Event starts on 2016.07.21 for 2 days in Bandung
http://portal.fi.itb.ac.id/snips2016 | https://ifory.id/conf-abstract/4chQ7E9Cp
Page 2 (data 31 to 60 of 325) | Displayed ini 30 data/page
Corresponding Author
Nur Faizin
Institutions
Institut Teknologi Bandung
Abstract
Fenomena fisika yang berkaitan erat dengan proses grinding adalah peristiwa tumbukan antar dua benda. Dalam penelitian ini proses yang dikaji yaitu tumbukan antara material butiran dengan bola baja. Pada umumnya proses grinding material, berlangsung di dalam sebuah silinder yang diisi dengan bola baja. Silinder tersebut diputar hingga menghasilkan dua mode gerak yaitu cataracting dan cascading. Mode gerak cataracting dimanfaatkan untuk menumbuk material, sedangkan mode cascading berfungsi sebagai penggerus material. Untuk mempermudah terbentuknya dua mode ini, dinding silinder dibuat bergerigi. Energi ikat material merupakan salah satu faktor yang menentukan hancur tidaknya material. Energi ikat rata-rata material yang diperoleh dalam penelitian ini adalah 1,36 joule. Parameter yang digunakan sebagai indikator baik tidaknya proses grinding yaitu banyaknya kelolosan
Keywords
material butiran, bola baja, silinder, energi ikat
Topic
Kebumian
Corresponding Author
Annas Nasrudin
Institutions
ITB
Abstract
Pada kali ini kami menghadirkan gabungan metode Multi-Particle Collision Dynamics (MPCD) dan Molecular Dynamics (MD) untuk melakukan simulasi aliran fluida 2-dimensi pada larutan bermuatan. Fluida di representasikan dalam berbentuk partikel bulat yang dihitung menggunakan metode multi particle collision dynamics, dan untuk interaksi muatan partikel di hitung dengan menggunakan metode molecular dynamics. Fluida mengalir dalam pipa searah sumbu x, dengan ditambahkannya pipa adalah untuk melihat interaksi tumbukan antar partikel dengan menambahkan syarat batas dan daerah batas interaksi partikel. Aliran poiseuille yang ditentukan pada awal dari simulasi adalah untuk melihat interaksi fluida terhadap muatan partikel yang berbeda. Sifat sistem yang telah disimulasikan dalam selang waktu 50 kali tahap simulasi yang akan menunjukan perbedaan ketika anion dan kation terpisah dari sistem.
Keywords
aliran fluida, MPCD, MD, ionik
Topic
Komputasi dan Pemodelan
Corresponding Author
Rino Galang Prabowo
Institutions
Program Studi Statistika Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Islam Indonesia
Jalan. Kaliurang KM 14,5 Sleman, D.I Yogyakarta
*12611028[at]students.uii.ac.id
Abstract
Dalam dunia industri pengolahan limbah adalah masalah yang krusial. Hal ini dikarenakan limbah industri yang dihasilkan mampu menyebabkan pencemaran pada air, udara dan mengganggu kesehatan makhluk hidup. Berdasarkan hal tersebut pemerintah Jawa Timur mengeluarkan Pergub Jawa Timur No. 72 Tahun 2013 tentang Baku Mutu Air Limbah Bagi Industri dan/atau Kegiatan Usaha Lainnya. Dalam Penelitian ini akan dianalisis pengolahan limbah cair pada PT. X yang merupakan industri pengolahan makanan di Jawa Timur. Variabel yang digunakan adalah BOD (Biological Oxygen Demand), COD (Chemical Oxygen Demand), dan TSS (Total Suspend Solid). Meode yang digunakan adalah analisis jalur untuk mengetahui besar kecilnya pengaruh yang dihasilkan dan menggunakan peta kendali Multivariate Hotteling T-Squared Individual untuk melihat proses pengolahan limbah cair. Hasil yang didapatkan adalah COD dan TSS memiliki nilai korelasi dengan BOD masing-masing diatas 50%, serta diketahui juga pengaruh total COD dan TSS terhadap BOD masing-masing adalah 82% dan 1,9%. Berdasarkan peta kendali Multivariate Hotteling TSquared Individual didapatkan bahwa BOD-COD dan BOD-TSS terdapat masing-masing satu subgrup yang berada di luar batas kendali yaitu subgrup ke-23 dan subgrup ke-19. Sehingga, dapat dikatakan terdapat proses yang tidak terkendali secara multivariate, tetapi secara univariate variabel BOD, COD, dan TSS berada dalam spesifikasi (baku mutu) yang telah ditetapkan.
Keywords
Analisis Jalur; Hotteling T-Squared Individual; BOD; COD; TSS
Topic
Lain-lain
Corresponding Author
Henny Dwi Bhakti
Institutions
a) Sains Komputasi, ITB
Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam, ITB
Jl. Ganesha no. 10 Bandung, 40132
*hennydwibhakti[at]gmail.com
b) Laboratorium Fisika Bumi dan Sistem Kompleks
Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam, ITB
Jl. Ganesha no. 10 Bandung, 40132
**acep[at]fi.itb.ac.id
Abstract
Indonesia terletak di lokasi jalur gunung api (ring of fire) sehingga memiliki potensi energi geotermal yang besar. Potensi energi geotermal indonesia diperkirakan 8.000 � 10.000 MW dan merupakan 40% dari cadangan energi geotermal di dunia. Namun, pemanfaatan energi geotermal ini sangat rendah, hanya 4% dari total potensi. Pemanfaatan energi geotermal di indonesia umumnya sebagai pembangkit listrik tenaga. Konsumsi listrik semakin meningkat namun produksi geotermal stagnan, sehingga diperlukan strategi-strategi untuk pengembangan lapangan geotermal. Salah satu strategi yang digunakan untuk pengembangan lapangan adalah memprediksikan kelakuan (behavior) dari sumur geotermal. Hal ini penting untuk penentuan skenario dan kebijakan produksi dari suatu lapangan geotermal tersebut. Parameter-parameter yang digunakan untuk mendeskripsikan potensi dan kelakuan dari sumur geotermal adalah temperatur (T), dan tekanan (P). Sehingga dalam penelitian ini, parameter temperatur dan tekanan tersebut dipredksikan dengan menggunakan artifial neural network (ANN). Parameter inputan yang diapakai adalah letak sumur (x.y), kedalaman sumur (z), laju alir injeksi (Qinj), dan temperatur injeksi (Tinj). Lapangan geotermal yang disimulasikan memiliki enam sumur produksi dan satu sumur injeksi yang membentuk pola inverted seven spot. Hal pertama yang dilakukan adalah pembangkitan model data. Model data yang dipakai adalah model M-1, M-2, dan M-3. Data yang digunakan untuk prediksi adalah data produksi selama setahun. Data-data tersebut terbagi menjadi dua, yaitu data training dan data uji. Data training yang digunakan adalah data produksi selama 11 bulan pertama, sedangkan data uji yang digunakan adalah data produksi bulan ke 12. Hasil prediksi ANN ini kemudian dibandingkan dengan data uji. Korelasi antara data uji dan data hasil prediksi ANN diekspresikan melalui nilai error dan Mean Square Error (MSE). Semakin kecil nilai error dan MSE, maka prediksi semakin akurat. Dari simulasi yang dilakukan, didapatkan nilai error untuk model M-1 adalah 0.0251 untuk prediksi temperatur, dan 0.0303 untuk prediksi tekanan, dengan nilai MSE sebesar 0.0036. Nilai error untuk model M-2 adalah 0.0283 untuk prediksi temperatur, dan 0.0468 untuk prediksi tekanan, dengan nilai MSE sebesar 0.000716. Sedangkan untuk model M-3, didapatkan nilai error 0.0445 untuk temperatur, dan 0.0566 untuk tekanan, dengan nilai MSE sebesar 0.0001. Hasil tersebut menunjukkan bahwa ANN dapat memprediksikan kelakuan sumur geotermal dengan baik dan akurat, hal ini dibuktikan dengan nilai error dan MSE yang sangat kecil.
Keywords
Artificial Neural Network, sumur geotermal, tekanan, temperatur
Topic
Komputasi dan Pemodelan
Corresponding Author
Alifian Mahardhika Maulana
Institutions
Institut Teknologi Bandung
Abstract
Random Matrix Theory (RMT), diperkenalkan oleh Dyson dan Mehta, merupakan metode yang dapat menjelaskan tingkat energi dari nuklei yang kompleks. Belakangan ini telah diaplikasikan pada noise filtering dalam deret waktu finansial, terutama pada sistem dengan dimensi yang cukup besar seperti pasar saham, oleh beberapa penulis termasuk Plerou et al. dan Laloux et al. Keduanya telah melakukan analisis pada pasar saham US dan menemukan bahwa nilai eigen matriks korelasi dari return konsisten dengan perhitungan yang menggunakan return acak, dengan pengecualian untuk beberapa nilai eigen yang besar. Teori portofolio modern merupakan salah satu teori yang digunakan untuk memaksimalkan keuntungan dari sebuah portofolio. Namun, permasalahan yang timbul pada keadaan ekonomi saat ini menyebabkan teori portofolio modern belum cukup mampu menjelaskan cara memaksimalkan portofolio. Dalam karya tulis ini, penulis ingin menerapkan metode RMT untuk dapat menghilangkan efek noise dari data historis untuk kemudian hasil filtering digunakan dalam perhitungan grafik perbatasan efisien portofolio serta analisis distribusi seperti yang dinyatakan dalam teori portofolio modern. Penerapan metode RMT ini berhasil dilakukan pada saham-saham yang masuk dalam daftar portofolio LQ45 Indonesia dengan hasil return maksimum sebesar 1.9 persen dengan probabilitas risiko maksimum sebesar 1, serta dari grafik perbatasan efisien dapat dilihat bahwa return optimal sebesar 1.4 persen dengan probabilitas risiko maksimum sebesar 0.5.
Keywords
matriks, nilai eigen, portofolio, vektor eigen
Topic
Komputasi dan Pemodelan
Corresponding Author
Arfian Alimansyah
Institutions
Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam, Institut Teknologi Bandung
Jl. Ganesha no. 10 Bandung, Indonesia, 40132
Abstract
Hari ini, saham merupakan sebuah komoditas yang semakin sering ditransaksikan. Hal ini dapat dilihat dari peningkatan jumlah saham yang ditransaksikan maupun jumlah trader saham. Dengan alasan ini, maka diperlukan analisis saham yang dapat dipercaya. Salah satu cara untuk melakukan analisis saham adalah dengan melakukan pendekatan secara stokastik kepada dinamika perubahan nilai saham tersebut. Dalam sebuah sistem stokastik, pergerakan data tidak mengikuti sebuah persamaan tertentu sehingga untuk memperkirakan pergerakannya akan digunakan sistem probabilitas. Terdapat beberapa cara untuk memperkirakan pergerakan stokastik dan Hidden Markov Model (HMM) merupakan salah satunya. Pada penelitian ini, akan dilakukan simulasi HMM kepada 10 saham yang ada di indonesia. Dimana akan di bandingkan hasil simulasi 5 saham bluechip dengan 5 saham non-bluechip.
Keywords
Fluctuation Rate, Hidden Markov Model, Return Price, RMSE
Topic
Komputasi dan Pemodelan
Corresponding Author
Joko Sampurno
Institutions
Jurusan Fisika, Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam, Universitas Tanjungpura
Abstract
Telah diidentifikasi sebaran intrusi air laut di Pantai Kura-Kura, Tanjung Gundul, Bengkayang berdasarkan nilai konduktivitas bawah permukaannya. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode konduktivitas elektromagnetik (EM-conductivity). Kedalaman pengukuran bervariasi dari 3 meter hingga 6 meter dari permukaan tanah. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa variasi nilai konduktivitas berkisar 0 mS/m hingga 170 mS/m. Zona intrusi air laut dinterpretasikan sebagai zona yang memiliki nilai konduktivitas lebih dari 130 mS/m. Berdasarkan nilai tersebut diduga bahwa pada kedalaman 3 meter di bawah permukaan terjadi intrusi air laut sejauh 10m dari bibir pantai.
Keywords
Metode Elektromagnetik, Intrusi Air Laut, Konduktivitas Batuan
Topic
Kebumian
Corresponding Author
Yohanes Engge
Institutions
(1,2) Program magister pengajaran fisika
(3) Departemen fisika
Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam
Institut Teknologi Bandung
engge_yohanes[at]yahoo.com, a_risat86[at]yahoo.com, lilik.hendrajaya2[at]gmail.com
Abstract
Telah dilakukan penelitian tentang �Belajar Fisika Kontekstual Sumber Daya Alam Air Terjun PLTMH Lokomboro Pulau Sumba Provinsi Nusa Tenggara Timur� dengan tujuan belajar dan menyusun bahan ajar fisika kontekstual pada Air Terjun PLMTH Lokomboro. Sumber Daya Alam yang ada di daerah perluh kita ketahui dan dipelajari sehingga dapat dimanfaatkan untuk kebutuhan hidup serta dapat dijaga kelestariannya. Untuk mempelajari keberadaan serta manfaat Sumber Daya Alam (SDA) yang ada di suatu daerah, maka perluh adanya peningkatan Sumber Daya Manusia (SDM) melalui bidang pendidikan. Salah satu ilmu yang dapat digunakan untuk memahami Sumber Daya Alam adalah ilmu fisika, karena dari proses terjadi atau terbentuk hingga pada pemanfaatan Sumber Daya Alam tersebut dapat di pahami dari hukum-hukum fisika yang berlaku. Belajar fisika kontekstual Sumber Daya Alam adalah salah satu cara untuk memahami Sumber Daya Alam dan memahami fisika. Cara tersebut dapat dilaksanakan dalam dunia pendidikan melalui proses belajar-mengajar serta pembuatan bahan ajar atau modul fisika yang bersifat kontekstual Sumber Daya Alam terutama yang ada di daerah yang mampu dijangkau oleh mahasiswa atau siswa. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah kajian literatur dan studi kasus berupa tinjauan lapangan. Dari hasil penelitian tersebut telah dibuat suatu bahan ajar fisika kontekstual sumberdaya alam air terjun PLMTH Lokomboro Pulau Sumba, Provinsi Nusa Tenggara Timur (NTT) yang disesuaikan dengan silabus pembelajaran di STKIP Weetebula, Sumba Barat Daya-NTT.
Keywords
Fisika SDA, Fisika Kontekstual, Fisika PLTMH, Fisika Air Terjun
Topic
Pembelajaran
Corresponding Author
Ruth Helen Simarmata
Institutions
Institut Teknologi Bandung, Jl. Ganesha No.10, Bandung;
ruth.helen7[at]gmail.com
Abstract
Pewarnaan modular pada graf diperkenalkan oleh Futaba Okamoto, Ebrahim Salehi dan Ping Zhang pada tahun 2009. Untuk 2, pewarnaan- modular pada graf tanpa titik-titik terisolasi adalah pewarnaan pada titik-titik di dengan unsur-unsur dalam (dimana titik-titik bertetangga boleh diwarnai warna yang sama) mempunyai sifat bahwa untuk setiap dua titik bertetangga pada , jumlah warna dari tetangga-tetangga mereka adalah berbeda dalam . Bilangan kromatik modular pada adalah minimum untuk yang mempunyai pewarnaan- modular. Bilangan kromatik modular pada graf paling sedikit sama dengan bilangan kromatiknya. Pada paper ini ditentukan bilangan kromatik modular pada beberapa serupa roda.
Keywords
Pewarnaan modular, Bilangan kromatik modular, Graf serupa roda
Topic
Lain-lain
Corresponding Author
JEANDHIKA WIDI MAMARIMBING
Institutions
ADVENTIST UNIVERSITY OF INDONESIA
Abstract
One of factors that makes students difficult to understand about mathematic because their reasoning ability is lacked. To evolve and improve student�s reasoning ability in mathematic, it required an approach in learning. So it can build student�s reasoning ability. The research has a purpose to compare groups of grade VIII classes in student�s learning improvement, through RME learning approachment and RME learning approachment in small group at Perguruan Advent XV Ciracas, East Jakarta. The subject of this research in the first group that got RME learning approachment. Meanwhile, the second group that got RME learning approachment in small group. The procedures of this research covered three steps are (1) preparetion, (2) implementation, and (3) final. The data was collected in quantitative methode. The result showed that there is a significant difference between the students who got RME learning approachment in small group and the students who got RME learning approachment.
Keywords
Reasoning Mathematic, Learning Improvement, RME Learning Approachment, RME Learning Approachment in Small Group
Topic
Pembelajaran
Corresponding Author
Aloysius Rusli
Institutions
Jurusan Fisika, FTIS, Universitas Katolik Parahyangan
Ciumbuleuit 94
Bandung 40141
Indonesia
Abstract
Literasi ilmu (science literacy) dapat diartikan sebagai kemampuan-memahami-ilmu-sebagai-hasil-karya-manusia, sedangkan literasi cara ilmiah (scientific literacy) dapat dibedakan dari itu dari segi perhatian-lebihnya pada segi proses ilmiahnya. Kedua literasi ini tampak makin dibutuhkan masyarakat masa kini, akibat melimpahnya hasil ilmu, sehingga perlu dikuasai cara menyaring keabsahan berbagai informasi melimpah itu, ditambah pula dengan cara menyarikan makna-makna yang tak terukur (metafisis) tetapi yang mulai makin diperlukan pada masa kini, agar manusia dapat tetap bertahan sebagai pengendali ilmu dan teknologi. Salah satu cara menumbuhkan literasi ilmu dan cara ilmiah ini adalah dengan menelusuri sejarah berkembangnya konsep �atom�, karena dapat menunjukkan bagaimana sikap dan perilaku manusia dalam memaknai apa yang diamatinya dalam alam raya ini. Dari penelusuran ini, ingin ditunjukkan bahwa inovasi pembelajaran tentang ini perlu makin dikembangkan.
Keywords
Literasi ilmu, literasi cara ilmiah, atom, metafisika
Topic
Pembelajaran
Corresponding Author
Uum Yuliani
Institutions
Universitas Islam Negeri Sunan Gunung Djati Bandung
Abstract
Telah dilakukan pemodelan pesawat Linac Varian untuk memperoleh Percentage Depth Dose dan profil menggunakan variasi gantry 0�,15�, 30�, 45� pada sumbu vertikal terhadap permukaan, luas lapangan 10x10cm2 , berkas foton 4 MV dan simulasi Monte Carlo. Percentage Depth Dose dan profil ini menggambarkan distribusi dosis dalam suatu phantom air berukuran 40x40x40 cm3, perubahan gantry ini merupakan salah satu factor yang menentukan distribusi dosis sampai ke pasien Hasil penelitian menunjukan perubahan Dmax pada Percentage Depth Dose yang dipengaruhi oleh perubahan sudut gantry mengakibatkan penambahan luas daerah build up sehingga dapat dipakai untuk terapi pada daerah yang dalam. Dan hasil grafik profil yang diperoleh menunjukan ketidak simetrisan pada daerah kuadran positif memiliki distribusi dosis yang lebih sedikit dibanding kuadran negatif serta adanya kemiringan permukaan sehingga hal ini dapat dimanfaatkan untuk beberapa kasus terapi yang memerlukan kedalaman dan kemiringan tertentu, perhitungan dosis lebih akurat dan dapat meminimalisir efek samping.
Keywords
Pesawat Linac Varian, Percentage Depth Dose, Profil, Gantry, dan Monte Carlo.
Topic
Komputasi dan Pemodelan
Corresponding Author
Gouwanda Aji Wandana
Institutions
Universitas Pendidikan Indonesia
Abstract
Dewasa ini, kebanyakan penelitian hanya fokus pada media, metode, dan model pembelajaran, namun kurang memperhatikan konten dari materi yang akan diajarkan. Sehingga, kurang memperhatikan kesulitan-kesulitan belajar yang dialami siswa dalam pembelajaran. Konsep hukum kekekalan momentum sudut merupakan materi fisika yang dianggap sulit oleh siswa karena mereka tidak mampu memahami konsep, memasukkan variabel kedalam persamaan, melakukan perhitungan matematis, dan memberikan analisis pemanfaatan hukum kekekalan momentum sudut. Penelitian ini bertujuan untuk mencari desain didaktis terbaik untuk konsep hukum kekekalan momentum bagi siswa SMA kelas XI berdasarkan kesulitan-kesulitan yang dialami oleh siswa. Desain didaktis awal disusun berdasarkan hasil TKR (Tes Kemampuan Responden) pada kelas XII dan implementasi desain dilakukan di kelas XI. Penelitian dilakukan pada sekolah yang sama, dengan asumsi bahwa siswa-siswi setiap tingkatan kelas dalam sekolah tersebut memiliki kemampuan belajar yang relatif sama. Setelah dilakukan dua kali implementasi desain dan tiga kali revisi desain, hasil menunjukkan adanya penurunan kesulitan-kesulitan belajar siswa dan didapatlah desain didaktis akhir yang dapat digunakan oleh para guru sebagai pedoman ataupun referensi dalam pembelajaran konsep hukum kekekalan momentum sudut di kelas.
Keywords
Kesulitan Belajar, Hukum Kekekalan Momentum Sudut, Desain Didaktis.
Topic
Pembelajaran
Corresponding Author
Saeful Bahri
Institutions
Universitas Pendidikan Indonesia
Abstract
Pembelajaran membutuhkan perencanaan yang memperhatikan respon dari siswa. Pada praktiknya, banyak respon yang bermunculan di kelas yang bahkan tidak ada dalam rencana pembelajaran. Respon siswa dalam pembelajaran ini akan menimbulkan hambatan untuk memahami konsep tertentu. Oleh karena itu, guru harus dapat membuat suatu desain didaktis yang dibuat berdasrkan hambatan sehingga dapat mengantisipasi respon siswa. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk membuat suatu desain didaktis berdasarkan hambatan epistimologis (keterbatasan konteks) dan hambatan didaktis (cara penyampaian) pada salah satu konsep pada materi GLB yaitu konsep jarak dan perpindahan sehingga dapat mengantisipasi hambatan yang muncul. Desain didaktis ini diimplementasikan pada tiga kelas yang memiliki kemampuan yang sama. Desain penelitian yang digunakan adalah Didactical Design Research dengan metode Kualitatif Deskriptif. Hambatan yang muncul pada siswa didominasi oleh hambatan dalam menentukan arah perpindahan yang mempengaruhi konsep jarak dan perpindahan pada materi GLB. Hambatan awal pada konsep jarak dan perpindahan secara garis besar adalah 18,42% untuk notasi arah dan 23,68% tercermin pada grafik kecepatan terhadap waktu v(t) pada GLB. Desain didaktis pada konsep jarak dan perpindahan yang dibuat menekankan guru untuk menciptakan interaksi luas di kelas dengan menggunakan teknik scaffolding dan Teori Kontruktivisme Sosial milik Vygotsky untuk menggali pemahaman siswa pada konsep tersebut.
Keywords
Desain Didaktis, Hambatan Belajar, Jarak dan Perpindahan, GLB, Scaffolding
Topic
Pembelajaran
Corresponding Author
Putri Rani Lestari
Institutions
Universitas Pendidikan Indonesia
Abstract
Pembelajaran yang dilakukan guru akan memunculkan suatu respon yang memungkinkan munculnya hambatan belajar jika respon tersebut tidak ditangani dengan baik. Hambatan tersebut dapat diakibatkan oleh ketidaksesuaian tingkat kemampuan anak (hambatan ontogeni), keterbatasan konteks dalam memahami sebuah konsep (hambatan epistemologis), atau hambatan yang diakibatkan oleh penyampaian materi oleh guru saat pembelajaran (hambatan didaktis). Untuk mengantisipasi munculnya hambatan tersebut, guru perlu mempertimbangkan interaksi antara guru, siswa, materi yang nantinya dapat menghasilkan suatu rangkaian situasi didaktis (desain didaktis) yang membuat proses belajar dalam diri siswa. Tujuan dari penelitian ini adalah membuat suatu desain didaktis berdasarkan hambatan epistemologis, yang dilihat dari TKR, dan hambatan didaktis, yang dilihat dari proses pembelajaran, pada konsep komponen vektor. Desain penelitian yang digunakan adalah Didactical Design Research dengan metode kualitatif deskriptif. Desain didaktis yang dibuat, diimplementasikan di tiga kelas berbeda di satu sekolah yang sama. Dari penelitian ini diidentifikasi hambatan yang dialami siswa saat mempelajari komponen vektor adalah sulit menggambarkan penguraian vektor di koordinat cartesius dan sulit untuk menentukan besar dari komponen vektor. Persentase awal jumlah siswa yang sulit menggambarkan penguraian vektor di koordinat cartesius berkisar 69,79 % dan jumlah siswa yang kesulitan dalam menentukan besar dari komponen vektor sekitar 71,43 %. Secara singkat, desain didaktis untuk konsep ini dimulai dengan siswa yang harus terlebih dahulu menguasai cara menggambarkan vektor di koordinat Cartesius, kemudian siswa diajarkan langkah untuk menggambarkan komponen vektor dengan menggunakan media untuk penggambaran komponen vektor, setelah itu barulah siswa diperkenalkan dengan aturan trigonometri pada segitiga yang nantinya dihubungkan dengan penentuan besar komponen vektor.
Keywords
desain didaktis, hambatan belajar, komponen vektor
Topic
Pembelajaran
Corresponding Author
Muhammad Havid
Institutions
Departemen Pendidikan Fisika
FPMIPA
Universitas Pendidikan Indonesia
Abstract
Dalam standar proses dikatakan bahwa proses pembelajaran pada satuan pendidikan diselenggarakan secara interaktif, inspiratif, menyenangkan, menantang, memotivasi peserta didik untuk berpartisipasi aktif, serta memberikan ruang yang cukup bagi prakarsa, kreativitas, dan kemandirian sesuai dengan bakat, minat, dan perkembangan fisik serta psikologis peserta didik. Agar tujuan tersebut dapat tercapai salah satu caranya melalui penelitian yang berorientasi pada penyusunan rencana pembelajaran dengan mempertimbangkan respon dari peserta didik. Praktek dilapangan menyatakan bahwa saat proses pembelajaran ditemukan banyak respon dari peserta didik yang tidak terdapat dalam rencana pembelajaran, ketika respon tersebut tidak diantisipasi dengan baik, maka hal tersebut dapat menjadi hambatan untuk peserta didik. Maka dari itu pendidik selaku komponen dalam pembelajaran dan pengedali dalam sebuah kelas harus mampu menyusun desain didaktis untuk mengantisipasi munculnya hambatan tersebut. Hambatan yang muncul bisa saja terjadi karena keterbatasan konsep peserta didik ataupun akibat kesalahan dalam proses pembelajaran. Adapun tujuan dari penelitian ini untuk membuat desain didaktis berdasarkan hasil implementasi baik hambatan epistimologis (berdasarkan hasil tes kemampuan responden) ataupun hambatan didaktis (berdasarkan berlangsungnya proses pembelajaran) pada materi torsi dan momen inersia sehingga diharapkan dapat mengatasi hambatan belajar peserta didik. Pada proses peneletianya desain ini diimplementasikan pada dua kelas yang berbeda namun dengan kemampuan peserta didik yang relatif sama. Desain penelitian berupa Didactical Design Research dengan metode kualitatif deskriptif. Hasil dari penelitian ini berupa desain didaktis pada materi torsi dan momen inersia dengan urutan konsep hubungan torsi dengan lengan gaya dan gaya, hubungan antara torsi dan momen inersia, dan hubungan momen inersia dengan massa dan jarak ke sumbu rotasi.
Keywords
desain didaktis, hambatan belajar, torsi, momen inersia
Topic
Pembelajaran
Corresponding Author
RENNY MARLINA RENNY
Institutions
Pasca sarjana Universitas Sriwijaya Palembang
Abstract
Salah satu materi yang sulit bagi peserta didik adalah materi KPK dan FPB, masih banyak peserta didik yang mengalami kesulitan dalam memahami konsep KPK dan FPB (Dias, 2005; Camli dan Bintas, 2009; Setyaningsih, 2011; Nadeak, Syamsiati dan Suwarjo, 2014). Tujuan dari penelitian ini adalah menghasilkan lintasan belajar yang dapat membantu peserta didik memahami konsep KPK dengan pemfaktoran menggunakan Pendekatan Pendidikan Matematika Realistik Indonesia (PMRI). Metodologi yang digunakan dalam penulisan ini adalah metode design research, dimana proses pelaksanaan penelitian dipandu oleh suatu instrumen yang disebut HLT (Hyphotetical Learning Trajectory). Subjek pada penelitian ini adalah peserta didik kelas VII SMP Negeri 2 Talang Ubi yang berjumlah 24 orang yang terdiri dari 14 orang perempuan dan 10 orang laki-laki. Tekhnik pengumpulan data dengan wawancara, observasi, tes tertulis, dokumentasi dan catatan selama kegiatan berlangsung. Hasil penelitian pada tahap pilot experiment adalah dari 6 orang peserta didik sebagai kelas small group dengan kemampuan akademik berbeda, yaitu 2 peserta didik berkemampuan tinggi, 2 peserta didik berkemampuan sedang, dan 2 peserta didik lagi berkemampuan rendah. Selanjutnya penelitian dilanjutkan pada teaching experiment, peserta didik telah menunjukkan kemampuan menggunakan faktor-faktor prima untuk menentukan KPK sehingga penelitian dilanjutkan pada tahap kegiatan menyelesaikan masalah yang berkaitan dengan KPK. Dari tiga aktivitas yang telah dilakukan diperoleh hasil bahwa peserta didik dapat menentukan KPK dengan pemfaktoran prima dengan bantuan kartu blok prima. Keberhasilan ini didukung oleh kesiapan guru dalam merancangaktivitas yang berkenaan dengan konteks kehidupan nyata peserta didik.
Keywords
Pembelajaran KPK dengan pemfaktoran, pendekatan PMRI, design research.
Topic
Pembelajaran
Corresponding Author
RINNI ARTIYANI
Institutions
Universitas Sriwijaya
Abstract
Abstrak. Penelitian ini dilatar belakangi oleh beberapa penelitian yang telah dilakukan sebelumnya dengan pokok permasalahan kesulitan siswa dalam memahami dua fungsi atau lebih dapat dikomposisikan. Salah satu pokok permasalahan yang penting adalah siswa kurang memahami syarat dua fungsi atau lebih dapat dikomposisikan. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengkontruksi hypothetical learning trajectory yang dapat membantu siswa memahami syarat dua fungsi atau lebih dapat dikomposisikan. Penelitian ini menggunakan metode penelitian design research yang terdiri dari tahap preliminary design, teaching experiment, restrospective analysis. Penelitian ini dilaksanakan di SMK Negeri 2 Palembang pada tanggal 15 Februari sampai dengan 15 April 2016. Subyek penelitian ini adalah kelas XI TPM yang berjumlah 35 orang terdiri dari 33 orang laki-laki dan 2 orang perempuan. Teknik pengumpulan data dengan menggunakan lembar observasi, pre test, post-test, lembar aktivitas siswa, video pembelajaran, wawancara dan catatan lapangan. Hasil penelitian pada tahap pilot experiment adalah dari 6 orang siswa sebagai kelas small group. Selanjutnya penelitian dilanjutkan pada teaching experiment, siswa telah menunjukkan sikap ilmiah dengan mampu menganalisis setiap butir soal sehingga penelitian dilanjutkan pada tahap kegiatan aktivitas menganalisis tagihan rekening listrik untuk lembar aktivitas siswa yang terdiri dari tiga LAS. Dari tiga aktivitas tersebut diperoleh hasil bahwa siswa dapat memahami syarat dua fungsi atau lebih dapat dikomposisikan. Keberhasilan ini di dukung oleh kesiapan guru dalam merancang aktivitas yang berkenaan dengan konteks kehidupan sehari-hari. Tetapi masih ada factor yang menghambat yaitu masih ada siswa yang belum bisa mengkomunikasikan pemahamannya baik secara lisan maupun tulisan.
Keywords
desain riset, komposisi dua fungsi, rekening listrik
Topic
Pembelajaran
Corresponding Author
Ahmad Ahsin Akmali
Institutions
Universitas Pendidikan Indonesia
Abstract
Miskonsepsi pada siswa sangat penting untuk diketahui terutama bagi guru sebagai langkah awal penanganan miskonsepsi dan perbaikan serta peningkatan kualitas pembelajaran. Four-tier Test merupakan alat tes yang mampu mengidentifikasi apakah siswa benar-benar memahami tentang suatu konsep dan apakah siswa mengalami miskonsepsi atau mengalami kurang pengetahuan (lack of knowldge). Penelitian ini berfokus pada upaya diagnosis miskonsepsi siswa dalam materi gaya dan gerak. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengidentifikasi level miskonsepsi yang terjadi pada siswa SMP pada konsep-konsep dalam materi gaya dan gerak dengan menggunakan instrumen Four-tier Test. Penelitian yang digunakan adalah penelitian kuantitatif dengan jenis penelitian deskriptif-eksploratif dan menggunakan pendekatan non-eksperimen. Desain penelitian yang digunakan adalah One Shot Design. Subjek pada penelitian ini adalah 321 siswa SMP kelas VIII yang terdiri dari 128 siswa SMP Negeri dan 193 siswa SMP Swasta yang ada di kecamatan Sukasari, Bandung. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa siswa SMP mengalami miskonsepsi pada lima (5) konsep esensial dalam materi gaya dan gerak yaitu meliputi konsep perpindahan, jarak, percepatan, percepatan gravitasi, serta kelembaman, yang diantaranya terdapat satu (1) miskonsepsi baru yaitu bahwa benda yang lebih kecil akan jatuh lebih cepat. Miskonsepsi yang dialami siswa secara kualitatif berada dalam level sedang dan miskonsepsi baru yang dialami siswa berada dalam level kuat, sedangkan secara kuantitatif untuk miskonsepsi yang berkaitan dengan konsep perpindahan dan jarak berada dalam kategori sedang sampai tinggi, untuk miskonsepsi yang berkaitan dengan konsep percepatan, gravitasi, dan kelembaman berada dalam kategori sangat tinggi, dan miskonsepsi baru yang teridentifikasi berada dalam kategori sangat rendah. Level miskonsepsi siswa tertinggi secara kuantitatif adalah 60,16 % dengan kategori sedang.
Keywords
Diagnosis, Miskonsepsi, Gaya, Gerak, dan Four-tier Test.
Topic
Pembelajaran
Corresponding Author
Agus Kartono
Institutions
Departemen Fisika, Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam
Institut Pertanian Bogor, Kampus IPB Dramaga, Bogor 16680, Indonesia
email: akartono70[at]gmail.com
Abstract
Model matematika merupakan alat yang menarik untuk mengetahui proses kerja suatu penyakit. Pada kasus diabetes tipe 2, banyak model matematika telah dikembangkan untuk lebih memahami mekanisme sistem pengaturan glukosa-insulin. Namun model yang paling terkenal adalah minimal model Bergman (MMB) yang berisi jumlah parameter sedikit tetapi mempunyai keakurasian yang baik dibandingkan model yang lainnya. Model MMB banyak digunakan dalam penelitian fisiologis untuk memperkirakan efektivitas glukosa (SG) dan sensitivitas insulin (SI) dari data tes toleransi glukosa intravena (IVGTT) selama periode tertentu. Namun tes IVGTT tidak mencerminkan kondisi tubuh dalam keadaan sehari-hari. Oleh karena itu, data tes toleransi glukosa oral (OGTT) digunakan untuk menggantikan data tes IVGTT. Pada penelitian ini, kami akan memodifikasi model MBB dengan oral Minimal Model (OMM) model untuk menjelaskan dinamika glukosa dan insulin pada tubuh manusia.
Keywords
minimal model Bergman, efektivitas glukosa, sensitivitas insulin, oral minimal model
Topic
Komputasi dan Pemodelan
Corresponding Author
sayahdin Alfat
Institutions
(a) Magister Sains Komputasi, Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam, Institut Teknologi Bandung, Jl. Ganesha 10 Bandung 40132, Indonesia
(b) Fisika Kebumian dan Sistem Kompleks, Institut Teknologi Bandung, Jl. Ganesha 10 Bansung 40132, Indonesia
Abstract
Pemodelan transfer panas dan massa sudah dikembangkan untuk mensimulasikan proses pengeringan biji kopi. Penelitian ini menggunakan persamaan Luikov untuk menganalisis aliran panas dan massa pada suatu media kapiler berpori dan pada penelitian ini juga melibatkan variabel tekanan. Selain menganalisis pengaruh tekanan, tujuan utama dari penelitian ini juga melihat pengaruh variasi variabel-variabel thermo-physic suatu produk. Studi ini sudah menggunakan koordinat kartesian dalam 2 dimensi dan secara umum asumsi yang digunakan pada studi kali ini adalah produk bersifat isotropik dan homogen, proses konveksi panas dan difusi air melalui seluruh permukaan bahan. Sistem persamaan Luikov sudah diselesaikan menggunakan metode elemen hingga (MEH) dengan P2-element yang tersedia pada software FreeFEM++.
Keywords
2D, Transfer Panas, Transfer Massa, Persamaan Luikov, Methode Elemen Hingga
Topic
Komputasi dan Pemodelan
Corresponding Author
Susanti Sihono
Institutions
Program Studi Magister Pengajaran Fisika, FMIPA, Institut Teknologi Bandung
Abstract
Penentuan konstanta dielektrik bahan padatan telah dilakukan secara eksperimen dengan menggunakan LCR meter dan prinsip kerja kapasitor plat sejajar yaitu dengan cara mengukur kapasitansi yang divariasikan terhadap jarak antara plat yang berisi bahan dielektrik. Ada enam bahan dielektrik yang ditentukan dengan hasil dari yang terkecil sampai yang terbesar berturut-turut yaitu styrofoam (1.09 � 0.74), kain flanel (1.31 � 0.14), triplek (2.07 � 0.11), akrilik (2.89 � 0.16), kertas buram (3.13 � 0.18) dan kaca (4.01 � 0.56). Dengan menggunakan satu nilai jarak antar plat, urutan nilai konstanta dielektrik untuk tiga bahan berikut kain flanel (1.75 � 0.006), akrilik (3.29 � 0.006), kaca (5.58 � 0.006) tetap sama dengan hasil yang menggunakan variasi nilai jarak antar plat.
Keywords
dielektrik, kapasitor plat sejajar, LCR meter
Topic
Lain-lain
Corresponding Author
Nadya Amalia
Institutions
Institut Teknologi Bandung
Abstract
Eksperimen menggunakan model sistem pegas-massa 2 dimensi telah dilakukan untuk menjelaskan gerak stick-slip. Perpindahan masing-masing blok massa akibat penyisipan benda uji direkam dengan menggunakan kamera video dan keadaan masing-masing blok massa yang berinteraksi dengan benda uji pada setiap selang waktu diklasifikasikan sebagai stick atau slip.
Keywords
sistem pegas-mass, stick-slip
Topic
Komputasi dan Pemodelan
Corresponding Author
Sutrisnawati Mehora
Institutions
Prodi Magister Pengajaran Fisika, Fakultas
Matematika dan ilmu Pengetahuan Alam,
Institut Teknologi Bandung, Indonesia
Jalan Ganesha 10, Bandung 40132,
Indonesia
Abstract
Fisika pertambangan merupakan suatu pemelajaran fisika yang mengkaitkan fenomena sumber daya alam pertambangan nikel yang di kelola oleh PT. Antam Tbk. Pomala di kabupaten Kolaka dengan konsep fisika. Proses yang terjadi dalam pertambangan tersebut kemudian dibahas dalam bahasa fisika yang dimulai dari pembahasan fisika tektonik, genesa mineral, eksplorasi, sampai proses pra olahan nikel. Untuk memudahkan pemahaman konsep fisika dalam pertambangan nikel maka disusunlah suatu bahan ajar yang berkaitan dengan pertambangan tersebut yang bertujuan untuk memberikan pengetahuan baru kepada masyrakat bagaimana hubungan antara ilmu fisika dengan dunia industri pertambangan.
Keywords
Tektonik sulawesi, Bahasa fisika dalam pertambangan nikel
Topic
Pembelajaran
Corresponding Author
Mochamad Februarianto
Institutions
(a) Dept. Matematika, FMIPA, Institut Pertanian Bogor
Bogor 16680
*m.februarianto[at]gmail.com
(b) Dept. Matematika, FMIPA, Institut Pertanian Bogor
Bogor 16680
(c) Dept. Fisika, FMIPA, Institut Pertanian Bogor
Bogor 16680
Abstract
Metode survei resistivitas DC (Direct Current) adalah suatu metode eksplorasi geofisika untuk mengetahui distribusi resistivitas bawah permukaan dari suatu struktur. Metode ini dilakukan dengan menggunakan dua pasang elektroda di permukaan, dimana sepasang elektroda (A - B) berperan sebagai elektroda arus untuk menginjeksikan arus ke bawah permukaan dan pasangan elektroda lainnya (M - N) digunakan untuk menghitung beda potensial yang timbul akibat arus dari elektroda A-B. Beda potensial yang terjadi dapat dinyatakan dengan persamaan differensial parsial (PDP) tipe Poisson. Hasil pengukuran beda potensial kemudian digunakan untuk menghitung nilai apparent resistivity yang merepresentasikan nilai resistivitas di bawah permukaan. Nilai apparent resistivity bergantung pada jenis konfigurasi elektroda yang digunakan, intensitas arus, dan beda potensial yang ditimbulkan. Dalam prakteknya, metode survei resistivitas DC seringkali didukung oleh pemodelan geofisika berupa forward model. Forward model dapat membantu dalam interpretasi data distribusi resistivitas sehingga diperoleh pemahaman yang lebih baik mengenai struktur di bawah permukaan. Penelitian ini menggunakan Esys Escript sebagai alat untuk menyelesaikan permasalahan forward model untuk kasus tiga dimensi (3D). Escript merupakan suatu solver untuk metode elemen hingga (MEH) yang dikembangkan dalam bahasa Python. Escript dapat digunakan untuk menyelesaikan berbagai PDP secara numerik, salah satunya adalah PDP tipe Poisson. Untuk menyelesaikan PDP tipe Poisson, Escript menggunakan fungsi Dirac Delta sebagai source term dan mixed boundary condition sebagai syarat batas dalam pemodelan. Masalah singularitas yang terjadi yang timbul akibat penggunaan fungsi Dirac Delta akan diatasi dengan pendekatan potensial sekunder. Pada kesempatan kali ini, akan diperlihatkan beberapa contoh kasus survey geolistrik sintetis yang akan diselesaikan secara numerik oleh Escript. Survey geolistrik yang digunakan mencakup konfigurasi Dipole-Dipole, Wenner, dan Schlumberger. Apabila ada waktu, akan dicoba untuk kasus model inversi dengan menggunakan metode Adjoint State.
Keywords
Survey Geolistrik, Escript, Metode Elemen Hingga, Python, Persamaan Differensial Parsial.
Topic
Komputasi dan Pemodelan
Corresponding Author
wina fitria dewi marieta
Institutions
Departemen Pendidikan Fisika, FPMIPA, UPI
Abstract
Hendaknya sebuah pembelajaran tidaklah bersifat imitatif, namun didasarkan pada landasan yang kuat. Salah satunya dengan melihat hambatan yang dialami oleh peserta didik pada materi yang akan diberikan. Peserta didik sering kali tidak menyadari bahwa konsep yang sama dapat diterapkan pada permasalahan lain dalam konteks yang berbeda, hambatan seperti ini disebut hambatan epistemologis. Dengan mengetahui hambatan yang teridentifikasi diharapkan dapat mengantisipasi respon yang muncul juga meminimalisir munculnya hambatan tersebut pada pertemuan lainnya. Tujuan penelitian ini adalah mengetahui hambatan epistemologis yang dialami oleh peserta didik pada materi gerak lurus berubah beraturan pada arah horizontal. Instrumen pada penilitian ini adalah dua buah soal uraian terbuka yang diberikan pada 139 peserta didik pada sebuah SMA negeri dikota Bandung. Hambatan epistemologis yang dialami peserta didik yaitu tidak dapat memaknai besaran dan tanda matematis secara fisis, tidak memahami bahwa percepatan terjadi ketika kecepatan dan percepatan memiliki tanda sama, serta perlambatan terjadi ketika tanda pada percepatan dan kecepatan berbeda, belum memahami percepatan atau perlamabatan sebagai perubahan kecepatan setiap waktu, tidak dapat menentukan kecepatan awal, kecepatan akhir, waktu awal dan atau waktu akhir, tidak memahami hubunga antara kecepatan akhir, kecepatan awal, percepatan dan perubahan waktu, serta tidak memahami bahwa kecepatan pada hubungan antara perpindahan dan perubahan waktu adalah kecepatan rata-rata.
Keywords
hambatan epistemologis, gerak lurus berubah beraturan pada arah horizontal
Topic
Pembelajaran
Corresponding Author
Novia Ekawanti
Institutions
a) Pascasarjana Astronomi, Institut Teknologi Bandung
Jalan Ganesha 10, Bandung 40132, Indonesia
*noviafis8[at]gmail.com
b) Pascasarjana Astronomi, Institut Teknologi Bandung
Jalan Ganesha 10, Bandung 40132, Indonesia
Abstract
Ilmu astronomi sebenarnya selalu ada dalam kehidupan sehari- hari. Namun, di negara kita masih jarang disentuh. Bahkan di sekolah- sekolah, belum banyak diperkenalkan secara luas dan mendalam kepada siswa- siswinya. Dari hasil penelitian sebelumnya, ternyata masih banyak terjadi kesalahpahaman konsep (miskonsepsi) pada siswa- siswi mengenai ilmu astronomi ini. Penelitian ini mendeteksi seberapa besar miskonsepsi astronomi yang masih terjadi pada siswa- siswi SMP dan SMA. Peneliti membuat 20 pertanyaan yang mengacu pada materi kurikulum 2006. Dengan pertimbangan, masih banyaknya sekolah yang menggunakan kurikulum tersebut. Soal- soal yang diberikan, mencakup 10 konsep astronomi yang dibuat dalam 2 gaya soal berbeda. Hal ini dilakukan untuk mendeteksi apakah siswa tersebut benar- benar paham dengan konsep astronomi yang telah diberikan ataukah tidak. Metode yang digunakan dalam penelitian ini yaitu metode CRI (Certainty of Response Index) dengan tipe soal pilihan ganda. Penelitian ini memiliki topik yang relevan dengan area bidang pembelajaran (EDU). Dari sini kita dapat mengidentifikasi siswa yang mengalami miskonsepsi dan memilahnya dari siswa yang tidak tahu konsep dengan yang benar- benar mengetahui konsep secara lebih efektif. Manfaat dari penelitian ini yaitu dapat menjadi bahan refleksi guru dalam memperbaiki pembelajaran astronomi selanjutnya dan sebagai acuan dalam mendeteksi miskonsepsi siswa di berbagai bidang ilmu.
Keywords
miskonsepsi astronomi, gaya soal berbeda, CRI (Certainty of Response Index)
Topic
Pembelajaran
Corresponding Author
Iin Suminar
Institutions
Sekolah Pascasarjana
Universitas Pendidikan Indonesia
Abstract
Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengidentifikasi kemampuan multi representasi siswa SMA pada materi fluida statis setelah diterapkan pembelajaran Argument-Based Inquiry menggunakan pendekatan multi representasi. Kemampuan multi representasi yang akan digunakan dalam penelitian ini adalah kemampuan mentranslasikan dan menginterpretasikan suatu representasi ke representasi lain. Kemampuan mentranslasikan suatu representasi ke representasi lain meliputi membuat representasi lain dari suatu representasi yang dapat dilihat dari hasil lembar kegiatan representasi siswa sebagai perkembangan kemampuan multi representasi dari pertemuan ke pertemuan yang ditentukan dengan menggunakan rubrik. Kemampuan memilih representasi lain yang setara dengan representasi yang disajikan dapat dilihat dari hasil tes kemampuan multi representasi. Tes kemampuan multi representasi disajikan dengan menyediakan tipe soal gambar-verbal, gambar-grafik, grafik-verbal, verbal-diagram benda bebas, diagram benda bebas-verbal, gambar-matematika, verbal-matematika dan diagram benda bebas-matematika. Peningkatan kemampuan multi representasi ditentukan dengan menggunakan gain skor yang ternormalisasi. Sampel penelitian ini adalah siswa SMA kelas X di salah satu SMA swasta di Bandung. Hasil penelitian menunjukkan gain skor yang ternormalisasi kemampuan multi representasi sebesar 0.51. Kemampuan multi representasi berdasarkan tipe soal menunjukkan gain skor yang ternormalisasi tipe soal gambar-verbal sebesar 0,57, gain skor yang ternormalisasi tipe soal gambar-grafik sebesar 0,44, gain skor yang ternormalisasi tipe soal grafik-verbal sebesar 0,73, gain skor yang ternormalisasi tipe soal verbal-diagram benda bebas sebesar 0.32, gain skor yang ternormalisasi tipe soal diagram benda bebas-verbal sebesar 0,65, gain skor yang ternormalisasi tipe soal gambar-matematika sebesar 0,46, gain skor yang ternormalisasi tipe soal verbal-matematika sebesar 0,34, dan gain skor yang ternormalisasi tipe soal diagram benda bebas-matematika sebesar 0,72.
Keywords
Argument-based inquiry, multi representasi
Topic
Pembelajaran
Corresponding Author
Afni Nelvi
Institutions
Institut Teknologi Bandung
Abstract
Monitoring dinamika kekeringan dan kebasahan menjadi penting dilakukan mengingat dampak signifikan yang dapat ditimbulkannya pada berbagai aspek. Standardized Precipitation Index (SPI) merupakan indeks yang digunakan untuk menentukan besarnya penyimpangan curah hujan terhadap normalnya dalam suatu periode waktu yang panjang (bulanan, dua bulanan, tiga bulanan dan seterusnya). Nilai curah hujan tiga bulanan pada tahun 2015 akan diproses dengan menggunakan software scopic sehingga didapatkan nilai SPI. Secara umum, berdasarkan hasil yang diperoleh menunjukkan bahwa Padang mengalami kekeringan selama periode tersebut dengan nilai SPI berturut-turut (-1.3,-0.42, -0.72, 0.77, -0.17, 1.3, 0.12,-0.32, -0.55, -1,1). Hasil analisis ini dapat memonitor kejadian kekeringan meteorologis. Informasi kekeringan meteorologis dapat digunakan sebagai indikator tingkat defisit air di suatu wilayah. Selain itu juga dapat dimanfaatkan untuk monitoring kebasahan yaitu kejadian penyimpangan curah hujan diatas normalnya. Kekeringan yang terjadi pada tahun 2015 didukung oleh peristiwa El-Nino yang mengakibatkan sebagian besar wilayah Indonesia mengalami defisit curah hujan.
Keywords
kekeringan dan kebasahan, scopic, SPI, kekeringan meteorologis, El-Nino
Topic
Lain-lain
Corresponding Author
Muhammad Arief wibowo
Institutions
(1) Fakultas Ilmu Teknologi Kebumian, ITB, JalanGanesha 10, Bandung 40132, Indonesia
(2) Fakultas Ilmu Teknologi Kebumian, ITB, JalanGanesha 10, Bandung 40132, Indonesia
(3) Badan Informasi Geospasial, Cibinong, Jawa Barat
Abstract
Upwelling merupakan fenomena naiknya massa air laut ke lapisan permukaan, dari lapisan di bawahnya yang dingin dan kaya unsur hara yang berkontribusi bagi pertumbuhan fitoplankton dan meningkatkan kesuburan perairan. Oleh karena itu upwelling menjadi indikator utama kesuburan suatu perairan dan selalu dikaitkan dengan area ideal penangkapan ikan (fishing ground). Berangkat dari pentingnya informasi upwelling sebagai indikator kesuburan dan konsentrasi ikan di suatu perairan, maka identifikasi upwelling di perairan selatan Selat Makassar sangat diperlukan. Data dua puluh tahun hasil simulasi numerik Selat Makassar dan perairan sekitarnya digunakan untuk menggambarkan karakteristik musiman dan mengidentifikasi upwelling di wilayah penelitian. Simulasi baroklinik 3D mengunakan ROMS Rutgers (Regional Ocean Model System) telah disimulasikan dari tahun 1995 sampai 2014 (Sofian, 2015). Hasil analisa klimatologi menunjukkan adanya upwelling yang dapat diidentifikasi dari penurunan SST sebesar � 2�C dan peningkatan salinitas sebesar � 0.5 Psu dibandingkan seluruh wilayah sekitarnya. Upwelling dimulai pada bulan Juni, mencapai maksimum pada bulan Agustus dan menghilang pada bulan September mengikuti distribusi angin timur selama moonsun tenggara aktif. Angin monsun tenggara menggerakkan sistem arus dari Laut Flores yang bertemu dengan sistem arus dari utara Selat Makassar. Pertemuan kedua sistem arus ini juga membentuk suatu sistem vortisitas yang menyebabkan efek pembelokkan arah arus ke selatan menuju Selat Sape. Kondisi ini menyebabkan pembentukkan transpor Ekman oleh angin monsun tenggara menjadi lebih efektif yang menjadi pembangkit utama upwelling.
Keywords
transpor Ekman, SST, Salinitas Permukaan, Upwelling, Selat Makassar
Topic
Kebumian
Page 2 (data 31 to 60 of 325) | Displayed ini 30 data/page
Featured Events
Embed Logo
If your conference is listed in our system, please put our logo somewhere in your website. Simply copy-paste the HTML code below to your website (ask your web admin):
<a target="_blank" href="https://ifory.id"><img src="https://ifory.id/ifory.png" title="Ifory - Indonesia Conference Directory" width="150" height="" border="0"></a>
Site Stats