Page 20 (data 571 to 600 of 753) | Displayed in 30 data/page
Corresponding Author
ADAM MALIK
Institutions
Program Studi Pendidikan Fisika Jurusan Pendidikan Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam
Fakultas Tarbiyah dan Keguruan
Universitas Islam Negeri Sunan Gunung Djati Bandung, Indonesia
Jl. Raya A.H Nasution No. 105, Bandung 40614
adamuin[at]gmail.com
Abstract
Hasil studi pendahuluan di Prodi Pendidikan Fisika pada mata kuliah Laboratorium Fisika Sekolah Lanjutan I menunjukkan mahasiswa saat melaksanakan praktikum bergantung pada modul, belum terampil dalam menggunakan alat praktikum dan mengambil data dengan benar serta masih rendah Keterampilan Proses Sains (KPS)nya. Sebagai upaya meningkatkan KPS mahasiswa, diterapkan model problem solving laboratory. Penelitian ini bertujuan mengetahui aktivitas peneliti dan mahasiswa pada setiap tahapan model, peningkatan KPS mahasiswa dan tanggapan mahasiswa. Metode penelitiannya pre-experimental, dengan desain One Group Pretest-Posttest Design. Penelitian dilaksanakan di Prodi Pendidikan Fisika, dengan populasi kelas A dan B mahasiswa Pendidikan Fisika angkatan 2012 Teknik pengambilan sampel menggunakan random sampling dimana sampel yang terpilih kelas A. Data aktivitas peneliti dan mahasiswa diperoleh melalui lembar observasi, peningkatan KPS mahasiswa dengan tes uraian, dan tanggapan mahasiswa dengan angket. Hasil penelitian menunjukkan persentase rata-rata keterlaksanaan aktivitas peneliti 96% dan aktivitas mahasiswa 86,1%, berarti berlangsung sangat baik. Berdasarkan uji hipotesis (thitung > ttabel) (14.54 > 2.78), artinya Ho ditolak atau terdapat peningkatan KPS mahasiswa setelah diterapkan model praktikum problem solving laboratory dengan nilai rata-rata N-Gain 0,47 berkategori sedang. Mahasiswa memberikan tanggapan positif terhadap pelaksanaan praktikum model problem solving laboratory dengan persentase 80,69%. Dengan demikian model problem solving laboratory dapat diterapkan untuk meningkatkan KPS mahasiswa.
Keywords
Problem solving laboratory, science process skills
Topic
Pembelajaran (EDU)
Corresponding Author
Harianto Wibowo
Institutions
1) Laboratorium Elektronika,
Kelompok Keilmuan Fisika Teoretik Energi Tinggi dan Instrumentasi,
Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam, Institut Teknologi Bandung,
Jl. Ganesha no. 10 Bandung, Indonesia, 40132
a) hariantowb[at]gmail.com
b) husniihsudha[at]yahoo.co.id
c) alsolkajer[at]gmail.com
d) nina[at]fi.itb.ac.id
e) mitra[at]fi.itb.ac.id
Abstract
Pada penelitian ini telah dirancang sistem penghitungan jumlah penumpang kendaraan menggunakan dua buah sensor ultrasonik HC SR04. Dengan menggunakan Internet of Things (IoT), data hasil pengukuran diolah dan dikirim oleh NodeMCU ESP8266 ke ponsel sehingga didapatkan data jumlah penumpang secara real time yang dapat dipantau dari jarak jauh. Data dapat diakses melalui aplikasi Blynk pada ponsel bersistem operasi android.
Keywords
Sensor ultrasonik; Internet of Things; jumlah penumpang
Topic
Instrumentasi (INS)
Corresponding Author
NURUL ASHRI
Institutions
PRODI IPA SEKOLAH PASCA SARJANA
UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA
Abstract
Dari hasil observasi mengenai bahan ajar berupa buku teks IPA yang digunakan di kelas VII SMP, ditemukan bahwa buku teks yang digunakan di sekolah-sekolah berbasis sebuah kurikulum terbaru tersebut memiliki beberapa kekurangan terutama dalam hal konten. Salah satu kekurangannya adalah dalam hal sistematika bahasan materi. Selain itu, tuntutan peraturan pemerintah mengenai pembelajaran IPA yang seharusnya disajikan terpadu juga menjadi kendala dalam menemukan buku ataupun bahan ajar yang benar-benar ideal. Sebuah bahan ajar yang ideal yang sistematikanya sesuai dengan tuntutan pembelajaran terpadu dapat diperoleh dengan cara mengembangkan bahan ajar sendiri, salah satunya menggunakan metode 4 Step Teaching Material Development (4S TMD). Metode pengembangan bahan ajar tersebut terdiri dari empat tahapan yaitu Seleksi, Strukturisasi, Karakterisasi dan Reduksi Didaktik. Tahapan yang kemudian akan dibahas lebih lanjut merupakan tahapan awal penyusunan bahan ajar yang terdiri dari seleksi, strukturisasi dan karakterisasi. Sementara itu, metode penelitian yang digunakan adalah Research dan Development (R&D). Pada tahapan seleksi dilakukan pemilihan segala bentuk informasi yang terkait dengan tema bahan ajar yang telah dipilih yaitu mengenai energi dan lingkungan. Dilanjutkan dengan tahapan strukturisasi yang berkaitan dengan usaha membentuk struktur kognitif siswa melalui komponen-komponen yang terdiri dari peta konsep, struktur makro dan multipel representasi. Hasil strukturisasi digabungkan dengan hasil seleksi kemudian dirunut sehingga menghasilkan sebuah draft bahan ajar yang siap diujicoba. Ujicoba merupakan bagian dari tahapan karakterisasi untuk membedakan antara konsep yang mudah dan sulit. Hasil ujicoba menunjukkan rerata persentasi tiap item soal mencapai 31%. Hal tersebut menunjukkan draft bahan ajar yang disusun masih membutuhkan proses reduksi dedaktik.
Keywords
bahan ajar, 4S TMD
Topic
Pembelajaran (EDU)
Corresponding Author
A. F. C. Wijaya
Institutions
Departemen Pendidikan Fisika
FPMIPA UPI
Abstract
Memahami kesulitan belajar siswa memiliki andil yang cukup signifikan dalam kondisi kemampuan guru mempersiapkan perencanaan pembelajaran yang belum maksimal. HLT adalah suatu bentuk lintasan belajar yang dipersiapkan guru dengan didasari atas pemikiran untuk memilih desain pembelajaran khusus, dengan demikian hasil belajar terbaik akan lebih mungkin dapat dicapai. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengenali kemampuan menganalisis respon siswa melalui HLT yang disediakan guru dalam perencanaan dan pelaksanaan pembelajarannya sebagai bentuk instrumen pembelajaran dan pengembangan beragam kemampuan siswa. Penelitian deskriptif kualitatif dipilih dalam mengumpulkan, mengolah, menginterpretasikan, dan merepresentasikan data yang digali dari sampel penelitian calon-calon guru fisika di tingkat sekolah menengah. Dalam proses pengolahannya, data diolah melalui dua jenis analisis, yaitu: analisis kualitatif respon siswa dalam proses pembelajaran berdasarkan prediksi respon yang telah disediakan, dan analisis skor tes beragam kemampuan siswa baik selama maupun setelah proses pembelajaran berlangsung sebagai hasil pengembangan kemampuan siswa yang terjadi. Hasil yang diperoleh menunjukan proses pembelajaran fisika yang disusun berorientasi HLT telah dapat mendorong calon guru dapat menyajikan pembelajaran yang efektif bagi siswa yang mengalami masalah belajar di kelas menurut kriteria Heward. Sedangkan dalam capaian pembelajaran berdasarkan kemampuan belajar siswa yang diperoleh menunjukan kemampuan siswa berkembang secara umum dalam kategori baik, dimana keterampilan proses sains yang berkembang diatas kategori cukup terampil dan aktivitas siswa yang berada pada kategori baik.
Keywords
Hypothetical Learning Trajectory (HLT), Kemampuan Siswa, Kriteria Heward
Topic
Pembelajaran (EDU)
Corresponding Author
Djoko Suwarno
Institutions
Program Studi Teknik Elektro
Fakultas Sains dan Teknologi
Universitas Sanata Dharma Yogyakarta
Kampus Paingan, Maguwoharjo Sleman 55284
Indonesia
Abstract
Telah dilakukan percobaan untuk melihat fenomena getaran osilasi teredam dengan menggunakan batang kayu yang diberi magnet dan batang aluminium. Magnet dan aluminium berfungsi sebagai peredam dengan fungsi jarak. Magnet yang bergerak menimbulkan efek arus eddy pada batang aluminium dan berakibat memperlambat osilasi pada batang kayu. Variasi jarak antara batang kayu yang diberi bandul magnet dengan batang aluminium mulai dari 20 mm sampai 0 mm. Analisis data dilakukan dengan menggunakan tracker video. Hasil yang diperoleh yaitu terjadi getaran osilasi yang teredam kritis pada jarak 2mm. Jarak lebih dari 2mm akan mengakibatkan osilasi kurang teredam, sedangkan jarak kurang dari 2 mm berakibat osilasi teredam lebih.
Keywords
getaran osilasi; pendulum; teredam kritis; tracker video
Topic
Physics
Corresponding Author
Widya Arisya Putri
Institutions
Institut Teknologi Bandung
Abstract
Masyarakat Indonesia masih memiliki ketergantungan yang tinggi pada energi yang bersumber dari fosil, namun perkembangan energi baru dan terbarukan masih belum signifikan. Indonesia kaya akan sumber daya alam. Banyak dari sumber daya alam ini yang dapat dimanfaatkan sebagai sumber energi terbarukan. Salah satunya adalah minyak kelapa. Minyak kelapa dengan rumus kimia CH3(CH2)2n. COOH memiliki sifat-sifat fisis yang dapat digunakan sebagai bahan baku pengaplikasian penyimpan energi termal yang dalam skala besar dapat menggantikan fungsi kerja air conditioner sehingga dapat menurunkan konsumsi energi listrik di Indonesia. Untuk itu dilakukan penelitian yang bertujuan untuk menghitung persentase kalor yang dilepas selama proses solidifikasi. Perhitungan kalor dilakukan dengan menggunakan metode perhitungan luasan grafik dan dengan menggunakan persamaan kalor untuk fase sensibel cair (fase I), fase transisi cair-padat (fase II), dan fase sensibel padat (fase III) pada 3 buah termometer etanol. Dari penelitian yang dilakukan didapatkan persentase menggunakan perhitungan luasan grafik pada termometer I, termometer II, dan termometer III untuk masing-masing fase I, fase II, dan fase III berturut-turut adalah 19,86%, 63,64%, 16,50% ; 13,93%, 62,52%, 23,55% ; dan 15,89%, 67,86%, 16,25%. Sedangkan persentase menggunakan persamaan kalor pada termometer I, termometer II, dan termometer III untuk masing-masing fase I, fase II, dan fase III berturut-turut adalah 7,17%, 88,35%, 4,48% ; 3,55%, 87,57%, 8,88% ; dan 4,44%, 87,57%, 7,99%. Dari data tersebut tampak bahwa minyak kelapa memiliki potensi penyimpan kalor paling besar pada fase laten.
Keywords
sistem penyimpan energi termal, kalor sensibel, kalor laten, minyak kelapa
Topic
Energi (ENG)
Corresponding Author
Frans Willy
Institutions
Institut Teknologi Bandung
Abstract
Kecelakaan lalu lintas akibat penerangan jalan yang kurang, sering terjadi di jalan raya yang mengakibatkan korban harta dan jiwa. Oleh sebab itu dibutuhkan suatu alat yang dapat mengontrol cahaya lampu di jalan raya supaya penerangannya tetap terjaga. Pada penelitian ini, sistem yang dibuat menggunakan dua buah sensor LDR yang dapat mendeteksi intensitas cahaya matahari dan lampu. Light Dependent Resistor (LDR) adalah jenis resistor yang nilai hambatannya berubah seiring intensitas cahaya yang diterima. Ketika intensitas cahaya yang diterima LDR bertambah maka hambatanya akan berkurang. Pada sistem ini, ketika LDR1 mendeteksi intensitas cahaya matahari dibawah ambang batas maka lampu penerangan jalan akan menyala dan LDR2 mulai bekerja untuk memantau lampu. Jika lampu mengalami kerusakan maka LDR2 akan mendeteksinya. Kemudian mengirimkan informasi ke PC. Sebaliknya bila LDR1 mendeteksi intensitas cahaya matahari diatas ambang batas maka lampu akan dipadamkan. Untuk akuisisi data digunakan interface DAQ dengan bantuan software LabVIEW. Sebelum digunakan sensor dikarakterisasi terlebih dahulu untuk menentukan nilai ambang batas intensitas cahaya matahri dan lampu.
Keywords
Sensor, LDR, intensitas cahaya matahari, intensitas cahaya lampu
Topic
Physics
Corresponding Author
Tisa Istiqomah Ariani
Institutions
Kelompok Keilmuan Fisika Material Elektronik, Program Studi Fisika,
Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam, Institut Teknologi Bandung,
Jl. Ganesha no. 10 Bandung, Indonesia, 40132
a) tistiqomahariani[at]gmail.com
b) fatimah[at]fi.itb.ac.id
Abstract
Pada makalah ini telah dihitung transmitansi elektron bergantung spin pada semikonduktor heterostruktur berpenghalang tunggal dengan menggunakan metode analitik dan numerik. Pendekatan fungsi gelombang eksponensial dan fungsi gelombang Airy digunakan sebagai metode analitik. Dan metode transfer matriks, digunakan sebagai metode numerik untuk mengetahui metode analitik terbaik dalam menghitung transmitansi. Dalam makalah ini, perhitungan transmitansi elektron dilakukan dalam dua kondisi, yaitu tanpa pemberian tegangan bias (potensial kotak) dan saat diberi tegangan (potensial trapezoid). Dari hasil perhitungan diperoleh bahwa transmitansi yang dihitung dengan menggunakan pendekatan fungsi gelombang Airy cocok dengan yang dihitung dengan metode transfer matriks. Hal ini menunjukan bahwa pendekatan fungsi gelombang Airy adalah metode analitik terbaik untuk menghitung transmitansi elektron bergantung spin pada heterostruktur.
Keywords
Airy; Eksponensial; Heterostruktur; Matriks transfer; Spin elektron; Transmitansi
Topic
Material (MAT)
Corresponding Author
Elita De Ovira
Institutions
a) Pendidikan Kimia, Universitas Pendidikan Indonesia
Jalan Dr. Setiabudhi Nomor 229 Bandung 40154, Indonesia
*elitadeovira25[at]yahoo.co.id
b) Pendidikan Kimia, Universitas Negeri Padang
Jalan Prof. Dr. Hamka Air Tawar Padang, Indonesia
Abstract
Strategi Questions Students Have (QSH) merupakan salah satu tipe pembelajaran aktif yang meminta siswa untuk bertanya melalui selembar kartu dan dibahas bersama-sama. Penelitian ini bertujuan untuk mengungkapkan apakah penggunaan strategi pembelajaran aktif tipe Questions Students Have dapat meningkatkan aktivitas dan hasil belajar kimia siswa pada materi Tata Nama Senyawa dan Persamaan Reaksi Kimia di kelas X SMAN 7 Padang. Jenis penelitian ini adalah penelitian eksperimen dengan rancangan penelitian Randomized Control Group Only Design. Kelas sampel diambil secara random sampling dan diperoleh kelas X7 sebagai kelas eksperimen dan X10 sebagai kelas kontrol. Hasil penelitian menunjukkan nilai rata-rata hasil belajar siswa pada kelas eksperimen adalah 62,5 dan kelas kontrol adalah 54,12. Kedua kelas sampel terdistribusi normal dan homogen, maka uji hipotesis yang digunakan adalah uji t pada taraf signifikansi alpha = 0,05. Setelah dilakukan uji-t diperoleh t hitung sebesar 2,646 sedangkan t tabel sebesar 2,00, artinya t hitung > t tabel. Sehingga dapat disimpulkan bahwa dengan menggunakan strategi pembelajaran aktif tipe Questions Students Have dapat meningkatkan aktivitas belajar dan hasil belajar siswa lebih tinggi secara signifikan daripada pembelajaran konvensional pada materi Tata Nama Senyawa dan Persamaan Reaksi Kimia di Kelas X SMAN 7 Padang.
Keywords
QSH, pembelajaran aktif, Tata Nama Senyawa dan Persamaan Reaksi Kimia
Topic
Pembelajaran (EDU)
Corresponding Author
Nani Mardiani
Institutions
a) Program Studi Pendidikan Fisika Pascasarjana UNY
Jl. Colombo No.1, Daerah Istimewa Yogyakarta, Indonesia
*nanimardiani.n1[at]gmail.com
b) Dosen Program Studi Pendidikan Fisika Pascasarjana UNY
Abstract
Penelitian ini menunjukkan bagaimana integrasi teknologi dalam pembelajaran turut serta menjadi bagian dari perkembangan untuk tercapainya tujuan pendidikan. Pengembangan Physics Interactive Learning sebagai media pembelajaran memfasilitasi bagaimana proses belajar berlangsung dengan cara yang baru, memungkinkan peserta didik berinteraksi dengan sumber belajar dan mendorong menjadi pebelajar yang lebih aktif. Media Physics Interactive Learning yang berbantuan android dapat digunakan dimana saja dan kapan saja diharapkan dapat membantu peserta didik dalam proses belajar sehingga dapat mereduksi miskonsepsi yang menjadi masalah dalam proses belajar. Penelitian ini bertujuan untuk: (1) mengetahui bagaimana karakteristik media pembelajaran Physics Interactive Learning yang sesuai dengan tahapan penelitian dan pengembangan; 2) mengetahui kelayakan media pembelajaran yang dikembangkan; serta 3) mengetahui reduksi miskonsepsi peserta didik yang menggunakan media pembelajaran berbantuan Android yang dikembangkan dengan peserta didik yang tidak menggunakan media pembelajaran berbantuan Android. Penelitian ini merupakan penelitian dan pengembangan, mengadaptasi model pengembangan Borg & Gall. Hasil penelitian adalah: (1) software media pembelajaran berbantuan Android (apk) yang mendukung pembelajaran fisika SMA pada materi suhu dan kalor, media menyajikan penjelasan materi, simulasi, contoh soal, latihan soal yang bervariasi, menarik, dan interaktif; 2) media pembelajaran yang dinilai layak digunakan dan memiliki kualitas sangat baik berdasarkan penilaian ahli materi, peer reviewer, dan guru fisika dan memiliki kriteria kualitas baik berdasarkan penilaian ahli media pembelajaran dan peserta didik; serta 3) terdapat perbedaan reduksi miskonsepsi peserta didik yang menggunakan media pembelajaran berbantuan Android dengan peserta didik yang tidak menggunakan media pembelajaran berbantuan Android.
Keywords
media pembelajaran, interaktif, fisika, miskonsepsi, android, physics interactive learning
Topic
Pembelajaran
Corresponding Author
Unang Purwana
Institutions
Sekolah Pascasarjana Universitas Pendidikan Indonesia
Abstract
Penalaran (reasoning) merupakan salah satu bagian dari berpikir yang aplikasinya dalam proses inkuiri ilmiah dikenal sebagai penalaran ilmiah (scientific reasoning). Kompetensi bernalar ilmiah selayaknya dimiliki oleh mahasiswa calon guru di LPTK agar dapat menjadi pemikir yang kritis dan pemecah masalah yang efektif. Penelitian awal ini merupakan rangkaian penelitian yang secara umum bertujuan mengembangkan model pembelajaran inovatif sebagai wahana melatihkan dan mengembangkan kompetensi bernalar ilmiah mahasiswa pada matakuliah Fisika Sekolah. Penelitian awal ini bertujuan mengukur kondisi awal (base-line) mahasiswa peserta matakuliah tersebut sebanyak 20 orang pada tahun akademik 2015/2016 dengan menggunakan instrumen Lawsons Classroom Test of Scientific Reasoning � LCTSR (Lawson, 2000), yang mencakup aspek kemampuan: konservasi siswa (students� conservation) , berpikir proporsional (proportional thinking), identifikasi dan kontrol variabel (identification and control of variables), berpikir probabilistik (probabilistic thinking), berpikir korelatif (correlative thinking), dan berpikir hipotetik deduktif (hypothetic-deductive thinking ability). Hasil penelitian menunjukkan bahwa kompetensi awal mahasiswa dalam bernalar ilmiah pada aspek proporsional dan probabilitas berada pada kategori cukup, pada aspek konservasi dan kontrol variabel berada pada kategori kurang, sedangkan pada aspek korelasi dan hipotesis deduktif berada pada kategori kurang sekali. Hasil pengukuran tersebut kemudian dikaji relevansinya dengan tahap perkembangan berpikir mahasiswa sehingga menghasilkan rancangan model pembelajaran hypothesis-based inkuiri untuk meningkatkan kompetensi bernalar ilmiah mahasiswa calon guru fisika.
Keywords
penalaran, penalaran ilmiah, dan model pembelajaran hypothesis-based inkuiri
Topic
Pembelajaran
Corresponding Author
Sparisoma Viridi
Institutions
Institut Teknologi Bandung
Abstract
Sistem granular satu dimensi yang hanya memiliki gravitasi diri ditelaah dalam tulisan ini. Setiap dua butiran yang berdekatan dapat saling ditukar posisinya melalui suatu operator tukar yang bekerja secara acak dengan syarat energi potensial sistem setelah kedua butiran ditukar harus lebih rendah dari sebelumnya. Butiran dapat berbeda massa, ukuran, ataupun kerapatan. Dua buah intruder diletakkan agak terpisah sebagai syarat awalnya. Teramati adanya kompetisi antara efek volume dan massa yang membuat kedua intruder saling mendekat atau menjauh. Rasio massa (m_A/m_B > 1) dan (D_A/D_B = 1) membuat intruder saling mendekat, sedangkan (D_A/D_B > 1) dan (m_A/m_B = 1) sama membuat kedua intruder saling menjauh. Hal ini mirip dengan efek kacang Brasil yang atraktif antar sesamanya, yang dialamatkan dengan adanya gaya Casimir.
Keywords
Efek kacang Brasil, gravitasi diri, satu-dimensi, gaya Casimir
Topic
Komputasi dan Pemodelan (COM)
Corresponding Author
Inayatus Sholichah
Institutions
Statistika, Institut Teknologi Sepuluh Nopember
Abstract
Iklim ekstrim seringkali memberikan dampak negatif bagi kehidupan. Sehingga mengetahui pola perubahannya dapat mengurangi resiko dampak yang ditimbulkan iklim ekstrim. Mencari nilai estimasi yang tepat dari data lama yang berjumlah besar bisa dijadikan acuan untuk mengetahui keadaan iklim yang akan datang. Motede analisis data ekstrim yang biasa digunakan kalangan hidrologi adalah Exterme Value Theory (EVT) dengan pendekatan Linier Moments (L-Moments) dan Maximum Likelihood Estimation (MLE). Pada penelitian ini dilakukan pengambilan sampel dengan Block Maxima mengikuti distribusi Generalized Extreme Value. Perbandingan performa metode pendekatan estimasi parameter dengan dilakukan studi simulasi. Hasil penelitian ini yaitu hasil estimasi parameter dengan metode MLE mendapatkan fungsi yang tidak close form sedangkan metode L-Moments mendapatkan fungsi yang close form. GEV,MLE,L-Moments.
Keywords
GEV,MLE,L-Moments.
Topic
Teoretik (THE)
Corresponding Author
Dimas Syafindra
Institutions
Program Studi Fisika,
Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam, Universitas Negeri Jakarta
Jl.Rawamangun Muka, Jakarta Timur, 13220
Abstract
Pengujian secara elektrokimia memerlukan suatu perangkat khusus yang dinamakan potensiostat. Potensiostat berfungsi untuk mengatur potensial listrik antara elektroda kerja (working electrode) dan elektroda pembanding (reference electrode) serta mengukur arus listrik antara elektroda kerja dan elektroda bantu (counter electrode) didalam sel elektrokimia. Potensiostat dapat diaplikasikan dalam berbagai keperluan seperti monitoring lingkungan, mengontrol kualitas makanan dan obat-obatan, biosensor, sensor kimia, pelapisan material, analisis korosi, dan analisis sifat-sifat material. Namun, potensiostat yang beredar saat ini memiliki ukuran besar dan harga mahal. Pada penelitian ini dikembangkan suatu potensiostat dengan rangkaian sistem yang lebih sederhana sehingga mengurangi biaya pembuatan yang dikeluarkan, menggunakan LM324 sebagai Op-Amp dan mikrokontroler ATXMEGA32D4AU sebagai pengontrol sistem. Rentang pengaturan potensial listrik yang dapat diberikan antara -1500mV dan +1500mV dengan rentang pembacaan arus listrik antara -3mA dan 3mA dan memiliki kesalahan (error) maksimum sebesar 2.92%.
Keywords
mikrokontroler ATXMEGA32D4, potensiostat
Topic
Instrumentasi (INS)
Corresponding Author
Itan Yustiani Syaban
Institutions
Institut Teknologi Bandung
Abstract
Senyawa porfirin banyak dikembangkan untuk berbagai aplikasi, antara lain sebagai agen fotodinamik terapi untuk kanker dan bahan pemeka pada sel surya. Pada penelitian ini dilakukan sintesis senyawa tetrafenilporfirin (TPP) menggunakan autoclave dengan memvariasikan oksidator yang digunakan. Dengan autoclave, sintesis dilakukan pada suhu dan tekanan tinggi dalam kondisi tertutup dan aman. Sintesis tetrafenilporfirin melalui dua tahap reaksi yaitu kondensasi dan oksidasi. Oksidator yang digunakan pada penelitian ini adalah gas oksigen dan p-chloranil. Hasil sintesis dengan oksidator oksigen dan p-chloranil menghasilkan produk yang sama dan menunjukkan karakteristik senyawa tetrafenilporfirin Hasil kromatografi lapis tipis (KLT) dengan eluen n-heksana : etil asetat = 7 : 1 (v/v) menunjukkan kedua hasil sintesis memiliki spot yang sama dengan nilai Rf sebesar 0,74. Spektrum UV-sinar tampak kedua senyawa hasil sintesis menunjukkan fitur serapan yang sama dan sesuai dengan karakteristik fitur serapan senyawa tetrafenilporfirin, memiliki satu pita Soret pada panjang gelombang 418 nm dan empat pita Q pada panjang gelombang 514; 550; 589 dan 647 nm. Spektrum serapan infra merah senyawa hasil sintesis memperlihatkan adanya serapan pada bilangan gelombang 3318-3320 cm-1 yang menunjukkan vibrasi N-H; 3130-3132 cm-1, 3108 cm-1, dan 3075-3078 cm-1 yang menunjukkan vibrasi C�H pada pirol, dan serapan pada bilangan gelombang 3054 cm-1 dan 3021-3024 cm-1 yang menunjukkan adanya vibrasi fenil. Ketiga jenis vibrasi tersebut merupakan jenis vibrasi yang khas pada tetrafenilporfirin. Spektrum 1H NMR dari senyawa hasil sintesis juga menunjukkan adanya hidrogen pirol pada geseran kimia 8,8 ppm, hidrogen fenil pada geseran kimia 8,2 ppm dan 7,7 ppm, serta hidrogen N-H pirol pada geseran kimia -2,7 ppm. Hasil karakterisasi menunjukkan bahwa kedua senyawa hasil sintesis merupakan senyawa tetrafenilporfirin telah berhasil disintesis menggunakan oksidator oksigen dan p-chloranil dengan rendemen berturut-turut sebesar 24,6% dan 25%. Rendemen hasil sintesis dengan menggunakan oksidator oksigen dan p-chloranil hampir sama, namun bentuk kristalin TPP yang dihasilkan p-chloranil memiliki ukuran lebih besar.
Keywords
sintesis tetrafenilporfirin, autoclave, oksidator oksigen, oksidator p-chloranil
Topic
Lain-lain (ETC)
Corresponding Author
Bram Yohanes Setiadi
Institutions
Program Studi Fisika, Institut Teknologi Bandung
*email: bramyohanes.94[at]gmail.com
Abstract
Gerak granular (objek berupa butiran) dapat digunakan untuk mepresentasikan ulang berbagai fenomena fisis dalam kehidupan sehari-hari. Aliran fluida, distribusi objek tertentu, bahkan interaksi sosial dapat dianalogikan sebagai respon gerak dari granular. Butiran bergerak dari tempat dengan potensi energi yang lebih tinggi menuju yang lebih rendah. Penelitian ini menggunakan medan magnet sebagai sumber energi (gangguan) yang menyebabkan granular berbahan logam merespon dengan gerakan. Medan magnet dihasilkan menggunakan solenoid yang terkuantisasi. Lempeng-lempeng logam diberikan pada bagian tengah solenoid untuk memperkuat medan magnet yang dihasilkan. Variasi nilai kuat arus (I) timbul sebagai respon dari variasi beda potensial (V) input, yang dimonitor menggunakan mikrokontroler. Arah arus listrik juga menjadi variabel terikat yang dikendalikan secara manual menggunakan saklar Double Pole Double Throw (DPDT). Hasil rancang bangun berupa sistem kontrol kuat medan magnet eksternal dan arah polarisasinya, serta respon gerakan granular logam berdipol magnet secara translasi (sliding) dan rotasi.
Keywords
granular, medan magnet, mikrokontroler, solenoid
Topic
Instrumentasi (INS)
Corresponding Author
Alamsyah Rizki Isroi
Institutions
a) Kelompok Keahlian Fisika Bumi dan Sistem Kompleks, Program Studi Fisika, Institut Teknologi Bandung, Jl. Ganesha 10, Bandung 40132, Indonesia
*rizkiisroi[at]live.com
b) Pertamina Geothermal Energy, Menara Cakrawala lt 11, Jl. MH. Thamrin No.9, Jakarta 10340
Abstract
Indonesia merupakan negara dengan potensi panas bumi terbesar dengan jumlah sekitar 25.875 MW atau � 40% dari cadangan dunia. Indonesia terletak pada area Ring of Fire yang mencakup wilayah sepanjang 40.000 km membentang mengelilingi samudera Pasifik, akibatnya Indonesia memiliki 127 gunungapi. Di samping itu, secara geografis Indonesia berada pertemuan antara tiga lempeng besar, yaitu lempeng Eurasia, lempeng pasifik, dan lempeng Indo-Australia yang berperan aktif dalam pembentukan zona subduksi dan gunungapi Indonesia. Kondisi geologi ini memberikan kontribusi ketersediaan energi panas bumi Indonesia. Energi geothermal adalah energi yang tersimpan di dalam kerak bumi. Sumber panas bumi didefenisikan sebagai suatu reservoir di mana energi panas bumi dapat diekstraksi secara ekonomis dan dimanfaatkan untuk keperluan industri, pertanian atau keperluan-keperluan lain yang sesuai. Eksplorasi panas bumi dapat dilakukan dengan metode geofisika, salah satunya yaitu metode microseismic dengan penentuan hiposenter gempa menggunakan metode single event determination (SED) yang digunakan untuk mengidentifikasi gempa-gempa kecil berkekuatan ≤ 3 SR yang umumnya disebabkan oleh simulasi hidrolik, kegiatan produksi atau injeksi dan pengeboran. Metode ini menunjukkan sebaran zona-zona kejadian gempa melalui letak hiposenter dan episenter. Hiposenter adalah lokasi fisik dari sumber gempa, biasanya diberikan dalam longitude (x0), latitude (y0), kedalaman di bawah permukaan (z0), dan juga waktu terjadinya gempa (t0). Saat hiposenter dan waktu asal ditentukan oleh waktu kedatangan fase seismik dimulai oleh gempa pertama, lokasi akan dihitung sesuai dengan titik di mana gempa dimulai. Dimulai dari t adalah waktu tiba pertama (first arrival time) gelombang seismik di setiap stasiun pengamatan (seismometer) ke-i (x i , y i , z i ) dari hiposenter (x 0 , y 0 , z 0 ), t Cal adalah waktu tempuh kalkulasi berdasarkan model kecepatan satu dimensi bawah permukaan dan t 0 adalah waktu asal (origin time).
Keywords
geothermal, hiposenter, micro seismik, SED
Topic
Kebumian (EPS)
Corresponding Author
Iful Amri
Institutions
(a) Kelompok Keahlian Fisika Teori Energi Tinggi dan Instrumentasi (FTETI)
Program Studi Magister Fisika, Institut teknologi Bandung
*iful.amri[at]yahoo.com
**m0210056[at]gmail.com
Abstract
Alat pengocok bahan kimia otomatis (Automatic Chemical Shaker) diperlukan dalam eksperimen agar waktu eksperimen efisien namun dengan tetap memperhatikan faktor ekonomi. Penelitian ini dilakukan untuk merancang alat pengocok kimia otomatis berbasis Mikrokontroler ATMega16 dengan bahasa pemrograman C. Shaker dirancang sedemikian rupa sehingga arah geraknya vertikal dengan menambahkan instrument pegas. Rancangan ini memungkinkan pengaturan lama waktu pengocokan. Dengan memanfaatkan ATMega16, kontrol jeda waktu pengocokan dapat dilakukan. Selain itu rancangan ini memungkinkan pengaturan kecepatan kocok secara otomatis. Tampilan LCD menunjukkan parameter waktu dan kecepatan kocok. Sedangkan jeda waktu kocok diindikasikan dengan menyalanya LED.
Keywords
shaker, ATMega16, bahasa C, kecepatan, LCD
Topic
Physics
Corresponding Author
Wilson Jefriyanto
Institutions
a) Laboratorium Elektronika,
Kelompok Keilmuan Fisika Teoretik Energi Tinggi dan Instrumentasi,
Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam, Institut Teknologi Bandung,
Jl. Ganesha no. 10 Bandung, Indonesia, 40132
*wilsonjefriyanto[at]gmail.com
Abstract
Telah dilakukan analisis kolorimetri menggunakan alat kolorimeter berbasis mikrokontroler. Kolorimetri merupakan metode perbandingan menggunakan perbedaan warna, sehingga dapat menentukan kadar ion logam dalam sampel padatan maupun cairan. Pada umumnya analisis kolorimetri menggunakan Spektrometer UV-Vis. Namun, untuk analisis alat ini alat ini tergolong mahal, sehingga sangat jarang digunakan dalam kegiatan praktikum. Pada penelitian ini, telah dirancang sebuah kolorimeter yang dapat mengukur frekuensi dari sebuah spektrum warna yang dideteksi oleh sensor TCS 3200 dan Arduino UNO sebagai mikrokontroler. Sampel yang digunakan untuk pengamatan yaitu larutan Benedict berwarna biru dengan variasi konsentrasi larutan 100%, 50%, 33%, 25%, 20% dan 17%. Dari data hasil pengukuran, didapatkan semakin rendah konsentrasi dari benedict, maka semakin rendah frekuensinya. Nilai frekuensi ini, berbanding lurus dengan intensitas cahaya. Data absorbansi memperlihatkan bahwa larutan benedict menyerap lebih banyak spektrum warna merah.
Keywords
Kolorimetri ; kolorimeter ; Mikrokontroler Arduino UNO ; Spektrometer UV-Vis ; Sensor TCS 3200
Topic
Instrumentasi (INS)
Corresponding Author
Ria Amora
Institutions
Universitas Islam Indonesia
Abstract
Pada awal tahun 2016 wabah Demam Berdarah Dengue (DBD) di Indonesia memang tengah memuncak, penyakit tersebut disebabkan oleh virus dengue dan menyebar ke manusia melalui gigitan nyamuk Aedes Aegypti. Berdasarkan data tahun 2015 di RSUD R. Syamsudin SH, didapatkan bahwa DBD memasuki 10 besar penyakit yang banyak terjadi selama tahun 2015 dan menjadi urutan ketiga setelah penyakit Gastro Enteritis dan Congestive Heart Failure. Seiring dengan banyaknya pasien kasus DBD akan memungkinkan data dengan jumlah skala yang sangat besar dapat terakumulasi, dengan memanfaatkan data tersebut penulis ingin menerapkan salah satu teknik data mining dengan perhitungan statistika dalam melakukan diagnosis penyakit Demam Dengue dan Demam Berdarah Dengue. Metode yang digunakan adalah Na�ve Bayes dengan menggunakan sebanyak 73 data pasien kasus DBD dan suspect DBD yang di rawat inap di RSUD R. Syamsudin, SH periode 01 Januari - 06 Februari 2016. Hasil analisis menunjukan bahwa gejala demam, sakit kepala, mialga, artalgia, ruam, leukopenia, manifestasi perdarahan, trombosit dan hematokrit menunjukan adanya perbedaan antara pasien kasus DD dan DBD, sehingga atribut-atribut tersebut bisa menjadi indikator untuk mendiagnosis penyakit DD dan DBD. Sedangkan gejala nyeri retro-orbital tidak menunjukan perbedaan antara pasien kasus DD dan DBD, maka gejala nyeri retro-orbital tidak bisa dijadikan sebagai indikator untuk mendiagnosis penyakit kasus DD dan DBD. Hasil analisis juga menunjukan bahwa ketepatan klasifikasi pasien kasus DD dan DBD menggunakan model Na�ve Bayes pada penelitian ini adalah sebesar 93% atau memiliki nilai error sebesar 7%.
Keywords
Demam Dengue, Demam Berdarah Dengue, Data Mining, Na�ve Bayes
Topic
Komputasi dan Pemodelan
Corresponding Author
valentinus galih vidia putra
Institutions
Universitas Gadjah Mada
Politeknik STTT
Abstract
Proses pembentukan benang dalam industri tekstil di Indonesia umumnya menggunakan mesin ring spinning. Benang yang diproduksi menggunakan mesin ring spinning memiliki suatu tekstur yang berbeda dengan benang yang diproduksi dengan jenis mesin yang lain seperti mesin OE, mesin Air jet dsb. Pada penelitian ini dikaji bentuk pergerakan serat-benang dalam tampang lintang yang mendekati bentuk struktur benang Ring Spinning menggunakan persamaan geodesik yang menggunakan prinsip mekanika analitik
Keywords
Benang pintal,Ring spinning,Persamaan geodesik
Topic
Material (MAT)
Corresponding Author
Al Barra Harahap
Institutions
Institut Teknologi Bandung
Abstract
Peta topografi adalah jenis peta yang ditandai dengan skala besar dan detail, biasanya menggunakan garis kontur dalam pemetaan modern. Sebuah peta topografi biasanya terdiri dari dua atau lebih peta yang tergabung untuk membentuk keseluruhan peta. Sebuah garis kontur merupakan kombinasi dari dua segmen garis yang berhubungan namun tidak berpotongan, ini merupakan titik elevasi pada peta topografi. Dalam pembuatan peta topografi umum dilakukan dengan melakukan pengukuran titik dengan menggunakan teodolit. Proses pengukuran dengan menggunakan alat ini membutuhkan waktu relatif lebih lama karena harus dilakukan pada setiap titik dan alat yang digunakan relatif mahal. Namun, dengan menggunakan sensor IMU 10 DOF (Degree of Freedom) proses pengukuran akan lebih sederhana yaitu dengan menggerakkan alat yang dipasangi oleh sensor sepanjang garis topografi yang akan diukur dan proses pengambilan data dapat lebih akurat karena titik data yang diambil lebih banyak.
Keywords
Arduino, IMU, Peta, Sensor 10 DOF, Topografi
Topic
Physics
Corresponding Author
parlindungan sinaga
Institutions
Departemen Pendidikan Fisika FPMIPA UPI
Abstract
Mahasiswa yang masuk perguruan tinggi negri memiliki kualitas yang baik sebab mereka telah berhasil melewati tes saringan masuk yang cukup ketat. Namun setelah mereka menjadi mahasiswa perguruan tinggi banyak yang tidak sukses dalam mengikuti program perkuliahan. Masalah yang teridentifikasi ialah mahasiswa belum memiliki strategi dan self regulated untuk belajar di perguruan tinggi. Permasalahan yang diteliti dalam penelitian ini ialah bagaimanakah meningkatkan pemahaman konseptual mahasiswa melalui pendekatan pembelajaran yang membantu menumbuhkan strategi dan self-regulated mahasiswa. Metode penelitian yang digunakan ialah quasi eksperimen dengan pre-test post-test control group design. Subjek penelitian ialah mahasiswa program pendidikan fisika dan mahasiswa program fisika yang menjadi peserta perkuliahan fisika modern pada tahun 2014. Instrumen yang digunakan ialah tes pemahaman konsep, four rating scale questionner learning strategy dan pedoman interview semi-structure Data penelitian diolah secara kuantitatif dan kualiatif. Kesimpulan yang diperoleh ialah pendekatan pembelajaran untuk membantu menumbuhkan strategi dan self-regulated mahasiswa yang disisipkan pada perkuliahan fisika modern dapat meningkatkan pemahaman konseptual pada pokok bahasan dualisme gelombang partikel dengan persentase rata-rata gain yang dinormalisasin pada kriteria sedang dan efect size dengan kriteria tinggi. Pendekatan pembelajaran yang dirancang juga dapat meningkatkan strategi dan self-regulated mahasiswa dengan persentase rata-rata gain yang dinormalisasi termasuk pada kriteria sedang.
Keywords
self regulated, strategi pembelajaran, peningkatan pemahaman konseptual
Topic
Pembelajaran (EDU)
Corresponding Author
Miftahul Husnah
Institutions
a) Kelompok Keahlian Fisika Material dan Elektronik, Program Studi Fisika, Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam, Institut Teknologi Bandung, Bandung 40132, Indonesia
b) National Research Center for Nanotechnology (NRCN)
Institut Teknologi Bandung, Bandung 40132, Indonesia
*ferry[at]fi.itb.ac.id
Abstract
Grafena merupakan alotrop karbon yang berbentuk lembaran datar tipis di mana setiap atom karbon memiliki ikatan sp2 dan dikemas dalam bentuk kisi kristal seperti sarang lebah, yang mempunyai ketebalan satu atom. Grafena menjadi pusat perhatian dunia dalam beberapa tahun ini karena sifatnya yang luar biasa dan memiliki potensi besar untuk aplikasi nanoelektronik material serta aplikasi lain diberbagai bidang. Salahsatu metode sintesis grafena yang digunakan yaitu proses sintesis kimiawi dengan cara mereduksi oksida grafena, namun dalam proses sintesis ini memerlukan waktu yang cukup lama serta penggunaan asam berbahaya yang banyak, sehingga perlu dilakukan perlakuan sintesis yang dapat menghasilkan grafena (rGO) dengan waktu yang lebih singkat dan proses sintesis yang aman serta kulaitas yang lebih baik. Pada penelitian ini grafena di sintesis dengan bantuan microwave, dengan metode yang proses sintesisnya cepat, mudah dan safety. Karakterisasi yang digunakan pada penelitian ini yaitu XRD, FT-IR, SEM dan 4 point probe. Dari hasil XRD dan FT-IR menunjukkan rGO telah berhasil disintesis, dan hasil Scanning Electron Microscope (SEM) menunjukkan morfologi rGO berbentuk lembaran-lembaran tipis dengan nilai konduktivitas listrik yang baik yaitu 1,9 S/cm.
Keywords
Grafena; Konduktivitas listrik; Reduced graphene oxide
Topic
Physics
Corresponding Author
Sanny Suryanty Silaban
Institutions
Universitas Pendidikan Indonesia
Abstract
Artikel ini bertujuan untuk menganalisis didaktik berdasarkan profil penguasaan konsep siswa pada Suhu dan Kalor. Penguasaan konsep merupakan kemampuan siswa dalam memahami konsep Suhu dan Kalor, baik konsep secara teori maupun penerapannya dalam kehidupan sehari-hari. Penguasaan konsep mempengaruhi bagaimana siswa menerapkan konsep yang sudah dipelajarinya ke dalam masalah Fisika maupun peristiwa dalam kehidupan sehari-hari. Hasil observasi di lapangan membuktikan proses pembelajaran di sekolah belum melatihkan penguasaan konsep secara optimal. Maka penelitian ini dilakukan untuk menemukan cara-cara dalam mengajarkan materi Suhu dan Kalor yang dapat melatihkan kemampuan penguasaan konsep siswa secara optimal. Metode penelitian ini adalah deskriptif, Untuk mendapatkan profil penguasaan konsep siswa, penelitian dilakukan pada 40 orang siswa di salah satu SMA di kota Medan. Hasil penelitian menunjukkan profil penguasaan konsep siswa masih rendah. Kelemahan siswa dalam menjawab soal materi Suhu dan Kalor adalah: kesalahan dalam memahami konsep, kesalahan menghitung, dan kesalahan pada penerapan materi suhu dan kalor dalam kehidupan sehari-hari. Berdasarkan profil penguasaan konsep siswa, maka dilakukan analisis didaktik dan hasilnya digunakan untuk perancangan proses pembelajaran yang dapat melatihkan kemampuan penguasaan konsep siswa pada materi Suhu dan Kalor
Keywords
Analisis didaktik, Penguasaan Konsep, Suhu dan Kalor
Topic
Pembelajaran (EDU)
Corresponding Author
Elisabeth Dian Atmajati
Institutions
Institut Teknologi Bandung
Abstract
Rancang bangun neraca pegas digital berbasis ATmega8535 telah berhasil dibuat. Neraca pegas biasanya menampilkan hasil pengukuran dengan skala. Metode pembacaan pengukuran pada skala ini memiliki tingkat eror yang cukup besar. Pada penelitian ini dibuatlah rangcang bangun neraca pegas digital. Pembacaan gaya yang terukur ditampilkan pada layar LCD 16x2. Digitalisasi alat dilakukan dengan microcontroller ATmega8535. Pada ujung-ujung pegas dipasang LED dan LDR. Perubahan jarak LED terhadap LDR, yang diakibatkan oleh perubahan panjang pegas, akan mempengaruhi nilai resistansi pada LDR. Kalibrasi alat dilakukan melalui perbandingan hasil pengukuran dengan neraca pegas pabrikan. Alat ini dapat diaplikasikan sebagai neraca pegas biasa atau digunakan dalam praktikum fisika dasar yang memerlukan pengukuran gaya. Data praktikum dapat ditampilkan di PC sehingga lebih mudah dalam pengolahan data.
Keywords
neraca pegas digital, LDR, ATmega8535
Topic
Physics
Corresponding Author
Siti Nurdianti Muhajir
Institutions
Universitas Islam Negeri Sunan Gunung Djati
Jl. A.H. Nasution No. 105 Cibiru Bandung
Abstract
Salah satu kemampuan yang harus dimiliki oleh mahasiswa untuk menghadapi era industrialisasi dan globalisasi adalah kemampuan literasi sains. Untuk meningkatkan kemampuan literasi sains mahasiswa maka dalam penelitian ini kami menggunakan model problem solving laboratory (PSL) dalam proses pembelajaran Fisika Dasar II. Problem solving laboratory adalah model pembelajaran yang menyajikan permasalahan di dalam kelas sedang penyelasainnya dilakukan dengan kegiatan di laboratorium. Metode penelitian yang digunakan adalah pre-experimental, dengan desain One Group Pretest-Posttest Design. Sampel penelitian ini adalah 15 mahasiswa semester II Prodi Pendidikan Fisika UIN Sunan Gunung Djati Bandung dengan menggunakan teknik random sampling. Data peningkatan kemampuan literasi sains mahasiswa didapatkan melalui tes soal uraian. Berdasarkan uji hipotesis statistik menggunakan uji t menyatakan bahwa terdapat peningkatan kemampuan literasi sains mahasiswa yang signifikan dengan menerapkan model problem solving laboratory dengan nilai N-Gain rata-rata 0,55 yang termasuk kategori sedang. Dengan demikian model problem solving laboratory dapat diterapkan sebagai salah satu upaya untuk meningkatkan kemampuan literasi sains mahasiswa
Keywords
Problem solving laboratory, kemampuan literasi sains
Topic
Pembelajaran (EDU)
Corresponding Author
Widyaningrum Indrasari
Institutions
1)Program Studi Fisika, Fakultas MIPA, Universitas Negeri Jakarta
2)Departemen Fisika, Fakultas MIPA, Institut Teknologi Bandung
Abstract
Sensor fluxgate merupakan sensor vektor magnetik yang mempunyai sensitivitas tinggi dan dapat mengukur medan magnet DC maupun AC pada rentangan 100 pT � 0,5 mT. Sensor fluxgate banyak digunakan untuk menentukan medan magnetik bumi, navigasi, dan mendeteksi material berdasarkan sifat magnetiknya. Dalam paper ini, akan dipaparkan karakterisasi sensor fluxgate dalam mendeteksi medan magnetik lemah dari sumber medan AC, dengan variasi kuat arus sumber medan magnetik serta variasi material magnetik pengganggu. Sumber medan yang digunakan terdiri dari pembangkit sinyal sinusoida, penguat daya, dan solenoida. Sementara itu sensor yang digunakan mempunyai sensitivitas 34 mV/μT dan 755 mV/μT. Sensor dapat mengukur perubahan medan magnet AC lemah hingga 0,5 �T. Hasil pengukuran sensor kemudian dibandingkan dengan perhitungan secara teori berdasarkan Hukum Hukum Biot-Savart serta menggunakan alat ukur standar berupa fluxmeter.
Keywords
fluxgate, medan magnet AC, material magnetik pengganggu, fluxmeter
Topic
Physics
Corresponding Author
Aloysius Rusli
Institutions
Jurusan Fisika, FTIS, Universitas Katolik Parahyangan
Ciumbuleuit 94
Bandung 40141
Indonesia
Abstract
Literasi ilmu (science literacy) dapat diartikan sebagai kemampuan-memahami-ilmu-sebagai-hasil-karya-manusia, sedangkan literasi cara ilmiah (scientific literacy) dapat dibedakan dari itu dari segi perhatian-lebihnya pada segi proses ilmiahnya. Kedua literasi ini tampak makin dibutuhkan masyarakat masa kini, akibat melimpahnya hasil ilmu, sehingga perlu dikuasai cara menyaring keabsahan berbagai informasi melimpah itu, ditambah pula dengan cara menyarikan makna-makna yang tak terukur (metafisis) tetapi yang mulai makin diperlukan pada masa kini, agar manusia dapat tetap bertahan sebagai pengendali ilmu dan teknologi. Salah satu cara menumbuhkan literasi ilmu dan cara ilmiah ini adalah dengan menelusuri sejarah berkembangnya konsep �atom�, karena dapat menunjukkan bagaimana sikap dan perilaku manusia dalam memaknai apa yang diamatinya dalam alam raya ini. Dari penelusuran ini, ingin ditunjukkan bahwa inovasi pembelajaran tentang ini perlu makin dikembangkan.
Keywords
Literasi ilmu, literasi cara ilmiah, atom, metafisika
Topic
Pembelajaran
Corresponding Author
Diva Addini Maghribi Muyassiroh
Institutions
a) Kelompok Keahlian Fisika Material dan Elektronik, Program Studi Fisika,
Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam, Institut Teknologi Bandung, Bandung 40132, Indonesia
b) Research Center for Nanoscience and Nanotechnology, Institut Teknologi Bandung, Bandung 40132, Indonesia
*Email : ferry[at]fi.itb.ac.id
Abstract
Sel surya perovskite organik-inorganik (CH3NH3PbI3-xClx) merupakan salah satu jenis sel surya yang menarik perhatian para peneliti karena biaya fabrikasi yang murah dan efisiensi konversi energi yang terus meningkat.Perovskite CH3NH3PbI3-xClxdisintesis dari CH3NH3I dan PbCl2 yang dilarutkan pada DMF (Anhydrous N,N-Dhymetilformamide). Pada penelitian ini, PbCl2 disintesis dari kawat solder melalui metode pemanasan. Keterbentukan PbCl2 hasil sintesis dilihat menggunakan X-Ray Diffractometer (XRD).Perovskite berbasis kawat solder kemudian diaplikasikan pada divais sel surya FTO/compact-TiO2/mesoporous-TiO2/CH3NH3PbI3-xClx/Spiro-OMeTAD/Ag. Namun, sifat hidroskopik dari perovskite menyebabkan lifetime dari sel surya ini sangat singkat. Oleh karena itu, dilakukan optimasi sel surya perovskite dengan cara mengontrol kelembaban lingkungan untuk mencegah degradasi lapisan perovskite karena uap air di udara. Selain itu, perak digunakan sebagai elektroda pengganti grafit untuk memperbaiki performa divais sel surya.
Keywords
Efisiensi; Kawat solder; Perovskite.
Topic
Physics
Page 20 (data 571 to 600 of 753) | Displayed in 30 data/page
Featured Events
Embed Logo
If your conference is listed in our system, please put our logo somewhere in your website. Simply copy-paste the HTML code below to your website (ask your web admin):
<a target="_blank" href="https://ifory.id"><img src="https://ifory.id/ifory.png" title="Ifory - Indonesia Conference Directory" width="150" height="" border="0"></a>
Site Stats