian eksperimen ini meliputi proses ekstraksi getah Pinus merkusii, pengujian komposisi kimia spesimen pipa air boiler, dan pengujian laju korosi spesimen pipa air boiler dengan metode uji kehilangan berat pada tiga variasi lingkungan korosif (HCl, H2CO3 dan NaCl) dengan variasi konsentrasi inhibitor sebesar 250 ppm dan 500 ppm, dalam waktu pengujian selama 7 hari. Berdasarkan hasil pengujian, spesimen material pipa air boiler teridentifikasi sebagai baja paduan standar ASTM A213/A grade T91, dan ekstrak getah Pinus merkusii terbukti efektif mampu menghambat laju korosi spesimen pada ketiga lingkungan korosif berbeda dengan nilai efisiensi inhibisi rata-rata mencapai 60%.
Keywords
Boiler, pipa air, standar ASTM A213, inhibitor korosi, Pinus merkusii
Topic
Material
Corresponding Author
Deni Kartika
Institutions
1 Laboratorium Fisika Elektronika dan Instrumentasi,
Kelompok Keilmuan Fisika Teoretik Energi Tinggi dan Instrumentasi,
Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam, Institut Teknologi Bandung,
Jl. Ganesha no. 10 Bandung, Indonesia, 40132
a) kartika.deni[at]gmail.com (corresponding author)
b) supri.haryono[at]gmail.com
Abstract
Wajah manusia merupakan struktur yang kompleks dan dinamis. Sebuah tantangan tersendiri untuk dapat membuat sistem pengenalan wajah layaknya manusia. Pada awal perkembangannya, banyak penelitian pengenalan wajah hanya difokuskan pada fitur wajah. Pada tahun 1991, Turk dan Pentland mengembangankan sistem pengenalan wajah berbasis Principal Component Analysis yang diberi nama eigenface. Sistem ini sangat efisien karena hanya bergantung terhadap komponen yang paling berpengaruh terhadap citra wajah. Akan tetapi sistem ini memiliki kelemahan, yaitu tidak bisa digunakan untuk menentukan posisi wajah. Pada tugas akhir ini, metode pengolahan citra akan dilakukan untuk mendeteksi wajah pada citra digital. Metode yang digunakan adalah pendekatan segitiga mata-mulut dengan tahapan yang dilalui adalah deteksi kulit, deteksi mata, detaksi mulut, dan konfirmasi wajah. Dari hasil seratus citra warna digital uji, terdapat 82 citra yang berhasil dideteksi. Perlu pengembangan lebih lanjut agar sistem dapat bekerja dengan optimal.
Keywords
Deteksi Wajah, Pendekatan Segitiga Mata-Mulut, Pengolahan Citra, Citra Warna Digital
Topic
Komputasi dan Pemodelan
Corresponding Author
Edyharto Yanuwar
Institutions
Laboratorium Fisika Teoretik,
Kelompok Keilmuan Fisika Teoretik Energi Tinggi dan Instrumentasi,
Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam, Institut Teknologi Bandung,
Jl. Ganesha no. 10 Bandung, Indonesia, 40132
Abstract
Sistem terkendala (constrained system) dapat dinyatakan dalam formalisme Hamiltonian. Diantara semua kendala yang mungkin, first class constraint memainkan peran sebagai generator simetri gauge. Struktur grup dari simetri gauge dalam formalisme Hamiltonian ini dibandingkan dengan simetri BRST. Simetri BRST sendiri adalah perluasan dari simetri gauge untuk mengatasi persoalan sistem terkendala. Ekivalensi keduanya terlihat dari generator simetri dan sifat-sifatnya. Sifat-sifat dari generator simetri yang ditinjau dan dibandingkan adalah hubungan komutasi antar generator yang kemudian membentuk grup dan simetri yang dihasilkan oleh generator dalam formalisme Hamiltonian. Ekivalensi kedua struktur grup tersebut ditinjau untuk kasus medan Yang-Mills.
Keywords
generator simetri, kendala/constraint, simetri BRST, simetri gauge, sistem terkendala
Topic
Teoretik
Corresponding Author
Moedji Raharto
Institutions
Institut Teknologi Bandung,
UIN Surabaya
Abstract
Sistem Bumi, Bulan dan Matahari menghasilkan berbagai fenomena langit berulang dan terus menerus dalam jangka waktu yang amat panjang dalam skala kehidupan manusia. Diantara fenomena langit yang berulang tersebut adalah fasa bulan, gerhana Bulan, gerhana Matahari, posisi terbit dan terbenam Matahari, fenomena sabit bulan di equinok, fenomena sabit bulan di solstice/di titik balik utara maupun selatan dsb. Sistem kalendar Bulan dibangun berdasarkan siklus sinodis Bulan, sistem kalendar Matahari dibangun berdasarkan sisklus tropis Matahari dan sistem kalendar Luni – Solar dibangun berdasarkan siklus sinodis Bulan dan sisklus tropis Matahari. Makalah ini akan memaparkan keterkaitan antara fenomena gerhana Bulan dan gerhana Matahari dalam sistem kalendar, keterkaitan karena keduanya karena keduanya merupakan penurunan dari fenomena langit yang dihasilkan oleh sistem Bumi, Bulan dan Matahari.
Keywords
Gerhana Bulan, Gerhana Matahari, Kalendar
Topic
Lain-lain
Corresponding Author
Emir Syahreza Fadhilla
Institutions
*emirsyah97[at]gmail.com
Abstract
Sifat acak pergerakan harga saham dapat dimaknai bahwa terdapat variabel-variabel yang sulit diamati secara holistik atau dapat dianggap tidak diketahui (hidden) sehingga model kuantum merupakan kandidat yang baik dalam memodelkan pergerakan harga saham (Quantum Finance). Pada makalah ini digunakan model sumur potensial tak berhingga dengan dasar sumur tidak datar dengan profil yang bergantung pada volume untuk tiap-tiap harga saham pada periode tertentu. dilakukan juga analogi observable-observable dalam mekanika kuantum menjadi observable yang sesuai dengan pasar saham seperti harga saham sebagai posisi partikel, dst. Digunakan pula konsep temperatur pasar sebagai parameter volatilitas pasar. Dari model tersebut, didapatkan rapat probabilitas dalam ruang harga saham menggunakan metoda finite difference, sehingga dapat diprediksi harga saham paling mungkin untuk periode selanjutnya. Dilakukan trial and error dalam penskalaan parameter pasar saham menjadi observabel kuantum sehingga ditemukan bahwa harga saham harus dinyatakan dalam rupiah tetapi volume untuk profil potensial dalam sumur harus dinyatakan dalam triliun rupiah. Dengan menggunakan hasil tersebut, didapat prediksi apakah harga saham harian akan naik atau turun, dengan akurasi 100% untuk data yang kami miliki sehingga kami simpulkan bahwa metode ini dapat diandalkan, walaupun masih perlu dilakukan pengujian lebih lanjut.
Keywords
Harga Saham, Prediksi, Sumur Potensial, Quantum Finance
Topic
Komputasi dan Pemodelan
Corresponding Author
Vita Deviantri
Institutions
a*) Program Studi Magister Pengajaran Matematika, Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam, Institut Teknologi Bandung, Jalan Ganesha 10, Bandung 40132, Indonesia
*deviantoritori[at]gmail.com
b) Kelompok Keahlian Analisis dan Geometri, Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam, Institut Teknologi Bandung, Jalan Ganesha 10, Bandung 40132, Indonesia
Abstract
Makalah ini mengkaji sejumlah definisi garis singgung pada kurva untuk mengetahui apakah definisi tersebut telah disusun secara tepat. Definisi-definisi yang akan dikaji terlebih dahulu dikelompokkan ke dalam tiga pendekatan, yakni pendekatan geometri dasar, analisis, dan pendekatan yang lebih umum. Berdasarkan kajian definisi tersebut, makalah ini juga mengusulkan definisi baru garis singgung pada kurva, namun masih dapat dipelajari oleh siswa SMA.
Keywords
Garis Singgung, Kurva, Definisi
Topic
Pembelajaran
Corresponding Author
Cherly Salawane
Institutions
1. Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan, Universitas Halmahera Jalan Raya Wari Ino Tobelo, Halmahera Utara, Indonesia, 97762
Dan
Program Studi Pendidikan IPA, Program Pascasarjana Universitas Negeri Semarang
Jl. Kelud Utara III Semarang, Indonesia 50237
2.Fakultas Matematika Dan Ilmu Pengetahuan Alam, Universitas Negeri Semarang
Kampus Sekaran Gunungpati Semarang, Indonesia 50229
a)salawanecherly[at]yahoo.co.id
b)supriyadi[at]gmail.unnes.ac.id
c)rusilowati[at]yahoo.com
d)dyahrini36[at]gmail.com
e)pmarwoto[at]yahoo.com
Abstract
Ethnoscience sebagai sistem pengetahuan dan kognisi yang khas sebagai pemberian dari sebuah kebudayaan. Ethnoscience mengkaji perilaku manusia terhadap lingkungan berupa benda yang dipandang melalui aspek budaya dan persepsi masyarakat lokal. Bagi masyarakat yang hidup disekitar lereng Gunung Merapi, bahaya letusan Merapi bukan merupakan suatu ancaman serius yang harus dikhawatirkan malahan letusan Merapi dianggap sebagai suatu anugerah. Sampai saat ini masyarakat masih percaya dengan mitos Gunung Merapi. Pendekatan ethnoscience digunakan untuk mitigasi bencana sebagai langkah dalam meminimalkan resiko, akibat dari aktivitas vulkanik Gunung Merapi. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk menganalisis sains lokal dan sains ilmiah masyarakat terhadap bahaya Gunung Merapi. Jenis penelitian ini adalah penelitian kualitatif dimana pengumpulan data dilakukan dengan cara observasi dan wawancara dengan masyarakat yang berada di lereng Gunung Merapi. Kepercayaan terhadap penunggu Merapi masih sangat tinggi, dimana masyarakat masih melakukan upacara-upacara ritual setiap tahun sebagai bentuk penyembahan terhadap penguasa Gunung Merapi. Hasil penelitian menunjukan bahwa ehtnoscience atau sains asli masyarakat memiliki dampak yang lebih besar dalam memitigasi bencana jika dibandingkan dengan sains ilmiah.
Keywords
Ethnoscience, Gunung Merapi, Mitigasi
Topic
Pembelajaran
Corresponding Author
Rokhy Markhiyano
Institutions
a. Magiter Teknik Sistem, Fakultas Teknik Universitas Gadjah Mada, rocky_ugm[at]yahoo.co.id
b. Departemen Teknik Kimia, Universitas Gadjah Mada, bayu[at]chemeng.ugm.ac.id
c. Departemen Teknik Mesin dan Industri, Universitas Gadjah Mada, alvaedytontowi[at]ugm.ac.id
Abstract
Indonesia memiliki perkembangan yang cukup signifikan pada dunia otomotif. Badan Statistik Nasional mencatat pertumbuhan kendaraan di Indonesia meningkat dengan pesat dari tahun ke tahun. Salah satu kelengkapan mobil antara lain adalah kaca mobil. Kaca mobil yang baik adalah kaca yang menyerap panas dan jelas pada saat berkendara. Salah satu layanan pasca-penjualan dari ATPM (Agen Tunggal Pemegang Merk) yang paling penting adalah layanan After Service, namun demikian tidak adanya layanan perbakan kaca yang tergores atau cacat, ATPM secara umum mengganti kaca mobil yang cacat atau tergores sehingga di nilai kurang ekonomis bagi konsumen.Pemanfaatan LTJ Cerium Oxide (CeO²) pada polishing kaca dengan teknik khusus mampu atau bertujuan mengatasi cacat kaca mobil.Teknik yang di uji adalah kemurnian Cerium Oxide,Grid Amplas Abrasive,Rpm,Waktu Pemrosesan dengan ukuran indek kebeningan hasil polishing.Hasil pengujian menunjukan Cerium Oxide pada kemurnian 98%, Grid amplas abrasive kombinasi 240 dan 400, Rpm 1600 mampu menghasilkan indek kebeningan kaca 99.9% pada kaca jenis laminated dan 97% pada kaca Tempered. Dengan demikian menunjukan rekomendasi untuk pengendaraan pasca perbaikan. Selanjutnya di lakukan analisa ekonomi dengan metode penyertaan investasi, pada analisa1) Payback Period (PP), 2) Net Present Value (NPV), 3) Profitability Indeks (PI), 4) Internal Rate of Return ( IRR), 5) Average Rate of Return (ARR), 6) Return of invesment (ROI ) menunjukan teknik pemolesan cacat kaca sebagai altenatif penggantian kaca baru layak untuk di kembangankan sebagai usaha jasa.
Keywords
Pertumbuhan mobil, kaca laminated tempered, Cerium Oxide ( CeO²), Polishing, ekonomi usaha
Topic
Material
Corresponding Author
sudirman sudirman
Institutions
Politeknik STTT Bandung
Abstract
Ketergantungan serat selulosa dalam industri tekstil sangat besar terutama untuk serat kapas, namun pada perkembangannya telah ditemukan serat serat baru sebagai alternatif dari serat kapas, sehingga serat baru tersebut perlu diuji agar dapat memenuhi daya pintal. salah satu persyaratan serat dapat dipintal adalah memiliki gesekan permukaan. pengujian gesekan permukaan dilakukan pada beberapa serat dengan menggesekan antara serat individu dengan menggunakan metode point of contact involving hanging of fiber. prototype alat yang digunakan menggunakan mikrokontroler sebagai pengendali alat dan untuk pergeseran hasil gesekan menggunakan sensor ultrasonik. Percobaan dilakukan dengan membandingan nilai koefisien gesek statis dari alat yang dibuat dengan metode sebelumnya, telah didapatkan bahwa nilai koefisien serat rayon 0,47, nilon 0,60, untuk serat batang dan daun didapatkan kecombrang 0,19, rami 0,14, kenaf 0,14, pandan bali 0,16, agave attenuate 0,16, dan bromelia giant 0,17. Nilai koefisien gesek statis dapat dijadikan acuan sebagai salah satu syarat serat dapa dipintal atau tidak.
Keywords
serat, prototype alat uji gesek, metode point of contact involving hanging of fiber
Topic
Instrumentasi
Corresponding Author
Sparisoma Viridi
Institutions
11Department of Physics, Faculty of Mathematics and Natural Sciences, Institut
Teknologi Bandung, Jalan Ganesha 10, Bandung, 40132, Indonesia
2Department of Food Industrial Technology, Faculty of Agro-industrial Technology, Universitas Padjadjaran, Jalan Raya Bandung Sumedang KM 21, Sumedang 45363, Indonesia
a)dudung[at]fi.itb.ac.id (corresponding author)
b)souvia[at]unpad.ac.id
Abstract
Pertumbuhan populasi beberapa jenis mikroorganisme dalam suatu lingkungan yang sama dimoldelkan dengan beberapa persamaan logistik yang saling tidak berinteraksi, yang perbedaan satu persamaan dengan lainnya adalah pada syarat awal, koefisien pertumbuhan, dan kapasitas maksimumnya. Pembedaan ketiga parameter ini menggambarkan perbedaan jenis mikroorganisme yang berinteraksi dengan sistem yang dibahas.Diasumsikan bahwa jumah mikroorganisme pada suatu waktu t hanya dapat diketahui jumlah totalnya dan apa saja jenisnya, tanpa dapat mengetahui jumlah masing-masing jenisnya. Dengan menjalankan simulasi untuk beberapa saat dapat diperoleh kurva pertumbuhan masing-masing jenis mikroorganisme dan juga kurva pertumbuhan totalnya yang merupakan data agregat dari masing-masing jenis. Ditunjukkan bahwa suatu keadaan awal dan akhir tertentu sistem total dapat dibentuk oleh berbagai keadaan awal dan akhir dari masing-masing jenis, yang akan dapat membuat bias penafsiran dari data yang diperoleh. Suatu batasan diusulkan agar hasil yang diperoleh dapat bersifat lebih spesifik.
Keywords
model pertumbuhan, multi-spesies, populasi mikroba
Topic
Komputasi dan Pemodelan
Corresponding Author
Rasito Tursinah
Institutions
Laboratorium Fisika Nuklir, Jurusan Fisika, FMIPA, Institut Teknologi Bandung,
Jl. Ganeca 10, Bandung, Indonesia
Abstract
Telah dilakukan perhitungan keff dan waktu siklus operasi reaktor TRIGA 2000 untuk variasi tiga bahan bakar tipe UZrH. Terdapat tiga tipe bahan bakar TRIGA yaitu tipe pertama UZrH 8,5-20%, kedua UZrH 12-20%, dan ketiga UZrH-Er 20-20%. Perhitungan dilakukan dengan memodelkan 91 bahan bakar tipe UZrH yang ditempatkan di ring B-F dalam teras reaktor TRIGA. Metode Monte Carlo dengan program komputer MCNPX digunakan untuk menghitung fluks neutron di tiap bahan bakar dan keff teras. Perubahan komposisi bahan bakar hasil fisi dan aktivasi selama waktu operasi dihitung menggunakan program ORIGEN. Dengan MCNP-ORIGEN dihitung waktu siklus operasi reaktor berdasarkan nilai keff <1. Pengoperasian reaktor TRIGA menggunakan bahan bakar tipe pertama dihasilkan keff awal 1,062 dengan waktu siklus operasi 60 hari, tipe kedua dihasilkan keff awal 1,141 dan waktu operasi 450 hari, dan tipe ketiga dihasilkan keff awal 1,111 dan waktu operasi 870 hari.
Keywords
Nilai keff, Waktu operasi, Reaktor TRIGA, Tipe UZrH, MCNPX, Origen
Topic
Komputasi dan Pemodelan
Corresponding Author
Nanang Priatna
Institutions
1Departemen Pendidikan Matematika, Fakultas Pendidikan Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam, Universitas Pendidikan Indonesia, Jl. Dr. Setiabudhi No. 229 Bandung, Indonesia, 40154
Abstract
Discovery learning adalah model pembelajaran dimana siswa bereksperimen, aktif terlibat dalam pembelajaran, mengkonstruksi pengetahuan mereka sendiri dan membuat kesimpulan aturan/konsep dari hasil eksperimennya. Teknologi komputer memungkinkan siswa belajar matematika dengan lebih mudah dan lebih berkembang, karena komputer dapat menghadirkan banyak media diantaranya teks, gambar, grafik, tutorial, video, animasi, simulasi dan game. Adanya software geogebra memungkinkan siswa untuk aktif dalam membangun pemahaman konsep geometri. Model discovery learning berbantuan geogebra merupakan suatu model pembelajaran yang melibatkan siswa aktif secara optimal, memungkinkan siswa melakukan investigasi, meningkatkan kemampuan pemecahan masalah yang mengintegrasikan keterampilan berpikir dan pemahaman konsep. Agar kompetensi guru terus berkembang sesuai dengan profesinya, maka guru harus selalu meningkatkan profesionalistasnya melalui program Pengembangan Keprofesian Berkelanjutan (PKB).
Keywords
Discovery Learning, Geogebra, Profesionalisme Guru
Topic
Pembelajaran
Corresponding Author
Nanang Priatna
Institutions
1Departemen Pendidikan Matematika, Fakultas Pendidikan Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam, Universitas Pendidikan Indonesia, Jl. Dr. Setiabudhi No. 229 Bandung, Indonesia, 40154
Abstract
Penilaian dalam proses pendidikan merupakan komponen yang tidak dapat dipisahkan dari komponen lainnya khususnya pembelajaran. Penilaian merupakan proses pengumpulan dan pengolahan informasi untuk mengukur pencapaian hasil belajar siswa. Pembelajaran abad 21 merupakan pembelajaran yang membutuhkan higher order thinking skills (HOTS). Higher order thinking skills merupakan keterampilan untuk melatih siswa dalam menyelesaikan persoalan yang akan dihadapi di masa yang akan datang. Dalam mewujudkan visi pendidikan tahun 2025, yaitu menciptakan insan Indonesia cerdas dan kompetitif, diperlukan guru yang profesional dalam menjalankan tugas pokok dan fungsinya. Oleh sebab itu, profesi guru harus terus dilakukan dan ditingkatkan sebagai profesi yang bermartabat sebagaimana diamanatkan dalam Undang-Undang Nomor 14 Tahun 2005 tentang Guru dan Dosen. Konsekuensi guru sebagai profesi adalah program Pengembangan Keprofesian Berkelanjutan (PKB).
Keywords
Penilaian, Higher Order Thinking Skills, Profesionalisme Guru
Topic
Pembelajaran
Corresponding Author
Diah Fahmawati
Institutions
Magister Pengajaran Kimia, FMIPA, ITB
Jl. Ganesha 10 Bandung
Abstract
Pembelajaran sains di abad 21 menuntut adanya pembaruan dan mengikuti perkembangan IPTEKS. Teknologi nanopartikel saat ini telah berkembang pesat karena memiliki keunikan sifat dan aplikasi yang luas diantaranya dalam bidang sensor, katalis, anti bakteri dan biomedik. Pembelajaran kimia dengan mengintegrasikan nanopartikel belum banyak dikembangkan akibat minimnya alat dan bahan laboratorium. Pada penelitian ini dilakukan sintesis nanopartikel perak (AgNPs) untuk mengaktivasi persulfat dan digunakan untuk mendegradasi Rhodamin B (Rhd B). Prosedur degradasi Rhodamin B diadopsi menjadi modul pembelajaran kimia di SMA yang berkaitan dengan pengamatan reaksi secara kolorimetri dengan menggunakan data RGB dan reaksi terkatalisis. Larutan NaBH4 dingin digunakan sebagai pereduksi dan glutathione (GSH) sebagai penstabil. Aktivitas katalitik AgNPs diukur dengan membandingkan laju diskolorasi Rhd B yang ditambahkan persulfat terhadap laju diskolorasi Rhd B yang ditambah persulfat dan AgNPs yang diukur secara spektrofotometri. Foto diskolorasi Rhd B pada kedua sistem saat menit ke-0 sampai ke-80 yang didapatkan diukur nilai RGB dengan aplikasi color grab pada smartphone android dan digunakan sebagai data aktivitas katalitik untuk modul praktikum siswa. Hasil pengukuran dengan spektrofotometri UV/Vis, diskolorasi Rhd B oleh persulfat tanpa penambahan AgNPs sebesar 28,3% dan meningkat menjadi 81,3% pada penambahan AgNPs pada oksidasi Rhd B oleh persulfat. Hasil plot log At/Ao terhadap t menunjukkan reaksi oksidasi Rhd B oleh persulfat merupakan reaksi orde satu semu terhadap konsentrasi Rhd B. Hasil ini memiliki tren yang sama dengan pengukuran laju diskolorasi Rhd B dengan meggunakan data RGB. Nilai Red ( R) foto diskolorasi Rhd B yang dioksidasi persulfat tanpa AgNPs mengalami penurunan 9,46% dan meningkat pada oksidasi Rhd B oleh persulfat dengan penambahan AgNPs sebesar 21,25%. Modul ini dapat menjadi alternatif praktikum reaksi terkatalisis di SMA yang memiliki keterbatasan alat laboratorium seperti spektrofotometer UV/Vis.
Keywords
pembelajaran kinetika, kolorimetri, AgNPs, katalis, degradasi Rhd B
Topic
Pembelajaran
Corresponding Author
Muhammad Reza Ramadhani Raharjo
Institutions
Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam
Institut Teknologi Bandung
Jl. Ganesa 10 Bandung, 40132, Indonesia
Abstract
Router adalah sebuah alat jaringan komputer yang mengirimkan paket data melalui sebuah jaringan atau internet menuju tujuannya, melalui proses yang dikenal sebagai routing. Dengan keadaan router yang harus dinyalakan selama 24 jam non-stop, sebuah router harus didesain agar tidak cepat rusak, oleh karena itu, produsen router merancang router buatan mereka agar tidak bekerja secara berlebihan, namun kita bisa mengganti operating system dari router kita menjadi openwrt yang berbasis LINUX. Keuntungan dari mengganti operating system dari sebuah router adalah kita dapat memaksimalkan sistem kerja dari sebuah router, tanpa ada yang menghalangi, dan menggunakan router sebagai wifi radio. Pada percobaan kali ini, akan dijelaskan bagaimana mengganti operating system dari sebuah router menjadi openwrt, serta menggunakan router sebagai mp3 player.
Keywords
Linux, OpenWRT, router
Topic
Instrumentasi
Corresponding Author
Novi Sopwan
Institutions
a) Program Studi Ilmu Falak, Fakultas Syariah dan Hukum, UIN Sunan Ampel Surabaya
*sopwan[at]uinsby.ac.id
b) Kelompok Keahlian Astronomi, Faklutas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam, Institut Teknologi Bandung
Abstract
Posisi hilal sebagai penentu awal bulan dalam sistem penanggalan Islam dapat dihitung dan digambarkan secara presisi sebagai panduan posisi dalam pengamatan dan prediksi awal hilal tersebut dapat diamati atau tidak. Dalam makalah ini, dibandingkan sebaran posisi hilal yang meimiliki tinggi positif dan berumur 0-24 jam pada saat Matahari terbenam untuk lokasi Jayapura, Pontianak, Pelabuhan Ratu dan Banda Aceh. Posisi hilal dihitung menggunakan algoritma Meuss. Posisi hilal digambarkan dalam plot tinggi dan elongasi saat Matahari terbenam. Hasil perbandingan didapat bahwa hilal di Kota Pontianak sebarannya lebih sempit jika dibandingkan dengan Jayapura. Sebaran hilal terlebar didapat di Kota Pelabuhan Ratu dan Banda Aceh. Sebaran posisi hilal ini dapat dijadikan acuan dalam penentuan kriteria visibilitas hilal untuk lokasi disekitar ekuator khususnya Indonesia.
Keywords
Hilal; Visibilitas; Penanggalan Islam
Topic
Lain-lain
Corresponding Author
DICKY ZULFIKRIDIN
Institutions
a) Pusat Pengembangan Sumber Daya Kemetrologian – Kementerian Perdagangan
Jl. Daeng M. Ardiwinata km.3,4 Cihanjuang - Bandung
*email: dicky.zulfikridin[at]gmail.com
b) Kelompok Keilmuan Fisika Teoritik Energi Tinggi dan Instrumentasi
Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam, Institut Teknologi Bandung,
Jl. Ganesha no. 10 Bandung, Indonesia, 40132
Abstract
Telah dilakukan rancang bangun instrumentasi untuk memantau kualitas susu murni menggunakan metode pengukuran konduktivitas listrik. Pada penelitian ini, conductivity meter dirancang menggunakan metode empat probe pada pipa kapiler. Pengukuran konduktivitas listrik menggunakan sumber arus DC konstan yang dihubungkan pada dua buah elektroda dan elektroda lain sebagai pengukur tegangan listrik dari sampel susu murni melalui mikrokontroller Arduino ATMega 2560 yang telah terintegrasi dengan rangkaian ADC. Nilai cell constant hasil pengukuran adalah 2311,24 m-1. Kalibrasi cell constant pada empat buah probe menggunakan larutan standar KCl 0,1 M dan 0,01 M yang sudah diketahu nilai konduktivitas listriknya berdasarkan dokumen kalibrasi OIML R56 edisi tahun 1981 dan ASTM D1125-95. Hasil kalibrasi diperoleh nilai cell constant sebesar 3884,50 m-1 (KCl 0,1 M) dan 3358,70 m-1 (KCl 0,01 M). Data rekaman konduktivitas listrik melalui metode pipa kapiler menunjukkan rekaman kualitas pemantauan susu yang dapat dipercaya dan berlaku umum. Data rekaman konduktivitas listrik susu murni menurun dalam pemantauan selama 1 – 2 hari. Pada nilai dibawah 0,460 S/m diduga susu murni sudah mulai mengalami penurunan kualitas. Perubahan nilai konduktivitas listrik yang sangat cepat terjadi pada 3 jam awal pengukuran dan mencapai saturasi ketika pemantauan dilakukan lebih dari 24 jam. Kurva mulai terlihat mendatar pada waktu 16 jam setelah pemantauan. Parameter lain yang mendukung data rekaman konduktivitas listrik adalah pH dan temperatur. Hasil pemantauan menunjukkan bahwa pH berpengaruh terhadap penurunan kualitas susu dimana pH susu murni dalam kondisi awal diperoleh nilai pH 5,8 – 6,22 dan menurun sampai pH 3,5 - 3,7. Data konduktivitas listrik dikoreksi menggunakan faktor koreksi suhu pada 25 oC. Adanya nilai penurunan dan saturasi pada pemantauan data rekaman konduktivitas listrik dapat dikaitkan dengan adanya dugaan aktivitas bakteri yang mempengaruhi kandungan lemak, protein dan garam susu murni melalui proses tertentu. Diharapkan alat ini dapat dikembangkan lebih lanjut sebagai alat uji fisis dalam menentukan kualitas bahan pangan lain yang ada di pasaran.
Keywords
konduktivitas listrik, pipa kapiler, pemantauan, susu murni
Topic
Instrumentasi
Corresponding Author
Marisa Variastuti
Institutions
1) Program Sarjana Fisika,
Fakultas Sains dan Teknologi, Universitas Islam Negeri Sunan Gunung Djati Bandung
Jl.A.H Nasution 105, Bandung, Indonesia 40614
a)marisavrstty[at]gmail.com
b)alfauziyyah.susi[at]gmail.com
c)arip.idn[at]gmail.com
2) Laboratorium Fisika Nuklir dan Biofisika,
Kelompok Keilmuan Fisika Nuklir dan Biofisika,
Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam, Institut Teknologi Bandung,
Jl.Ganesha No.10 Bandung, Indonesia, 40132
d) dudung[at]fi.itb.ac.id
3) Laboratorium Sistem Modelling,
Kelompok Keilmuan Fisika Nuklir Teori,
Fakultas Sains dan Teknologi, Universitas Islam Negeri Sunan Gunung Djati Bandung,
Jl.A.H Nasution 105, Bandung , Indonesia 40614
e)yudha[at]uinsgd.ac.id
Abstract
Dalam ilmu fisika dikenalkan gerak sistem pendulum yang mana pada kehidupan sehari hari itu merupakan dasar kerja dari sebuah jam dinding kuno yang memiliki ayunan.Pendulum merupakan suatu benda yang diikatkan pada seutas tali yang dapat berayun secara periodik.Agar diperoleh hasil yang realistis maka gaya gesekan udara tidak diabaikan. Akibat adanya gaya hambat atau gaya gesekan maka akan terjadi redaman. Pendulum yang berosilasi dapat berhenti akibat adanya redaman.Pada penelitian kali ini telah dibuat sebuah program simulasi dari pergerakan sistem pendulum pada javascript dengan tujuan agar mempermudah pembelajaran dalam melakukan percobaan sehingga dapat di akses melalui browser.Pengguna dapat mengatur sendiri nilai dari massa beban, panjang tali dan sudut kemiringan dari pendulum. Perhitungan yang dilakukan menggunakan metode euler yang disusun dalam bahasa pemrograman javascript. Hasil akhir dari simulasi ini yaitu berupa data perubahan posisi terhadap waktu yang disajikan dalam bentuk animasi dan grafik.
Keywords
Euler, Javascript, Pendulum, Redaman, Simulasi
Topic
Komputasi dan Pemodelan
Corresponding Author
Plato Martuani Siregar
Institutions
a) Meteorology Department, Bandung Institute of Technology
Jalan Ganesha 10, Bandung 40132, Indonesia
*paltirajass[at]gmail.com
b) Meteorology Department, Bandung Institute of Technology
Jalan Ganesha 10, Bandung 40132, Indonesia
*diemaoctaviani[at]students.itb.ac.id
Abstract
Kecamatan Gununghalu Kabupaten Bandung Barat merupakan wilayah yang menjadi salah satu penghasil komoditas tanaman kopi, serai wangi, dan aren dengan kondisi curah hujan sekitar 2500-3000 mm/tahun. Meskipun memiliki wilayah yang luas, Gununghalu juga memiliki struktur tanah dengan kemiringan di bawah 40% seluas 2.584 Ha yang belum dimanfaatkan secara maksimal. Petani disekitar wilayah ini sebagian masih merasa lahan satu hektarnya kurang ekonomik karena keuntungan hanya menghasilkan Rp 7 juta/tahun,jadi sangat penting dilakukan penelitian metoda-metoda skenario pengelolaan lahan melibatkan perhitungan parameter meteorologi dalam proses tumbuh,kembang dan produksi dengan maksimal agar diperoleh keuntung yang lebih besar. Pengerjaan dimulai dari pengolahan data curah hujan dan suhu permukaan untuk menghasilkan tabel kesesuaian iklim. Lalu data topografi dan jenis tanah diproses untuk menghasilkan tabel kesesuaian lahan. Kedua tabel tersebut digabungkan menggunakan metode pengharkatan sehingga akan menghasilkan peta kesesuaian lahan dan iklim yang baru. Untuk koreksi hasil,dipakai metoda citra satelit landsat 8 untuk memeriksa perhitungan produktivitas tanaman di lapangan yang sebenarnya dan hasil ini akan dimanfaatkan untuk rancangan skenario pengelolaan lahan,sementara keekonomian komoditi dihitung menggunakan manfaat langsung. Wilayah ini memiliki tipe iklim B berdasarkan iklim Schmidt-Fergusson,iklimnya dominan dikendalikan antara lain: monsun, MJO, ENSO dan siklon tropis. Selain itu, Kecamatan Gununghalu sendiri memiliki kelas kesesuaian lahan dan iklim S1(2942 Ha) dan S2 (8370 Ha) untuk tanaman lemon, serai wangi, dan aren. Dari keempat skenario pengelolaan lahan yang dilakukan dengan metoda manfaat langsung diperoleh hasil bahwa jeruk lemon memiliki nilai ekonomi Rp 480 juta per hektar/tahun, lalu setelah itu tanaman aren Rp 100 juta pertahun dan yang terakhir serai wangi Rp 10 juta pertahun.
Keywords
Gununghalu, curah hujan,lahan, iklim, keekonomian
Topic
Kebumian
Corresponding Author
Rindi Wulandari
Institutions
1) Laboratorium Fisika Nuklir,
Kelompok Keilmuan Fisika Nuklir dan Biofisika,
Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam, Institut Teknologi Bandung,
Jl. Ganesha no. 10 Bandung, Indonesia, 40132
*wulandarindi[at]gmail.com
2) Laboratorium Fisika Nuklir,
Kelompok Keilmuan Ilmu dan Rekayasa Nuklir
Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam, Institut Teknologi Bandung,
Jl. Ganesha no. 10 Bandung, Indonesia, 40132
Abstract
Pembangkit Listrik Tenaga Nuklir (PLTN) generasi IV adalah reaktor daya hasil pengembangan inovatif dari PLTN generasi sebelumnya yang dikembangkan oleh the Generation IV Forum (GIF) dengan kriteria aspek ekonomi yang tinggi, tingkat keselamatan lanjut, menghasilkan limbah dengan kuantitas yang sangat rendah, dan tahan terhadap aturan Non-Proliferation Treaty (NPT). Molten Salt Reactor (MSR) adalah salah satu reaktor nuklir generasi IV yang menggunakan molten salt sebagai bahan bakar dan pendingin, sehingga teknologi yang digunakan berbeda dengan reaktor berbahan bakar padat atau reaktor konvensional. Pada studi ini, penulis fokus pada fenomena perpindahan panas dari sistem sirkulasi alami pada MSR. Simulasi dibuat dengan model 2-dimensi menggunakan metode COMSOL Multiphysics. Aspek-aspek yang diperhitungkan dalam studi yaitu 1) fenomena heat transfer 2) perubahan laju alir 3) perubahan tekanan pada sistem. Skenario pada studi diasumsikan laju alir pada sistem primer dalam keadaan tunak dalam kondisi normal dan reaksi fisi diabaikan. Hasil dari studi ini adalah distirbusi temperatur pada core, tekanan pada sistem primer, dan kecepatan selama waktu tertentu.
Keywords
Molten Salt Reactor, Perpindahan panas, Metode COMSOL Multiphysics
Topic
Nuklir
Corresponding Author
Eko Januari Wahyudi
Institutions
ITB
Abstract
Pada penelitian ini kami mempelajari algoritma komputasi dari teknik equivalent layer source untuk mendapatkan transformasi upward continuation data geomagnetik. Analisis dari prosedur perhitungan teknik equivalent layer source dan transformasi upward continuation dilakukan dengan contoh numerik dari data sintetik sederhana. Data sintetik dibangun dengan menggunakan diskritisasi model di bawah topografi yang terdiri dari sejumlah body prismatik. Perhitungan data sintetik dengan forward calculation dilakukan untuk dua set stasiun (pada elevasi topografi dan pada elevasi bidang datar di atas topografi tertinggi). Dua data set tersebut digunakan sebagai acuan data sintetik pada penelitian ini. Mekanisme untuk mendapatkan equivalent layer source adalah menggunakan perhitungan inversi dari input data sintetik (set stasiun pada elevasi topografi). Pada penelitian ini, kami melakukan eksplorasi dengan mencoba beberapa variasi dari parameter inversi serta jumlah lapisan atau jumlah model bawah permukaan pada skema perhitungan inversi. Berdasarkan penelitian ini, prosedur perhitungan untuk variasi topografi dapat diperoleh dengan baik menghasilkan model equivalent layer source dengan selisih response geomagnetik terhadap acuan data sintetik pada rentang -10 sampai +10 nT. Setelah model setara diperoleh, kami melakukan perhitungan forward calculation-nya untuk mendapatkan transformasi upward continuation pada set stasiun yang terletak di atas topografi (bidang datar). Berdasarkan transformasi upward continuation pada penelitian ini, kami mendapatkan selisih response geomagnetik terhadap acuan data sintetik pada rentang -10 sampai +10 nT. Secara kualitatif berdasarkan pengujian sintetik ini, kami mendapakan transformasi upward continuation yang memuaskan.
Keywords
equivalent layer source, upward continuation, geomagnetik, forward calculation, inversi
Topic
Kebumian
Corresponding Author
Duwi Hariyanto
Institutions
(1) Program Studi Fisika
(2) Program Studi Sains dan Rekayasa Nuklir
Laboratorium Fisika Nuklir, Kelompok Keilmuan Fisika Nuklir dan Biofisika,
Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam, Institut Teknologi Bandung,
Jl. Ganesha no. 10 Bandung, Indonesia, 40132
(a) duwi_hariyanto[at]students.itb.ac.id (corresponding author)
(b) psidik[at]fi.itb.ac.id
Abstract
Informasi intensitas radiasi yang diterima seseorang di suatu lokasi selama waktu tertentu dapat diketahui dengan menggunakan surveymeter. Tujuan penelitian ini adalah untuk mempelajari intensitas radiasi di suatu lokasi menggunakan surveymeter berbasis tabung Geiger M4011 dan Mikrokontroler Arduino Uno. Modul tabung Geiger M4011 yang digunakan dapat mendeteksi radiasi gamma dan beta. Mikrokontroler Arduino Uno yang diintegrasikan dengan perangkat lunak open-source Parallax digunakan untuk akuisisi data hasil pengukuran intensitas radiasi. Pada penelitian ini, hasil pengukuran intensitas radiasi menggunakan skala kuantitas yaitu counts per minute (cpm). Lokasi pengukuran intensitas radiasi dalam penelitian ini meliputi kamar tidur, area sekitar batubara, dan area sekitar reaktor nuklir. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa intensitas radiasi di area sekitar batubara cenderung lebih rendah. Studi ini diharapkan menjadi salah satu referensi tentang pengukuran intensitas radiasi menggunakan surveymeter berbasis tabung Geiger M4011 dan Mikrokontroler Arduino Uno.
Keywords
Surveymeter, proteksi radiasi, tabung Geiger, mikrokontroler, counts per minutes
Topic
Instrumentasi
Corresponding Author
Aloysius Rusli
Institutions
Jurusan Fisika, Universitas Katolik Parahyangan, Ciumbuleuit 94, Bandung 40141, Indonesia
Abstract
Biasanya Hukum Kedua Termodinamika diperkenalkan dalam kuliah Termodinamika, sebagai suatu pernyataan dari Rudolf Clausius dan Lord Kelvin serta Max Planck, dan kemudian konsep Entropi diperkenalkan secara tersendiri melalui hipotesis atau teorema Clausius berupa suatu integral melingkar. Suatu cara yang lebih tampak sinambung adalah dengan langsung memperkenalkan konsep Entropi berdasarkan analisis pernyataan Clausius tersebut. Manfaatnya adalah, bahwa konsep efisiensi maksimum bagi siklus mesin kalor dan siklus mesin pendinginan lalu langsung dapat diperoleh dengan sederhana. Selanjutnya interpretasi molekular dan statistik Ludwig Boltzmann dapat diperkenalkan sebagai suatu upaya memahami keterarahan perkembangan entropi total suatu sistem terisolasi. Ada baiknya kemudian perkenalan Hukum Kedua Termodinamika ini ditutup dengan suatu catatan yang bersifat asumsi yang tidak dapat dibuktikan secara ilmiah-terukur / metafisika, agar pertanyaan “mengapa begitu?” dapat memicu rasa ingin tahu mahasiswa tentang ada tidaknya suatu tujuan, dalam jagad raya ini.
Keywords
Entropi; Efisiensi; Interpretasi
Topic
Pembelajaran
Page 1 (data 1 to 24 of 24) | Displayed ini 30 data/page
Featured Events
Embed Logo
If your conference is listed in our system, please put our logo somewhere in your website. Simply copy-paste the HTML code below to your website (ask your web admin):
<a target="_blank" href="https://ifory.id"><img src="https://ifory.id/ifory.png" title="Ifory - Indonesia Conference Directory" width="150" height="" border="0"></a>
Site Stats